Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB 7

ANALISIS TEKNIS DAN MANAJEMEN

A.PENGANTAR
Analisis teknis dan manajemen merupakan kegiatan lanjut yang harus dilakukan dalam
tahapan studi kelayakan usaha.
Analisis ini bertujuan untuk memastikan bahwa ide dan gagasan yang telahdipilihitulayak, dalam
arti kata adaketersediaan lokasi,alat,bahan,teknologi,keterampilan,keterampilan SDM,dan dana
diperlukan untuk mendukung kelancaran peruses produksi sehingga dapat menghasilkan produk
yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di pasaran sasaran.

B.STUDI LOKASI
Pemilihan lokasi dalam analisis teknik dan manajemen ini merupakan unsure pertama
yang mendapat sorotan, karena itu adalah tempat dimana produksi itu akan berlangsung.
Kesalahan dalam memilih lokasi banyak membawak implikasi negative dari proses secara
keseluruhan.misalnya suatu produksi yang layaknya diproduksi dengan pusat sumber bahan
baku,tetapi didirikan justru dekat dengan pasar,akibatnya jelas bahwa proses produksi akan
terbebani biaya angkut yang tinggi,karena biaya tinggi maka harga jual kurang kompetitif.dapat
dilihat faktor yang mempengaruhi lokasi sebagai berikut:

1.Faktor faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi:


A) Faktor primer
B) Faktor sekunder
Letak sumber bahan baku,pertimbangannya adalah dari sisi proses produksi dan biaya
angkut,pilihan ini biasanya didasi atas pertimbangan:
A)Kesukaran dalam pengangkutan
B)Harga bahan mentah mahal
C)Bahan mentah tersebut berat.

2.Fasilitas angkutan
Adanya fasilitas angkutan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan produk ke pasar
sasaran.seperti; ketersediaan kereta api,truk/angkutan,jalan raya,angkutan melalui sungai(air,dan
angkutan melalui udara).

3.Tahapan pemilihan lokasi


Tiga tahap yang harus dilalui j9ika suatu lokasi akan dipilih sebagai lokasi usaha,yaitu
sebagai berikut:
1) Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah mana yang akan dijaduikan sebagai lokasi
usaha dengan mempertimbangkan ketentuan pemerintah
2) Tahap kedua:memperhatikan pengalaman dari usaha orang lain/pengalaman sendiri
3) Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai dampak sosial.
4.Metode pemilihan lokasi
Metode pemilihan lokasi dapat dilakukan sebagai berikut:
A) Metode penilaian hasil.metode ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
semua faktor yang dianggap penting dalam penentuan lokasi dan diberikan bobot
penilaian.
B) Metode perbandingan biaya,pemilihan lokasi berdasarkan kepada metode ini dilakukan
dengan cara menentukan besar kecilnya perkiraan biaya pada alternative pemilihan
lokasi
C) Metode analisis ekonomi,metode ini mempertimbangkan hasil analisis biaya ditambah
dengan faktor intangnibles yang relevan.

C.STUDI FASILITAS PRODUKSI


Studi ini meliputi tentang bangunan usaha,mesin,dan tata letak mesin.kebutuhan bahan
baku dan bahan penolok serta tenaga kerja yang diperlukan dapat dilakukan secara detail.
Tata letak atau dikenal dengan layout mesin-mesin,pengaturan ini semua akan memudahkan
dalam perhitungan biaya mesin yaitu biaya dalam pengadaan mesin dan pemasangan mesin, ini
perlu di perjelas dalam studi kelayakan usaha.

D.STUDI PENYIPAN PROSES PRODUKSI


Dapat dilakukan setelah bangunan,mesin,dan tata letak mesin ditentukan.kegiatan
produksi umunya dimulai dari release penyediaan produk, atau jasa,yang telah diperkirakan atau
dianggarkan dalam anggaran penjualan.
Jumlah produk atau jasa yang akan dihasilkan tidak boleh melebihi anggaran pemasaran itu
sebabnya sebelum menentukan jumlah produksi harus terlebih dahulu melakukan studi
pasar,guna menghitung beberapa jumlah permintaan yang akan dipenuhi, melalui usaha ini.

