Vous êtes sur la page 1sur 27

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK

DENGAN MALARIA DI RUANG ANAK

RSU HATIVE AMBON

DISUSUN OLEH

NAMA : Arniyati Rumadaul


NIM : P07124011010
SEMESTER : V / III.B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
JURUSAN KEBIDANAN
2013
LEMBARAN PENGESAHAN

Mengetahui :

Pembimbing Praktek Pembimbing Institusi

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sumber dari
segala ilmu pengetahuan yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan
laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun Judul laporan ini yaitu MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DENGAN MALARIA DI RUANG ANAK RSU HATIVE
AMBON.

Saya menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki. Untuk itu kritik, saran dan masukan yang
membangun dari para Pembimbing sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini kedepan.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, 30 September 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika Penulisan

BA.B II. Pembahasan Konsep Teori

A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tujuan Penulisan
D. Metode penulisan
E. Sistematika Penulis

BAB III. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

A. Pengertian

B. Tujuh Langkah Asuhan Kebidanan Menurut Varney

BAB IV. Pembahasan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Anak

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti sangat dikenal
oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan hidup berdampingan, bahkan nyaris
tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan dalam makna
positif, yakni terciptanya simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Yang terjadi,
kehadiran nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat manusia. Meski jumlah nyamuk yang
dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang meninggal karena nyamuk,
perang terhadap nyamuk seolah menjadi kegiatan tak pernah henti yang dilakukan oleh manusia.

Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menggigit
dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia
dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis
plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian bagi penderitanya.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Penulisan laporan ini bertujuan untuk menembah pengetahuan dan wawasan tentang
penyakit malaria.

2. Tujuan khusus

1) Sebagai salah satu persyaratan pemenuhan nilai

2) Mengetahui sebab sebab penyebab malaria

3) Mengetahui tanda tanda terjadinya malaria

4) Mengetahui jenis-jenis malaria

5) Mengetahui diagnosa penyakit malaria

6) Mengetahui cara pengobatan malaria

7) Mengetahui pencegahan malaria


C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan pada penulisan laporan ini yaitu:

- Metode Penelitian

- Metode Pustaka

D. Sistematika Penulisan

Penulisan ini dibagi menjadi 4 bab sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan Berisikan Latar Belakang, , Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan
Sistematika Penulisan.

Bab II. Pembahasan Konsep Teori Malaria

BAB III. Pembahasan Manajemen Kebidanan Menurut Varney

BAB IV. Pembahasan Manajemen Asuhan Kebidanan pada anak


BAB II

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari
dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu
banyak terdapat didaerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai
beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam
charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )

Malaria adalah penyakit protozoa yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
anopheles ( Nach, 2003 : 207 ).

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan
melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah
dikenali gejala meriang ( panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan.

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam
tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak
pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina. ( Drs. Bambang Mursito, Apt.M.Si.2002 )

Malaria adalah penyakit yang terjadi bila eritrosit di inovasi oleh salah satu dari empat spesies
parasit protozoa plasmodium ( Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Volume 2. 2002 ).

B. ETIOLOGI

Ada 4 jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut :
- Plasmodium falsifarum, yang menyebabkan malaria tropika yang dapat menimbulkan gangguan
pada otak dan dapat berakibat penderita menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera
diobati, demam terjadi selam 24 jam.

- Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tertiana, demam timbul teratur tiap 48 jam
sekali, siang atau sore.

- Plasmodium malriae, yang menyebabkan malaria quartana, demam muncul setiap hari ke empat
atau 72 jam sekali.

- Plasmodium ovale, yang menyebabkan malaria ovale. Malaria ini merupakan jenis malaria
ringan dan dapat sembuh sendiri

C. SIKLUS HIDUP PLASMODIUM PADA TUBUH MANUSIA

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan
keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus
hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).
Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium
sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang
sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan
dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di
tubuh nyamuk (stadium sporogoni).

Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel
gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke
dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar
sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.
Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati
(sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel
eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang
menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam
keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim
(musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel
hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya
1 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila
kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang
bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD
positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale. Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas
ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan
jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum
dalam jaringan yang mengandung parasit tua bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa
ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah
tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-
50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada
orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.

D. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

Perjalanan penyakit malaria terdiri atas serangan demam yang disertai oleh gejala lain dan
diselingi oleh periode bebas penyakit;
Ciri khas demam malaria yaitu;

- Demam
Serangan demam malaria biasanya dumulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit kepala,
tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai dengan mual dan muntah.
Serangan demam yang khas terdiri atas beberapa stadium :
a. Stadium menggigil dimulai dengan perasaan dingin sekali, sehingga menggigil. Penderita
menutupi badannya dengan baju tebal dan dengan selimut. Nadinya cepat, tetapi lemah, bibir dan jari-
jari tangannya menjadi biru, kulitnya kering dan pucat. Kadang-kadang disertai dengan muntah. Pada
anak sering disertai kejang-kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
b. Stadium puncak demam dimulai pada saat perasaan dingin sekali perlahan berganti menjadi panas
sekali. Muka menjadi merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, sAkit kepala makin hebat,
biasanya ada mual dan muntah, nadi penuh dan berdenyut makin keras. Perasaan haus sekali pada
saat suhu naik sampai 41C (106F) atau lebih. Stadium ini berlangsung selama 2-6 jam.
c. Stadium berkeringat dimulai dengan penderita berkeringat banyak sehingga tempat tidurnya
basah. Suhu turun dengan cepat, kadang-kadang sampai di bawah ambang normal. Penderita biasanya
dapat tidur nyenyak dan waktu bangun, merasa lemah tetapi sehat. Stadium ini berlangsung 2 sampai
4 jam.

Serangan demam yang khas ini sering dimulai pada siang hari dan berlangsung 8-12 jam.
Setelah itu terjadi stadium apireksia. Lamanya serangan demam ini untuk setiap spesies malaria tidak
sama.
Gejala infeksi yang ditimbulkan kembali setelah serangan pertama disebtu relaps. Relaps dapat
bersifat :
a. Rekrudesensi (atau relaps jangka pendek), yang timbul karena parasit dalam darah (daur eritrosit)
menjadi banyak. Demam timbul lagi dalam waktu 8 minggu setelah serangan pertama hilang.
b. Rekurens (atau relaps jangka panjang) yang timbul karena parasit daur eksoeitrosit (yang
dormant, hipnozoit) dari hati masuk dalam darah dan menjadi banyak, sehingga demam timbul lagi
dalam waktu 24 minggu atau lebih setelah seranagn pertama hilang.

Bila serangan malaria tidak menunjukkan gejala di antara serangan pertama dan relaps, maka keadaan
ini disebut periode laten klinis, walaupun mungkin ada parasitemia dan gejala lain seperti
splenomegali. Periode laten parasit terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi
stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.

Serangan demam makin lama akan berkurang beratnya karena tubuh telah menyesuaikan diri dengan
adanya parasit dalam badan dan karena respon imun hospes.

- Splenomegali.
Pembesaran limpa merupakan gejala khas terutama pada malaria yang menahun. Perubahan
limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa berubah warna menjadi hitam,
karena pigmen yang ditimbun dalam eritsosit yang mengandung kapiler dan sinusoid. Eritsoit yang
tampaknya normal dan yang mengandung parasit dan butir-butir hemozoin tampak dalam histiosit di
pulpa dan sel epitel sinusoid. Pigmen tampak bebas atau dalam sel fagosit raksasa. Hiperplasia, sinu
smelebar dan kadang-kadang trombus dalam kapiler dan fokus nekrosis tampak dalam pulpa limpa.
Pada malaria menahun jaringan ikat bertambah tebal, sehingga limpa menjadi keras.

- Anemia
Pada malaria dapat terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit yang
menyebabkannya. Anemia terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan penghancuran
eritrosit yang cepat dan hebat dan pada malaria menahun. Jenis anemia pada malaria adalah
hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara mendadak.
Anemia disebabkan beberapa faktor :
a. Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit terjadi di
dalam limpa, dalam hal ini faktor auto imun memegang peran.
b. Reduced survival time, maksudnya eritrosit normal yang tidak mengandung parasit tidak dapat
hidup lama.
c. Diseritropoesis yakni gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
sumsum tulang, retikulosit tidak dapat dilepaskan dalam peredaran darah perifer.

