Vous êtes sur la page 1sur 78

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan

pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari

karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi

(Rustam Mochtar, 2011).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang

lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis

Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah

nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang

sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan

penurunan berat badan. Hiperemesis diartikan sebagai muntah

yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.

Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah

yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitasibu hamil.

Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan

1
antara umur kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum

apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan

komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi

hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000

kehamilan (Simpson et.al, 2001).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama

masa hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan

berlangsungselama kehamilan trimester pertama (Varney,2006).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan

pada wanita hamil hingga mengganggu aktivitas. Batasan mual

dikatakan lebih dari 10 kali muntah dengan penurunan keadaan

umum ibu.

Hiperemesis gravidarumu adalah gejala mual muntah pada ibu

hamiltrimester pertama yang terjadi setiap saat

(Wiknjosastro,2007).

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang

berlebihan pada ibu hamil yang menyebabkan gangguan

metabolic yang bermakna mual dan muntah.(Fadlum dan

Ahmad 2011:39). Menurut WHO(World Health

Organization)setelah melakukan penelitian diseluruh dunia

2
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 Jiwa pertahun dan

kematian bayi khususnya Neonatus sebesar 10.000.000 Jiwa

pertahun. Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi antara

175 dan 780 dalam 100.000 persalinan hidup.kendatipun telah

dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan makin

menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap Rumah

sakit,kematian ibu diindonesia masih berkisar 425/100.000

persalinan hidup. Menurut Survey Dmografi Kesehatan

Indonesia(SDKI)tahun 2012 rata-rata angka kematian ibu

mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. angka 2 yang

lonjak membuat pemerintah mempunyai tekad untuk akan

menurunkan sesuai target MDGS. Dari data yang didapatkan

dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2010

angka kematian ibu mencapai 121 orang atau 85,17 /100.000

kelahiran hidup,kematian maternal tersebut terdri dari kematian

ibu hamil 19%,ibu bersalin 46% dan kematian ibu nifas 35%

yang penyebab langsung kematian maternal pendarahan

28%,eklampsi 24% infeksi 11%,partus lam 5% dan abortus

5%.(profil sul-sel 2013) Berdasarkan data yang diproleh dari

rekam medic Rumah sakit Umum Daerah Daya Makassar

3
jumah ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum tahun

2010 sebanyak 255 orang,tahun 2011 sebanyak 44 orang,tahun

2012 sebanyak 144 orang,tahunn 2013 sebanyak 37 orang

sedangkan tahun 2014 dari bulan januari-bulan mei sebanyak 12

orang. penanganan hiperemesis gravidarum tergantung pada

keadaan tingkatan yaitu ringan,sedang dan berat.kasus

hiperemesis sebaiknya dirawat dirumah sakit untuk mencegah

komplikasi yang berat.(Profil RSUD ABEPURA) Oleh karena

masalah hiperemesis gravidarum merupakan salah satu dari 9

tanda bahaya dalam kehamilan yang dapat dicegah lebih

dini,maka penulis merasa tertarik untuk membahas secara

spesifik mengenai masalah hiperemesis graidarum dengan

menggunakan metode pendekatan manajemen Asuhan

Keperawatan dengan membandingkan dua kasus pada NyS

dan pada NyA Dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di

RSUD ABEPURA

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pemasukan kebutuhan nutrisi terhadap pasien

hiperemesis gravidarum dengan gangguan kebutuhan nutrisi

pada Ny. S Dan Ny. A diruanga kebidanan RSUD ABEPUR

4
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan pemasukkan kebutuhan nutrisi terhadap

pasien hiperemesis gravidarum dengan gangguan kebutuhan

nutrisi pada Ny. S Dan Ny. A diruangan kebidanan RSUD

ABEPURA

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan Asuhan Keerawatan pada Ny. S dan Ny.

A dengan Hiperemesis Gravidarum diruang kebidanan

RSUD ABEPURA

b. Menggambarkan pemasukkan kebutuhan nutrisi dalam

meningkatkan pemasukan nutrisi pada Ny. S dan Ny. A

dengan Hiperemesis Gravidarum diruang kebidana

RSUD ABEPURA

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tolak ukur keberhasilan proses pendidikan

keperawatan yang didapat selama pendidikan dan menambah

5
keluasan ilmu dalam mengasuh 2 pasien dengan kasus yang

sama

2. Peneliti

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan PKK 4 di

Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen Indey

Jayapura

b. Agar lebih memahamiproses keperawatan dan melakukan

Asuhan Keperawatan serta memiliki pengalaman dalam

merawat klien dengan Hiperemesis Gravidarum

3. Bagi Institusi Rumah Sakit

a. Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan dalam

bidang keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

pada pasien Hiperemesis Gravidarum

b. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

khususnya pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan

pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari

karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi

dehidrasi (Rustam Mochtar, 2011).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi

dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini

kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis

Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)

adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang

berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek

sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. Hiperemesis

diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan

selama kehamilan.

7
2. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum pasti, diduga

karena faktor hormonal, neurologis, metabolik, psikologis,

keracunan, faktor endokrin, paritas, riwayat kehamilan mola

dan kembar.

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara

pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.

Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam

Mochtar, 1998)

a. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa,

diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar

HCG

b. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales

dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat

kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan perubahan ini serta adanya alergi

yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu

terhadap janin.

c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini.

Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut

8
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik

mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan

menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-

lain.

