Vous êtes sur la page 1sur 14

FILUM MOLLUSCA

A. CIRI UMUM
Mollusca berasal dari bahasa Latin yaitu mollis yang berati lunak. Oleh karena itu ciri
utama dari hewan dari hewan Molusca adalah tubuhnya lunak.
Ciri utama hewan nggota filum Mollusca adalah sebagai berikut :
1. Tubuh bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada Monoplachopora.
2. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus.
3. Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot.
4. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang digunakan
untuk bergerak.
5. Dinding tubuh sebelah dorsol meluas menjadi satu atau sepasang lipatan yaitu
mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi dan melingkupi rongga
mantel yang di dalamnya berisi insang
6. Lubang anus dan ekskretori umunya membuka kedalam rongga mantel.
7. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukan yang umumnya
mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan
perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus
untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran
pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kalenjar pencernaan
yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus
panjang yang berakhir dengan anus.
8. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel
dan ventrikel. meskipun memilki pembuluh darah, namun darah biasanya
mengalami sirkulasi melalui ruang terbuka. Darah mengandung hemosianin,
merupakan pigmen respirasi.
9. Organ ekskresi berupa gijal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya
berjumlah satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga pericardium, tempat
jantung berada.
10. Memiliki sebuah cincin saraf yang berhubungan dengan dua pasang tali saraf.
Satu pasang tali saraf menuju ke kaki dan sepasang lainnya menuju ke organ
visceral dan mantel. Memiliki gang lion saraf yang biasanya berhubungan
dengan cincin saraf dan tali saraf.
11. Ovum berukuran kecil dan mengandung sedikit kuning telur (Indriwati, 2014).
B. STRUKTUR TUBUH
Strukruk tubuh hanya meliputi cangkok, insang, paru-paru, dan radula (Indriwati, S.
E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
a. Cangkok
Cangkok berperan sangat penting bagi hewan Mollusca yaitu sebagai
penyongkong tubuh hewan Mollusca yang lunak dan menjaga dari serangan
predator. Tidak semua hewan Mollusca memiliki cangkok. Cangkok dibuat oleh
mantel dan dibedakan menjadi 3 lapisan dari dalam menuju ke permukaan luar
yaitu lapisan nacreous (hypostracum), lapisan prismatik (ostracum), dan lapisan
periostracum)
b. Insang
Insang atau stenedium (Yunani, kteis : sebuah sisir) merupakan organ respirasi
sebagian besar Mollusca. Setiap insang (stenedia) terdiri atas sebuah sumbu
panjang mengandung pembuluh darah, otot, saraf, dan silia. Berdasarkan letak
filamen pada insang. Maka insang dibedkan menjadi dua tipe yaitu bipectinate dan
monopectinate.
c. Paru-paru
Pada Mollusca hidup di darat, alat pernafasannya berupa paru-paru atau pulmo.
Paru-paru tersebut sebenarnya hanya merupakan perluasan dari rongga mantel.
Dinding mantel memliki banyak pembuluh darah (Indriwati, S. E, Sofia E. R,
Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
d. Radula
Mollusca umumnya memiliki radula yang terdapat dalam knatung radula terletak
di bawah mulut. Radula mengandung barisan gigi yang melekat pada membran
pada bagian bersifat kartilagenus atau odonthophore. Radula berfungsi membawa
partikel makanan ke dalam mulut