E.HASIL PENILAIAN TEKNIS DAN MANAJEMEN


Hasil akhir dari studi teknis dan manajemen haruslah dituangkan dalam suatu rincian
yang jelas sehingga dapat dilakukan penafsiran secara langsung maupun sebagai masukan bagi
tahapan berikutnya dari studi kelayakan usaha.
Untuk kepentingan itu,penilaian teknis dan manajemen semata-mata menunjukkan apakah ini
atau gagasan yang telah dipilih itu layak dari aspek teknis dan manajemen, artinya jika idea tau
gagasan itu dapat di produksi,apakagh ada lokasi yang tepat,ada mesin peralatan yang diperlukan
dengan teknologi yang sesuai dengan tuntutan pasar,tersedia bahan baku dan penolong dalam
jumlah yang cukup,sehingga tidak mengganggu proses produksi, dalam jumlah yang cukup dan
tingkat upaya yang wajar.
BAB 8
PENILAIAN DAN MANAJEMEN

A.PENGANTAR
Untuk menjamin keberhasilan proyek maka masalah manajemen baik manajemen selama
pembangunanmaupun operasi perlu diperhatikan. Banyak proyek,baik proyek perluasan maupun
pendirian tidak berhasil karena berbagai sebab, tetapi penyebab utama dari kegagalan tersebut
adalah kegagalan manajemen.
Sebelum menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisis dan
perencanaan manajemen perlu diketahui lebih dahulu sebab-sebab kegagalan manajemen.dengan
mengetahui sebab-sebab kegagalan manajemen diharapkan bisa membantu merencanakan
manajemen yang sesuai dengan proyek masing-masing. Menurut pengalaman Murray D. Bryce,
kegagalan manajemen lebih disebabkan oleh hal-hal berikut,
1.Kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan (top manajemen)
Kegagalan ini sering terjadi jika puncak pimpipinan berkedudukan di lokasi yang
berjauhan dengan bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak
pimpinan pusat dan bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusat
kepadanya.
2. Kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang memadai
Tidak ada manajer yang bisa bekerja efektif tanpa tugas, tanggung jawab, dan wewenang
yang diberikan atasan (dalam hal iniadalah pemilik perusahaan atau pemegang saham)
kepadanyan tidak jelas.
3. Kegagalan mendapatkan tenaga manajemen dengan jumlah yang memadai
Suatu proyek yang secara ekonomis tampaknya mempunyai prospek yang baik, bisa
gagal karena ternyata tidak memiliki tenaga manajer dalam jumlah yang memadai, kurangnya
tenaga kerja manajemen akan berakibat meningkatnya biaya produksi,output rendah, kesulitan
mekanis dan sebagainya.
4. Kekurangan tenaga manajemen yang berpengalaman
Serupa dengan kasus kegagalan memperoleh tenaga manajemen dalam jumlah yang
cukup maka kualitas tenaga manajemen juga penting guna keberhasilan suatu proyek. Sering
terjadi bahwa manajer-manajer yang menduduki posisi kunci sebagai manajer pemasaran.

5.Kekurangan pemimpin yang berbakat


Seorang menajer yang memiliki kemampuan teknis sempurna tetap tidak akan berhasil
meminpin tanpa ada bakat mempimpin yang ada pada dirinya. Nilai yang baik tergantung pada
bakat memimpin,melatih dan mengorganisasi.
6. Tidak ada pendelegasian
Seorang manajer sering kali tidak diberi kepercayaan untuk mengelola. Sebaliknya,
sering pula terjadi pemilik memberikan tugags kepada manajer yang tidak mampu.
7. Kurangnya kesadaran tentang profit dan biaya
Cara mengukur efesiensi operasi perusahaan adalah dengan profitbilitas, yaitu tingkat
keuntungan yang dihasilkan. Tingkat keuntungan yang dihasilkan bisa pula dipakai untuk
menilai kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.
8. Kurangnya kesadaran menggunakan sistem akuntansi sebagai alat manajemen.
Perusahaan-perusahaan di negara berkembang pada umumnya sering tidak memiliki
laporan harian,bulanan, atau tahunan sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku.
9. Kurangnya kesadaran pengelolaan sumber daya manusia
Tanpa pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan membuat perusahaan
mengalami berbagai kesulitan. Misalnya tenaga kerja tidak puas dengan fasilitas yang diberikan
sehingga mempengaruhi hasil pekerjaannya.
10. Kurangnya kesadaran terhadap fungsi pemasaran
Kesadaran akan pentingnya memenuhi kepuasan konsumen adalah sangat perlu. Hal ini
sering dilupakan karena perusahaan terlalu berorientasi pada profit sehingga melupakan
kepuasaan konsumen.

