Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Otopsi secara tradisional telah digunakan dalam pendidikan kedokteran,
namun beberapa dekade terakhir ini telah mengalami penurunan tajam dalam
pemanfaatannya dalam pengajaran. Studi ini meninjau status otopsi saat ini
sebagai alat pengajaran dengan ulasan sistematis literatur medis, dan sebuah studi
kuesioner yang melibatkan sekolah kedokteran Inggris. Pengajar/dosen dan
mahasiswa sepakat bahwa pengajaran berbasis otopsi memiliki banyak manfaat
potensial, termasuk pengetahuan yang lebih dalam tentang ilmu klinis dasar,
kesalahan medis, masalah akhir kehidupan, audit dan "kurikulum tersembunyi".
Alasan yang mendasari penurunan pemanfaatan otopsi dalam pengajaran itu
rumit, namun mencakup penurunan tingkat otopsi, meningkatnya kebutuhan
waktu pengajar/dosen, dan kebingungan mengenai undang-undang di beberapa
wilayah hukum. Penggunaan otopsi secara maksimal untuk pengajaran dapat
dicapai dengan melibatkan ahli patologi anatomis dan residen patologi dalam
proses pembelajaran, pengembangan metode pengajaran alternatif dengan
menggunakan prinsip-prinsip otopsi, dan klarifikasi hukum. Mahasiswa
mendapatkan sebagian besar keuntungan dari kehadiran berulang saat otopsi,
diajarkan oleh pengajar/dosen yang antusias, ketika mereka telah disiapkan secara
efektif untuk estetika pembedahan dan lingkungan kamar mayat. Kata kunci:
pendidikan kedokteran, otopsi, postmortem.
Pendahuluan
" Taceant colloquia. Effugiat risus. Hic locus est ubi mors gaudet succurrere
vitae." "Biarkan pembicaraan berhenti. Biarkan tawa lari. Ini adalah tempat di
mana yang mati berbahagia untuk membantu yang hidup. "Otopsi memiliki
sejarah penggunaan yang panjang untuk pendidikan dokter, bahkan kata otopsi
berasal dari" autos "Yunani kuno (diri sendiri) dan "opsis" (penglihatan); Secara
harfiah berarti "melihat untuk diri sendiri".1 Kegunaan otopsi sebagai alat dalam
praktik medis dan pendidikan kedokteran tetap diakui dengan baik pada akhir-
akhir ini. Mengingat hal ini, otopsi adalah hal yang umum dan sering digunakan
sebagai alat pengajaran sepanjang periode awal dan pertengahan abad yang lalu,
dan kehadirannya diharapkan oleh mahasiswa kedokteran. Meskipun nilai tinggi
ditempatkan pada otopsi sebagai alat pengajaran di masa lalu, penggunaannya
telah menurun drastis, yang menyebabkan situasi dimana banyak mahasiswa tidak
lagi melihat otopsi sama sekali selama studi sarjana mereka. Tujuannya adalah
untuk memahami nilai otopsi saat ini sebagai alat pengajaran dalam kurikulum
sarjana kedokteran, dan mendiskusikan bidang-bidang kontroversi, termasuk
penurunan penggunaan otopsi sebagai bahan pengajaran. Jurnal ini terbatas pada
subjek otopsi yang digunakan dalam pendidikan kedokteran; Penggunaan kadaver
yang disumbangkan dalam pengajaran anatomi hanya akan didiskusikan
sehubungan dengan fitur pembanding dari kedua teknik tersebut, yang disorot
dalam literatur dan pendapat responden terhadap survei tersebut.
Metode
Jurnal ini mencakup tinjauan menyeluruh terhadap literatur medis, termasuk
pertanyaan terstruktur di PubMed, dan penelusuran abstrak masyarakat yang
relevan dengan subjek otopsi dalam pendidikan medis (misalnya, Masyarakat
Patologi Inggris Raya dan Irlandia, Asosiasi untuk Pendidikan Kedokteran di
Eropa, dan Asosiasi untuk Studi Pendidikan Kedokteran). Selain itu, kuesioner
singkat yang terdiri dari 14 pertanyaan dengan tanggapan teks bebas dikirim ke
semua sekolah kedokteran di Inggris dengan tujuan memberikan gambaran
tentang status otopsi saat ini dalam pendidikan kedokteran. Kuesioner juga
meminta pendapat responden yang bertanggung jawab atas pengajaran otopsi
mengenai kegunaan otopsi sebagai alat untuk pengajaran medis. Kuesioner
diberikan di bagian Bahan Tambahan. Berhubung kuesioner ini hanya dikirim ke
fakultas, hanya menanyakan tentang praktik, persetujuan etika penelitian tidak
diperlukan.