C. FISIOLOGI
1. Sistem Gerak
Kaki biasanya berfungsi untuk pergerakan. pada beberapa spesies siput dan
keong, kaki mensekresikan selapis lendir yang dikenal sebagai jalur lumpur.
Mollusca bergerak meluncur diatas lendir oleh gerakan atau gelombang silia atau
kontraksi otot. Beberapa keong air tawar juga dapat berjalan tepat di bawah
permukaan air. Pada bivalvia(remis,tiram,dan lain-lain), kakinya dipergunakan
untuk bergerak dengan cara lain yaitu, dengan menggali tanah atau lumpur dan
membuka tubuh hewan lain. Pada cumi-cumi, octopus, dan cephalopoda lain kaki
mengalami modifikasi dalam bentuk corong untuk bergerak dengan kekuatan
seperti mesin jet (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
2. Sistem Respirasi
Pada sebagian besar Mollusca organ respirasi adalah insang. Ingsang
diadaptasikan untuk pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam air
melalui permukaan ingsang yang luas dan berbentuk membrane yang tipis.
Pada Mollusca, ingsang disebut juga ktenidium (yunani : kteis : sebuah sisir ).
Ktenidia terdiri atas kumpulan sulamen (lamella) yang ditutupi silia. gerakan
silia menyebabkan air melintasi permukaan filamen, oksigen berdifusi
melintasi membrane menuju ke darat, dan karbondioksida berdifusi keluar.
Pada beberapa Mollusca seperti remis dan bivalvia lain, silia pada ingsang
juga berperan menyaring partikel makanan, kemudian mengirimnya kemulut
dalam bentuk benang lendir. Setelah melewati ingsang aliran air biasanya
menuju anus dan saluran keluar ginjal sambil membawa bahan yang akan di
buang (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
Beberapa Mollusca yang tidak memiliki ingsang, maka pertukaran gas
respirasi terjadi secara langsung melalui permukaan mantel. Keong memiliki
kemampuan adaptasi untuk kehidupan darat yaitu dengan hilangnnya ingsang,
maka mantel yang dimilikinya dimodifikasi menjadi sebuah paru-paru untuk
pernapasan udara. beberapa keong (pulmonat) kembali ke habitat air, namun
tetap mempertahankan paru-parunya. Untuk itu, mereka terlihat sering
merambat kepermukaan air untuk mengambil udara (Indriwati, S. E, Sofia E.
R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
3. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi Mollusca terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
Umumnya jantung Mollusca terdiri atas tiga ruang yaitu, dua atrium dan satu
ventrikel. jantung terdapat didalam pericardium. Umumnya di dalam darah
terdapat pigmen yang mengandung tembaga (hemocyanin) berfungsi
mengangkut oksigen (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim,
2016).
4. Sistem Koordinasi
Sistem saraf pusat Mollusca secara khas terdiri atas sebuah cincin saraf.
Selain itu juga memiliki gangliaon kaki. yang berperan mengontrol
kaki, ganglion serebral berfungsi menggabungkan informasi sensory, dan
ganglion lain berfungsi mengontrol fungsi bagian tubuh lainya. Sistem saraf
dari beberapa spesies Mollusca menghasilkan hormon yang mengatur
beberapa fungsi seperti peletakan telur dan pertumbuhan (Indriwati, S. E, Sofia
E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
5. Sistem Osmoregulasi dan Ekskresi
Mollusca memiliki sepasang atau lebih nephridia. Nephridia berperan
memindahkan kelebihan air, ion-ion dan sisa metabolisme serta cairan coelom
kerongga mantel untuk diekskresikan. Nefridia Mollusca dikenal sebagai
metanefridium, sebab salurannya memiliki lubang eksternal (nefridiofor) dan
lubang internal (nefrostom). Nefridia Mollusca juga disebut ginjal, walaupun
fungsinya berbeda dari ginjal vertebrata, yaitu berfungsinya hanya menyaring
cairan coelom bukan darah. Perbedaan Lainnya bahwa nefridia beberapa
spesies Mollusca memiliki bagian seperti saluran (gonoduct) yang mengangkut
sel-sel kelamin dari gonad kedalam rongga mantel (Indriwati, S. E, Sofia E. R,
Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
6. Sistem Reproduksi
Sebagian Mollusca berkelamin satu, namun ada juga yang bersifat
hemaprodit. Perkembangan scara langsung tanpa fase larva terdapat dalam
beberapa kelompok, khususnya pada keong air tawar dan beberapa bivalvia.
Pada sebagian besar Mollusca laut yang memiliki fase larva trochopore. Larva
trochopore di cirikan oleh adanya silia yang tersusun melingkar yang berfungsi
membantu pergerakan menuju kehabitat baru. Hal ini dikarenakan Mollusca
fase dewasa memiliki kemampuan terbatas umtuk pergi kehabitat barunya.
Pada beberapa kelompok Mollusca lain, memiliki fase larva lain yaitu velider
yang terbentuk setelah fase larva trochopore. Karakteristik larva ini adalah
sudah memiliki kaki, cangkang, dan sebagian besar organ seoerti hewan
Mollusca fase dewasa. Selain itu, juga memiliki dua penutup bersilia yang
digunakan untuk berenang dan makan. Pada ahir kehidupan larva tersebut,
selanjutnya akan membenamkan diri kedasar habitat dan mengalami
metamorphosis (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
D. HABITAT
Habitat Mollusca dapat dijumpai di darat, air tawar, dan air laut (Indriwati, S. E, Sofia
E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).