Manajemen Pembangunan Proyek dan Manajemen dalam Operasi


Manajemen proyek bisa dibagi menjadi dua, yaitu manajemen selama pembangunan
proyek dan manajemen selama operasi komersial perusahaan. Manajemen selama pembangunan
proyek meliputi bagaimana menyusun rencana penyesuian proyek dengan mengkoordinasikan
berbagai kegiatan dan sumber daya agar sarana fisik proyek bisa disiapkan tepat pada waktunya
untuk siap beroperasi secara komersial.

B. SPONSOR PROYEK DAN MANAJEMEN


Jika seseorang pengusaha atau suatu perusahaan menghubungi lembaga keuangan, baik
bank maupun bukan bank untuk mengajukan permohonan bantuan pinjaman (kredit) bagi
pendirian atau perluasan proyeknya, maka pengusaha tersebut dikenal dengan sebutan calon
nasabah,calon peminjam.
Di dalam praktik, analisis dan penilaian aspek manajemen yang harus dilakukan oleh
calon kreditor meliputi penilaian sponsor proyek yang bersangkutan, yaitu mengenai hal-hal
berikut.
1.Identitas Sponsor Proyek
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa proyek bisa berupa individu, bisa pula
merupaka suatu perusahaan. Jika sponsor proyek yang dimaksud adalah individu atau orang
maka hal-hal yang perlu diteliti adalah mengenai keterangan pribadinya, latar belakang
pendidikan dan pengalaman, kewarganegaraan (jika diperlukan), hubungan keluarga (jika lebih
dari satu orang), kegiatan usaha di tempat lain.
2.Keikutsertaan dalam Proyek dan Motivasinya
Keterlibatan seseorang atau suatu perusahaan dalam suatu dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya ikut dalam pelaksanaan manajemen, memberikan paten sehingga
menerima royalti, ikut memberikan jaminan tambahan (dalam hubungan dengan pinjaman bank).
Alasan atau motivasi keterlibatan sponsor proyek antara lain ingin memamfaatkan modal yang
dimilikinya, ingin mewujudkan suatu gagasan produksi, melihat adanya potensi pasar.
3.Kualitas Individu
Kualitas individu yang dimaksud adalah keterampilan manajemen, kepemimpinan, sifat
pembawaan, kemampuan bergaul dan bekerja sama, serta kondisi fisik dan mental, kesehatan,
usia, dan sebagainya.
4.Hasil yang Dicapai di Masa Lalu
Ketajaman analisis terhadap kemampuan sponsor proyek (bai individu maupun
perusahaan) sangat dibantu dan dipengaruhi oleh adanya data dan informasi mengenai hasil-hasil
yang pernah di capai oleh individu atau perusahaan tersebut..
5. Kelayakan Berkredit
Kelayakan berkredit menilai tingkat kepercayaan bank atau lembaga keuangan lain atau
kreditor terhadap kemampuan dan kemauan debitur (calon nasabah) atau sponsor proyek dalam
memenuhi kewajibannya, yaitu mengembalikan pinjaman yang akan di pakai. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan dan kemauan calon/debitur tesebut melalui informasi bank,
informasi usaha, relasi dagang, keluarga, kelompok dan penilaian atas jaminan yang dapat
disediakan.