Hasil
Kuesioner dikirim ke masing-masing 33 sekolah kedokteran di Inggris dan
responden yang menanggapi sejumlah 20 sekolah kedokteran (tingkat respons
59%). Hasil kuesioner dan kajian literatur disajikan dengan topik di bawah ini.
Status otopsi saat ini dalam pendidikan kedokteran Inggris
Semua kecuali salah satu sekolah yang berpartisipasi mengizinkan beberapa
siswa untuk menghadiri otopsi selama studi medis mereka, walaupun format
kehadiran ini bervariasi (Tabel 1). Semua kecuali tiga sekolah yang berpartisipasi
menggambarkan beberapa bentuk kehadiran siswa, dengan siswa harus hadir di
kamar mayat atau tutor secara langsung dan mengatur kehadiran. Di beberapa
kesempatan, kesempatan bagi siswa untuk hadir didorong oleh tutor selama sesi
pengajaran, atau penggunaan sistem pendaftaran. Tingkat di mana siswa didorong
secara aktif tampaknya bervariasi. Bahkan saat didorong untuk hadir, kesempatan
untuk melakukan pemeriksaan postmortem tampak bergantung pada keadaan
tertentu seperti penempatan dan hal-hal yang terkait dengan jenazah yang
menjalani pemeriksaan postmortem, dan sikap dan kesempatan yang diberikan
oleh pengajar. Lebih dari setengah sekolah yang berpartisipasi, memiliki
Pandangan Mahasiswa
Meskipun kegunaan otopsi dalam pembelajaran mahasiswa kedokteran telah
banyak diperdebatkan, beberapa penelitian telah mencari pendapat mahasiswa
kedokteran secara langsung.
Ringkasan beberapa penelitian yang diterbitkan dalam literatur yang
mempertimbangkan pendapat mahasiswa kedokteran tentang otopsi ditampilkan
pada Tabel 2. Penelitian mencakup berbagai wilayah geografis di mana teknik
otopsi, kualitas, dan campuran kasus sangat bervariasi. Keterlibatan mahasiswa
mulai dari melihat organ yang diangkat dari kematian alami, untuk mengamati
otopsi lengkap di mana kematian traumatis, untuk benar-benar melakukan otopsi
sendiri. Kelompok studi, metodologi studi dan fokus para peneliti juga berbeda
antara penelitian. Heterogenitas yang dihasilkannya membuat statistiki meta-
analisis menjadi tidak mungkin.
Meskipun ada perbedaan dalam penelitian, mahasiswa kedokteran telah
menemukan cara untuk mengungkapkan pendapat, yang dapat dibagi menjadi hal-
hal yang berkaitan dengan kognisi, masyarakat, dan emosi untuk mencerminkan
tiga dimensi pembelajaran Illeris (Tabel 3).
Perlu dicatat bahwa banyak tanggapan mahasiswa yang positif. kebanyakan
melihat kehadiran dalam otopsi berguna dalam pendidikan kedokteran, terutama
yang berkaitan dengan pembelajaran ilmu pengetahuan dasar, yang
mengintegrasikan pengobatan klinis dengan patologi, dan pembelajaran tentang
kemungkinan kekeliruan dalam ilmu kedokteran.
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa perilaku dan sikap instruktur
dan staf kamar mayat merupakan faktor utama yang mempengaruhi mahasiswa.
Banyak penelitian yang membahas efek psikologis yang negative dari kehadiran
saat otopsi, beberapa diantaranya ditemukan dalam kelompok demografi tertentu
(misalnya wanita). Namun beberapa penelitian juga melaporkan bahwa efek
tersebut dapat diperbaiki dengan persiapan dan perilaku yang tepat oleh pengajar.