E. KLASIFIKASI
Mollusca dibagi menjadi 7 kelas antara lain :
1. Kelas Aplacophora
Kelas Aplacophora Tidak memiliki cangkang, tubuh memiliki sisik kalkareus dan
spikula sebagai pengganti cangkang. Sebagian besar hewan ini berjalan perlahan
di dasar laut dan juga ditemukan melilit pada hydroid atau karang lunak (filum
Cnidaria) yang merupakan makanannya. Anggota kelas ini ada yang memiliki
radula ada juga yang tidak. Umumnya Aplacophora (neomeniomorf) adalah
hermafrodit dan saluran gonad meluas ke rongga mantel, bahkan salah satunya
langsung dari gonad lainnya biasanya dari rongga perikardia (Indriwati, S. E,
Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016). Berikut ini merupakan gambar
Solenogaster sp, anggota kelas ini.

Gambar 1. Solenogaster sp
Sumber: commons.wikimedia.org
2. Kelas Monoplacophora
Ciri khusus kelas monoplacophora adalah memiliki cangkang tunggal di satu
sisinya dan terdapat insang ganda (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan
Ibrohim, 2016). Berikut ini mrupakan gambar Neoplinina sp, anggota kelas ini
Gambar 2. Neoplinia sp
Sumber: www.molluscs.at

3. Kelas Polyplacophora
Ciri kelas Polyplacophora adalah memiliki tubuh yang simetris bilateral
kakinya terletak di ventral memanjang, bagian dorsal terlindungi oleh papan
berkapur, pada ruang mantelnya memiliki insang. Cacing ini hidup di laut dengan
cara menempel pada batu dengan melingkarkan bagian tubuhnya. Jenis kelamin
cacing ini adalah dioesius walaupun beberapa spesies bersifat hermaprodit. Proses
fertilisasi terjadi secara eksternal dengan sekali bertelur dapat mencapai 200.000
butir (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).Contoh
spesies Cryptochiton sp (Chiton).

Gambar 3. Cryptochiton sp
Sumber: muzeumgeology.cz
4. Kelas Scaphoda

Scaphopoda disebut juga tusk shells atau siput taring, karena bentuk
cangkangnya mirip gading gajah atau taring pada umumnya. Scphopoda hidup
membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih di laut dangkal
tetapi beberapa jenis spesies terdapat pada kedalam 1.850 m. Kaki dan kepala
Scaphopoda yang kecil berbentuk seperti probosis, pada kepala terdapat mulut
dan captacula, tetapi tidak ada mata dan tentakel pada alat indera. Captacula
berbentuk filamaen yang kontraktil, dan pada ujungnya terdapat pentolan yang
adhesif. Fungsi captacula untuk menangkap makanan. Makanannya adalah
organisme mikroskopis, terutama foraminifera yang berada di sekitarnya
(Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
Sistem peredaran darah berupa berupa sistem sinus darah, dan tidak
mempunyai jantung. Sistem saraf ganglion dan tidak berpusat. Sistem ekskresi
terdiri dari sepasang nephridia; nephridiopore terdekat dekat anus. Semua
Scaphopoda berreproduksi secara seksual, telur atau sperma keluar melalui
nephridia kanan, dankeluar tubuh melalui aperture posterior. Pembuahan
eksternal; hasil pembuahan ialah larva trochophore ang berenang bebas, menjadi
veliger yang simetri bilateral. Metamorfosa menjadi anak schaphopoda teerjadi
secara bertahap, disertai perpanjangan tubuh. Berikut ini gambar Dentalium
vernedei, anggota kelas ini (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim,
2016).