3. Klaifikasi

Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan,

yaitu

a. Hiperemesis gravidarum tingkat I

b. Hiperemesis gravidarum tingkat II

c. Hiperemesis gravidarum tingkat III

4. Manifestasi Klinis

1. Tingkatan I (ringan)

a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi

keadaan umum penderita

b. Ibu merasa lemah

c. Nafsu makan tidak ada

d. Berat badan menurun

9
e. Merasa nyeri pada epigastrium

f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit

g. Tekanan darah menurun

h. Turgor kulit berkurang

i. Lidah mengering

j. Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang)

a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis

b. Turgor kulit mulai jelek

c. Lidah mengering dan tampak kotor

d. Nadi kecil dan cepat

e. Suhu badan naik (dehidrasi)

f. Mata mulai ikterik

g. Berat badan turun dan mata cekung

h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi

asetonuria

3. Tingkatan III (berat)

a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma)

10
b. Dehidrasi hebat

c. Nadi kecil, cepat dan halus

d. Suhu badan meningkat dan tensi turun

e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang

dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala

nistagmus, diplopia dan penurunan mental

f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

5. Patofisologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar

estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan

terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan

energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah

ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam

hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan

dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu

dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran

darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah

zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula

11
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping

dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping

dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat

terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung

(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan

gastrointestinal.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual

dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus

dapat menyebabkan dehirasi dan tidak imbangnya elektrolit

dengan alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum

dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang

tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam

aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam

darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan

karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida

darah dan klorida air kemih turun. Selain itu juga dapat

menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah 21

berkurang.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah

12
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah

frekuensi muntah-muntah lebih banyak, dapat merusak

hati.Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan

elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir

esophagus dan lambung (sindroma mallory-weiss) dengan

akibat perdarahan gastrointestinal. (Eni nur rahmawati,

2011 : 51

13
6. Pathway

Sumber : Nanda Nic-Noc

14
7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum

menurut (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010) dimulai

dengan :

1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu

dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan

tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada

kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilanberumur 4 bulan.

b. Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.

c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat

tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau

biskuit dengan teh hangat.

d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.

15
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan

terlalu panas atau terlalu dingin.

f. Menjamin defekasi teratur.

g. Menganjurkan makan makanan yang banyak

mengandung gula untuk menghindarkan kekurangan

karbohidrat.

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak

berkurang maka diperlukan pengobatan.

a. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital.

b. Vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2

yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan

syaraf, jantung, otot, serta meningkatkan pertumbuhan

dan perbaikan sel (Admin, 2007) dan B6 berfungsi

menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu

hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk

pembentukan sel darah merah (Admin, 2007).

c. Antihistaminika juga dianjurkan.

16
d. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti

diklomin hidrokhloride, avomin (Winkjosastro, 2005).

3. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah

dan peredaran udara baik hanya dokter dan perawat yang

boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan pasien

mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak

diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-

kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang

atau hilang tanpa pengobatan.

4. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena

kehamilan, kurangi pekerjaan sertamenghilangkan

masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini (Wiknjosastro, 2005).

17
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan

psikologis dan sosial dinilai cukup signifikan

memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008).

5. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat

III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan.

Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam

sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zatzat

gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan

selama beberapa hari

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan

muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan

makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak

diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam

semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan

hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita

minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini

cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. (Taufan

Nugroho, 2010).

18
6. Terapi parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,

karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 % dalam cairan

fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B

kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein,

dapat diberikan pula asam amino secara intravena. dibuat

dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan.

Air kencing perlu diperiksakan sehari-hari terhadap

protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu dan nadi

diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan

seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam

penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah

baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat

laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang

tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya

gejala-gejala akan berkurang dan keadaaan akan

bertambah baik (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,

2010)

19
7. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik,

bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan

medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan,

takikardia, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan

manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan

demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri

kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus

terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak

tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihak lain tidak

boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ

vital (Wiknjosastro, 2005).

8. Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat

digunakan cara:

1. Pemeriksaan keton dalam urine

2. Urinalis

9. Komplikasi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin,

seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga

20
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula

mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi,

robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang

menyebabakn peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar

dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang

tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang

mengakibatkan peredaran darah janin berkurang (setiawan,

2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal

kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang

kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum, maka

kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Premtur

hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama.

Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan

berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya

21
berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang

tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi

kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi

yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

b. Data Objektif

Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa

sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien

dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat

membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak

merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan

merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau

seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan

dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan

berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit

kepala, stupor dan koma dapat terjadi

2. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal,

meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan

22
3. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan

sesuai dengan umur gestasi Kebutuhan Dasar Khusus

4. Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun,

denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

5. Integritas ego Konflik interpersonal keluarga,

kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang

kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

6. Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan

frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan

konsentrasi urine

7. Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) ,

nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10

Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb

dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit

berkurang, mata cekung dan lidah kering.

8. Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

23
9. Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat

jatuh dalam koma

10.Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu

membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

11.Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,

perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat

bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem

pendukung yang kurang.

TesLaboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah:

nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat

menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan

dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan

konsekuensi dari mal nutrisi.

b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan

mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat

dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

24
2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang

mungkin muncul pada pasien hiperemesis gravidarum adalah

meliputi :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif.

3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan

psikologi kehamilan.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

umum.

3. Intervensi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah.

Tujuan : Menyeimbangkan pemenuhan nutrisi klien

sesuai dengan kebutuhan. Intervensi

1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.

Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektrolit

dan mencegah muntah selanjutnya.

25
2. Berikan obat antiemetik yang diprogramkan dengan

dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.

Rasional : Mencegah muntah serta memelihara

keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.

Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan

keseimbangan elektrolit.

4. Catat intake dan output.

Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran

melalui muntah.

5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering.

Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang

dibutuhkan tubuh

6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak.

Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah

7. Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti

biskuit, roti dan teh (panas) hangat sebelum bagun

tidur pada siang hari dan sebelum tidur.

Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau

menghindari rangsang mual muntah yang berlebih.

26
8. Catat intake terapi parenteral, jika intake oral tidak

dapat diberikan dalam periode tertentu.

Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan

nutrisi.

