Vous êtes sur la page 1sur 6

UNIVERSITAS AIRLANGGA

RUMAH SAKIT
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, Telp. 031-5916290, 031-5916291, 031-81153153
Fax. 031-5916291, Website : rumahsakit.unair.ac.id email : adm@rsua.unair.ac.id ; rsua@unair.ac.id

KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN SKRINING PASIEN


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Universitas Airlangga didirikan sebagai perwujudan


dari Misi Universitas Airlangga yang berkomitmen untuk
mendarmabaktikan keahliannya dalam bidang ilmu, teknologi, humaniora
dan seni kepada masyarakat;
b. bahwa dalam rangka beroperasionalnya Rumah Sakit Universitas Airlangga
diperlukan suatu kebijakan yang mengatur proses skrining pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu asuhan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a dan b
perlu dibentuk Keputusan Direktur Utama tentang skrining pasien di
Rumah Sakit Universitas Airlangga.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1954 tentang
Pendirian Universitas Airlangga di Surabaya sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1955 tentang Pengubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1954. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1954 Nomor 99 Tambahan Lembaran Negara Nomor 695
juncto Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 4
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 748) Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas
Airlangga sebagai Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum;
5. Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 27/H3/KR/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Universitas Airlangga;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TENTANG KEBIJAKAN
SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kesatu: Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga tentang
Kebijakan Skrining Pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
Kedua: Kebijakan Skrining Pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
sebagimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga: Kebijakan Skrining Pasien sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua
dipergunakan sebagai acuan bagi semua unit kerja di lingkungan Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya untuk meningkatkan mutu asuhan pasien.
Keempat: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 17 Mei 2016

DIREKTUR,

Prof.Dr. Nasronudin,dr.,Sp.PD-KPTI
NIP.195611031984031001
UNIVERSITAS AIRLANGGA
RUMAH SAKIT

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA


NOMOR :
TENTANG : KEBIJAKAN SKRINING PASIEN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

