Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Yogyakarta
Tuesday, April 11th 2017. | Tarian
Sejarah tari serimpi Tari Serimpi adalah tari klasik dari Jogjakrta yang selalu dibawakan oleh 4
penar karena kata serimpi berarti 4 yang melambangkan 4 unsur dunia yaitu : api, angin, udara dan
bumi (tanah). Tari serimpi diperagarakan oleh 4 orang putri ddengan nama peran Batak, Gulu, Dhada
dan Buncit yang melambangkan 4 buah tiang pendopo. Tari serimpi dikaitkan dengan kata impi atau
mimpi karena gerak tari yang lemah gemulai membuat penontonnya merasa dibuati ke alam mimpi.
Konon, sejarah Tari Serimpi berawal dari masa antara 1613-1646 Sultan Agung memerintah
Kerajaan Mataram. Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan
Kesultanan Surakarta dan berimbas terhadap tari serimpi. Di Kesultanan Yogyakarta digolongkan
menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedangkan di Kesultanan
Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Walaupun sudah tercipta sejak lama, Tari Serimpi ini baru dikenal khalayak banyak sejak 1970-an
karena tarian ini dianggap sakral dan hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual
kenegaraan. Serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta dan merupakan seni yang adhiluhung
serta dianggap pusaka Kraton.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan akar kata impi atau mimpi. Gerakan lemah
gemulai tarian serimpi yang berdurasi hingga 1 jam itu dianggap mampu membawa para penonton
ke alam lain (alam mimpi). Konon, munculnya tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan
Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini dianggap sakral karena
hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik
Takhta Sultan.
Namun pada tahun 1775, ketika Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan
Kesultanan Surakarta, tari serimpipun kemudian terbagi menjadi dua aliran yakni gaya Kesultanan
Yogyakarta dan Gaya Kesultanan Surakarta. Tari Serimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan
menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedangkan di Kesultanan
Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Sebagai tari klasik di kalangan istana Yogyakarta, Tari Serimpi telah menjadi seni yang adhiluhung
serta dianggap sebagai pusaka Kraton.
Kain parang
Baju tanpa lengan
Sabuk setagen dan epek timang
Selendang
Jamang atau irah-irahan pada kepala
Sumping (hiasan telinga)
Hiasan
Tata rias tari serimpi
Tari serimpi merupakan tari klasik, tata rias wajahnya pun masih dipengaruhi unsur klasik
Tata rias tari serimpi antara lain :
memakai bedak warna terang,
memasang rouge di pipi
membentuk kedua alis karakter halus
memasang bayangan mata/eye shadow
memakai lipstik warna merah
Perlengkapan tari serimpi
Berupa senjata antara lain keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak, jemparing dan pistol.
Gerak Pokok
Pada gerak pokok, penari menyajikan tentang tema tariannya. Kalau inti garapan tariannya adalah
berbentuk sajian perang, maka gerakan pokok yang akan ditampilkan akan diakhiri dengan adegan
perang.
NAMA:
KELAS :