~. Pengobatan Malaria
Ada beberapa jenis obat yang dikenal umum yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit
malaria, antara lain:

1. Klorokuin
Kerja obat :
- sizon darah : sangat efektif terhadap semua jenis parasit malaria dengan menekan gejala klinis dan
menyembuhkan secara klinis dan radikal; obat pilihan terhadap serangan akut, demam hilang dalam
24 jam dan parasitemia hilang dalam 48-72 jam; bila penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi
resistensi (gagal obat); terhadap Plasmodium falciparum yang resisten klorokuin masih dapat
mencegah kematian dan mengurangi penderitaan.
gametosit : tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi masih efektif terhadap gamet muda.
Farmokodinamika :
- menghambat sintesa enzim parasit membentuk DNA dan RDA
- obat bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan RNA terganggu.
Toksisitas :
- Dosis toksis: 1500 mg basa (dewasa)
- Dosis lethal: 2000 mg basa (dewasa) atau 1000 mg basa pada anak-anak atau lebih besar / sama
dengan 30 mg basa/kg BB.

Efek samping:
- gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut dalam keadaan
kosong
- pandangan kabur
- sakit kepala, pusing (vertigo)
- gangguan pendengaran
Formulasi obat:
- Tablet (tidak berlapis gula): Klorokuin difosfat 150 mg basa setara dengan 250 mg berntuk
garam dan Klorokuin sulfat 150 mg basa setara dengan 204 mg garam.
- Ampul: 1 ml berisi 100 ml basa klorokuin disulfat per ampul dan 2 ml berisi 200 ml basa
klorokuin disulfat per ampul.

2. Primakuin
Kerja obat :
- sizon jaringan: sangat efektif terhadap p.falciparum dan p.vivax, terhadap p. malariae tidak
diketahui.
- sizon darah: aktif terhadap p.falciparum dan p.vivax tetapi memerlukan dosis tinggi sehingga
perlu hati-hati.
- gametosit: sangat efektif terhadap semua spesies parasit.
- hipnosoit: dapat memberikan kesembuhan radikal pada p.vivax dan p.ovale.

Farmakodinamika : Menghambat proses respirasi mitochondrial parasit (sifat oksidan) sehingga lebih
berefek pada parasit stadium jaringan dan hipnosoit

Toksisitas :
- Dosis toksis 60-240 mg basa (dewasa) atau 1-4 mg/kgBB/hari
- Dosis lethal lebih besar 240 mg basa (dewasa) atau 4 mg/kg/BB/hari

Efek samping :
- Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut terutama bila dalam
keadaan kosong
- Kejang-kejang/gangguan kesadaran
- Gangguan sistem haemopoitik
- Pada penderita defisiensi G6 PD terjadi Hemolysis
Formulasi obat : Tablet tidak berlapis gula, 15 mg basa per tablet.

3. Kina
Kerja obat :
- sizon darah: sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis dan radikal
- Gametosit: tidak berefek terhadap semua gamet dewasa P. falciparum dan terhadap spesies lain
cukup efektif.
Farmakodinamika : Terikat dengan DNA sehingga pembelahan RNA terganggu yang
kemudian menghambat sintesa protein parasit.
Toksisitas :
- dosis toksis: 2-8 gr/hari (dewasa)
- dosis lethal: lebih besar dari 8 gr/hari (dewasa)

Efek samping : Chinchonisme Syndrom dengan keluhan antara lain pusing, sakit kepala,
gangguan pendengaran telinga berdenging (tinuitis dll), mual dan muntah, tremor dan penglihatan
kabur.

Formulasi obat:
- Tablet (berlapis gula), 200 mg basa per tablet setara 220 mg bentukgaram.
- Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi250mgbasa)

4. Sulfadoksin Pirimetamin (SP)


Kerja obat :
- sizon darah: sangat efektif terhadap semua p. falciparum dankuang efektif terhadap
parasit lain dan menyembuhkan secara radikal. Efeknya bisa lambat bila dipakai dosis
tunggal sehingga harus dikombinasikan dengan obat lain (Pirimakuin)
- Gametosit: tidak efektif terhadap gametosit tetapi
pirimetamindapatmensterilkangametosit

Farmakodinamika :
- primetamin, terikat dengan enzym Dihidrofolat reduktase sehingga sintesa asam folat
terhambat sehingga pembelahan inti parasit terganggu
- SP menghambat PABA ekstraseluler membentuk asam folat merupakan bahan inti sel
dan sitoplasma parasit

Toksisitas :
- sulfadoksin, dosis toksis 4-7gr/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar 7 gr/hari
(dewasa)
- pirimetamin, dosis toksis 100-250 mg/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar 250
mg/hari (dewasa)

Efek samping :
- gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah
- pandangan kabur
- sakit kepala, pusing (vertigo)
- haemolisis, anemia aplastik, trombositopenia pada penderita defisiensi G6PD

Kontra indikasi :
- idiosinkresi
- bayi kurang dari 1 tahun
- Defisiensi G6PD
- Formulasi obat : 500 mg sulfadoksin ditambah 25 mg pirimetamin.

