Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN KEPERAWATAN

ASPIRASI BENDA ASING


BLOK SISTEM RESPIRASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3


Dosen Pembimbing : Ns. Firnaliza Rizona, S.Kep, M.Kep

Riki Gustiawan G1B116005


Nisnaini Anggraini G1B116006
Ukhvia Munawara G1B116007
Astri Rahma Yani G1B116008
Tuti Yuniarti G1B116017
Marisa Maharti G1B116018
Ayuni Amalina G1B116019
Ria Ramadani Wansyaputri G1B116032
Robbi Mediasyah G1B116033
Fatimah Ariyanti Nasution G1B116035
Dara Mayori Siregar G1B116036
Rina Febrianti G1B116034

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah asuhan keperawatan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah asuhan keperawatan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Tidak lupa penulis berterimakasih
kepada Ibu Ns. Firnaliza Rizona, S.kep, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis. Harapan kami semoga makalah asuhan
keperawatan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 13 September 2017

Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, golongan darah dan
alamat.

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama, usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat,status hubungan dengan
klien.

3. Keluhan Utama
a. Tiba tiba tersedak dan merasakan sakit
b. Merasa sakit dibagian kerongkongan, hidung dan sistem pernapasan lainnya
c. Sulit menelan
d. Merasakan sesak nafas
e. Terasa tercekik dibagian leher
f. Batuk, muntah, dispanea
g. Demam

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Kien tersedak, batuk dan merasakan sesak setelah mengkonsumsi sesuatu.
2) Klien tertelan sesuatu saat bermain
3) Klien merasakan sakit di bagian kerongkongan setelah pulang dari tempat
kerja.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Kaji apakah klien pernah mengalami alergi terhadap suatu benda.
2) Kaji apakah klien pernah mengalami pembesaran pembuluh darah
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga pernah ada riwayat penyakit paru di keluarga
d. Riwayat Lingkungan
1) kaji dimana klien bekerja, apakah tempat berkerja klien beresiko untuk
masuknya benda asing di dalam pernapasan
2) kaji dimana letak tempat tinggal klien apakah beresiko untuk masuknya
benda asing di jalan napas
3) kaji apakah klien dalam pengontrolan hidup yang baik atau tidak .
biasanya dilakukan pada anak- anak.

5. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : meningkat
b. Nadi : Takikardi
c. RR : pola pernapasan meningkat > 30x/menit
d. Suhu : suhu meningkat >37C

6. Pengkajian 11 Pola Fungsi Kesehatan (gordon)


a. Pola presepsi kesehatan dan penanganan kesehatan :
1) Ketika tertelan suatu benda asing klien langsung berusaha
mengeluarkannya
2) Ketika merasakan sakit klien langsung memeriksakan dirinya ke dokter
b. Pola nutrisi metabolik :
1) Makan : kesulitan utuk menelan
2) Minum : nyeri saat menelan minuman
c. Pola eliminasi :
terganggunya pola eliminasi disebabkan pemasukan nutrisi metabolik yang
terganggu
d. Pola aktivitas atau latihan :
Masih dapat bergerak bebas meski terasa sesak.
e. Pola istirahat atau tidur :
Pola tidur terganggu disebabkan adanya sesak nafas.
f. Pola kognitif atau preseptual
1) Pendengaran : masih dapat mendengar dengan baik
2) Penglihatan : mata tampak berair namun masih dapat melihat dengan
normal
3) Pengecapan : masih dapat merasakan dengan baik
4) Perabaan : masih dapat meraskan dengan baik
5) Penciuman : apabila benda asing masuk melalui hdung maka sistem
penciuman sedikit terganggu disebabkan adanya tekanan, adanya rasa
nyeri dan hidung tampak merah dan berair.
6) Presepsi nyeri : rangsang nyeri dapat dirasakan
7) Bahasa :
a) jika terjadi pada anak maka anak biasanya anak menunjukkan dengan
bahasa tubuhnya. Seperti menangis dll.
b) Jika terjadi pada dewasa biasanya klien berbahasa dengan terbata-
bata. Akan tetapi suara dapat menghilang jika kondisi semakin parah
8) Memori : masih dapat mengingat dengan baik
9) Pengambilan keputusan : jika dewasa mengambil keputusan sendiri, jika
anak- anak maka pengambilan keputusannya dibantu orang tuanya.
g. Pola presepsi diri/konsep diri : -
h. Pola peran/hubungan : -
i. Pola seksualitas/reproduksi : -
j. Pola koping/toleransi stress
Biasanya klien cenderung stress dan ketakutan disebabkan memikirkan
apakah benda asing yang masuk dapat keluar atau tidak.
k. Pola nilai/kepercayaan : -
7. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Mata
Inspeksi : Tidak berair
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada udem.
b. Hidung
Inspeksi : Tampak kemerahan dan kesulitan untuk bernapas
Palpasi : - Adanya nyeri tekan
- Adanya udem ( apabila parah )
c. Mulut
Inspeksi : - bibir sianosis
- Tidak ada pendarahan pada gusi
Palpasi : Tidak ada pembesaran tonsil
d. Telinga
Inspeksi : Tidak ada perdarahan, bentuk simetris.
Palpasi : Tidak ada cairan.
e. Kepala
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
f. Leher
Inspeksi : Tampak kemerahan, ada kekakuan, dan reflex menelan
rendah.
Palpasi : Adanya nyeri tekan.
g. Paru
Inspeksi : - Paralisme digfragma
- Adanya cekungan di suprasternal dan interkostal
- Pernafasan meningkat
Palpasi : - Pergerakan dada pada saat bernafas sama
- Fremitus teraba sama (simetris)