6. Kepantasan Manajemen
Terakhir, perlu pula dinilai pantas tidaknya kualitas individu atau latar belakang dari
calon debitur atau sponsor proyek untuk dapat melaksanakan proyek yang bersangkutan.
Penilaian tersebut meliputi struktur organisasi perusahaan/proyek dan kapabilitas dari orang-
orang yang akan menduduki jabatan pimpinan (key person). Hal yang perlu dinilai dalam
struktur organisasi, antara lain kelengkapannya, keseimbangan antarunit, hubungan dan
koordinasi, kemampuan jangkauan pengendalian (span of control) dan jumlah tenaga kerja
untuk tiap-tiap unit atau bagian. Sedangkan penilaian kapabilitas key personnel, meliputi
kemampuan manajerial tiap-tiap orang yang akan menduduki pimpinan bidang.
BAB 9

STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PERENCANAAN

Studi kelayakan proyek atau jika dikaitkan dalam bidang usaha tertentu merupakan studi
kelayakan bisnis,berfungsi sebagai perencanaan.Hal ini bisa diuraikan sebgai berikut :

Sebelum membuat keputusan investasi,para investor akan mengadakan studi mengenai


proyek yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya untuk memberikan gambaran kepada para
investor prospek atau kemungkinan yang ingin diketahui.Dengan mempertimbangkan segala
informasi tersebut dan informasi lain yang dibutuhkan,investor akan membuat keputusana
dilaksanakan atau tidaknya suatu proyek.

STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PENGORGANISASIAN DAN PENGADAAN


STAF

Studi kelayakan bisnis bisa juga berfungsi untuk pengorganisasiandi di dalam


pengorganisasian manager memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-tugas dan
tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi tersebut.Dari analisis tenaga kerja dalam studi
kebutuhan dan kelayakan teknis suatu studi kelayakan serta analisis aspek manajemen,dapat
deketahui hal-hal berikut :

Jumlah seharusnya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan rencana kapasitas
bisnis,mesin,dan kondisi tenga kerja yang tersedia
Kualifikasi tenaga kerja yang seharusnya
Tugas,wewenang,dan tanggung jawab tiap-tiapa tenaga kerja sesuai dengan organisasi
yang dibutuhkan proyek

Studi Kelayakan Bisnis Untuk Pengarahan

Untuk melancarkan pelaksanan proyek agar tercapainya tujuan biasanya diuraikan tugas-
tugas yang akan dilakukan dalam suatu daftar yang fleksibel,termasuk cara memotivasi
pekerja.Dengan memahami kebijaksanaan umum dan tujuan jangka panjang yang telah
digariskan bisnis,yang antara lain bersumber dari studi kelayakan,manager dapat memberikan
pengarahan kepada bawahannya.

STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PENGAWASAN

Dalam melakukan pengawasan,manager membutuhkan informasi seberapa jauh


pekerjaan telah dilaksanaan dan seberapa jauh kemajuan telah dilaksanaan untuk mencapai
tujuan.Studi kelayakan merupakan suatu bentuk anggaran.Seberapa jauh penyimpangan
pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dalam studi kelayakan dapat segera diketahui,juga
seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan target yang telah
digariskan dalam studi kelayakan.

STUDI KELAYAKAN BISNIS DENGAN KETIDAKPASTIAN

Dalam penilaian studi kelayakan proyek atau bisnis perlu disadari bahwa proyeksi atau
peramalan return memiliki kemungkinan tidak tercapai.Hal ini adalah merupakan risiko
ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan.Risiko bisa didefenisikan sebagai kenyataan
yang ada lebih buruk kondisinya dibandingkan dengan peramalannya.Misalnya,diramalkan studi
kelayakan bahwa proyeksi penjualan pada tahun pertama operasi bisnis mencapai 100.000
unit.Namun kenyataannya penjualan hanya mencapai 60.000 unit.

