Vous êtes sur la page 1sur 28

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM

DI RUANGAN NIVAS
R.S AL-FATAH AMBON

DI S U S U N

Oleh :
Nama : ALMA YATI KASONGAT

NIM : P07124010005

Tingkat : IIIa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU

JURUSAN KEBIDANAN

2013
LEMBARAN PENGESAHAN

Mengetahui :

Pembimbing Praktek Pembimbing Institusi

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sumber dari
segala ilmu pengetahuan yang telah melimpahkan berkat, rahmat serta akal budi, hikmat dan
kebijaksanaan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun di dalam laporan ini disusun berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ibu Nifas di
RUMAH SAKIT AL-FATAH AMBON

Disadari sungguh bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Untuk itu, segala bentuk kritik, saran
dan masukan yamg sifatnya membangun dari pembimbing lahan, maupun pembimbing institusi
yang menaruh perhatian terhadap penulisan ini sangat diharapkan demi penyempurnaanlaporan
ini kedepan.

Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya, dalam penyelesaian laporan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, Juni 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .

B.Tujuan Penulisan .

C.Rumusan Masalah .

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Teori Masa Nifas .
B. Konsep Dasar Manejemen Varney ..

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Penerapan Manejemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal


di Rumah Al-Fatah Ambon

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .
B. Saran .

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu (Syaifudin
2002).

nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi
seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sedia kala dalam waktu 3 bulan.Dapat
disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa peralihan alat-alat kandungan setelah melahirkan
yang berangsur kira-kira 6 minggu dan kembali seperti keadaan sebelum ada kehamilan
memerlukan waktu selama 3 bulan (Prawirohardjo, 1991).

B.Tujuan

Tujuan umum :

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku pada
Ny S. dengan post partum normal di RS AL-FATAH Ambon, dengan menggunakan
pendekatan manajemen Varney dan pendokumentasian secara SOAP.

Tujuan khusus :

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebidanan pada Ny. N dengan post


partum normal di RS.AL-FATAH Ambon tahun 2013.
b. Mahasiswa mampu menentukan interpretasi data untuk melakukan diagnosa
masalah serta kebutuhan pada Ny. N dengan post partus normal.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. N
dengan post partum normal.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. N
dengan post partum normal.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan ini adalah Bagaimana
Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Normal di RS Al-fatah
Ambon?
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KONSEP TEORI MASA NIFAS

1. PENGERTIAN

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Abdul Bari.S,dkk 2002)

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal.(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak


perubahan, baik secara fisik maupu psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka
tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis. (Saleha,2009)

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas,
seperti sepsispuerperalis . Jika ditinjau dari penyebab kematian terbanyak para ibu,
infeksi merupakanpenyebab kematian terbanyak nomor duaa setelah perdarahan
sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi
pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan
bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan
maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan mort alitas bayi pun
akan meningkat .(Sulistyawati 2009)

2. Perubahan-perubahan fisik masa nifas


a) Infolusio
Adalah proses kembalinya alat alat kandungan dan jalan lahir setelah persalinan sehingga
mencapai keadaan sebelum hamil Proses ini terjadi :
1) Autolisis
Penghancuran sel sel dalam otot uterus karena hyperplasia dan hypertropi selama
kehamilan ( dibantu hormone dan enzim )
2) Aktifitas otot otot
Adanya kontraksi dan retraksi otot otot setelah partus untuk menjepit pembuluh darah
akibat lepasnya plasenta.Mengeluarkan isi uterus yang tidaberguna. Uterus menjadi kecil.
3) Ischemia / local anemia
Terjadinya kekurangan darah pada uterus karena uterus yang mengecil setelah partus
Tinggi Fundus Uteri sesudah persalian
Hari ke 2 : TFU 1 jari bawah pusat
Hari ke 5 : TFU pusat Shympisis
Hari ke 10 : TFU tidak teraba dari luar
b) Lochia
Lochia adalah caairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas
Macam macam lochia :
1) Lochia rubra
Keluar dari hari 1 3
Warna merah, berisi darah, lepasan desidua, sisa charion, rambut rambut lanugo ,
vernik casiosa kemungkinan mekonium, berbau amis tapi tidak berbau busuk.
2) Lochia serosa
Keluar dari hari ke 4 9 , warna merah pucat kecoklatan, berisi banyak serum leukosit
dan selaput lender, jumlah lebih sedikit dari lochia rubra.
3) Lochia alba
Keluar dari hari ke 10 15 atau lebih
Warna putih kekuningan, berisi selaput lender dan leukosit.
Lochia rubra bisa keluar lebih lama diduga :
Tertinggalnya selaput plasenta atau selapu janin, adanya infeksi, mungkin pada ibu yang
tidak menetek sehinggakurangnya kontraksi uterus