I. PENCEGAHAN

1. Hindari gigitan nyamuk

- tidur memakai kelambu

- menggunakan anti nyamuk bakar / semprot / lotion

- memasang kawat kasa pada lubang angin rumah dan jendela

2. Membunuh jentik nyamuk

- menimbun atau mengalirkan genangan air

- menjaga kebersihan lingkungan

Langkah lainnya adalah mengantisipasi dengan meminum obat satu bulan sebelum seseorang
melakukan bepergian ke luar daerah tempat tinggalnya yang bebas malaria, sebaiknya mengkonsumsi
obat antimalaria, misalnya klorokuin, karena obat ini efektif terhadap semua jenis parasit malaria.
Aturan pemakaiannya adalah :

- Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300 mg/minggu, 1 minggu
sebelum berangkat selama berada di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.

- Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal, dosis klorokuin 300
mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).

- Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin dosis tunggal 600 mg jika
daerah itu plasmodium falciparum sudah resisten terhadap klorokuin ditambahkan primakuin
sebanyak tiga tablet.
BAB III

MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

A. PENGERTIAN

Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode
brfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidan agar dapat
menguntungkan kedua bela pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

B. TUJUH (7) LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

Langkah I : Pengumpulan data dasar

Dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengefaluasi
keadaan klien secara lengkap yaitu:

1) Riwayat kesehatan

2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelimnya

4) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.

Langkah 2 : Interpretasi data dasar

Dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat
atas data-data yang telah diKumpulkan.Data dasar yang telah dikumpulkan diinterprewtasi sehingga
dapat merumuskan diagnose masalah yang spesifik

Rumusan diagnose dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat di identifikasi

Langkah 3 : Mengidentifikasih diagnose atau masalah potensial

Pada langkah ini harus mengidentifikasih masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi.Langkah ini menbutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnose/masalh potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah 4 : Mengidentifikasih dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera

Mengidentifikasih perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
ditangani bersama dengan anggota tiam kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan keseimbangan dari proses penatalaksanaan kebidanan sebelumnya. Jadi
penatalaksanaan bukan hanya pada kunjungan dirumah sakit saja, tetapi secara terus menerus sampai
sembuh. Dan data yang dikumpulkan.

Langkah 5 : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasih atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi. Tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan klien
sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien sebelum melaksanakannya.

Langkah 6 : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisiens dan aman,bisa
dilakukan seluruhnaya oleh bidan atau sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.

Langkah 7 : Evaluasi

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan sebagaimana telah di identifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK


DENGAN MALARIA DI RSU HATIVE
AMBON

No. Register : -
Tanggal Masuk : 27-09-2013
Tanggal Pengkajian : 30-09-2013
Jam : 10.30 WIT
Oleh : Perawat dan mahasiswa bidan
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. Data Subjektif

- Identitas / biodata pasien


Nama : An .C. L.
Umur : 2 tahun
Tempat tanggal lahir : Ambon, 25-09-2011
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Ambon/ Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lateri

- Identitas / biodata orang tua


Nama Ibu : Ny F Nama Ayah : Tn.M
Umur : 34 Tahun Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Ambon/ Indonesia Suku/bangsa : Ambon/Indonesia
Agma : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lateri Alamat : Lateri
No. Tlp/Hp :- No.Tlp/Hp :-
Anamnese
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan anaknya Panas
b. Riwayat keluhan utama : ibu mengatakan anaknya panas sejak 2 hari yang lalu,
timbulnya setiap siang dan sore, muntah 1x sehari.
c. Keluhan yang menyertai : batuk pilek, kurang nafsu makan, BAB 2x sehari,
konsistensi lembek,warna kuning,bau khas feses.
d. Alasan masuk RS : Ingin mendapatkan perawatan, karena panas terus menerus,
muntah, makan dan minum kurang.
e. Faktor pencetus : DDR Malaria (+) Plasmodium vivax
f. lamanya sakit : 3 hari (di rumah sakit).
2. Riwayat penyakit keluarga : dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
maupun penyakit menular.