Berdasarkan tingkat penyebaran dari return yang diharapkan,risiko dibagi menjadi 2


komponen berikut :

1. Resiko bisnis yaitu bisnis tidak mendapatkan kesempatan untuk beroperasi dengan
berhasil karena kemampuannya kenyataannya (asset).
2. Risiko keuangan,yaitu investasi tidak berhasil mendapatkan aliran kas yang cukup untuk
menutup pembayaran bunga pinjaman maupun membayar angsuran pinjaman atau tidak
berhasil mengahasilkan profit pada bisnis

Risiko di atas perlu dipertimbangakn pula dalam penyusunan studi kelayakan bisnis.Dalam
arti,diperhitungakan sebelumnya untuk berjaga-jaga.Tingkat ketidakpastian proyek memengaruhi
intensitas studi kelayakan.Semakin sulit pengahasilan penjualan,biaya,aliran kas,dan lain-lain
diperkirakan,semakin hati-hati seseorang melakukan studi kelayakan.

BAB 10

KRITERIA KEPUTUSAN

A. PENGANTAR

Didalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis bisa menggunakan
bervagai kriteria. Di mulai dari kriteria yang sempit sampai dengan kriteria yang lebih luas.

Dalam studi kelayakan bisnis yang sebagian besar membicarakan segi bisnis maka
profibalitas komersial lebih diperhatikan. Idealnya, suatu proyek yang baik adalah tidak
hanya sehat atau layak dari segi teknis, ekonomis, serta aspek-aspek lain, namun jugta
memberikan keuntungan yang tinggi baik kepada investor (profibilitas komersial maupun
kepada perekonomian nasional ( profitabilitas ekonimi nasional).
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan proyek kepada
perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut.

a. Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya dalam


penerimaan devisa, pengguanan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan penggunaan
sekecil-kecilnya.
b. Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang usaha untuk diharapkan dalam
usaha menemukan rata-rata , nilai bersih proyek yaitu, dengan mempertimbangkan
semua faktor yang ada didalamnya.
Kriteria penilaian yang akan dibahas antara ;
a) Kriterian intesitas faktor
b) Kriteria luas dan komplesitas proyek
c) Kriteria pendapatan valuta asing
d) Kriteria profitabilitas komersial
e) Kriteria profitabilitas nasional
f) Kriteria poemilihat proyek

B. KRITERIA INTENSITAS FAKTOR

Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan


prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu
misalnya tega kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital).
Kriteria ini memiliki kelemahan yaitu,harus diikuti dengan asumsi faktor-faktor
lain yang dijadikan kriteria. Jadi penggunaan faktor surplus tenaga kerja sulit
dijadikan kriteria satu-satunya tanpa mempertimbangkan akibatnya terutama akibat
negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya produktifitas yang rendah, yang justru
kemumgkinan besar akan mengurangi nilai proyek itu sendiri.
C. KRITERIA LUAS KOMPLEKSITAS PROYEK

Secara umum, pada tahap awal pembangunan suatu negara jenis-jenis usaha
kecil yang mempergunakan teknik produksi sederhana dan memberikan return yang cepat
sebaiknya diberi dukungan lebih kompleks yang dilaksanakan beberapa waktu kemudian setelah
masyarakat siap untuk melaksanakannya. Contoh mari kita lihat sasaran pembangunan bidang
ekonomi setiap PELITA Republik Indonesia.

D. KRITERIA PENDAPATAN VALUTA ASING/DEVISA

Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanan suatu proyek adalah


seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang
diproduksikan proyek jika produk tersebut adalah subsitusi impor atau seberapa besar
pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari ekspor produk yang akan
dihasilkan proyek.

Pertimbangan menyertai perlunya digunakan kriteria pendapatan devisa


adalah sebagai berikut.
Krisis cadangan devisa akan mengancam kelansungan pembangunan jangka
panjang suatu negara, maka proyek-proyek secara komersial tidak layak pun
bisa diterima menghasilkan devisa yang relatif tinggi atau proyek tersebut
paling tidak bisa membantu kesulitan devisa.
Jika proyek-proyek yang ada selama ini dinilai dalam jangka panjang tidak
mampu menghasikan devisa yang cukup bagi negara yang bersangkutan,
pembangunan proyek-proyek yang memberikan pendapatan devisa atau
menghemat merupakan proyek-proyek yang harus diprioritaskan.

