Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
6.1 Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat terwujud apabila manajemen
dalam pelaksanaan pengembangannya diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai
dan efisien. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka
8.1 Secara umum tujuan dari kegiatan tersebut yang berbasis masyarakat adalah terciptanya
sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadapkemungkinan
Peran Dasawisma
9.1 Peran serta masyarakat akan diperluas sampai ketingkat keluarga dengan sepuluh keluarga
sebagai satuan untuk pembinaan dalam bidang kesehatan secara swadaya.
Salah seorang dari anggota keluarga persepuluhan untuk dipilih oleh mereka sendiri dan
dijadikan pimpinan dan pembina atau penghubung.
10.1 Tujuan pengamatan dan pemantauan oleh masyarakat, agar tercipta sistem
tersebut secara berkala dan menerima rujukan masalah kesehatan dari para anggota
persepuluh tersebut dalam wilayah kerjanya.
12.1 Salah satu organisasi yang telah ada dan diakui manfaatnya bagi masyarakat, terutama
13.1 Disini yang paling berperan adalah dasawisma, yakni unit terkecil kelompok
PKK yang terdiridari 10 anggota rumah tangga. Dari 10 anggota itu, ada seorang
penanggung jawab untuk memantau kondisi rumah tangga yang lain. Prinsip dasawisma
adalah pengawasan dan pemberdayaan hingga kemasyarakat bawah dan menyentuh unit
masyarakat terkecil, yakni keluarga.
14.1 Peran PKK diharapkan dapat menggugah masyarakat agar termotivasi untuk
selalu dinamis, maumengubah keadaan kepada yang lebih maju lagi. Seperti dalam hal
upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. PKK bukanlah tempat arisan dan pengajian
saja, tetapi merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Kalau arisan dan
pengajian, setiap perkumpulan beberapa orang bisa saja dilakukan. Tapi PKK lebih dari
peran strategis mewujudkan keluarga sejahtera. Untuk itu, di harapkan agar Dasawisma
menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah
17.1 Banyak hal yang dapat dilakukan melalui dasawisma seperti melaksanakan
administrasi, dengan mengupdate data di setiap kepala keluarga, usaha perbaikan gizi
keluarga dan keluarga berencana (KB). Dengan begitu Keberadaan dasawisma akan
pembangunan. Juga mengingatkan semua yang tergabung dalam wadah organisasi PKK
harus lebih mampu untuk berperan di masyarakat, baik sebagai motivator, komunikator,
dinamisator pembangunan dan sebagainya yang mampu menyerap segala aspirasi yang
tumbuh di masyarakat untuk membuktikan manfaat dan keberadaan PKK itu sendiri secara
nyata.
19.1
20.1 10 PROGRAM POKOK PKK
21.1 A. PROGRAM POKJA I
22.1 Pokja I mengelola Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program
Gotong Royong.
23.1 1. Tugas
24.1 a. Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling menghormati
warga tentang Penghayaan dan Pengamalan Pancasila melalui Pembinaan Kesadaran Bela
Negara (PKBN).
26.1 c. Memantapkan Pola Asuh Anak dan Remaja dalam keluarga serta perlindungan
perilaku, budi pekerti, sopan santun di dalam keluarga sesuai budaya bangsa.
45.1 5) Pemahaman dan Ketrampilan Hidup (Life Skill dan Parenting Skill)
46.1 Pemahaman dan ketrampilan hidup adalah upaya menumbuhkan kesadaran orang tua
49.1 Kegiatan Gotong Royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar
sesama keluarga, warga, dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan
kesatuan.
50.1 1) Menumbuhkan kesadaran, kesetiakawanan sosial, bertenggang rasa, dan
kebersamaan serta saling menghormati antar umat beragama.
51.1 2) Memberdayakan LANSIA agar dapat amenjaga kesehatan fisik dan mental,
kebugaran, ketrampilan agar dapat melaksanakan kegiatan secara produktif dan menjadi
Kehidupan Berkoperasi.