Perkusi : Adanya suara tmbahan


Auskultasi : Terdengar bunyi wheezing.

h. Jantung
Inspeksi : Terlihat simetris
Palpasi : Denyut nadi meningkat
Auskultasi : Terdengar bunyi s1 dan s2
i. Abdomen
Inspeksi : Adanya cekungan pada epigastrium
Palpasi : - Tidak ada masa
- Tidak ada pembesaran hepar
- Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Tidak ada bising usus
j. Genitalia :-
k. Punggung dan tulang belakang : Simetris
l. Ektremitas atau musculoskeletal : Lemah dan cepat lelah
m. Fungsi pendengaran atau penghidung/tenggorokan
Pendengaran : Klien dapat mendengar dengan baik
Penciuman : Indra penciuman klien baik
Tenggorokan : Klien cenderung merasa nyeri pada saat menelan
n. Fungsi pengelihatan : Klien dapat melihat dengan baik
o. Fungsi neurologis : Klien sedikit syok, gelisah dan mengalami penurunan
kesadaran
p. Kulit/integumen
Inspeksi : Turgor kulit menurun
Palpasi : Suhu tubuh meningkat
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
b. CT scan
c. Pemeriksaan faal paru
d. Pemeriksaan gas darah :
Peningkatan PaCo2, pernapasan >30x/menit

9. Terapi
a. Keluarkan benda asing yang menjadi sumber penyumbatan
b. dihisap
c. Abdominal Thrust
d. Chest Thrust
e. Back Blow
f. Pemberian oksigen
g. Monitor jantung dan pulse oxymetri
h. Pemasangan IV
i. Bronkoskopi
j. Metilprednisolon 2 mg/kg IV
B. Diagnosa Keperawatan (Prioritas Diagnnosa)
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi
esofagus.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dan disfagia.
3. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
4. Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit buruk.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
perawatan di rumah.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada esofagus.

C. Intervensi
1. Diagnosa : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
obstruksi esofagus.
Kriteria Hasil : 1. menunjukkan perilaku mencapai jalan napas
2. menunjukkan jalan napas dengan bunyi bersih
NO Intervensi Rasional
1. Kaji pola napas 1. Mengetahui sejauh mana pola napas
pasien sebagai indikator intervensi
selanjutnya.
2. Pertahankan tirah baring jika kondisi 2. Tirah baring dapat membantu
memerlukannya relaksasi otot-otot pernapasan.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 3. Posisi semifowler (posisi duduk 30-
derajat (posisi semifowler) 45 derajat) mengurangi penekanan
abdominalis terhadap diafragma.
4. Hindari posisi terlentang 4. Posisi terlentang dapat membuat
penekanan abdominalis terhadap
diafragma sehingga ekspansi paru
tidak maksimal.
5. Lakukan pengisapan orotrakeal jika 5. Pengisapan orotrakeal membantu
dibutuhkan pengeluaran mukus yang menyumbat
jalan napas.

2. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia dan disfagia.
Kriteria Hasil : masukkan kalori pasien dipertahankan, dan nutrisi seimbang
NO Intervensi Rasional
1. kaji kemampuan pasien untuk 1. Untuk mengidentifikasi kemampuan
menelan cairan dan makanan. pasien menelan cairan dan makanan
guna intervensi selanjutnya.
2. Ukur masukan dan keluaran makanan 2. Untuk mengetahui seberapa banyak
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 kebutuhan nutrisi dan cairan yang
dibutuhkan klien.
3. Beri dukungan kepada pasien untuk 3. Jika makanan dalam bentuk halus
mengunya makanan dengan baik, maka membantu proses pencernaan.
untuk mengigit dalam jumlah kecil,
dan untuk makan pelan
4. Bantu pemberian makanan jika perlu. 4. Membantu pemenuhan nutrisi klien

5. Bantu dalam pemasangan selang NG 5. Membantu pemenuhan nutrisi dengan


jika dipesankan selang NG
6.
3. Diagnosa : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Kriteria Hasil : Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak
ada nyeri.
NO Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri, lokasi, karasteristik, mulai 1. untuk mengukur tingkat/kualitas
timbul, frekuensi dan intensitas, nyeri guna intervensi selanjutnya
gunakan tingkat ukuran nyeri.
2. Ajarkan dan bantu dengan alternative 2. Pengalihan perhatian dapat
teknik pengurangan nyeri (misalnya mengurangi nyeri
imajinasi, musik, relaksasi)
3. Ubah posisi setiap 2 sampai 4 jam. 3. Posisi yang nyaman dapat membantu
mengurangi tingkat nyeri.
4. Berikan analgesik jika dipesankan 4. Analgesic dapat mengurangi nyeri

7.

4. Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada


esophagus.
Kriteria Hasil : Tidak terjadi infeksi
NO Intervensi Rasional
1. Kaji pasien terhadap bukti adanya 1. Untuk mendeteksi sedini mungkin
infeksi. adanya tanda-tanda infeksi.
2. Periksa tanda-tanda vital, demam, 2. TTV merupakan acuan terjadinya
mengigil Infeksi
3. Tekankan higiene personal 3. Personal hygiene dapat mencegah
timbulnya mikroorganisme yang
dapat menyebabkan infeksi
4. Kolaborasi mengenai pemberian 4. Pemberian antibiotic dapat mencegah
antibiotik infeksi
8.
D. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dengan
menyesuaikan terhadap kondisi klien.

E. Evaluasi
Lakukan evaluasi terkait berhasil atau tidaknya suatu tindakan yang telah di
lakukan
DAFTAR PUSTAKA

Andika Giffran. Diakses di giffarandikakesehatan.blogspot.co.id/2014/11/aspirasi-


benda-asing.html pada 12 September 2017
Bulechek, Gloria M. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) edisi keenam.
Jakarta : mocomedia.

Herdman, T.H. 2015. Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi edisi 10. Jakarta :
EGC

Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi kelima. Jakarta :
mocomedia

Sudarto. Diakses di https://www.slideshare.net/sudarto2/aspirasi-benda-asing pada


12 September 2017
LAMPIRAN SUMBER

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Nyeri pada saat menelan


2. Nyeri substrelnal
3. Perasaan penuh
4. Ketakutan dan ansietas
5. Penurunan berat badan
6. Nafas busuk
7. Suara serak dan batuk
8. Paralise diafragma

B. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi


esofagus.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dan disfagia.
3. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
4. Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit buruk.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
perawatan di rumah.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada esofagus.

C. Intervensi

Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi


esofagus.

Tujuan : pasien mendemonstrasikan kemampuan untuk mempertahankan


kebersihan jalan napas.
No Intervensi Rasional
1 Kaji pola napas Mengetahui sejauh mana pola napas
pasien sebagai indikator intervensi
selanjutnya.
2 Pertahankan tirah baring jika Tirah baring dapat membantu
kondisi memerlukannya relaksasi otot-otot pernapasan.
3 Tinggikan kepala tempat tidur 30- Posisi semifowler (posisi duduk 30-
45 derajat (posisi semifowler) 45 derajat) mengurangi penekanan
abdominalis terhadap diafragma.
4 Hindari posisi terlentang Posisi terlentang dapat membuat
penekanan abdominalis terhadap
diafragma sehingga ekspansi paru
tidak maksimal.
5 Lakukan pengisapan orotrakeal jika Pengisapan orotrakeal membantu
dibutuhkan pengeluaran mukus yang menyumbat
jalan napas.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia dan disfagia.

Tujuan : masukkan kalori pasien dipertahankan, dan nutrisi seimbang.

No Intervensi Rasional
1 .kaji kemampuan pasien untuk Untuk mengidentifikasi
menelan cairan dan makanan kemampuan pasien menelan cairan
dan makanan guna intervensi
selanjutnya.

