Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah
rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).Kebanyakan anemia pada anak
adalah anemia kekurangan zat besi atau iron deficiency anemia. Penyebabnya umumnya adalah
pola makan yang kurang tepat. Anemia lainnya adalah anemia karena pendarahan, anemia karena
pabriknya mengalami gangguan (sumsum tulang tidak memproduksi sel-sel darah dengan baik
dan penyebabnya bermacam-macam), bisa juga anemia karena yang bersangkutan menderita
suatu penyakit keganasan seperti kangker, leukemia dll, tapi biasanya dokter akan tahu karena
hati dan limpanya membesar
Anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secara permanen lebih berbahaya dari
kerusakan sel-sel kulit. Sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin dikembalikan
seperti semula. Karena itu, pada masa emas dan kritis perlu mendapat perhatian.
B. Tujuan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu membuat asuhan
keperawatan penyakit anemia pada anak
Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui pengertian anemia
2. Mengetahui etiologi anemia
3. Mengetahui patofisologi anemia
4. Mengetahui manifestasi klinis anemia
5. Mengetahui macam-macam anemia
6. Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak yang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anemia
Bahaya Anemia kini terutama sekali dirasakan pada anak-anak. Dampaknya bagi anak bisa
membahayakan karena dapat mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain,
hingga menyebabkan kematian. Karena itu sangat penting bagi kita untuk tanggap dan penting
mengetahui gejala-gejala Anemia. Secara umum anemia pada anak terjadi akibat infeksi cacing
tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah
rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).
Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya
darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. (Guyton,1997).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun
dibawah normal.(Wong,2003).
Anemia adalah penurunan dibawah normal dadam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin,
atau volume sel darah merah, sistem berbagai jenis penyakit dan kelainan (Dorlan, 1998)
Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu diperlukan
dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolism saraf. Kekurangan
zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi. Besi
juga merupakan sumber energy bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan
kemampuan bekerja terutama pada remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan
maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.
2
a) Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni
berlebih.
b) Obesitas
c) Malabsobsi
d) Kebutuhan zat besi berlebih karena infeksi berulang/kronis
Anak umur 2-5 tahun
a) Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe atau minum susu
berlebihan.
b) Obesitas
c) Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis baik bakteri, virus ataupun parasit).
d) Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel/poliposis dsb).
Anak umur 5 tahun remaja
a) Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(a.l infestasi cacing tambang) dan
b) Menstruasi berlebihan pada remaja puteri
C. Patofosiologi Anemia
Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara
berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat efek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik)
maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
3
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia
Anemia
viskositas darah menurun
resistensi aliran darah perifer
penurunan transport O2 ke jaringan
hipoksia, pucat, lemah
beban jantung meningkat
kerja jantung meningkat
payah jantung
4
D. Klasifikasi Anemia
a) Anemia Aplastik
Penyebab
Agen neoplastik/sitoplastik
Terapi radiasi
Antibiotik tertentu
obat anti konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
Gejala
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat. Morfologis: anemia normositik normokromik
5
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e)Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit,
penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar
yang terinfeksi, pecandu alkohol.
f) Anemia hemolitika
yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Tanda dan Gejala
Lemah, letih, lesu dan lelah
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat
6
Anak terlihat lemah, letih, lesu, hal ini karena oksigen yang dibawa keseluruh tubuh
berkurang karena media trasportnya berkurang (Hb) kurang sehingga tentunya yang
membuat energy berkurang dan dampaknya adalah 3L, lemah, letih dan lesu
Mata berkunang-kunang. Hampir sama prosesnya dengan hal diatas, karena darah yang
membawa oksigen berkurang, aliran darah serta oksigen ke otak berkurang pula dan
berdampak pada indra penglihatan dengan pandangan mata yang berkunang-kunang
Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi
Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka anak bisa menunjukkan tanda-tanda detak
jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.
G. Komplikasi
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-anak kematian mendadak
dapat terjadi karena krisis sekuestrasi dimana terjadi pooling sel darah merah ke RES dan
kompartemen vaskular sehingga hematokrit mendadak menurun. Pada orang dewasa
menurunnya faal paru dan ginjal dapat berlangsung progresif.