Secara umum yang menjadi fokus utama yang perlu diketahui mahasiswa adalah
kehidupan pribadi individu yang diotopsi (misalnya anggota keluarga). Beberapa
penelitian melporkan adanya keberatan, sementara yang lain merasakan kegunaan
dari otopsi sebagai alat untuk meninjau kembali kolerasi praktik klinik dan klinis
patologis. Namun etika fisik yang tidak menyenagkan dari kamar mayat dan
otopsi yang hampir ditemui pada setiap penelitian, walapun sering kali hanya
masalah pada sebagian kecil mahasiswa. Dalam sejumlah penelitian. kehadiran
mahasiswa yang berulang-ulang sangat direkomendasikan karena dapat dijadikan
sebagai pengobatan untuk efek psikologis yang tidak menyenangkan dan syok
saat pertama kali mengikuti otopsi.
Sementara mahasiswa secara umum menudukung kehadiran, juga
ditemukan ketidaksepakatan mengenai kehadiran yang harus diwajibkan. Dalam
beberapa penelitian mahasiswa sangat mendukung akan kewajiban untuk hadir,
dan pada beberapa penelitian lagi hal ini sangat ditolak. Perbedaan ini mungkin
mencerminkan gaya kehadiraan saat otopsi dan melakukan pengajaran kepada
siswa.
Para pendidik juga berpendapat bahwa mahasiswa juga harus
mendapatkan manfaat dari kehadiran saat otopsi hal ini berhubungan dengan
kurikulum dalam pendidikan kedokteran.
Kesimpulan
Saat ini status pengajaran postmortem di Inggris sebagaimana dibuktikan
dari survei kecil yang dilakukan sebagai bagian dari jurnal ini, tampaknya terjadi
penurunan sumber pengajaran. Sudah mejadi hal yang biasa bagi mahasiswa
untuk menghadiri sedikit otopsi selama mereka menjalankan pendidikan, dan
beberapa mungkin tidak pernah melihat otopsi. Dalam menghadapi opini fakultas
dan mahasiswa, baik dalam survey ini maupun dari literature yang diterbitkan.
Bahwa postmortem adalah alat yang sangat berguna untuk mengajarkan berbagai
disiplin ilmu, terutama berkaitan dengan ilmu klinis, kesalahan dalam medis,
masalah mengenai kematian, audit, dan kurikulum. Penurunan penggunaan otopsi
untuk pengajaran sebagian merupakan konsekuensi dari penurunan tingkat otopsi
di Inggris dan di tempat lain, dan kurangnya kejelasan mengenai kasus mana yang
sesuai untuk pengajaran siswa kedokteran di Inggris. Namun peningkatan tuntutan
mahasiswa dan pengajar juga berperan penting, dan sejauh mana otopsi digunakan
untuk pengajaran juga berbeda-beda, dan tergantung dari ada atau tidaknya ahli
histopatolgi yang memiliki minat khusus untuk melakukan pengajaran yang
berbasis otopsi ke depannya. Meskipun ada sejumlah literatur yang membahas
metode pengajaran otopsi alternative, namun penggunaan metode pengajaran
alternatif tampaknya belum diketahui secara luas, walaupun terjadi peningkatan
dalam pengunaannya.
Banyaknya otopsi sangat bermanfaat bagi mahasiswa hal ini sama seperti
yang dirasakan oleh fakultas dan mahasiswa itu sendiri, sekolah kedokteran dan
kehadiran saat otopsi atau pengembangan medote pegajaran alternatif yang
menggunakan prinsip otopsi harus menjadi fokus utama yang harus didukung
secara aktif. Kesulitan dalam manajemen waktu saat melakukan pendekatan dapat
diatasi dengan melibatkan ahli teknologi patologi anatomi dan ahli histopatologi.
Ketersediaan otopsi yang digunakan untuk mengajar mahasiswa kedokteran bisa
lebih banyak lagi jika konsensus nasional mencakup kehadiran mahasiswa
kedokteran saat kegiatan otopsi.
Sekolah kedokteran secara aktif menggunakan otopsi untuk mengajar,
harus diakui bahwa pendidikan yang bermanfaat secara maksimal dapat dicapai
jika metode pengajarannya terstruktur, dengan hasil yang jelas, dan disampaikan
oleh pengajar inspiratif yang berprilaku tepat, dan mahasiswa yang sudah
memiliki kesiapan dalam hal etika di kamar mayat dan saat otopsi. Dan
memberikan kesempatan untuk hadir dalam berbagai kesempatan.