3. Riwayat kesehatan yang lalu


Riwayat penyakit :
Ibu pasien mengatakan Tidak ada riwayat penyakit dahulu
Penyakit waktu kecil :
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya pernah menderita penyakit malaria dan
pernah di rawat di rumah sakit RSU. Haulussy Pada tanggal 20-07-2012.

4. Riwayat Tumbuh Kembang


a. Pertumbuhan fisik
- Pengukuran Antropometri
BB : 2500 gr PB : 48 cm LK : 34 cm LiLa : 11 cm
b. Tumbuh Kembang
- Pada usia 3 bulan anak sudah bisa mengangkat kepala ketika tengkurap, tertawa,
dan menggerakan kepala kekiri dan kekanan.
- Pada usia 5 bulan anak sudah bisa tengkurap sendiri, bisa duduk sambil di bantu
oleh mamanya, menoleh kearah sumber bunyi, mengambil benda yang ada di
dekatnya.
- Pada usia 8 bulan anak sudah bisa duduk sendiri, bisa mengucapkan
ma...ma....,pa.pa, bertepuk tangan, memegang biscuit.
- Pada usia 12 bulan anaka sudah bisa bisa berdiri dan berjalan berpegangan, bisa
mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal, menunjuk
sesuatu yang diinginkan.
- Pada usia 1 tahun anak sudah bisa jalan sendiri meskipun sering terjatuh, bisa
makan sendiri, sudah bisa memanggil kata mama dan papa dengan benar.

5. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu :
- HB 0 pada saat bayi lahir
- BCG dan POLIO 1 pada usia 1 bulan
- DPT/HB 1 dan POLIO 2 pada usia 2 bulan
- DPT/HB 2 dan POLIO 3 pada usia 3 bulan
- DPT/HB 3 dan POLIO 4 pada usia 4 bulan
- CAMPAK pada usia 9 bulan

6. Pola hidup sehari hari

a. Nutrisi
Sebelum Sakit : selera makan pasien baik, menu makan yaitu nasi, ikan dan
sayur,frekuensi 3x dalam sehari, makanan di habiskan.
serta minum air putih 2-4 gelas per hari ( gelas ukuran 200
cc ).
Saat Sakit : selera makan anak berkurang, menu makan yaitu bubur dan
telur, frekuensi 2x sehari, pasien hanya makan bubur 6
sendok makan, dan makanan tidak di habiskan. Serta minum
susu gelas dan air putih 1 gelas ( ukuran 200 cc ).

b. Tidur dan istirahat


Sebelum sakit
Tidur siang : 2-3 jam dari jam 13.00 14.30 WIB
Tidur malam : 8-9 jam dari jam 21.00 05.30 WIB
Kebiasaan tidur : Tidak ada
Saat sakit
Tidur siang : 1-2 jam dari jam 11.30 12.00 WIB
Tidur malam : 3-4 jam dari jam 22.25 02.00 WIB
Anak bisanya bangun pada malam hari karena ngompol,
kepanasan/minta minum.

c. Personal hygiene
Sebelum sakit : anak biasa mandi 2x sehari dengan sabun mandi,
setip mandi dibantu ibu pasien dan mengganti pakaian anak jika
telah kotor atau basah.
saat sakit : Sejak masuk RS anak dimandikan 2x sehari pada pagi
dan sore hari, dan ganti baju jika kotor atau basah.

d. Eliminasi
a) BAB
sebelum sakit : frekuensi 1-2x sehari, konsistensi lembek, tidak ada
darah dan lendir, warna kuning, bau khas feses.
BAK
Sebelum sakit : frekuensi 5-6x sehari, warna kuning jernih, bau pesing.

b) BAB
saat sakit : frekuensi 2x sehari, konsistensi lembek, tidak ada lendir dan
darah, warna kuning bau khas feses.
BAK
Saat sakit : frekuensi 4-5x sehari, warna kuning jernih, bau pesing

B. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
a). Keadaan umum : tampak lemas
b). Kesadaran : Composmentis
c). TTV :
Suhu : 38,2 C
Nadi : 120 x/m
Pernapasan : 28 x/m
d). BB : sebelum sakit : 11 kg
saat sakit : 10 kg.
b. Pemeriksaan khusus