Komplikasi lain berupa infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis, serangan-serangan
priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi karena kemampuan ereksi. Kelainan ginjal
berupa nekrosis papilla karena sickling dan infaris menyebabkan hematuria yang sering
berulang-ulang sehingga akhirnya ginjal tidak dapat mengkonsentrasi urine. Kasus-kasus Hb S
trait juga dapat mengalami hematuria. (Noer Sjaifullah H.M, 1999, hal : 536)
7
H. Penatalaksanaan pada penderita Anemia
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1.Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b.Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensidisebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b..Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selamahidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
8
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Usia anak: Fe biasanya pada usia 6-24 bulan
b. Pucat
pasca perdarahan
pada difisiensi zat besi
anemia hemolistik
anemia aplastik
c. Mudah lelah
Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
d. Pusing kepala
Pasokan atau aliran darah keotak berkurang
e. Napas pendek
Rendahnya kadar Hb
f. Nadi cepat
Kompensasi dari refleks cardiovascular
g. Eliminasi urine dan kadang-kadang terjadi penurunan produksi urine
Penurunan aliran darah keginjal sehingga hormaon renin angiotensin aktif untuk menahan
garam dan air sebagai kompensasi untuk memperbaiki perpusi dengan manefestasi
penurunan produksi urine
h. Gangguan pada sisten saraf
Anemia difisiensi B 12
i. Gangguan cerna
Pada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut, mual, muntah dan penurunan nafsu
makan
j. Pika
Suatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat yang tidak bergizi, Anak yang
memakan sesuatu apa saja yang merupakan bukan makanan seharusnya (PIKA
k. Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)
9
l. Suhu tubuh meningkat
Karena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemik
m. Pola makan
n. Pemeriksaan penunjang
- Hb
- Eritrosit
- Hematokrit
o. Program terafi, perinsipnya :
- Tergantung berat ringannya anemia
- Tidak selalu berupa transfusi darah
- Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejala
III. INTERVENSI
Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan dioksigenasi jaringan (HB rendah)
Tujuan : Tidak merasakan nyeri,
Tindakan keperawatan
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat mempermudah dalam menentukan
intervensi selanjutnya.
2. Anjurkan klien teknik nafas dalam
Rasional : Dengan menarik nafas dalam memungkinkan sirkulasi O2 ke jaringan
terpenuhi.
3. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Rasional : Mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang.
4. Kolaborasi pemberian penambah darah
10
Rasional : Membantu klien dalam menaikkan tekanan darah dan proses penyembuhan.
11
5. .Berikan lingkungan tenang
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan regangan jantung dan paru..
V . EVALUASI
Evaluasi adalah pengukuran dari keberhasilan rencana perawatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam menggunakan proses
perawatan.
Hasil evaluasi yang diharapkan / kriteria : evaluasi pada klien dengan anemia sel sabit adalah
sebagai berikut :
1. Mengatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu dengan
kriteria
2. Menunjukkan teknik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
3. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan dengan kriteria :
12
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah
(Ngastia,2005:359).Anemia disebabkan karena hemolisis (eritrosit mudah rusak), Perdarahan,
Penekanan sumsum tulang (misalnya, kanker), Defisiensi nutrisi (anemia gizi), termasuk
kekurangan zat besi, asam folat,vitamin C. Jenis anemia adalah anemia pascaperdarahan, anemia
aplastik, anemia megaloblastik, anemia, anemia defisiensi zat besi. Penanganan yang dilakukan
orang tua terhadap anak yang menderita anemia adalah memberikan makanan yang banyak
mengandung sumber zat besi, antara lain daging legum, kacang, gandum, sereal bayi yang
diperkaya dengan besi dan sereal kering. Sementara itu pada anak-anak yang menderita anemia
berat, orang tua harus segera membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
medis selanjutnya.
Saran
Dengan memiliki pengetahuan mengenai konsep anemia diharapkan orang tua dapat
memberikan makanan yang banyak mengandung sumber zat besi pada anak antara lain daging
legum, kacang, gandum, sereal bayi yang diperkaya dengan besi dan sereal kering untuk
mencukupi kebutuhan zat besi anak.
Diharapkan tenaga kesehatan terutama perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
profesional pada anak yang menderita anemia sehingga kasus anemia berkurang pada anak-anak
13
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005
Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006
14