Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmhg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuluh darah, dan makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya.
( sylvia A. Price).
Hipertensi adalah sebagai tekanan persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada manula, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.(KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH EDISI 8 VOL. 2)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dengan tekanan
sistolik yang lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dasri 90 mmHg. (mansjoer, 1999)
Klasifikasi hipertensi
Berdasarkan tipenya:
o hipertensi sistolik: tekanan sistolik >140 mmHg
o hipertensi diastolik: tekanan diastolik > 90 mmHg
dibedakan menjadi:
- ringan : TD diastolik 90-104 mmHg
- sedang: TD diastolik 105-114 mmHg
- berat : TD diastolik >115mmHg
Berdasarkan derajat keparahannya:
o HT maligna : peningkatan TD ekstrim disertai dengan papil edema
o HT benigna : HT tanpa komplikasi yang berlangsung lama.
B. ETIOLOGI
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Hipertensi primer atau esensial (95 % kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak
diketahui. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf
sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na+ Ca intraseluler. Faktor- faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder (5 % kasus hipertensi) yang dapat disebabkan oleh penyakit
ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll.
Faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya Hipertensi adalah:
- Keturunan
- Usia
- Berat Badan
- Konsumsi Garam
- Ras
- Pola makan dan gaya hidup
- Aktivitas olahraga

C. PATOFISIOLOGI
(brunner & suddarth, 2002)
1. Hipertensi primer
System saraf merangsang
Pelepasan Vasokontriksi
simpatis norepineprin pemb. Darah

Dirangsang o/
emosi Merangsang Penurunan
kelenjar adrenal darah ke ginjal

Pelepasan renin

Angiotensinogen I

Angiotensinogen II

Merangsang aldosteron
pada korteks adrenal

2. Hipertensi pada manula (brunner & suddarth, 2002)


Peningkatan vol. intra TD MENINGKAT
vaskuler
Perubahan structural
pemb. Darah

Vasokontriksi
Pelepasan
pemb.
norepineprin
Darah
Aorta dan arteri besar
bekurang kemampuannya
dalam akomodasi vol. Darah
yang dipompa o/ jantung

Penurunan curah jantung &


peningkatan tahanan periver

TD MENINGKAT

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(brunner & suddarth, 2002)
1. urinalisa
2. darah lengkap
3. kimia darah
4. Na+
5. Kreatinin
6. Gula darah puasa
7. Kolesterol total
8. EKG
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
(brunner & suddarth, 2002)
Pada HT primer ditujukan langsung u/ menurunkan TD, pada HT skunder
ditujukan pada penyebabnya.
1. nonfarmakologik : menurunkan BB, diet modifikasi, hindari stress, berhenti merokok,
olah raga.
2. Farmakologis :
- diuretik (tiazid, furosemide)
- Vasodilatator (hidralazine)
- Adrenergik inhibitor ogents (propanol, timonol)
- Aceinhibitor (captopril)
- Calsium antagonis (nifidipine, diltiazen)

F. ASUHAN KEPERAWATAN (Doenges, ME. 1999)


1. Pengkajian
*. Anamnesis
-. Nyeri
-. Pola aktivitas
-. Eliminasi
-. pernapasan
*. Pengkajian fisik
a. aktivitas/ istirahat
gejala: lemah, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
tanda: -. frekwensi jantung meningkat
-. perubahan irama jantung
-. takipnea
b. sirkulasi
gejala: riwayat HT, arterosklerosis, penyakit jantung koroner/katub,
penyakit cerebrovaskuler
tanda: -. kenaikan TD
-. distensi vena jugularis, taki kardia
-. ekstermitas: perubahan warna kulit, kulit pucat, sianosis,
diforesis
c. eliminasi
gejala: gangguan ginjal saat ini/ yang lalu (spt infeksi
obstruksi) atau riwayat ginjal masa lalu
d. nutrisi dan cairan
gejala: -. makanan yang disukai (tinggi garam, lemak,
olesterol, gula-gula yang berwarna hitam, tinggi kalori)
-. Mual & muntah
-. Perubahan BB (meningkat / turun)
-. Riwayat gangguan deuretik
Tanda: -. BB normal / obesitas
-. Adanya edema, distensi vena jugularis
-. Glukosria (hampir 10 % pasien HT adalah
diabetik)
e. neurosensori
gejala: -. Keluhan/ pening pusing
-. Sakit kepala suboksipitalis (saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam)
-. Kelemahan pada satu sisi tubuh
-. Gangguan pengelihtan (diplopia, pengelihatan kabur)
-. Epitaksis
Tanda: -. Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola atau
isis bicara, proses pikir, memori (ingatan),
-. Respon motorik : penurunan kekuatan gengaman tangan
atau reflek tendon dalam,
-. Perubahan retinal optik : perubahan sklerorik
(edema/papil edema, eksudat dan hemoragik),
f. nyeri
gejala: -. angina (penyakit arteri koroner atau terlibatan jantung)
-. Nyeri hilang timbul pada tungkai
-. Sakit kepala oksipital
-. Nyeri abdomen
g. pernapasan
gejala: -. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/ kerja
-. Tachipnea, ortopnea, dispnea nokturnal
-. Batuk dengan/ tanpa sputum
-. Riwayat merokok
Tanda: -. Distress respirasi/ penggunaan otot aksesori pernapasan
-. Bunyi napas tambahan
-. sianosis
h. keamanan
gejala: -. gagguan koordinasi atau cara bejalan
-. Hipotensi postural
i. penyuluhan
gejala: -. Faktor-faktor resiko keluarga: HT, areteri sklerosisi, penyakit
jantung, DM, penyakit cerebrovaskuler, penyakit ginjal
-. Penggunaan obat hormonal, penggunaan obat-obatan, dan
alkohol.
2. Diagnosa keperawatan (Doenges, ME. 1999)
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan after
load, vasokontriksi
b. intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik, ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2
c. nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan vaskuler cerebral
d. koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak efektif
e. kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d informasi yang tidak ade kuat
3. Intrvensi dan rasional
a. resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan after
load, vasokontriksi
Intervensi rasional
1.1 pantau TTV terutama TD 1.1 untuk mengklasifikasikan HT
1.2 auskultasi tonus jantung & bunyi 1.2 S4 : adanya hipertropi atrium
napas S3 : hipertrovi ventrikel
Krakles: mengidikasikan kongesti
paru terhadap terjadinya kongesti
jantung
1.3 amati warna kulit, kelembaban, 1.3 menandakan vasokontriks dan
suhu, dan masa pengisian kapiler dekompensasi jantung
1.4 catat edema 1.4 emng identifikasi gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskuler
1.5 berikan lingkungan yang tenang 1.5 menurunkan rangsangan simpatis,
meningkatkan relaksasi
1.6 anjurkan teknik relaksasi 1.6 menurunkan stress dan membuat
efek tenang sehingga menurunkan
TD
1.7 berikan obat sesuai indikasi 1.7 menurunkan nyeri dan TD
1.8 pembatasan cairan dan diit Na+ 1.8 nenangani retensi cairan sehingga
sesuai indikasi menuunkan TD

b. intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik, ketidak seimbangan antara suplai


dan kebutuhan O2
intervensi rasional
2.1 kaji kemampuan klien untuk 2.1 mempengaruhi pilihan
melakukan tugas normal, catat laporan intervensi/bantuan
kelelahan, keletihan, dan kesulitan
2.2 kaji kekuatan otot 2.2 indikator pemberian bantuan
kebutuhan
2.3 awasi TTV selama aktivitas 2.3 manivestasi kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah O2 adekuat ke
jaringan
2.4 berikan lingkungan tenang 2.4 meningkatkan istirahat

c. nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan vaskuler cerebral


intervensi rasional
3.1 mempertahankan tirah baring 3.1 menimalkan stimulus dan
selama fase akut menigkatkan relaksasi
3.2 hilangkan/ minimalkan aktivitas 3.2 aktivitas vasokontriksi
vasokontriksi (batuk, mngejan, menyebabkan sakit kepala.
membungkuk)
3.3 berikan obat sesuai indikasi 3.3 mengurangi nyeri dan head tension

d. koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak efektif


intervensi rasional
4.1 kaji kefekifan koping 4.1 mengetahui mekanisme adaptif
untuk mengubahpola hidup seseorang
4.2 bantu klien untuk mengidentifikasi 4.2pengenalan terhadap stressor ada;ah
stressor spesifik dan strategi untuk langkah pertama dalam mengubah
mengatasinya respon seseorang terhadap stressor
4.3 beri dorongan emosional/ tujuan 4.3 memperbaiki keterampilan koping
hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler AC.,(1999),RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN EDISI 3,Ahli Bahasa: I Made Kariasa, S.Kp.; Ni Made Sumarwati, S.Kp.,
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran;

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R. Wardhani, WI., Setiowulan, W.,(1999),KAPITA


SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA JILID SATU, Jakarta:FKUI;

Prof.dr. Tjokronegoro,A., Ph.D., dr.Utama,H.,(1996),BUKU AJAR ILMU PENYAKIT


DALAM JILID I EDISI 3, Jakarta: FKUI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W DENGAN
KASUS HIPERTENSI DI RUANG HCU
RSAD. DR.R. ISMOYO

No. Register : 104-46-35


Ruangan/RS : HCU/RSAD.DR.R.ISMOYO
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal : 29 mei 2017

I. BIODATA
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. W
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 67 tahun
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
6. Pendidikan : SLTA
7. Pekerjaan : IRT
8. Alamat : Jl. R. Suprapto
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. L
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Hubungan dengan klien : Anak Kandung
5. Alamat :Andounohu
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan pusing seperti berputar-putar sejak kemarin sore
B. Riwayat Keluhan Utama
1. Mulai timbulnya keluhan : sejak kemarin sore
2. Sifat keluhan : Terus menerus
3. Keluhan lain yang menyertai : klien mengatakan tegang pada leher, sakit kepala
seperti tertimpa benda berat, susah tidur
4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan : dengan meminum obat

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Klien mengatakan pernah menderita penyakit yang sama
B. Klien mengatakan pernah di rawat di RS ini sebelumnya
C. Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, kopi,dll
IV. RIWAYAT KELUARGA/GENOGRAM
- Klien mengatakan adariwayat penyakit keturunan dalam keluarganya yaitu hipertensi
dan DM, yang merupakan penyakit keturunan dari ibu klien.
Ayah Ibu

G1

G2
G3

? ? ?