9. Inspeksi adanya iritasi atau lesi pada mulut.

Rasional : Untuk mengetahui integritas mukosa

mulut.

10.Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta

penggunaan cairan pembersih mulut sesering

mungkin.

Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa

mulut.

11.Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit.

Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan

potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.

Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht

rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.

12.Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.

Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara

rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi

27
seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat dan

Hipertensi karena kehamilan.

13.Ukur pembesaran uterus.

Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap

pertumbuhan janin dan memperberat penurunan

komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan

kemunduran perkembangan janin dan kemungkinan-

kemungkinan lebih lanjut.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan yang berlebihan.

Tujuan : Mengembalikan volume cairan agar normal

kembali.

Intervensi

1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.

Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua

kondisi. Peningkatan kadar Hormon Chorionik

Gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme

karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik

memperberat mual/muntah pada trimester I.

28
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis

lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis).

Rasional :Membantu dalam mengenyampingkan

penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam

mengidentifikasi intervensi.

3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa,

TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB

klien dan bandingkan dengan standar.

Rasional : Sebagai indikator dalam membantu

mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.

4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat,

makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit.

Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum

bangun dari tidur.

Rasional : Membantu dalam meminimalkan

mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif,

perubahan psikologi kehamilan.

Tujuan : Menurunkan tingkat kecemasan klien.

Intervensi

29
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung.

Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi

kecemasan

2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien.

Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis

3. Berikan support psikologis.

Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan

membina rasa saling percaya.

4. Berikan penguatan positif.

Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis

akibat kehamilan.

5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan

mental klien

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.

Tujuan : Meningkatkan toleransi aktivitas.

Intervensi

1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat

yang cukup.

30
Rasional : Menghemat energi dan menghindari

pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk

meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.

2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.

Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya

mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.

3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap

Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan

terjadinya trauma serta meringankan dalam memenuhi

kebutuhannya.

4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai

indikasi

Rasional : Tingkat aktifitas mungkin perlu

dimodifikasi sesuai indikasi.

C. Konsep Teori Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil

1. Pengertian

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme

untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,

pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan

31
dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

(Arisman, 2013)

Sedangkan Gizi adalah zat zat yang terkandung dalam

makanan yang di perlukan untuk kehidupan

manusia.(Arisman, 2013)

Sumber zat pembangun Diperlukan untuk pertumbuhan dan

dapat diperoleh dari lauk pauk seperti daging, ikan, telur,

tahu, tempe dan kacang-kacangan.

(http://www.slideshare.net)

Sumber zat pengatur Diperlukan agar semua fungsi tubuh

melaksanakan tugasnya secara teratur yang diperoleh dari

sayur-sayuran dan buah-buahan (http://bidanku.com/)

Jadi nutrisi adalah asupan berupa makanan bagi tubuh yang

mengandung gizi, dimana dalam gizi tersebut terdapat

sumber zat pembangun untuk pertumbuhan sumber zat

pengatur untuk fongsi metabolisme tubuh.

2. Jenis-jenis

a. Karbohidrat dan Lemak

sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori

dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.

32
b. Protein

Protein sangat diperlukan untuk membangun,

memperbaiki, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil

memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan janin

optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan

mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu,

dan telur. sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh

dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.

c. Mineral

sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan

dan sayursayuran.

d. Vitamin B kompleks

berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung

agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada

serealia, biji bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau,

ragi, telur dan produk susu.

e. Vitamin D

berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang

bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan,

kuning telur dan susu.

33
f. Vitamin E

berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.

Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-

kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.

g. Asam folat

berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah,

banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap

seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-

buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel

dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah

800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama

kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu

pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan

saraf pusat maupun otak janin.

h. Zat besi

yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia,

banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam,

kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.

34
i. Kalsium

diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin,

serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika

kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka

kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu.

Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan

kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh

dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung

banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan

vitamin C. (http://www.slideshare.net)

35
3. Tujuan

1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi,

vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi zat gizi ibu,

janin serta plasenta.

2. Makanan padat kalori dpat membentuk lebih banyak

jaringan tubuh bukan lemak.

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan

berat baku selama hamil.

4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu

hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi

optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan

aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik

dan mental yang baik, dan memperoleh cukup

energiuntuk menyusui serta merawat bayi kelak.

5. Perawatan gizi dapat membantu pengobatan penyulit

yang terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan).

6. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk

mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat

diajarkan kepada anaknya selama hidup.

36
4. Tanda dan Gejala Kurangnya Nutrisi Pada Ibu Hamil

1. Kelelahan dan kekurangan energi

2. Pusing

3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang

mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi)

4. Kulit Kering

5. Gusi bengkak dan berdarah

6. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang

lambat

7. Berat badan kurang

8. Pertumbuhan yang lambat

9. Kelemahan pada otot

10.Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh.

(Arisman, 2013)

5. Dampak Kekurangan Nutrisi Pada Ibu Hamil

Pada janin : keguguran, lahir mati, kelahiran neonatal,

mgalami cacat bawaan dan berat badan bayi rendah

Jika ibu hamil menderita kurang gizi, maka janin yang ada

dalam kandungannya juga akan kekurangan gizi. Situasi ini

37
akan berdampak pada masa depan kehidupan anak, yaitu

terancam berbagai penyakit, di antaranya kegemukan

(obesitas), jantung, diabetes, kanker payudara, tekanan darah

tinggi hingga pertumbuhan hati janin yangtidak sempurna.

Hati janin yang kurang gizi tidak dapat tumbuh dengan baik.