c) Lactasi
Adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI pada ibu post patum
Laktasi dimulai sejak usia kehamilan ke 6 minggu oleh pengaruh hormone prolaktin
dihambat oleh hormone estrogen + progesterone yang dibentuk plasenta waktu hamil
hormone prolaktin menurun sehingga ASI yang dibentuk hanya dalam jumlah sedikit.
Setelah partus plasenta tidak membentuk hormone estrogen dan hormone progesterone
sehingga hormone prolaktin meningkat untuk membentuk ASI.
Pembentukan ASI :
Hari ke 3 : 200 cc
Hari ke 4 : 300 cc
Hari ke 5 : 450 cc
Hari ke 6 : 500 cc
Hari ke 7 : 750 cc
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI selama masa nifas :
1) Gizi
2) Kejiwaan
3) Mastitis : ca buah dada dll
4) Anatomi buah dada

d) Perubahan Cardiovaskuler :
1) Tekanan Darah
2) Berkeringan dan mengggigil
3) Komponen darah

e) Perubahan Sistem Urinaria :

1) Biasanya akan mengalami ketidakmampuan BAK dalam 2 hari setelah partus .


2) Timbunan cairan dalam jaringan selama hamil dikeluarkan melalui dieresis, biasanya
dimulai 12 jam setelah partus akibatnya kehilangan berat badan 2,5 kg minggu I post
partum
3) Hematuri ( minggu I post partum ) adanya trauma pada kandung kemih waktu partus,
terjadi infeksi saluran kencing
4) Acetonuri terjadi karena dehidrasi setelah partus lama
5) Aliran darah ke ginjal, GFR dan ureter akan kembali ke keadaan semula dalam waktu
satu bulan

f) Perubahan Pada Endokrin

1) Hormon estrogen dan progesterone menurun dengan cepat


2) Hormon prolaktin meningkat pada ibu meneteki karena isapan bayi
3) Hormon estrogen pada ibu tidak meneteki meningkat secara bertahap
4) Pada ibu meneteki menstruasi pada minggu ke 6 post partum
5) Pada ibu yang tidak meneteki pada minggu ke 12 post partum

g) Perubahan Buah Dada :


Produksi ASI pada hari ketiga post partum dihasilkan oleh sel sel acini di alveoli atas
pengaruh hormone prolaktin

h) Perubahan Gastro Intestinal


Defikasi secara normal terjadi lambat ( 1 minggu ), mobilitas usus menurun. Pemberian
hukna pada kala I dan penurunan kekenyalan otot abdomen. Predisposisi terjadinya
konstipasi

i) Perubahan Musculoskeletal
Masa post partum, dinding perut sering lembek dan kendor akibatnya hilangnya
kekenyalan otot karena selama hamil otot abdomen terenggang
j) Perubahan - perubahan lainnya :

1) Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan


dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum
hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah
pusat, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti
semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis
putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan
selama hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat
membantu mengencangkan kembali otot perut.

2) Servik, vulva dan vagina

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang
memerlukan penjahitan, namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung
elastis tidak atau seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding
sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi
(tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).

3) Darah nifas (Lochea)

Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,
berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah
menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di
akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah
satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim

4) Payudara

Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI
belum keluar) dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke
2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning
keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena
dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.

5) Sistem perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir
nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi
saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut
dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi
rahim yang berakibat terjadi perdarahan.

6) Sistem pencernaan

Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya
fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar).
Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan
karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan
sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan
senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein ini.

7) Peredaran darah

Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping
darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah
darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.

8) Penurunan berat badan

Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari
bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing
sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu
kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih
berat daripada sebelumnya.

9) Suhu badan

Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan
sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.

