Vous êtes sur la page 1sur 3

Arahan dan Kebijakan

Pemanfaatan Kawasan Pesisir


Oleh:
ANDI BASO DG MASARO
633414059

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
2017
Arahan Kebijakan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir

Untuk mengarahkan kebijakan pengelolaan pesisir menurut Tahir dkk, (2009), perlu

dilakukan analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (KeKePAn atau

SWOT= Strength, Weakness, Opportunity, Threat), yaitu analisis alternatif yang

digunakan untuk mengindentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk

memformulasikan suatu kebijakan. Analisis SWOT merupakan pemilihan hubungan

atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-

unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman. Kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir

yang disusun, hendaknya didasari atau mempertimbangkan empat aspek :

1. Teknis

2. Ekologis

3. Sosial Ekonomi budaya

4. Sosial politik Hukum dan kelembagaan

Dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu aspek teknis-ekologis, sosial-ekonomi-

budaya, sosial politik, dan hukum dan kelembagaan. Suatu kebijakan yang baik

hendaknya disusun melalui penelaahan tentang kondisi dan kenyataan di lapangan,

untuk menggali unsurunsur kekuatan, kelemahan dan peluang serta ancaman yang ada.

Selain itu, perlu pula mencermati unsur-unsur tersebut yang mungkin atau diperkirakan

akan muncul di kemudian hari. Dengan demikian, kebijakan yang diformulasikan

bersifat antisipatif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan

berjalannya waktu. Sementara itu, dilihat dari sisi ancaman, konflik antar kegiatan

pembangunan ataupun antar daerah juga perlu dicermati dari aspek teknis ekologis.

Berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antar berbagai peruntukan, terlihat bahwa
sebagian besar lahan memiliki tingkat kesesuaian yang sama bagi beberapa peruntukan.

Hal itu berarti, diperlukan alokasi ruang yang proporsional bagi setiap peruntukan

sehingga tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan ruang. Demikian juga halnya dengan

kemungkinan munculnya konflik antar daerah, dimana secara ekologis wilayah pesisir

perbedaan orientasi pengembangan wilayah dapat mengancam upaya pengelolaan

pesisir secara berkelanjutan.

Vous aimerez peut-être aussi