E. KRITERIA PROFITABILITAS KOMERSIAL


Penggunaan kriteri komersial untuk menilai proyek-proyek industri sangat
disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat objektif dan menggunkan aspek
penting, yaitu biaya. Dengan mendapatkan informasi akurat mengenai permintaan atau
pasar, harga, produksi dan biaya, profitabilitas telah dikenal, melelui prosedur
akuntansi.
Profitabilitas komersial merupakan sebuah prakiraan yang tidak lepas dari
penyimpangan. Terdapat dua bagian besar didalam profitabilitas komersial ini, yaitu
estimasi biaya produksi dan estimasi penerimaan, penjualan. Jika terdapat kesalahan
satu bagian tersebut, akan mengakibatkan kesalahan pada perhitungan return of return.
Sebaliknya, jika estimasi profitabilitas komersial dengan teliti dibuat bisa digunakan
sebagai dasar penilaian prospek proyek, terutama dalam kaitannya sebagai bisnis
komersial.

F. KRITERIA PROFITABILITAS EKONOMI NASIONAL

Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan yang paling tepat untuk


mengukur nilai bersih suatu proyek terhadap perekonomian nasional. Profitabilitas
nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investai dalam hubungannya dengan
petekonomian nasional.
Metode untuk menilai profitabilitas ekonomi nasional yang paling mudah
adalah mendasarkan pada perhitungan profitabilitas komersial lalu disesuaikan dengan
kondisi yang memerlukan penyesuaian. Misalnya suatu proyek yang mendapatkan
fasilitas pembebasan bea masuk impor bahan baku.
G. KRITERIA PEMILIHAN PROYEK

Kriteria sebelumnya profitabilitas komersial dan profibilitas ekonomi


nasional adalah kriteria yang sangat berguna untuk menganalisis proyek secara objektif
dan sistematis. Kriteria pemilihat proyek mendasarkan kepada kedua kriteria tersebut
ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kriteria ini dipergunakan pada saat
mengambil keputusan mengambil alternatif proyek, proyek apa yang harus
didahulukan dan proyek yang sebaiknya ditunda pelaksanaannya.
Bahaya mengancam dengan digunakan kriteria ini adalah jika
pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan
keputusan. Misalnya faktor politik, kelembagaan, kebiasaan, sosial, kepercayaan, dan
lain-lainnya. Sebaliknya, faktor-faktor diatas bisa menjadi faktor pendukung bagi
pelaksanaan suatu proyek, dalam arti bahwa pelaksaan suatu proyek, dalam arti bahwa
pelaksanaan prodisesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
BAB 11

ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

A.PENGANTAR

Study lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan
untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidakakan
menimbulkan ancaman atau justru dapat memberikan peluang diluar dari usaha yang utama.

Guna menghindari segala kemungkinan pengaruh negatif ini , sebaiknya dari awal setiap
akan mendirikan usaha perlu membuat kajian lingkungan dan dimasukkan kedalam unsur
penilaian dari kelayakan usaha.Dampak lingkungan yang akan muncul sehubungan dengan
adanya pendirian setiap usaha ,yaitu adanya perubahan pola tingkah laku masyarakat disekitar
tempat usaha.S

B.DAMPAK SOSIAL USAHA

Perusakan lingkungan itu dimulai dengan penebangan hutan,perusakan rumah rumah


penduduk ,mengubah fungsi lahan ,dan lain sebagainya.Pelaku study harus mampumembuat
prediksi sebelum usaha itu ada.Sehingga nantinya juka terjadi pendirian usaha kemungkinan hal
itu semua sudah dapat diperhitungak

Dampak sosial yang sering muncul adalah adanya ketidakpuasan dari masyarakat
disekitar lokasi ,baik mengenai kompetensi yang mereka terima ataupun kecemburuan tenaga
kerja asing.Dampak lain ,adanya sifat masyarakat yang acuh terhadapproyek ini ,
jikajumlahmereka banyak maka akan sangat berbahaya bagi usaha dikemudian hari .