Hatinya akan kecil dan ini menyebabkan fungsi hati pada

kehidupannya kelak tak sempurna, termasuk kemungkinan

untuk mencernakan kolesterol. Maka bayi yang lahir dengan

hati yang kecil kelak kadar kolesterol darahnya tinggi

dengan segala akibatnya. Jika janin dalam kandungan

kurang gizi, maka janin bersangkutan akan beradaptasi untuk

menghemat makanan yang didapat. Ini berarti tubuh janin

akan mengalami perubahan terhadap enzim insulin, dalam

hal ini insulin tubuh tak begitu baik bekerjanya, sehingga

metabolisme karborhidrat tubuh dibatasi.

(http://bidanku.com/)

Pada ibu hamil: anemia, pendarahan, berat badan tidak

bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi

38
6. Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester 1,2, dan 3

Dalam masa kehamilan dibagi menjadi tiga bagian yaitu

bulan ke 1 hingga ke 3 yang disebut dengan trimester

pertama. Bulan selanjutnya yaitu 4 hingga ke 6 merupakan

trimester tengah atau kedua, kemudian trimester akhir yaitu

bulan ke 7 hingga kelahiran bayi anda. Dalam setiap

trimester memiliki pertumbuhan janin yang berbeda

sehingga nutrisi yang dibutuhkan berbeda.

Berikut adalah kebutuhan nutrisi yang harus anda penuhi

sesuai dengan trimester kehamilan anda :

1. Trimester Pertama

Umumnya terjadi dari minggu pertama pembuahan

hingga minggu kedua belas adalah perkembangan janin

untuk kelengkapan organn penting.Pada bulan pertama

nutrisi yang dibutuhkan berupa kalori yang

ekstra.Perkembangan janin membutuhkan asupan kalori

yang sesuai sehingga dapat terbentuk pesat.Asupan kalori

terkadang tersendat karena adanya mual dan muntah yang

dialamii di trimester pertama, sebisa mungkin anda

mengalahkannya sehingga gangguan tersebut tidak

39
menghambat asupan nutrisi apalagi

karbohidrat.Karbohidrat yang dibutuhkan sebesar 2000

kilo kalori yang bisa didapat dari nasi, roti, gandum,

sereal, dll. Kalsium juga memiliki peranan dalam

pembentukan tulang rangka janin begitu memasuki

minggu ke 7 perbanyak konsumsi kalsium yang didapat

dari susu, yogurt dan jenis makanan lain yang

mengandung susu.Protein dibutuhkan dalam

perkembangan janin di trimester pertama dalam

membentuk sel otak. Tambahkan vitamin A, B1, B2,B3

dan B6 dalam tumbuh kembang janin selain itu B12

dalam pembentukan sel darah. Vitamin D dalam

pembentukan tulang dan Vitamin E dalam metabolisme

yang di dapat di sayuran dan buah-buahan.

2. Trimester Kedua

Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan

yang semakin pesat sehingga harus diimbangi dengan

asupan nutrisi.Pada perkembangan minggu ke 13 hingga

minggu ke 18 terjadi perkembangan tumbuh kembang

organ janin yang sangat penting. Pada awal memasuki

40
trimester kedua asupan kalori memang masih perlu

ditingkatkan mengingat banyaknya organ yang akan

tersusun. Jangan lupakan asupan zat besi dan vitamin C

dalam mengoptimalkan pembentukan sel sel darah merah

dalam mendukung jantung dan sistem peredaran darah

janin yang sedang berkembang pada minggu ke 17.Asam

lemak omega 3 dibutuhkan dalam pembentukan otak

janin di trimester kedua akhir.Hindari makanan dengan

kandungan kafein yang tinggi, makanan dengan

kandungan garam yang berlebih dapat memicu kaki

bengkak menahan cairan tubuh.Konsumsi pula air yang

cukup setiap harinya untuk menghindari sembelit dan

wasir yang banyak diderita oleh ibu hamil.

3. Trimester Ketiga

Mempersiapkan kelahiran bayi anda maka yang harus

dipersiapkan adalah energi yang mencukupi dalam

kesiapan persalinan. Bagi anda yang memasuki trimester

ini persiapkan dengan kebutuhan kalori yang akan

berperan dalam pertumbuhan jaringan janin dan

plasentanya. Anda dapat meningkatkan asupan kalori dari

41
sereal, kentang, mentega, susu, telur, alpukat, dan minyak

nabati. Selain itu vitamin yang dibutuhkan adalah B6

untuk membantu metabolisme dalam pembentukan

senyawa kimia yang diantarkan pada sel saraf. Vitamin

B1, B2 dan B3 dalam membantu enzim untuk mengatur

sistem pernapasan dan energi. Yodium tidak kalah

penting dalam perkembangan di masa ini untuk proses

perkembangan janin dan meminimalisir kemungkinan

terhambatnya perkembangan otak dan tinggi badan .

Peranan yang tidak kalah penting adalah cairan

dalammengatur sel-sel baru, pengaturan suhu tubuh dan

proses metabolisme. (Arisman, 2013)

42
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis atau Rancangan Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain

studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Studi kasus ini

adalah studi untuk menggambarkan masalah asuhan keperawatan

dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien

Hiperemesis Gravidarum dengan penerapan asupan nutrisi pada

ibu hamil di ruangan bersalin di RSUD ABEPURA

B. Subyek Studi Kasus

Pasien dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh padaNy. S

dan Ny. Adengan Hiperemesis Gravidarum

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus dalam penulisan ini adalah :

1. Kebutuhan nutrisi (nutrisi kurang dari kebutuhan) Penerapan

prosedur asupan nutrisi pada pasien Hiperemesis Gravidarum

D. Definisi Operasional

1. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan

pada wanita hamil.

43
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh disebabkan oleh mual

muntah yang berlebih sehingga menimbulkan anoreksia ( tidak

nafsu makan )

E. Instrumen studi kasus

1. Format asuhan keperawatan yang digunakan:

Rencana
Diagnosa
N Keperawatan Ja Implem Par Evalu
Keperaw
O. Tuj Interv Rasio m etasi af asi
atan
uan ensi nal

2. Lembar observasi

Respon

No. Intervensi Pasien A (Ny. S) Pasien B (Ny. A)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

44
F. Metode Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Wawancara

Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara.