56.1 1. Tugas
57.1 Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan dalam keluarga, peningkatan jenis dan
mutu kader, peningkatan pengetahuan TP PKK dan kelompok-kelompok PKK dan
58.1 a. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB)
pentingnya pendidikan anak sejak usia dini (0-6) tahun agar anak tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan usianya.
pendidikan keluarga.
62.1 e. Meningkatkan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K) PKK.
63.1 f. Memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya perbaikan
ekonomi keluarga dan mendorong terbentuknya koperasi yang dikelola oleh PKK.
secara optimal.
72.1 b. Menyusun modul pelatihan BKB dabi TP PKK dan mengadakan pelatihan BKB.
73.1 c. Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK dengan mengadakan pelatihan/
Training of Trainer (TOT).
74.1 d. Menyempurnakan modul-modul pelatihan TPK3PKK, LPPKK dan DAMAS PKK sesuai
yang diintegarsikan dengan BKB ddan Posyandu dengan pereman mitra PAUD bekerjasama
dengan Pokja IV.
76.1 f. Meningkatkan jumlah pengetahuan dan ketrampilan kader dalam mendidik anak
usia dini melalui pelatihan bekerjasama dengan instansi terkait dan HIMPAUDI.
77.1 g. Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup (Life Skill) perempuan maupun laki-
laki sehingga mampu berusaha secara bersama atau mandiri untuk memperkuat
kehidupann diri dan keluarganya.
78.1 h. Mengadakan manitoring dan evaluasi kegiatan Pos APUD di TP PKK Provinsi untuk
84.1
85.1 2) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
86.1 a. Melaksanakan evaluasi UP2K-PKK dan mengadakan lomba UP2K untuk mengetahui
tentang program UP2K-PKK agar TP PKK Provinsi mempunyai tenaga terampil dalam
pengembangan program UP2K-PKK.
88.1 c. Mendata ulang jumlah kelompok-kelompok UP2K-PKK.
89.1 d. Mengatasi cara pemecahan masalah mengenai permodalan untuk kegiatan UP2K-
PKK melalui APBD, Lembaga keuangan Mikro yang ada, baik yang bersifat bank seperti BRI
Unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
bazar baik lokal maupun nasional dan menjalin kemitraan dengan Dekranas/ Dekranasda.
91.1 f. Memotifasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan
pendapatan keluarga.
92.1 g. Mendorong terbentuknya koperasi yang berbadan hukum yang dikelola oleh TP PKK
93.1
94.1 C. PROGRAM POKJA III
95.1 Pokja III mengelola program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah
tangga.
96.1 1. Tugas
100.1 d. Mengusahakan pemanfaatan lahan baik darat maupun air minimal untuk
103.1 g. Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya meringankan beban kerja
104.1 h. Membudayakan Aku Cinta Makanan Indonesia dan Aku Cinta Produk Indonesia
sehingga menumbuhkan rasa bangga.
105.1 i. Mensosialisasikan pola pangan 3B untukkeluarga khususnya bagi balita dan lansia.
106.1
Masalah kesehatan dari Anggota Dasawisma
Beberapa masalah kesehatan yang menjadi jangkauan kerja dari anggota dasawisma
sebagai berikut :
1. Usaha perbaikan gizi keluarga
107.1
108.1
109.1 Referensi
110.1 Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan
Desa Siaga. Depkes. Jakarta.
111.1 Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan
112.1
Tabulin Tabungan Ibu Bersalin adalah uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan
disempan sendiri dirumah, dibank, atau di Bidan yang akan membantu persalinan. Selain berupa
uang, simpanan dapat berbentuk hewan ternak (seperti, sapi dan lain-lain), perhiasan, dan
sebagianya yang ketika waktunya tiba dapat dijual dan hasilnya bisa digunakan baiaya
persalinan.
Tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif karena langsung
menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama
yang ekonominya lemah. Program ini sangat efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena
Melalui Tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat melahirkan tidak
mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana tabungan tersebut. Tabulin
merupakan upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Tabungan ini akan
sangat membantu, terutama pada ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan
karena masalah biaya dapat di atasi. Secara pisikologisibu akan merasa tenang menghadapi
persalinan. Tabulin ini biasanya di koordinasi oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan
yang akan menjamn askes ibu ke pelayanan masyarakat. Perlindungan pembiayaan kesehatan
Tabungan ibu bersalin merupakan bgian dari program yang ada, dimana Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) selaku mitra depkes dan BKKBN turut membina masyarakat untuk sosialisasi
program ini. Selain itu untuk biaya melahirkan, tabulin juga bisa dipakai sebagai biaya
penunjang paska persalinan. Beragam penyuluhan yang menjadi program penting dalam siaga
ini, karena dalam peyuluhan warga selalu diingatkan akan biaya kehamilan akan
3TERLAMBAT, yaitu mengenali tanda bahaya, terlambat sampai RS dan terlambat mendapat
petolongan bidan/dokter juga bahaya 4 TERLALU yaitu terlalu sering, terlalu mudah, terlalu tua,
c) Memotifasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk menyisihkan uang sebagian di tabungan
d) Melalui tabulin ibu hamil di harapkan dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak
2.2.3 Manfaat
1. Sebagai tabungan / simpanan yang di gunakan untuk biaya persalinan atau sesudah
persalinan
Tabungan bersalin (tabulin)sudah di mulai sebelum ada desa siaga bidan di tuntun memberi
penjelsan kepda ibu hamil dan keluarga tentang kegunaan tabulin, meskipun orang yang mampu.
Seharusnya orang yang mampu tersebut dapat memberi contoh kepada yang tidak mampu untuk
menabung. Ibu hamil tang mengikuti tabulin di beri buku yang di bawa setiap pemeriksaan
tabungan ini di bentuk berdasarkan rukun warga (rw) atau posyandu. Jika ada 4 posyandu di
suatu tempat tabungan ada 4 i desa tersebut. Kita juga harus menentukan jumlah tabungan ibu
hamil setiap minggunya dan memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat
tabulin sehinggaibu hamil mempunyai kesadaran melaksanakan tabulin. Banyak sekali hal yang
sebenarnya kelihatan kecil atau sepele, seperti menyiapkan tabungan dan bantuan tetangga yang
dapat mengantarkan pada saat terjadinya persalinan secara tiba-tiba. Hal ini dapat menginspirasi
masyarakat agar masa mendatang, tabulin dapat di sosialisasikan dengan baik di masyarakat.
a) Ibu yang sudah mengetahui kehamilannya, diminta mulai menabung untuk persalinannya.
b) Tabulin merupakan tabungan keluarga, bukan tanggung jawab ibu yang harus menyisihkan
uang untuk persalinannya, tetepai suami juga harus menabung untuk dana persalinan.
Terutama bagi keluarga yang penghasilannya tunggal (suami yang berpenghasilan). Jadi
c) Jika ibu hamil menngalami kesulitan menyampaikan kepada suami, maka anggota SIAGA
(Siap Antar Jaga) lain perlu membicarakannya dengan para suami dalam pertemuan -
d) Waktu perkiraan persalian sudah dapat diketahui sehingga ibu atau keluarga mampu
memperkirakan kapan dana akan digunakan. Jika simpanan tidak berupa uang, ibu dan
keluarga harus bisa memperkirakan kapan simpanan bisa diuangkan, misalnya menjual hasil
e) Tabulin dalam bentuk uang, dapat disimpan dibank, dirumah, atau pada bidan. Tabulin dapat
diisi dengan mencicil. Tabulin yang disimpan pada bidan dapat dititipkan pada saat
pemeriksaan kehamilan. Peran kader disini adalah menyarankan atau memotivasi ibu-ibu
b) Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai kebutuhan kesehatan (promotif, prefentif, kuratif,
rehabilitatif)
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini
adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami
kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen
Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan
perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKl.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja
mobil ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait
sediaan darah lewat program yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya
terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan,
penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon
pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai
dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan
dengan aman dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong
per tahun. Sementara PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta
kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih
minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu
dilakukan penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu mendonorkan
darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur. Donor
darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah berlebihan karena
besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung, liver,
ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis,
walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa donor darah rutin
akan membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan kekentalan
darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan
efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah
rutin mampu membantu mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi
kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan
persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak
akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan
pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb orang dewasa
diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi
pada bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari setengah
minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang
berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si pendonor merasa
pusing, lemas dan mual.