67
Keterangan :

= laki-laki = meninggal

= perempuan = garis keturunan

= hubungan/garis pernikahan = klien


Keterangan :
G1 :
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda- Tanda Vital
1. Tekanan darah :160/100 mmHg
2. Pernapasan : 22x/menit
3. Nadi : 78x/menit
4. Suhu : 360C
B. Kepala dan leher
1. Kepala : klien mengatakan sakit kepala dan pusing
2. Penglihatan : tidak menggunakan kaca mata, penglihatan sedikit kabur,
Tidak ada nyeri tekan, kongjungtiva sedikit pucat, tidak pernah
riwayat operasi mata.
3. Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran,tidak ada pengeluaran cairan
Tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung : fungsi penciuman baik, tidak ada nyeri tekan pada sinus
5. Tenggorokkan dan mulut : mukosa bibir lembab, tidak memakai gigi
palsu, tidak ada gangguan bicara, tidak ada gangguan menelan
6. Pembesaran kelenjar leher : tidak ada pebesaran kelenjar tiroid
C. Pernapasan
1. Inspeksi : bentuk dada barrel chest, dada simetris, pola napas teratur,
Tidak nampak retraksi dada
2. Palpasi : vocal premitus normal, tidak teraba massa dan nyeri tekan
3. Perkusi : tidak ada cairan dan massa
4. Auskultasi : inspirasi dan ekspirasi normal, tidak ada suara nafas
tambahan.
D. Pencernaan
1. Inspeksi : turgor kulit tidak baik/jelek, mukosa bibir lembab, tidak ada
Peradangan di rongga mulut, warna abdomen sawo matang,
peristaltik usus tidak nampak, tidak ada hemoroid.
2. Auskultasi : bunyi peristaltik usus 3x/menit, tidak terdapat bunyi vaskuler
3. Perkusi
4. Palpasi : tonus otot skala 4, tidak ada massa dan nyeri tekan
E. Cardiovaskuler
1. Inspeksi : kesadaran Composmentis, bentuk dada simetris, bibir tidak
Pucat, kuku tidak sianosis, tangan dan kaki tidak edema.
2. Palpasi : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid,
Kelenjar limfe tidak bengkak.
3. Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
4. Auskultasi : S1 S2 murni, tidak ada murmur, bising (-)
F. Reproduksi
1. Wanita : tidak ada keluhan
G. Persyarafan
tidak terjadi kejang, tidak ada kelumpuhan, koordinasi gerak normal.
H. Muskuloskeletal
Tidak ada nyeri otot, ada kelainan yaitu tulang belakang lordosis
I. Kulit
Tidak ada lesi, warna sawo matang.

VI. DIAGNOSTIK TEST


No. Kimia Darah Hasil Normal Unit
1. WBC 10,6 3,5 10,0 103/mm3
HCT 33,0 35,0 50,0 %
2.
MCHC 35,7 31,5 35,0 g/dl
3. LYM 3,6 1,2 3,2 103/mm3
Glukosa Darah 210 <140 Mg/dl
4.
Asam Urat 3,0 2,4 5,7 Mg/dl
5. Kolesterol 115 <2000 Mg/dl
6.
7.

VII. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI


A. Nutrisi
1. Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari, nafsu makan baik. Banyak
minum dalam sehari 6-7 gelas. BB = 68 kg. TB = 155
2. Setelah sakit : klien mengatakan makan 3x sehari, nafsu makan baik. Banyak
minum dalam sehari 5-6gelas.
B. Eliminasi
1. Sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi tinja padat
dan BAK 3-4 x/hari.
2. Setelah sakit : klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi tinja lunak
serta BAK >3 kali sehari
C. Istirahat dan Tidur
1. Sebelum sakit : tidur malam jam 21.30 wita bangun jam 05.30
Tidur siang tidak menentu
2. Setelah sakit : tidur malam tidak menentu biasa jam 11, tidur siang tidak
menentu
D. Personal Hygiene
1. Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x sehari
2. Setelah sakit : klien mengatakan mandi 1x sehari dibantu keluarganya
E. Pola Aktivitas
1. Sebelum sakit : klien mengatakan bisa berjalan dengan baik
2. Setelah sakit : klien mengatakan aktivitas di bantu oleh keluarganya
F. Istirahat dan Tidur
KLASIFIKASI DATA

A. DATA SUBJEKTIF
1. Klien mengatakan pusing seperti berputar-putar
2. Klien mengatakan tegang pada leher bagian belakang
3. Klien mengatakan sakit kepala seperti tertimpa benda berat
4. Klien mengatakan susah tidur
B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran Composmentis
2. Klien nampak gelisah
3. Skala nyeri 4
4. TTV : TD : 160/100 mmhg ,`Nadi : 78x/menit, Pernapasan : 22x/menit, suhu : 360C

Vous aimerez peut-être aussi