Dalam penulis melakukan wawancara kepada pasien dan

kerabat terdekat (keluarga) guna menggali informasi terkait

penyakit pasien.

2. Lembar Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yaitu metode untuk mendapatkan data

objektif berfokus pada kemampuan fungsional pasien yang terdiri

dari: Inpeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe

kepada subyek dengan perlakuan yang sama.

3. Lembar Observasi

Observasi yang dilakukan kepada subyek studi kasus (2

pasien) dengan kode subyek pasien A (Ny.S) dan pasien B

(Ny.A) dalam bentuk asuhan keperawatan selama 3x24 jam.

4. Studi dokumentasi

45
Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen

merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh

informasi terkait objek studi kasus.

Dalam studi dokumentasi, penulis menggunakan sumber-

sumber dari internet (jurnal), data dari instusi yang terkait yang

dapat digunakan sebagai sumber data yang akurat, pemeriksaan

penunjang dari pasien serta dokumentasi asuhan keperawatan

yang dilakukan selama 3x24 jam.

G. Lokasi dan waktu studi kasus

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang BersalinRumah Sakit

Umum Daerah Abepura pada bulan Agustus 2017. Lokasi yang

digunakan adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abepura dengan

pertimbangan lokasi tersebut sebagai tempat praktik klinik

keperawatan komprehensif.

H. Etika Studi Kasus

Untuk memenuhi etika yang mendasar dalam proses penulisan

studi kasus, guna menjamin hal tersebut penulis memberikan:

1. Informed consent kepada pasien dan keluarga guna meminta

persetujuan keterlibatan dalam studi kasus.

46
2. Anonimity, dalam penulisan studi kasus penulis menggunakan

inisial guna menjaga identitas pasien.

3. Confidential, dalam penulisan studi kasus penulis menjamin

kerahasiaan dari pada pasien.

47
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Menggambarkan karakteristik responden pada pasien A dan

pasien B.

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik di ruang

bersalin RSUD ABEPURA tahun 2017

Identitas Pasien A (Ny. S) Pasien B (Ny. A)

Nama Ny. S Ny. A

Jenis kelamin Perempuan Perempuan

Umur/TTL 25 27

Anak yang ke 1 1

Saudara kandung Tidak ada Tidak ada

Pendidikan SMA SMA

Diagnosa medis Hiperemesis Hiperemesis

Gravidarum Gravidarum

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kedua

responden hasil yang didapat yaitu kedua pasien memiliki

48
diagnosa medis yang sama yaitu Hiperemesis Gravidarum,

Kedua responden bernama Ny.S dan Ny. A yang berjenis

kelamin perempuan dan berumur 25 dan 27 tahun

2. Menggambarkan hasil pengkajian fokus dengan masalah Ketidak

seimbangan nutrisi kurangan dari kebutuhan tubuh Tabel 4.2

Hasil pengkajian fokus responden di ruang bersalin RSUD

Abepura tahun 2017

Pengkajian Pasien A (Ny. S) Pasien B (Ny. A)

focus

Ketidak

Seimbangan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Keluhan utama Mual muntah Mual muntah

Riwayat keluhan Klien datang ke RS Klien datang ke RS

utama tanggal 25 Agustus tgl 25 Agustus 2017

2017 datang dengan dengan keluhan

49
keluhan mual muntah mual muntah 3

2 hari hari

Keluhan yang Klienmengatakan Klien mengatakan

menyertai mual,muntah, mual,muntah,pusing,

nyeri,pusing.

Penyakit yang Klien mengatakan Klien mengatakan

pernah diderita tidak memiliki tidak memiliki

penyakit yang serius penyakit yang serius

KU Lemah Lemah

GCS 15 (E:4, V:5, M:6) 15 (E:4, V:5, M:6)

TD 110/60 mmHg 100/80 mmHg

SB 36,70C 36,60C

Nadi 72x/m 76x/m

Respirasi 24x/m 22x/m

Bibir lembab Konjungtiva pucat

kurus kurus

50
BB sebelum sakit 48 BB sebelum sakit

Kg 47Kg

BB saat sakit 47 Kg BB saat sakit 46 Kg

Hasil Lab Hemoglobin : 13,4 Hemoglobin : 10,2

Leukosit : 10.000 Leukosit : 10.900

DDR : negatif DDR : negatif

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

sama-sama mengalami keluhanmual muntah yang

berlebihan.Sehingga terjadi masalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh yang disebabkan oleh mual muntah

yangberlebih. Dengan TTV pada pasien A TD :

110/60,ND72x/m,RR 24x/m SB 36,7C BB sebelum sakit 48 kg

BB saat Sakit 47 kg. Pada Pasien B Menggambarkan analisa

data responden pada pasien A dan pasien B TD : 100/80 SB :

36,6 N : 76x/m RR : 22x/mBB sebelum sakit : 47 kg, saat sakit

46 Kg

Tabel 4.3 Hasil analisa data responden pada pasien A dan B di

ruang bersalin RSUD Abepura tahun 2017.

51
Data Etiologi Masalah

PASIEN A (Ny.S) Mual muntah Ketidak seimbangan

DS: Klien berlebihan nutrisi kurang dari

mengatakan : kebutuhan tubuh

Mual muntah 2

hari

pusing

DO : Klien tampak

- KU : lemah

- kurus

- Tanda-tanda

vital

TD: 110/60 mmHg

Nadi:72x/m

Respirasi : 24 x/m

SB: 36,70C

BB :

-sebelum sakit 48

52
Kg

-saat sakit 47 Kg

PASIEN B (Ny. Mual muntah Ketidak seimbangan

A) berlebihan nutrisi kurang dari

DS: Ibu Klien kebutuhan tubuh

mengatakan :

- Mual Muntah 3

hari

- Pusing

DO : Klien tampak

- KU : lemah

- Kurus

- Tanda-tanda

vital

- TD:100/80

mmHg

53
Nadi :76 x/m

Respirasi : 22

x/m

SB: 36,60C

BB

-sebelum sakit 47

Kg

-saat sakit 46 Kg

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa data yang sama dengan tanda dan gejala ketidak

seimbangan nutrisi,hal tersebut dikaitkan dengan mual muntah

yang berlebihan yang ditandai dengan adanya mual muntah pada

pasien A dan pasien B.