3. Perubahan psikis masa nifas

Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian
keluarga, kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga.
Perubahan ini memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal
sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan

4. Penatalaksanaan masa nifas secara normal


a. Luka episiotomy dijahit dengan baik dan steril
b. Perhatikan kebersihan pakaian dalam dan pembalut
c. 1 jam I post partum, awasi perdarahan, Hpp . berikan uterustonika
d. Fasilitasi bounding and attachment
e. Istirahat cukup kra kira 6 jam mobilitasi bertahap miring kri miring kanan
f. Diet TKTP, banyal cairan cukup buah buahan
g. BAB harus ada ada dlm 3 hari post partum
h. After Pains, berika anak sedative
i. Berikan bantuan saat menyusui
j. Penyuluhan keuntungan menyusui bagi ibu dan anak
k. Anjurkan ibu untuk :
1) Perawatan tali pusat, cara memandingkan bayi dan mengenakan pakaian,
membersihkan mata hidung mulut
2) Perawatan buah dada, perawatan perenium, Makanan ibu meneteki dl
3) Follow up sesudah 6 minggu post partum
4) Perawatan payudara.
5) Perawatan vulva seperti vulva hygiene.
6) Cara untuk merawat perineum adalah :
(a) Gunakan pembalut bersih minimal 4-6 jam, pakai dengan baik agar tidak bergeser
(b) Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran
kuman dari dubur
(c) Percikkan air hangat ke daerah perineum setiap setelah BAK dan BAB kemudian
keringkan dengan lap yang halus
(d) Jauhkan tangan dari daerah perineum hingga benar-benar sembuh

5. Pengawasan ibu nifas :


a. pemeriksaan plasenta, agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
b. Pengawasan tinggi fundus uteri.
c. Pengawasan perdarahan dari vagina.
d. Pengawasan konsistensi rahim
e. Pengawasan keadaan umum ibu.
6. Tanda bahaya masa nifas
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa nifas)
karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda
bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda-
tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :
a. Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
e. Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
f. Pembengkakan di wajah atau tangan.
g. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
h. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
j. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
k. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
l. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

7. Komplikasi masa nifas

Komplikasi masa nifas dapat meliputi :


a. Perdarahan masa nifas
Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan dengan
jumlah lebih dari 500ml setelah bayi lahir. Ada 2 jenis menurut waktunya, yaitu
perdarahan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan perdarahan nifas. Penyebab
tersering adalah atonia uteri yakni otot rahim tidak berkontraksi sebagaimana mestinya
segera setelah bayi lahir. Normalnya setelah bayi dan plasenta lahir otot-otot rahim akan
berkontraksi sehingga pembuluh darah akan menutup dan perdarahan akan berhenti.
Namun, terjadi atonia uteri, rahim tidak berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh
darah tetap terbuka.Dengan demikian terjadilah perdarahan postpartum.

b. Infeksi
Infeksi masa nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan masa nifas.
Infeksi masa nifas meliputi :
Endometritis :jenis infeksi yang paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium
biasanya pada bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikutsertakan
seluruh endometrium.
Eritonitis : infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus
langsung mencapai peritoneum sehingga menyebabkan peritonitis.

c. Bendungan ASI
Bendungan ASI merupakan pembendungan ASI karena penyempitan duktus
laktiferi/kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
putting susu.

B. KONSEP DASAR MANEJEMEN VARNEY


1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu
metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan
kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
2. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu
postpartum dengan memperhatikan kondisi ibu selama masa postpartum.
3. Langkah-langkah
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen
Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan
proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut
secara sistematis dan siklik :

Langkah I : Pengumpulan data dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini
harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
1) Biodata yang mencakup identitas pasien
(a) Nama, jelas dan lengkap
(b)Umur, dicatat dalam tahun
(c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa
(d)Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari hari
(f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh
pada tingkat gizi pasien
(g)Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(h)No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien

2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
perenium.

3) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang
diderita
(b)Riwayat kesehatan sekarang
Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
(c) Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan pasien dan bayinya.
4) Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah.

5) Riwayat Obstetrik
(a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil,
apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu
(b) Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin
anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan.

6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak,
jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana
KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.

7) Kehidupan sosial budaya


Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang
akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya
kebiasaan makan ).

8) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.

9) Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang
perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas.

10) Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari


(a) Nutrisi
Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan
pantangan
(b) Eliminasi
Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau,
warna, konsistensi
(c) Istirahat
Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
(d) Personal hygiene
Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
(e) Aktivitas
Pola aktivitas pasien sehari hari
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data
untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk
dalam komponen pengkajian data objektif adalah :

1) Tanda tanda vital


Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya Temperatur/suhu, Nadi dan pernapasan, Tekanan Darah.

2) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada
pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
(b) Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada
diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas
ketinggian fundal saat masa post partus segera )
(c) Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
(d) Keadaan genitalia ( Normal :

- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir
butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah
terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema, reflex patella

Langkah II : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi
oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan

Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas Data dasar
meliputi :
1) Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus
atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2) Data Objektif
Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran
pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
b. Masalah
Permasalahn yang munculberdasarkan pernyataan pasien.
Data dasar meliputi : Data subjektif data yang didapat dari hasil anamneses pasien
dan data objektif data yang didapat dari hasil pemeriksaan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan


penanganan segera
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada
kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin
dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman.

Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diindentifikasi atau diantisipasi.
Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah
ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan
pasien sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum
melaksanaknnya.adapun hal hal yang perlu dilakukan yaiyu meliputi :
1. Observasi : keadaan umu pasien, kesadaran, tanda tanda vital, TFU, kontraksi uterus,
anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
2. Kebersihan Diri
a. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
b. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
3. Istirahat
a. Cukup istirahat
b. Beri pengertian manfaat istirahat
c. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari hari
4. Gizi
a.Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
b.Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
c.Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari )
d.Minum vitamin A
5. Perawatan payudara
a. Jaga kebersihan payudara
b. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
6. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
7. Keluarga Berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman.
Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota
tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4) TFU, kontraksi uterus
5) Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh
menghambat proses involusi uterus
6) Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran
lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2) Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1) Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2) Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan
produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat
menyebabkan perdarahan
3) Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari hari
d. Gizi
1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu
makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
2) Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
3) Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
4) Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara.
1) Jaga kebersihan payudara
2) Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan

f. Hubungan Seksual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati
sesuai dengan keinginan

Langkah VII : Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum
efektif.
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENERAPAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DI RS AL-FATAH AMBON

Nomor Register :

Tanggal Pengkajian : 31 05 2013

Diterima Pukul :10.30 WIT

Oleh : Bidan + Mahasiswa

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS KLIEN
Nama Ibu : Ny.N Nama Suami : Tn. E
Umur : 30 tahun Umur : 32 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Kebangsaan : Ambon / Indonesia Kebangsaan : Ambon / Indonesia
Agama : Islam Agama : islam
Alamat : Kate-Kate Alamat : Kate-Kate
No.Tlp/HP : - No. Tlp/Hp :

2.Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasakan sakit pada daerah kemaluan


( jalan lahir / perenium )
Riwayat Keluhan Utama : Sakit pada daerah kemaluan ( perenium ) dirasakan
sejak selesai melahirkan sampai sekarang.
3.Riwayat Persalinan Sekarang:
a. Tempat Persalinan : RS AL-FATAH AMBON
b. Tgl/Jam Persalinan : 31-05-2013 / 10.40 WIT
c. Penolong Persalinan : Bidan + Mahasiswa Bidan
d. Jenis Persalinan : Spontan, letak belakang kepala
e. Melahirkan anak ke : 2 (Dua)
f. Masalah/komplikasi dalam persalinan : tidak ada
g. Plasenta : Lahir secara spontan dan lengkap
h. Tindakan lain : Tidak dilakukan
4. Keadaan Bayi: Bayi lahir hidup, jenis kelamin Laki-Laki, BB : 3300, PB : 50 cm, nilai
APGAR 7 pada satu menit pertama dan 9 pada menit kelima, tidak ada
cacat bawaan.
5. Riwayat Post Partum : Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, ibu masih mampu
duduk sendiri ( ambulasi dini baik )
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Anak
Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Mene-
Penolong Hidup/
Persalinan Persalinan kehamilan Persalinan JK BB PB teki
meninggal
3000
Laki- 50
02-02-2010 RS aterem Spontan Bidan gr hidup 1 tahun
laki cm

7. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu sudah pernah mengikuti program KB suntik 3 bulan

8.Riwayat Sosial Ekonomi :


a. Status pernikahan : Sah, nikah yang pertama, lamanya 1 tahun
b. Respon terhadap kehamilan : ibu dan suami merasa bahagia dengan kelahiran bayinya
c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami dengan persetujuan istri

9.Pola Kegiatan Sehari-hari


a. Nutrisi :
1). Frekuensi makan : 3 x sehari dihabiskan.
Jenis makanan : Nasi, lauk ( sayur tumis dan bening ) pauk ( ikan,telur ,daging,
dan buah ( pepaya )
2). Frekuensi minum : 4 5 x gelas sehari
Jenis minuman : 4 gelas air putih dan susu

b. Tidur dan Istirahat


1). Tidur Siang : 1 - 2 jam
2), Tidur malam : 6 - 7 jam

c. Personal Hyglene :
1). Mandi : 2x sehari menggunakan sabun mandi
2). Sikat gigi : setiap selesai makan dan pada saat mandi menggunakan
pasta
3). Cuci Rambut : 2 x seminggu dengan menggunakan shampo
4). Ganti pakaian luar dan dalam setiap selesai mandi dan bila lembab

d. Eliminasi :
1). BAB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : lembek