C.DAMPAK EKONOMI USAHA

Dampak ekonomi itu antara lain dapatdirinci sebagai berikut:

a) Besarnya tenaga kerja yang terserapoleh usaha yang akan didirikan.


b) Apakah ada usaha ikutan yang muncul akibat usaha ini.Jika ada berapa banyak,dalam
bentuk apa,apakahdapat menunjang usaha dapat bermitra,
c) Besarnya penerimaan pemerintah dengan adanya usaha,baik yang berasaldari
retribusi,pajak pertambahan nilai,dan pajak penghasilan.
d) Besarnya kontribusi usaha terhadap penambahan pendapatan masyarakat disektor loaksi
usaha.
e) Besarnya kerugian akibat dari peralihan fungsi lahan atau tanah kelokasi usaha

Dengan kata lain,besarnya potensi benefiit dibandingakan dengan opportunity cost,yang


berarti usaha itu dari kajian dampak ekonomi layak dilaksanakan.

D.DAMPAK FISIK

Studi mengenai dampak fisik ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan
bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi dari usaha baru itu akan menimbulkan
pencemaran udara ,pencemaran air,sangat bising dan perusakan lingkungan .Pelaku study
bersama dengan ahli lingkungan harus dapatmelakukan study yang disebut AMDAL yaitu study
dampak lingkungan.Dampak tersebut dianalsis sehingga dapat diketahui besarkecilnya dampak
terhadap lingkungan .

E.PREDIKSI KEMUNGKINAN DAMPAK LINGKUNGAN

Tahapan ini adalah langkah lanjut dari study ddampak lingkungan yaitu pelaku study
kasus dapat merinci perkiraan dari adanya dampak lingkungan ,baik yang bersifat sosial ,maupun
secara fisik dan disajiakan dalam suuatu daftar sehingga akan terlihat jelas dapat dianalisis
dengan baik.

Prediksi dampak sosial haruslah dapat dirinci dengan cara apa sja yang dianggap
membawa dampak positif atau dampak negatif

F.KALKULASI BIAYA DAMPAK LINGKUNGAN

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan kalkulasi dampak
lingkungan yaitu:

a) Melakukan verifikasi data hasil prediksi dampak lingkungan


b) Meneliti ulang kebenaran nilai nilai yang ditetapkan pada saat prediksi
dilakukan,mengingat kemungkinan adanya keslahan dalam penafsiran nilai.
c) Membuat daftar kalkulasi biayadampak lingkungan dan menghiitung seluruh biaya yang
mungkin timbul
d) Menganalisi dampak lingkungan dengan sasaran untuk melakukan perbandingan antar
biaya penanganan dampak lingkungan dengan dana investasi dan benefit dari usaha
tersebut

Tujuan dilakukan kajian ulang adalah untuk mengetahui nilai- nilai yang telah ditetapkan
pada waktu prediksi itutidak ada kesalahan dalam penafsiran atau perubahan karena adanya suatu
ketentuan pemerintah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat menguraikan secara detail pengaruh dari masing
masing dampak lingkungan terhadap pelaksanaan opersional usaha dimasa yang akan datang.

Analisi dimulai dengan membandingkan antara besarnya biaya dampak lingkungan sosial
yang negatif dengan biaya yang positif dan membuat selisih antara nilai tambah dengan
oportunity cost dari lingkungan ekonomi.

BAB 12

KONSEP NILAI WAKTU UANG DAN BERBAGAI KRITERIA INVESTASI

A.PENGANTAR
Secara ekonomi segala sesuatu didunia ini tidak ada yang diperoleh tanpa
pengorbanan,untuk mendapatkan air minum,makan,pakaian dan kebutuhan lain semua itu
diperoleh dengan pengorbanan,udara sekalipun bagi orang sakit harus diperoleh dengan
pengorbanan,bagi bisni yang ini mendapatkan bisnis,bagi pembiaayaan kegiatan harus
mengeluarkan biaya yang selanjutnya disebut biaya modal.itu beararti bahwa kita menghargai
Sesuatu pengorbanan.