3. Menggambarkan diagnosa fokus pada responden pasien A dan

pasien B.

Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada pasien A dan

pasien B ditemukan masalah keperawatan Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah yang

berlebihan.

54
4. Menggambarkan intervensi/rencana tindakan dan simplementasi penerapan asupan nutrisi pada responden

pasien A dan pasien B.

Tabel.Hasil implementasi asupan nutrisi pada responden pasien A dan Pasien B di ruang bersalin RSUD

ABEPURA Jayapura tahun 2017

Tabel 4.4 Intervensi/Rencana Tidakan Asupan Nutrisi

Ny. S

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intrvensi Rasional

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan makan 1. Dapat mencukupi

nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 dalam porsi kecil asupan nutrisi

kebutuhan tubuh jam diharapkan asupan tapi sering yang dibutuhkan

nutrisi terpenuhi dengan 2. Catat intake dan tubuh

criteria hasil : output 2. Menentukan


hidrasi cairan dan

55
1. Menyeimbangkan 3. Anjurkan makan- pengeluaran
melalui muntah
pemenuhan nutrisi makanan selingan 3. Makanana selingan
dapat mengurangi
2. Asupan terpenuhi (biscuit,roti) atau menhindari
rangsangan mual
4. Kolaborasi dengan muntah yang
berlebihan
tim medis dalam 4. Mengurangi mual
muntah
pemberian obat

antiemetik

Ny. A

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intrvensi Rasional

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan makan 1. Dapat mencukupi

nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 dalam porsi kecil asupan nutrisi

56
kebutuhan tubuh jam diharapkan asupan tapi sering yang dibutuhkan

nutrisi terpenuhi dengan tubuh

criteria hasil : 2. Catat intake dan 2. Menentukan


hidrasi cairan dan
1. Menyeimbangkan output pengeluaran
melalui muntah
pemenuhan nutrisi 3. Anjurkan makan- 3. Makanana selingan
dapat mengurangi
2. Asupan terpenuhi makanan selingan atau menhindari
rangsangan mual
(biscuit,roti) muntah yang
berlebihan
4. Kolaborasi dengan 4. Mengurangi mual-
muntah
tim medis dalam

pemberian obat

antiemetic

57
Tabel 4.5 Hasil Implementasi Asupan Nutrisi

Hari/tanggal Implementasi Ny.S Hari/tanggal/ Implementasi Ny. A

/Jam jam

Selasa Selasa

08/08/17 08/07/17

10.00 Menganjurkan makan dalam porsi kecil 10.05 Menganjurkan makan dalam porsi kecil

tapi sering tapi sering

R: R:

- Pasien makan 5 sendok - Pasien makan 5 sendok

58
10.20 Mencatat intake dan output 10.25 Mencatat intake dan output

R: R:

- Intake ( makan 5 sendok) - Intake (makan 5 sendok)

- Output ( mual, muntah 2x setiap - Output (mual, muntah 3x setiap

habis makan) habis makan)

11.00 Menganjurkan makan-makanan selingan 11.30 Menganjurkan makan-makanan selingan

(biscuit,roti) (biscuit,roti.)

R: R:

- Pasien memakan roti setiap pagi - Pasien makan biscuit setiap pagi

59
13.00 Melakukan kolaborasi dengan tim medis 13.05 Melakukan kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian obat antiemetic dalam pemberian obat antiemetic

R: R:

- Ondan Inj 3x1 amp/IV - Ondan inj 3x1 amp/IV

Rabu Rabu

/09/08/17 09/08/17

13.00 Menganjurkan makan dalam porsi kecil 13.05 Menganjurkan makan dalam porsi kecil

tapi sering tapi sering

R: R:

- Pasien makan 6-8 sendok - Pasien makan 5-7 sendok

60
13:15 Mencatat intake dan output 13:20 Mencatat intake dan output

R: R:

- Intake (nafsu makan meningkat - Intake (nafsu makan meningkat

menjadi 6-8 sendok) menjadi 5-7 sendok)

- Output (mual muntah berkurang - Output ( mual muntah berkurang

menjadi 1x setiap habis makan menjadi 2x setiap habis makan

pagi) pagi dan siang

15.00 Menganjurkan makan-makanan selingan 15.10 Menganjurkan makan-makanan selingan

roti,biscuit) (roti,biscuit)

R: R:

- Pasien hanya memakan roti di - Pasien memakan biscuit pada saat

pagi, biscuit di malah hari pasien ingin memakannya

61
18.00 Melakukan kolaborasi dalam pemberian 18.05 Melakukan kolaborasi dalam pemberian

antiemetic antiemetic

R: R:

- Ondan inj 3x1 amp/iv Ondan inj 3x1 amp/iv

Kamis

10/08/17

13.00 Menganjurkan makan dalam porsi kecil 13.05 Menganjurkan makan dalam porsi kecil

tapi sering tapi sering

R: R:

Pasien makan 7-10 sendok Pasien makan 6-7 sendok

62
13.15 Mencatat intake dan output 13.20 Mencatat intake dan output

R: R:

- Intake (nafsu makan meningkat 15.05 - Intake (nafsu makan meningkat

menjadi 6-8 sendok) menjadi 6-8 sendok)