2 Ukur masukan dan haluaran Untuk mengetahui seberapa banyak


kebutuhan nutrisi dan cairan yang
dibutuhkan klien.
3 Beri dukungan kepada pasien Jika makanan dalam bentuk halus
untuk mengunya makanan dengan maka membantu proses pencernaan
baik, untuk mengigit dalam
jumlah kecil, dan untuk makan
pelan
4 Bantu pemberian makanan jika Membantu pemenuhan nutrisi klien
perlu
5 Bantu dalam pemasangan selang Membantu pemenuhan nutrisi
NG jika dipesankan dengan selang NG

Diagnosa 3 : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan : Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak

ada nyeri

No Intervensi Rasional
1 Kaji nyeri, lokasi, karasteristik, untuk mengukur tingkat/kualitas
mulai timbul, frekuensi dan nyeri guna intervensi selanjutnya
intensitas, gunakan tingkat ukuran
nyeri

2 Ajarkan dan bantu dengan Pengalihan perhatian dapat


alternative teknik pengurangan mengurangi nyeri
nyeri (misalnya imajinasi, musik,
relaksasi)
3 Ubah posisi setiap 2 sampai 4 jam Posisi yang nyaman dapat membantu
mengurangi tingkat nyeri.
4 .Berikan analgesik jika dipesankan Analgesic dapat mengurangi nyeri.

Diagnosa 4 : Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit buruk.

Tujuan : Pasien atau orang terdekat memberikan perawatan mengungkapkan rasa

takut dan ansietas dan menggunakan mekasisme koping efektif.

No Intervensi Rasional
1 Kaji kemampuan pasien Mengkomunikasikan/mendiskusikan
dan orang terdekat untuk masalah dapat membantu mengurangi
mengkomunikasikan rasa cemas.
perasaan

2 Bantu dalam menangani Membantu klien menangani masalah


reaksi emosional terhadap membuat klien dan keluarga merasa
proses penyakit diperhatikan serta tidak merasa
sendirian

3 Dorong dan berikan Mengungkapkan masalah dapat


waktu untuk membantu menghilangkan rasa cemas.
mengungkapkan masalah

4 Kambangkan arti Komunikasi yang baik dapat


komunikasi jika pasien membantu menyelesaikan masalah dan
mengalami kesukaran mengurangi kecemasan.
berbicara
Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi mengenai perawatan di rumah.

Tujuan : Pasien atau orang terdekat mendemonstrasaikan pemahaman

akan perawatan rumah dan intruksi evaluasi.

No Intervensi Rasional
1 Intruksikan pasien atau orang Memberikan pengetahuan kepada
terdekat mengenai tipe dan pasien dan keluarga mengenai
perawatan selang yang perawatan selang gastrostomi
diperlukan untuk selang
gastrostomi
2 Diskusikan dan ajarkan Memberikan pengetahuan kepada
penatalaksanaan nyeri dan pasien dan keluarga mengenai proses
pemberian injeksi jika penatalaksanaan penyakit.
dipesankan
3 Diskusikan jadwal radiasi atau : Penatalaksanaan kemoterapi menjadi
penatalaksanaan kemoterapi. suatu masalah berhubungan dengan
efek yang ditimbulkannya.
4 Jelaskan kebutuhan untuk Evaluasi dokter menjadi sumber
mempertahankan perjanjian informasi pada klien dan keluarga.
evaluasi dengan dokter
Diagnosa 6 : Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada esofagus.

Tujuan :Tidak terjadi infeksi

No Intervensi
1 Kaji pasien terhadap bukti Untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya infeksi adanya tanda-tabda infeksi

2 Periksa tanda-tanda vital, TTV merupakan acuan terjadinya


demam, mengigil Infeksi

3 Tekankan higiene personal Personal hygiene dapat mencegah


timbulnya mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi

4 Kolaborasi mengenai Pemberian antibiotic dapat mencegah


pemberian antibiotik infeksi
D. Implementasi

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dengan


menyesuaikan terhadap kondisi klien.

E. Evaluasi

1. Pasien mendemonstrasikan kemampuan untuk mempertahankan kebersihan


jalan napas.
2. Masukan kalori pasien dipertahankan, dan nutrisi seimbang
3. Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak ada relaksasi
4. Pasien atau orang terdekat memberikan perawatan mengungkapkan rasa
5. Pasien atau orang terdekat mendemonstrasaikan pemahaman akan perawatan
rumah dan intruksi evaluasi.
6. Tidak terjadi infeksi

Vous aimerez peut-être aussi