1) Kepala : bentuk kepala normal, rambut bersih penyebaran merata, kulit kepala
bersih tidak ada luka dan benjolan.
2) Muka : pucat tidak adema.
3) Mata : simetris kiri kanan, sclera tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis, tidak ada
odema.
4) Hidung : lubang hidung simetris kiri-kanan ,bersih tidak ada pengeluaraan
secret,tidak ada polip.
5) Mulut : bibir kering,lidah kotor tidak terdapat stomatitis, gigi kotor,jumlah gigi 11.
6) Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,dan pembesaran vena jugularis.
8) Dada : terjadi penarikan dinding dada, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
9) Abdomen : perut kembung, ada nyeri tekan.
10) Genetalia : bersih,anus kemerahan,tidak lecet,tidak ada kelainan setiap selesai
BAB dan BAK saat dicebok oleh orang tua.
11) Ekstremitas :
Atas : kedua tangan simetris kiri-kanan, tidak odema, infuse terpasang pada
tangan kanan.
Bawah : kedua kaki simetris kiri kanan, tidak odema.
Integument : teraba panas
c. Pemeriksaan penunjang

1. HB : 11,4 g/dl. ( Nilai Normal : L :12,0 17,0 g/dL , P : 11,0 15,0 /dl)
2. Leokosit : 10. 600 mm3 ( Nilai normal : 4.000 10.000 mm3
3. Trombosit : 210.000 mm3 (Nilai Normal 200.000 400.000 mm3)
4. DDR Malaria : (+) jenis Plasmodium Vivax

II. INTERPRETASI DATA DASAR

1. Diagnosa : Malaria Tertiana


Dasar :
Data Subjektif : Ibu mengatakan anaknya Panas
Data Objektif :
- K/U: tampak lemas
- Suhu : 38,2
- BAB (+) 2x sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses
- Muntah (+)
- Batuk pilek (+)
- Nafsu makan (-)
- Perut kembung (+)
- Nyeri tekan (+)
2. Masalah :
Hypetermi berhubungan dengan proses infeksi
DS : ibu mengatakan anaknya panas
DO : Suhu 38,2C,kulit teraba panas
Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrien.
DS : ibu mengatakan anaknya mual
DO : muntah 1x, kurang nafsu makan

3. Kebutuhan : - Pemeriksaan
- Konseling HE
- Terapi sesuai resep dokter

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadinya malaria tropika

IV. MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Tindakan segera : kompres air hangat dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH

1. Observasi tanda tanda vital tiap 6 jam


Rasional : Dengan selalu mengobservasi tanda-tanda vital maka dapat mengetahui
perkembangan kondisi anak.
2. Melakukan kompres air hangat pada anak
Rasional : Dengan memberikan kompres air hangat pada anak, maka terjadi pelebaran
pembuluh darah (fase dilatasi) dan suhu tubuh akan menurun.
3 . Awasi keadaan umum pasien (awasi intake/output dan cairan infus)

Rasional : Dengan selalu mengawasi keadaan umum pasien maka tidak terjadi komplikasi
terhada pasien.

4. Anjurkan ibu untuk memberi makan dalam porsi sedikit tapi sering

Rasional : Dengan memberikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dapat mencegah lambung
kosong, sehingga tidak terjadi iritasi dan nyeri lambung, dan membuat anak tetap
berstamina.

5 . Jelaskan HE tentang pola hidup sehat


Rasional : Dengan adanya HE pola hidup sehat maka ibu dapat mengetahui dan menerapkan di
kehidupan sehari-hari.
6.Anjurkan ibu Untuk memperhatikan waktu minum obat
Rasional : Dengan memperhatikan waktu minum obat anak dapat mengoptimalkan kerja obat
sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.

7.Kolaborasi dengaan dokter untuk pemerian therapy

- IVFD Tridex 25 tetes/menit


- Cefotaxime 2x500 mg ( 5 cc )
- Dialac 1x1 bungkus/hari
- Kotrimoksazole 2x1 Cth
- Ctm
Pulvus batuk 3x1 bungkus
- Ambrozole
- Malarex hari I : 2 bungkus
II : 2 bungkus
III : 1 bungkus

Rasional : - Dialac 1x1 bungkus/hari

Indikasi : Untuk mempertahankan fungsi normal usus pada anak-anak & dewasa.
Membantu meredakan atau mencegah diare.