- Output (mual, muntah (-)) -Output (mual muntah berkurang

menjadi 1x setiap habis makan pagi)

63
15.00 -Menganjurkan makan-makanan selingan -Menganjurkan makan-makanan

roti,biscuit) selingan roti,biscuit)

- Menimbang berat badan - Menimbang berat badan

R: R:

- Pasien memakan roti di pagi - Pasien hanya memakan roti di

- BB 47 kg pagi, biscuit di malah hari

- 46kg

18.00 Melakukan kolaborasi dalam pemberian 18.05 Melakukan kolaborasi dalam pemberian

antiemetic antiemetic

R: R:

Ondan inj 3x1 amp/iv Ondan inj 3x1 amp/iv

64
Berdasarkan implementasi tanggal harike tiga ( tanggal 9 agustus 2017 ) diatas penulis menyimpulkan

bahwa pada Ny. S setelah dilakukan tindakan pencatatan intake output, atur posisi semi fowler, anjurkan makan

sedikit tapi sering, dan anjurkan makan selingan (roti,biskuit dll) didapatkan hasil mual berkurang dan tidak

muntah lagi dengan TTV TD 120/80, N 80, RR 22, SB 36,5C BB saat sakit 47 kg BB sblm sakit 48 kg

Berdasarkan implementasi tanggal harike tiga ( tanggal 9 agustus 2017 ) diatas penulis menyimpulkan bahwa

pada Ny. A setelah dilakukan tindakan pencatatan intake output, atur posisi semi fowler, anjurkan makan sedikit

tapi sering, dan anjurkan makan selingan (roti,biskuit dll) didapatkan hasil mual berkurang dan tidak muntah lagi

dengan mual berkurang muntah 1x dengan TTV : TD 110/80 N 80, RR 22, SB 36,5C BB saat sakit 46kg BB

sblm sakit tetapi tidak signifikan. Sehingga pasien Ny. S lebih dulu pulang dibandingkan dengan Ny. A

6. Menggambarkan evaluasi penerapan asupan nutrisi pada pasien A dan pasien B.

65
Tabel 4.6 Hasil evaluasi penerapan asupan nutrisi pada pasien A dan pasien B

Evaluasi Ny. S

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Selasa/08/08/17 Rabu/09/08/17 Kamis/10/09/17

Jam : 13.45 Jam : 20.00 Jam : 20.00

S : Pasien mengatakan : S : pasien mengatakan S : Pasien mengatakan :

- makan 5 sendok - Makan 6-8 sendok - Makan 7-10 sendok

- mual, muntah 2x setelah - Mual berkurang muntah 1x - Mual berkurang

makan pada saat makan pagi - Tidak muntah

O : Pasien tampak : O : Pasien tampak : O : Pasien tampak

- Ku : Lemah - Ku : lemah - Ku : lemah

66
- TTV : - TTV : - TTV :

- TD :110/90 mmHG - TD : 120/60mmHg - TD : 120/80mmHg

- ND : 74x/m - ND : 74x/m - ND : 80x/m

- RR : 24x/m - RR : 24x/m - RR : 22x/m

- SB : 36,7C - SB : 36,7C - SB : 37,0C

A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi - BB : 47 kg

P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

Evalusai Ny. A

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Selasa/08/08/17 Rabu/09/08/17 Kamis/10/08/17

67
Jam : 14.00 Jam : 20.00 Jam : 20.00

S : Pasien mengatakan S : Pasien mengatakan S : Pasien mengatakan

- Pasien makan 5 sendok - Pasien makan 5-7 sendok - Pasien makan 6-8 sendok

- Mual,muntah 3x setelah - Mual, muntah 2x setelah - Mual,muntah 1x setelah

makan makan setiap habis makan makan pagi

O : Pasien tampak : pagi dan siang O : Pasien tampak

- Ku : Lemah O : Pasien tampak : - Ku : Lemah

- TTV : - Ku : Lemah - TTV :

- TD : 100/80 - TTV : - TD :110/80mmHg

- ND : 76x/m - TD : 100/90 - ND : 80x/m

- RR : 22x/m - ND : 80x/m - RR : 22x/m

- SB : 36,6C - RR : 22x/m - SB : 36,5C

68
A : Masalah belum teratasi - SB : 36,5C - BB : 46kg

P : Lanjutkan intervensi A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratsasi

P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi

69
B. Pembahasan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada Ny.S dan Ny.A

dengan Hiperemesis Gravidarum di ruang bersalin RSUD

Abepuselama 3 x 24 jam terhitung mulai tanggal 8 Agustus-10

Agustus 2017,perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan

kasus yang penulis peroleh akan dibahas sebagai berikut :

1. Karakteristik responden

Karakeristik didapatkan dari proses wawancara dan

pengamatan pasien yaitu berupa identitas pasien yaitu responden

A (Ny.S), jenis kelamin perempuan, umur 25 tahundengan hamil

3 bulan dan responden B (Ny.A), jenis kelamin permepuan

dengan hamil 3 bulan serta pengamatan mengenai diagnosa yang

serupa yaitu hiperemesis gravidarum

2. Pengkajian

Pengkajian adalah tindakan mengumpulkan informasi

mengenai klien,mengorganisasikan informasi ,dan menentukan

signifikannya. Ini merupakan fase pertama dalam proses

keperawatan (Arie Prabawati,2013)

Pengumpulan data dasar Ny.S dan Ny.A dengan hiperemesis

gravidarum pada tanggal 7 Agustus 2017 di Ruang bersalin

RSUD Abepura,data tersebut dikumpulkan dari pasien

70
sendiri,keluarga dan data medis.Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara,pemeriksaan fisik, observasi dan

studi dokumentasi.Dalam pengkajian Ny.S dan Ny.A tidak jauh

berbeda antara teori dan kenyataan yang ada dilapangan.