2). BAK
Frekuensi : 2 x sejak selesai melahirkan
Konsistensi : encer
Warna : kuning
Bau : pesing

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi badan : 158 cm
d. Berat badan sekarang : 60 kg
e. Tanda- tanda Vital : 110/90 mmHg, Suhu : 35,5C, Nadi : 85 x / m, P : 24x/m
2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Rambut hitam panjang, bersih, penyebaran merata, tidak mudah
rontok, tidak ada benjolan
b. Muka : Tidak sembab (odema),
c. Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera tidak iktrus, conjungtiva merah muda,
kelopak mata tidak odema
d. Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada polib
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada luka pada bibir ,
kebersihan gigi terjaga, tidak ada caries gigi
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada secret,
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
h. Dada/Payudara: Bentuk simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, tidak ada
nyeri tekan, ada hyperpigmentasi areola,ada cloastrum
i.Abdomen : ada linea alba dan linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, uterus teraba keras
j. Kandung kemih : Kosong
k.Vulva / Vagina
Inspeksi : ada pengeluaran darah jenis lochia rubra, warna merah tua, bau amis,
konsistensi darah cair, sekarang sedanga terpasang pembalut dua lapis,
terdapat luka pada perenium.
l.Ekstemitas
1). Atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada odema
2).Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada odema

3. Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan


Langkah II : Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa : PII Ao 2 Jam post partum
Data Dasar :
- Ibu mengatakan melahirkan anak kedua pada tanggal 31-05-2013, jam 10.40 WIT
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Lochia rubra
- Perdarahan 50cc

2. Masalah : Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan nyeri


Data Dasar : Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan (jalan lahir)

3. Kebutuhan :
- Istirahat yang cukup
- Makan dan minum
- Healt education dan pemberian therapy

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa dan atau masalah potensial


Diagnosa / masalah potensial : Potensial terjadi infeksi
Data dasar : Nampak luka pada perinium

Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan tindakan segera


Tindakan segera / kolaborasi : Tidak dilakukan

Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Tujuan : Berlangsungnya post partum normal.
Kriteria : Kondisi fisik ibu dan bayi dalam kondisi sehat/normal.
Intervensi :
1) Berikan makanan dan minuman
Rasionalisasi : Mengembalikan stamina ibu setelah selesai melahirkan dan
Memenuhi nutrisi ibu

2) Pemberian ASI

Rasionalisasi: ASI mengandung antibodi,protein,d vitamin yang berguna untuk

perkembangan fisik dan tingkat kecerdasan bayi


3) Lakukan observasi ( TTV, Laktasi, TFU, Lochia, Eliminasi, Keadaan perineum )
Rasionalisasi : dapat mengetahui kondisi ibu
4) Bantu ibu untuk meneteki bayinya
Rasionalisasi : agar ibu dapat mengetahui cara meneteki bayi dengan
baik dan nantinya dapat dilakukan secara sendiri
5) Anjurkan ibu untuk melakukan vulva hygiene
Rasionalisasi : Agar ibu dapat merawat kebersihan tubuhnya dan
memberikan kenyamanan bagi dirinya sendiri
6) Berikan Teraphy Vitamin A, Cefadroxyl 2 x 500 dn asam mefenamat
Rasionalisasi : Vit A dapat mengandung vitamin untuk ASI, cefadroxyl dan
asam mefenamat sebagai obat pereda rasa nyeri
7) Anjurkan ibu untuk beristirahat

Rasionalisasi : Dengan beristirahat otot dapa berelaksasi, maka secara tidak langsung

sistem peredarann darah dari jantung ke seluruh tubuh dapat berjalan

dengan baik, maka oksigenisasi dalam darah juga dapat berjalan dengan

baik dan juga dapat mengembalikan stamina ibu.

8)Perawatan Payudara
Rasionalisai : Perawatan payudara biasa dilakukan setelah melahirkan.Tujuannya

adalah memperlancar pengeluaran ASI,dan mencegah terjadinya

penyumbatan.

Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Pukul 12.50 WIT

1). Mengobservasi TTV , kontraksi uterus , perdarahan , lochia ,dan kandung kemih.