B.TERMINAL( FUTURE) VALUE


Bunga majemuk menjadi pusat untuk mempelajari aspek keuangan secara
metematik,secara sederhana konsep ini hanya menghitung bunga atas dasar pokok pinjaman,dan
bunga tersebut akan menjadi pokok pinjaman untuk periode berikut,dan bunga pada periode
selanjutnya dihitung atas dasar pokok pinjaman yang baru.
contoh: seseorang yang mempunyai Rp.100.000,- yang disimpan di bank dengan tingkat
bunga sebesar 8%,maka 1 tahun kemudian atau pada akhir tahun simpanannya akan menjadi
besar.terminal value(TV) =Rp.100.000(1 +0,08)
=Rp.108.000,-.
Apabila uang tersebut disimpan untuk jangka 2 tahun maka pada akhir tahun ke2 akan
menjadi sebesar Rp.116,640, karena pokok simpanan tahun ke2 tidak lagi sebesar Rp.100.000
melainkan Rp.108.000 dan bunga tahun ke2 adalah sebesar 2% X Rp.108.000 =Rp.8.640.
dengan kata lain maka dengan bunga majemuk kita dapat mencari secara singkat:

TV =Rp.100.000( 1+0,08) 2
=Rp.116.640
Pada akhir tahun ke 3 akan menjadi:
TV =Rp.100.000(1 +0,08)2
=Rp.125.971
Secara umum kita menuliskan dapat menjadi
TV = Xn (1+r)n
C.PRESENT VALUE(NILAI SEKARANG)
Sebagai contoh yang sederhana apabila kita menginginkan simpanan kita di bank 1 tahun
yang akan datang sebesar Rp.700.000 sedangkan bunga yang berlaku adalah 9%,maka berapa
kita harus menyimpan saat ini.atau beberapa nilai sekarang dari Rp.700.000 yang akan kita
terima dalam 1 tahun yang akan datang.

D.INTERNAL RATE OF RETURN(IRR)


Internal rate of return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value, aliran khas
yang kelur yang diharapkan dengan present value aliran khas masuk,diharapakan dampat
membawa dampak positif bagi bisnis.

E.KRITERIA PENILAIAN INVESTASI


Terdapat 6 metode penilaian investasi suatu proyek yang biasa digunakan

1.Accounting Rate of Return


Acconting rate of return merupakan rasio antara laba setelah pajak,terhadap
investasi.metode ini hanya didasarkan atas data laporan keuangan,sebagai contoh pergantian
mesin lama yang masih memiliki nilai buku Rp.2.000.000. dengan mesin baru senilai
Rp.18.500.000, sedangkan biaya pemasangan Rp.1.500.000, sehingga total investasi adalah
sebesar Rp.20.000.000,dikurangi mesin penjualan mesin lama Rp.2.000.000. atau sebesar
Rp.18.000.000.

2.Payback
Payback period menunjukkan berapa lama(jangka waktu yang di isyaratkan untuk
pengambilan initial khas investment.(payback period merupakan rasio antara initial dengan cash
flow.jika payback period telah kita dapatkan maka untuk menilai apakah investasi tersebut
diterima atau ditolak kita bandingkan payback period yang di isyaratkan atau ditentukan.

3.Internal rate of return(Irr)


Metode yang telah dibahas selanjutnya hanya mendasarkan pada aliran khas dan laporan
rugi/laba,tanpa memperhatikan nilai waktu uang.oleh karena itu,terdiri atas tiga metode, yakni:
internal rate of return, net present value, dan profitability indeks.

4.Net present value(Npv)


Sperti halnya metode internal rate of return,meode net present value pun merupakan
pendekatan discounted cash flow dalam capital budgeting,dengan menggunakan metode net
present value seluruh aliran khas di present value kan dengan required rate of return.

5.Profitability index(Pi)
Profitability indeks atau sering disebut dengan benefit cost index adalah ratio antara
present value procced dengan present value outlay.kelemahannya adalah saat kita dihadapkan
untuk memiliki proyek yang profit table ini disebabkan profitability index tidak lebih sebagai
ratio saja, bukan dengan angka absolute.hubungan antara net present value dengan internal rate
of return dapat dilihat pada NPV dan IRR berhubungan terbalik.

Vous aimerez peut-être aussi