Kontra Indikasi : -

Efek Samping : -

- Kotrimoksazole 2x1 Cth

Indikasi : Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli.
Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis,
Proteus vulgaris.

Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae,


Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang
disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.

Kontra indikasi : - Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi
ginjal, wanita hamil, wanita menyusui, bayi prematur atau
bayi berusia dibawah 2 bulan.

- Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena


kekurangan folat.

- Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan


obat-obat golongan sulfonamida.
Efek Samping : - Efek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi
hipersensitif/alergi, ruam kulit, sakit kepala dan gangguan
pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.
- Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik,
diskrasia darah.
- Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas
yang fatal pada kulit atau darah seperti sindrom Steven Johnson,
toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic necrosis dan
diskrasia darah lainnya.
- Ctm pulvus 3x1 bungkus

Indikasi: Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria,


pruritis, dll.

Kontra Indikasi: -

Efek Samping: Kadang-kadang menyebabkan rasa ngantuk.

- Ambrozole pulvus 3x1 bungkus

Indikasi: Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang
abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis
asmatik, asma bronkial.

Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ambroksol.

Efek Samping: Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik.


Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada
beberapa pasien. Reaksi alergi.

- Malarex hari I : 2 bungkus


II : 2 bungkus
III : 1 bungkus

Indikasi: malaria, amubiasis hati

Kontra Indikasi: Perubahan retina & gangguan lapang pandang, hipersensitif,


kelainan darah yang berat, hamil

Efek Samping: diare, pruritus, erupsi kulit, sakit kepala, gangguan penglihatan,
perubahan mental.
VI. MELAKSANAKAN PERENCANAAN

Tanggal : 30-09 2013. Jam : 11.30 WIT

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan anak pada ibu yaitu ( Suhu : 38,2 , Nadi : 120 x /m,
Pernapasan : 28 x/m, BB : 10 Kg )
Hasil : ibu terlihat cemas mendengar hasil pemeriksaan yang telah disampaikan

2. Melakukan kompres air hangat pada daerah axilla


Hasil : kompres telah di lakukan

3. Mengawasi keadaan umum pasien ( awasi intake/output dan cairan infuse ).


Hasil : pengawasan selalu di lakukan dan tidak terjadi adanya komplikasi terhadap pasien.

4. Menganjurkan ibu untuk memberi makan dalam porsi sedikit tapi sering.
Hasil : ibu sudah memberikan makanan yang disediakan rumah sakit.

5. Menjelaskan HE tentang pola hidup sehat yaitu mengganti pakian anak bila telah kotor dan
basah.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang telah di sampaikan.

6. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan waktu minum obat.


Hasil : ibu mengatakan akan memperhatikan waktu minum obat anak dan akan memberikan
obat sesuai waktu yang di tentukan.

7. Memberikan terapi sesuai resep dokter.


Hasil : - IVFD tridex 25 tetes/menit
- Cefotaxime 2x500 mg ( 5 cc )
- Dialac 1x1 bungkus/hari
- Kotrimoksazole 2x1 cth
- Ctm
Pulvus 3x1 bgks
- Ambrozole
- Malarex hari I : 2 bungkus
II : 2 bungkus
III : 1 bungkus
VII. EVALUASI

Catatan perkembangan

Tanggal 30-09-2013 Jam : 09.00 WIT


S : Ibu mengatakan anaknya :
Panas (+)
Perut kembung (+)
Nyeri perut (+)
Batuk (+)
Muntah (+)

O : K/U: tampak lemas


TTV : Suhu : 38,2C, Nadi : 120 x/m, Pernapasan : 28 x/m
Istirahat kurang
Makan dan minum ( - )

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,dan 7.

Tanggal 01-10-2013 Jam : 12.00 WIT


S : Ibu mengatakan anaknya :
Panas (-)
Perut kembung (-)
Nyeri perut (-)
Batuk (-)
Muntah (-)

O : K/U: baik
TTV : Suhu : 36 C, Nadi : 110 x/m, Pernapasan : 20 x/m
Istirahat cukup
Makan dan minum ( + )

A : Masalah teratasi dan dokter sudah mengijinkan pulang


P : - Ingatkan ibu untuk memperhatikan waktu minum obat anak di rumah

- HE tentang menjaga kebersihan lingkungan


DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Malaria

www.penyakitmenular.info

www.wartamedika.com/2006/09/pencegahan-malaria.html

www.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html

Vous aimerez peut-être aussi