Hasil : TD : 110/80 mmHg , Suhu : 36.5 C , Nadi : 80x/m , P : 23x/m

Kontraksi uterus baik,Perdarahan 30cc,Lochia rubra dan kandung kemih kosong.


2). Memberikan makanan dan minuman

Hasil : Ibu makan 1 porsi nasi,ikan,sayur bening dan segelas air putih.

3). Menganjurkan ibu agar selalu menjaga kebersihan diri terutama pada alat genitalia.

Hasil : Ibu berjanji akan melaksanakan sesuai dengan anjuran yang diberikan.

4). Memberikan therapy amoxcilin 500mg 3x1, asammefenamat 3x1 , dan SF 1x1.

Hasil : Ibu telah minum obat.

5). Menganjurkan ibu untuk beristirahat

Hasil : Ibu mendengarkan dengan penuh perhatian dan mau melaksanakan sesuai
dengan anjuran yang diberikan.

Langkah VII : Evaluasi

Pukul : 01.10 WIT

S : Ibu mengatakan sakit pada perineum telah berkurang.

O : - TTV : TD : 110/80 mmHg, Suhu : 36.5C, Nadi : 80x/m, P : 23x/m,kontraksi


uterus baik,perdarahan 300cc, lochia rubra, dan kandung kemih kosong.

- Mamae : Ada pengeluaran air susu

- TFU : 2 jari dibawah pusat

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : - Masalah teratasi dan kebutuhan terpenuhi

P : - Observasi tanda tanda vital, kontaksi uterus, perdarahan , kandung kemih, dan lochia

- Penuhi kebutuhan gizi ibu , perawatan diri ibu , dan therapy dilanjutkan.
Pemantauan lanjutan pada ibu A

Pukul : 02.00 WIT

S : Ibu mengatakan,keadaannya sudah membaik dan bisa pulang hari ini.

O : - TTV ( TD : 120/80 mmHg, Suhu : 36,5C, Nadi : 80x/m, P : 23x/m,kontraksi uterus baik,
perdarahan 100cc, Lochea Rubra, dan kandung kemih kosong)

-Mamae : ada pengeluaran air susu

-TFU : pusat sympisis

-Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah teratasi dan kebutuhan ibu telah terpenuhi.

P : Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu, perawatan diri ibu, dan therapy tetap dilanjutkan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. N dengan post partum normal, penulis
dapat melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan sehingga penulis dapat
menyimpulkan bahwa :

1. Pengkajian pada Ny N PII, A0 Post partum hari pertama diketahui data objektifnya adalah
keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.
2. Identifikasi Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny N PII, A0 dengan post
partum normal.
3. Identifikasi Masalah Potensial pada Ny N PI1, A0 dengan postpartum normal tidak ada
masalah potensial yang terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera yaitu dengan pemberian konseling tentang kebutuhan nutrisi
untuk ibu dan bayi.
5. Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai dengan
kebutuhan klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori yang diberikan
dalam asuhan kebidanan pada nifas normal.
6. Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya memberikan
konseling tentang hal-hal yang diperlukan klien.
7. Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat setelah 1
hari, klien dan keluarga akhirnya dapat memahami bahwa perawatan saat kehamilan,
bersalin dan masa nifas sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Dari hasil pengkajian pada Ny. N dengan post partum normal, dan keluarganya tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Post partum kalau ditangani dengan baik akan
berjalan dengan normal. Sehingga tidak akan terjadi perdarahan maupun infeksi, pengenalan diri
dan penjelasan maksud dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat menghilangkan
kesalah fahaman klien terhadap petugas kesehatan dengan kegiatan ini dapat berjalan dengan
baik.

B. Saran
1. Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian post date pada ibu
bersalin bisa dicegah.
2. Untuk Masyarakat
Agar masyarakat khususnya ibu nifas bisa melaksanakan anjuran yang diberikan oleh
bidan atau tenaga kesehatan lainnya.
3. Untuk Mahasiswa atau Praktikan
Semoga dapat lebih Menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan
dan ketrampilan mahasiswa tentang masalah masalah yang terjadi pada ibu post partum.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawiroharjo, Jakarta Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:


Mitra Cendikia.

Nifas dan Infeksinya. www.zonasehat.com online 2 Feb 2010

Catatan Penting Masa Nifas. www.anaku.com onlaine 2 Feb 2009


Http :// d3kebidanan.blogspot.com

Abdul Barry Saifudin.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal YPB-SP ;JAKARTA

Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from
: http://www.IDAI.or.id. Last Update : 2011. [diakses pada tanggal 10 September 2011]

Vous aimerez peut-être aussi