Berdasarkan hasil pengkajian kepada kedua responden

didapatkan laporan bahwa tidak ditemukan kesenjangan yang

berarti antara konsep teori dengan kenyataan dilapangan.Dilihat

berdasarkan dari teori .

Manifestasi klinik dari

a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi

keadaan umum penderita

b. Ibu merasa lemah

c. Nafsu makan tidak ada

d. Berat badan menurun

e. Merasa nyeri pada epigastrium

f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit

g. Tekanan darah menurun

h. Turgor kulit berkurang

i. Lidah mengering

j. Mata cekung

k. Penderita tampak lebih lemah dan apatis

71
l. Turgor kulit mulai jelek

m. Lidah mengering dan tampak kotor

n. Nadi kecil dan cepat

o. Suhu badan naik (dehidrasi)

p. Mata mulai ikterik

q. Berat badan turun dan mata cekung

r. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

s. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi

asetonuria

t. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma)

u. Dehidrasi hebat

v. Nadi kecil, cepat dan halus

w. Suhu badan meningkat dan tensi turun

x. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal

dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus,

diplopia dan penurunan mental

y. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

72
Sedangkan pada pengkajian fokus yang didapatkan pada pasien Ny. S

yang dirawat di Ruang bersalin RSUD Abepura pada tanggal 7

Agustus 2017 adalah

Klien datang ke RS tanggal 5 Agustus 2017 mual muntah 2 hari

Klien mengatakan mual,muantah, nyeri,pusing. Klien mengatakan

tidak memiliki penyakit yang serius dan pada Ny. A yang di rawat di

Ruang bersalin RSUD Abepura pada tanggal 07 agustus 2017 adalah

mual muntah 3 hari pusing dengan hasil lab hb 10,5 leukosit 10.900

DDR negatif, dengan ttv td 100/70 Berdasarkan hasil pengkajian

kepada kedua responden didapatkan laporan bahwa tidak ditemukan

kesenjangan yang berarti antara konsep teori dengan kenyataan

dilapangan.

Dilihat dari manifestasi klinis yang sama didapatkan pada kedua

pasien yaitu mual muntah berlebih.

3. Analisa Data

Pada tahap ini penulis menyusun dan menganalisis data dasar

yang ada dan mengaitkannya dengan etiologi untuk mengangkat

diagnosa keperawatan yang tepat menjadi prioritas utama pada

kedua reponden.

4. Diagnosa Keperawatan

73
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubaha pola interaksi

actual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat

secara legal megidentifikasi perawat dapat memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk

mengurangi,menyingkirkan atau mencegah perubahan

(Rohmah,N.& Walid,S.2012).

Salah satu diagnosa keperawatan yang prioritas pada pasien

hiperemesis gravidarum menurut Nanda NIC NOC adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Pada tahap ini penulis mengangkat sebuah diagnosa keperawatan

yang dianggap prioritas bagi Ny.S dan Ny. A dengan

Hiperemesis gravidarum di Ruang besalin RSUD abepura

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh

berhubungan dengan mual muntah berlebih

5. Implementasi

Implementasi merupakan langkah keempat dari proses

keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk

dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah,

mengurangi dan menghilangkan dampak atau respon yang

74
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali.Z

2014).

Berdasarkan implementasi atau tindakan keperawatan yang

dilakukan penulis pada pasien A dan B dengan diagnosa

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh :

1. Menganjurkan makan dalam porsi sedikit tapi sering

2. Mencatat input dan output

3. Menganjurkan makan-makanan selingan (roti,biscuit)

6. Evaluasi

Evaluasi adalah hasil yang penulis ingin capai dari pasien sesuai

dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien

dapat terpenuhi.(Wilkinson,2006)

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24

jam dari tanggal 08-10 agustus 2017 maka pada hari ketiga

didapatkan hasil Ny. S lebih dulu dipulangkan pada tanggal 11,

agustus 2017 dibandingkan dengan Ny. A. Yang pulang pada

tanggal 12, agustus 2017

75
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi akhir dari pelaksanaan Praktek Klinik

Keperawatan dengan Asuhan Keperawatan Hiperemesis

Gravidarum pada pasien Ny. S dan Ny.A Penulis telah melakukan

pengkajian pada Ny. S dan Ny. A dengan ditemukan diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Penulis

membuat rencana tindakan keperawatan berdasarkan kriteria hasil

dan melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan.

1. Penulis membuat lembar observasi pada kedua pasien dengan

tindakan pencatatan intak dan output, mengatur posisi klien,

menganjurkan klien makan sedikit tapi sering, menganjurkan

memaan makanan selingan (roti,biskuit,dll)

2. Setelah 3x24 jam penulis melakukan implementasi pada diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

pasien A dan B

Dengan hasil pasien A lebih dulu dipulangkan karena mual

berkurang dan muntah tidak ada sedangkan pada pasien B masih

merasa mula dan muntah 1x sehinga tidak bisa dipulangkan.

76
B. Saran

1. Bagi Institusi Pendididkan

Hendaknya AKPER RSMI tetap mempertahankan

keberhasilan yang telah dicapai dalam menghasilkan perawat

yang profesional demi meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan di Indonesia pada umumnya dan khususnya ditanah

Papua.

2. Bagi Lahan Praktek

Untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas perawat, pihak

rumah sakit hendaknya memberikan kesempatan kepada perawat

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

77
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Fuadi. 2009. Asuhan Keperawatan Trimester


Pertama.http://fuadiwibowo.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-
kehamilan trimester.html?zx=5d4748bbad247ba7
diakses tanggal 8 September 2017 pukul 22 : 30
Maidun. 2009. hiperemesis-gravidarum.com
http://maidunggleekpay.com/2009/05/hiperemesis-gravidarum.html diakses 8
September 2017 jam 10.00 WIT.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Herman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

78

Vous aimerez peut-être aussi