Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
SURYANI
KUSUMA NEGARA
2
BAB I
PENDAHULUAN
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang diwujudkan
metode dan teknik yang tepat, menjadikan siswa mudah menguasai sejumlah
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu mengacu pada
minimal yang harus dicapai peserta didik. Dalam struktur kurikulum KTSP
Sekolah Dasar terdapat 9-10 mata pelajaran. Ada mata pelajaran muatan inti
yang wajib diberikan di setiap sekolah seluruh Indonesia, ada juga mata
pelajaran muatan lokal yang dapat berbeda antara satu sekolah dan daerah
3
yang lain. Salah satu mata pelajaran yang termasuk muatan inti adalah
matematika.
dalam struktur kurikulum sekolah dasar yang diberikan mulai dari kelas 1.
Matematika menjadi dasar bagi siswa untuk melatih logika berfikir dan
hal-hal yang bersifat pasti, tidak dapat dikira-kira dengan perasaan atau
pembiasaan bagi anak untuk berfikir secara ilmiah sesuai dengan tahap
perkembangannya.
ini masih jauh dari yang diharapkan. Dari segi proses, kegiatan pembelajaran
hafalanya kepada guru. Selain itu, selama ini proses pembelajaran matematika
terkesan kaku dan menegangkan. Bahkan tidak jarang muncul di benak siswa
4
seperti itu, maka banyak mereka yang tidak tertarik untuk mempelajari
matematika.
Dari segi hasil, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam
siswa kelas I SDN Peninggilan I masih relative rendah. Pada Ujian Akhir
mencapai KKM (70). Sedangkan rata-rata nilai yang dicapai siswa pada Ujian
berikut:
Tabel 1.1
pembelajaran, baik secara proses, maupun hasil. Hal tersebut sangat penting,
Oleh karena itu, menjadi hal yang penting untuk diperhatikan bahwa
selain guru harus menguasai materi pelajaran, ia juga harus mampu memilih
demikian guru dapat memberikan pengalaman belajar secara tepat dan efisien
kepada siswa, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuan
Salah satu cara yang dapat digunakan sebagai alternatif solusi untuk
melalui model pembelajaran make a match. Make a match adalah salah satu
didiskusikan oleh pasangan siswa. Model Make a Match ini sangat efektif
B. Identifikasi Masalah
dan efisien. Oleh karena itu, apakan model pembelajaran make a match
tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu,
C. Pembatasan Masalah
Make A Match.
D. Perumusan Masalah
dapat meningkatkan?
E. Kegunaan Penelitian
bulat pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, maka hasil penelitian ini
1. Kegunaan Teoreitis
2. Kegunaan Praktis
a. Peneliti
b. Sekolah
model pembelajaran.
10
BAB II
A. Kajian Pustaka
a. Bilangan Bulat
1
Putut Sriwasito, "Perkalian Biner Bilangan N Digit Dengan 3, 4, 5 dan 6", Jurnal Matematika
Vol. 11, No.1, (April 2008), hlm. 38
2
ST. Negoro, B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 32
11
sebagainya.
3
Wikipedia, Bilangan, http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan, diakses 9 Juni 2015 pukul 07.00
WIB
4
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008), hlm. 201
12
dari bilangan bulat negative, nol (0), dan bilangan bulat positif.5
terdiri terdiri dari bilangan cacah positif dan negatif serta nol.6
bilangan asli atau bilangan bulat positif, bilangan nol, dan lawan
5
Suparmin, dkk, Matematika Kreatif untuk SMP Kelas VII, (Surakarta: Mediatama, 2011), hlm. 2
6
Gatot Muhsetyo, dkk. Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), hlm.
311
7
ST. Negoro, B. Harahap, op. cit., hlm. 41
8
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 368
13
1) Sifat tertutup
9
Wikipedia, Penjumlahan, http://id.wikipedia.org/wiki/Perjumlahan, diakses 10 Juni 2015 pukul
19.53 WIB
10
Gatot Muhsetyo dkk, Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta, Unuversitas Terbuka, 2007), hlm.
327
14
+ c).
unsur identitas adalah nol (0). Artinya ada bilangan bulat 0 yang
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Matematika Kelas I SD Semester 1
Bilangan
1. Melakukan 1.1 Membilang banyak benda
penjumlahan dan 1.2 Mengurutkan banyak benda
pengurangan
bilangan sampai 20 1.3 Melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai 20
1.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan sampai 20
Geometri dan
Pengukuran 2.1 Menentukan waktu (pagi, siang,
2. Menggunakan malam), hari, dan jam (secara
pengukuran waktu bulat)
dan panjang 2.2 Menentukan lama suatu kejadian
berlangsung
2.3 Mengenal panjang suatu benda
melalui kalimat sehari-hari
(pendek, panjang) dan
membandingkannya
2.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan waktu dan
panjang
16
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Matematika Kelas I SD Semester 2
Bilangan
4. Melakukan 4.1 Membilang banyak benda
penjumlahan dan 4.2 Mengurutkan banyak benda
pengurangan
bilangan sampai dua 4.3 Menentukan nilai tempat puluhan
angka dalam dan satuan
pemecahan masalah 4.4 Melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka
4.5 Menggunakan sifat operasi
pertukaran dan pengelompokan
4.6 Menyelesaikan masalah yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka
Geometri dan
Pengukuran 5.1 Membandingkan berat benda
5. Menggunakan (ringan, berat)
pengukuran berat 5.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan berat benda
6. Mengenal bangun 6.1 Mengenal segitiga, segi empat, dan
datar sederhana lingkaran
6.2 Mengelompokkan bangun datar
menurut bentuknya
17
adanya invers.
dari kata mampu yang berarti bisa atau dapat, kemudian mendapat
11
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 909
12
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
hlm. 742
18
a. Model Pembelajaran
diikuti.
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya,
2010), hlm. 22
14
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 932
19
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hal. 54-55
16
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Paikem Gembrot, (Jakarta:PT. Prestasi Pustakrya, 2011),
hal. 8
17
Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), hal. 57
20
ahli tertentu.
pedoman model
18
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 136
21
pembelajaran.
19
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Surabaya: Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm.
102
20
Aziz, W. A., Metode dan Model-Model Mengajar IPS, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 59
22
bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.21
5) Fase 5 Evaluasi
21
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm. 56
22
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka,
2010), hlm. 66-67
23
Rusman, op. cit., hlm. 223-233
24
Suyatno, op.cit., hlm. 72
23
kartu yang berbeda yang berisi soal dan kelompok yang kedua
dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
atau topic yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian
25
Mihtahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm. 30
24
sebaliknya.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap murid mendapat
8) Kesimpulan/penutup.26
antara lain adalah: 1) jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik,
26
Rusman, op. cit., hlm. 223
25
B. Kerangka Berpikir
merupakan perubahan berbagai tingkah laku pada diri siswa ke arah yang
27
Mihtahul Huda, op. cit., hlm. 40
26
lebih baik. Keberhasilan siswa dalam belajar, selain dipengaruhi oleh faktor
sistematis merupakan cara yang dapat dilakukan guru agar terciptanya faktor
pada masa transisi dari Taman Kanak kanak. Pada umumnya meraka masih
Karakteristik seperti ini tentunya menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk
dapat memilihkan model pembelajaran yang tepat bagi mereka, apalagi dalam
pembelajaran matematika.
diminta untuk menghafalkannya. Oleh karena itu, tidaklah heran jika selama
minimal (KKM).
C. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Setting Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Langkah-langkah Penelitian
E. Sumber Data
BAB IV
A. Temuan Penelitian
B. Pembahasan
30
BAB V
A. Simpulan
B. Saran