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat
kejadian tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu,
memeriksa tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih
dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis
segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya,
adalah berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru,
hal tersebut pastinya dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka
yang menerima transfusi darah ketimbang si pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan
dalam skrining darah.
Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi
kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur secara tidak langsung
pendonor telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena sebelum
mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel darah merah
harus digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat
dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah akan membantu
menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya. Penelitian
menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Walau
masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga berperan
menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL)
membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan
darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru
yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan
meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang berjalan baik,
membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume
darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desa yang ingin menyukseskan program
Desa Siaga. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melalui
penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya. Kegiatan
donor darah berjalan melibatkan peran serta masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil
dan ibu bersalin. Masyarakat diharapkan dapat membangun sistem jaringan donor darah dalam
suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalam situasi darurat donor secepatnya dapat
diberikan kepada ibu melahirkan.
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan hampir sama dengan pembentukan
dana sehat hanya saja pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palang merah indonesia
( PMI ) untuk menjelaskan masalah donor darah agar masyarakat bertambah pengetahuannya.
Dengan demikian diharapkan dapat terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan donor darah. Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan melibakan seluruh
anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, setiap ibu hamil diharapkan
memiliki lima orang dewasa dalam keluarganya untuk diikutsertakan dalam proses
pemeriksaan kehamilan dan pemberian konseling mengenai segala persiapan kehamilan dan
dalam menghadapi persalinan. Kelima orang tersebut diperiksa golongan darahnya untuk
persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila sewaktu-waktu, seorang ibu
hamil atau ibu bersalain memerlukan donor darah, bidan dapat segera menghubungi anggota
keluarganya yang memiliki golongan darah yang sama. Sistem sederhanai ini diharapkan dapat
memberikan dampak besar terhadap keberhasilan program Desa Siaga terutama untuk
menurunkan angka kematian ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.
4. Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama
warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat
mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah
sama dengan ibu hamil.
5. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan
golongan darahnya.
6. Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-
waktu ibu hamil memerlukan tranfusi.
7. Buat kesepakatan dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia
menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu
bersalin yang membutuhkannya.
8. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang
warganya yang membutuhkan darah.
Ambulans desa adalah suatu alat transportasi milik warga yang secara sukarela
disiagakan untuk membantu pertolongan ibu hamil yang telah tiba masa persalinannya atau
membantu perawatan ibu hamil yang diharuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas yang
lebih memadai dari apa yang ada di tempat ia tinggal. Ambulan desa merupakan salah satu
bentuk semangat gotong royong dan saling peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
Pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perubahan prilaku individu dan keluarga yang dapat
menciptakan iklim yang kondusif terhadap perubahan prilaku tersebut. Semua individu dan
keluarga yang tanggap dan peduli terhadap permasalahan kesehatan dalam hal ini
b) Gerakan bersama atau gotong royong oleh masyarakat dalam upaya mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan. bencana serta kegawat daruratan kesehatan dengan pengendalian faktor
resikonya.
Ambulan desa dikelola oleh masyarakat sendiri baik termasuk toma, toga, dan forum
transportasi serta siap bersiaga dalam jadwal yang ditentukan (setiap harinya) untuk
kesehatan/rujukan.
Pembiayaan ambulan desa bisa berasal dari dana sehat ataupun dari Dasolin (Dana
sosial bersalin) ataupun iuran rutin yang dibuat khusus oleh masyarakat, hal tersebut dapat
dimusywarahkan oleh masyarakat untuk disepakati bersama agar alat transportasi yang
digunakan sebagai ambulan desa dapat berjalan baik dan bertahan lama digunakan dalam
a) Jadwal yang ditentukan adalah hasil musyawarah dari sasaran ambulan desa, tokoh
b) Dengan diadakannya musyawarah desa jadwal dapat diatur secara bergantian baik secara