Gambar 4. Dentalium vernedei


Sumber: www.starfish.ch
5. Kelas Gastropoda

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Sebagian


besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin
(spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva,
bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak
memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang
(vaginula). Gastropoda berasal dari kata Gaster artinya perut, dan podos artinya
kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut
yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebabkan oleh kontraksi-
kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada
waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir
yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan
bekas. Hewan ini dapat bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon
tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur tanpa teriris (Indriwati, S. E, Sofia E.
R, Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat
tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil
dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat,
usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-
tumbuhan atau disebut hewan herbivore, dan karnivore. Pernafasan
bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan
Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang. Alat ekskresi adalah
sepasang protonephridia pada ordo Archeogastropoda, sedangkan
pada Gastropoda yang lain nephridium kanan lenyap. Nephridium terletak
didalam massa visceral, urine dibuang bersama aliran air keluar dalam bentuk
amonia atau senyawa anomium. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion otak
(ganglion cerebral) di bagian posterior esofagos yang berhubungan dengan saraf
mata, tentakel dan statocyst, sepasang ganglion mulut berhubungan dengan
rongga mulut. Dari ganglion otak terdapat sepasang benang saraf ventral yang
berhubungan dengan ganglon kaki, dan sepasang lagi ke ganglion sisi yang
berhubungan dengan mantel dan otot columella (Indriwati, S. E, Sofia E. R,
Masjhudi, dan Ibrohim, 2016).
Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung dan saluran darah sebagai
organ transportasi. Darah mengalir dari ventricle (bilik) menuju aorta pendek,
kearteri posterior dan arteri anterior. Arteri posterior memasok darah ke massa
visceral sedangkan arteri anterior memasok darah ke kepala dan kaki. Sistem
pencernaan makanan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambung kelenjar, dan usus. Alat reproduksi jantan dan betina yang
bergabung atau disebut juga ovotestes.Gastropoda adalah hewan hemafrodit.
Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar
(Lymnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis
(Lymnaea trunculata) (Indriwati, S. E, Sofia E. R, Masjhudi, dan Ibrohim,
2016).

Gambar 5. Struktur Tubuh Lymnaea sp


Sumber: pinterest.com

6. Kelas Pelecypoda

Hewan Bivalvia ialah berbagai jenis kerang, remis dan kijing. Bisa hidup di air
tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat
kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya. Hal ini sesuai
dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas
dengan dua buah insang (ctenidia) dan bagian mantel. Insang ini berbentuk
lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara
itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan
masuk keluarnya air.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, esofagus yang pendek, lambung, usus,
rektum dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama
dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang
ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa plankton,
terutama fitoplankton. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah
pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Pelecypoda
memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan
lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar
perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau
perahu karena mensekresikan zat perekat. Maka makanannya berupa hewan kecil
seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk
lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin,
lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel
menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon.
Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling
berhubungan. Tiga ganglion adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan
ganglion posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual
terpisah pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

Gambar 6. Struktur Tubuh Kelas Pelecypoda


Sumber: pinterest.com
7. Kelas Cephalopoda

Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok, kecuali Nautillus. Yang


termasuk kelas Cephalopodacumi-cumi (Loligo), sotong (Sepia) dan gurita
(Octopus) disebut jenis Cephalopoda. Cephalopoda berasal dari
kata cephale artrinya kepala, sedangkanpodos artinya kaki adalah Mollusca yang
berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2
tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.
Di bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna
hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika
dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga
air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.
Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi
darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan
insang yang terdapat di rongga mantel yang juga menyediakan oksigen untuk
pernapasan. Alat ekskresi dilakukan dengan ginjal.
Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat
ujung rongga mantel. Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, lambung,
usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah,
hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca.
Cephalopoda memiliki sistem saraf yang terdiri atas beberapa pasang ganglia
yang terletaknya berjauhan dan beberapa saraf penghung dan berpusat di
kepalanya menyerupai otak.
Reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki
organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal
dan menghasilkan telur. Berikut ini merupakan gambar struktur tubuh dari
Cephalopoda.
Gambar 7.Struktur Tubuh Cephalopoda

Sumber: pinterest.com

F. PERANAN

Beberapa mollusca sangat berperan dan menimbulkan dampak yang menguntungkan


ataupun bersifat merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain (Rusyana, 2011):

1. Mollusca yang menguntungkan


a. Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang
(Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp. , sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), dan bekicot (Achatina fulica).
b. Cangkang dari berbagai mollusca dijadikan bahan industry dan hiasan karen
banyak yang berwarna sangat indah.
c. Mutiara yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang dan merupakan
komoditas ekspor non migas yang cukup penting terutama bagi Negara kita.
1. Mollusca yang merugikan
a. Teredo sp, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal.
b. fulica, sebagai hama bagi petani karena merusak tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Indriawati, Sri Endah. Masjhudi. Ibrohim,. Rahayu, Sofia Eri. 2014. Keanekaragaman
Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang. Jurusan Biologi, Hal 76-82

Rusyana, adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Jakarta: Alfabeta


RESUME

FILUM MOLLUSCA
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Keanekaragaman Hewan (KH)


yang dibimbing oleh Ibu Dr. Sri Endah Indriwati, M. Pd

Oleh:

Na'immatus Sholikhah

160341606003

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEPTEMBER 2017

Vous aimerez peut-être aussi