KEBIJAKAN SKRINING PASIEN

I. Pengertian
1. Skrining pada awal proses pelayanan merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan meliputi: kebutuhan jenis pelayanan, kebutuhan
pelayanan segera, kebutuhan pelayanan khusus/emergency, kebutuhan bantuan tertentu.
2. Skrining terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Skrining pre-hospital, merupakan skrining yang dilakukan saat pasien belum berada
di area rumah sakit
b. Skrining intra-hospital, merupakan skrining yang dilakukan saat pasien sudah
berada di area rumah sakit.
II. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya skrining adalah terpenuhinya kesesuaian kebutuhan dan
pelayanan yang diberikan sehingga tercapai pelayanan paripurna.
III. Kebijakan
1. Skrining pasien dapat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat
Jalan (IRJ).
2. Skrining adalah pelayanan yang pertama kali dilakukan dalam rangkaian proses pelayanan
di rumah sakit oleh petugas skrining.
3. Skrining di IGD dapat dilaksanakan oleh dokter jaga IGD, tenaga paramedis dan dan
tenaga ambulan (prehospital).
4. Petugas skrining berpedoman pada alat skrining yang ditetapkan oleh Rumah Sakit
Univ.Airlangga.
5. Petugas skrining menentukan apakah pasien bisa diberikan pelayanan atau tidak dengan
meliat jenis-jenis pelayanan yang bisa diberikan oleh Rumah Sakit Univ.Airlangga.
6. Skrining di IRJ dapat dilaksanakan oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sesuai
Poli tempat pasien dirawat, tenaga paramedis, case manager (CM), petugas admisi,
customer care, dan petugas security.
7. Penjelasan mengenai skrining pasien di IGD kepada pasien dan atau keluarga pasien, bila
dilakukan oleh dokter umum, maka hasil tes diagnostik dilaporkan ke Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP) untuk menentukan apakah pasien harus rawat inap, dipulangkan atau
dirujuk.
8. Penjelasan mengenai skrining pasien di IGD kepada pasien dan atau keluarga pasien
dilakukan oleh dokter IGD yang sedang bertugas pada saat itu. Jika dokter IGD
berhalangan, maka penjelasan dapat diberikan oleh petugas unit terkait yang telah
diberikan wewenang oleh dokter IGD.
9. Penjelasan mengenai skrining pasien di IRJ kepada pasien dan atau keluarga pasien
dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) utama dari pasien tersebut. Jika
DPJP berhalangan, maka penjelasan dapat diberikan oleh petugas unit terkait yang telah
diberikan wewenang oleh DPJP utama.
10. Penentuan diagnosa pasien dilakukan berdasarkan keluhan pasien, pemeriksaan fisik saat
masuk, riwayat pasien baik yang sudah ada dalam rekam medis (pasien lama) ataupun
catatan pengantar rujukan dari fasilitas kesehatan sebelumnya, hasil pemeriksaan
diagnostik, sehingga keputusan untuk dipulangkan, rawat inap atau rujuk dapat dibuat.
11. Jenis pemeriksaan diagnostik yang dilakukan kepada pasien ditentukan berdasarkan pada
clinical pathway.
12. Informasi yang diberikan kepasien berkaitan dengan skrining pasien paling sedikit
meliputi: hasil dari skrining pasien yang telah dilakukan
13. Semua proses skrining pasien dicatat dalam lembar rekam medis pasien.
SATUAN KERJA SKRINING YANG DILAKUKAN
Operator/penerima 1. Menghubungkan pasien/keluarga ke unit admisi
2. Menghubungkan fasilitas kesehatan perujuk ke dokter jaga
telepon
IGD untuk dikaji lebih lanjut
Admisi/customer 1. Memberikan arahan jenis pelayanan yang dapat diakses dan
care/security/counter informasi waktu pelayanan
2. Menghubungkan penelpon baik fasilitas kesehatan perujuk
pendaftaran
ataupun pasien/keluarga ke dokter jaga IGD untuk
mengidentifikasi pelayanan yang dibutuhkan pasien
3. Menginformasikan ketersediaan ruang pelayanan
Case Manager 1. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan
berdasarkan prioritas kegawatan
2. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian
khusus semisal sakit berat, usia lanjut,
handicap/berkebutuhan khusus
3. Mengkoordinasikan pembagian ruangan berdasarkan
identifikasi ketersediaan kamar bagi pasien yang
membutuhkan rawat inap
4. Menginformasikan jenis pelayanan yang tersedia di Rumah
Sakit Univ.AirlaMengidentifikasi pasien yang
membutuhkan pelayanan berdasarkan prioritas kegawatan
5. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian
khusus semisal sakit berat, usia lanjut,
handicap/berkebutuhan khusus
6. Mengkoordinasikan pembagian ruangan berdasarkan
identifikasi ketersediaan kamar bagi pasien yang
membutuhkan rawat inapngga disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan pasien
IRJA 1. Setiap tenaga medis dan paramedis wajib untuk segera
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi pasien yang
membutuhkan, baik saat pasien mendaftar di poliklinik
maupun menunggu di ruang tunggu
2. Dalam melakukan proses skrining bagin pasien yang
membutuhkan pelayanan emergensi, rawat inap dan rujukan
keluar. Pedoman skrining dikembangkanoleh kelompok staf
medik (KSM) terkait.
IGD 1. Proses skrining dilakukan segera setelah pasien datang ke
IGD
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka
dilanjutkan dengan proses pelayanan lanjutan
3. Dokter jaga/paramedis melakukan triage untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan pelayanan awal, untuk
selanjutnya dikonsulkan ke DPJP
4. DPJP melakukan pelayanan medis, identifikasi kebutuhan
pelayanan khusus, menerima konsultasi dan penilaian
pasien untuk di rawat inap, dipulangkan atau dirujuk.
Tenaga ambulan 1. Proses skrining dimulai saat mendapatkan permintaan
penjemputan pasien, untuk menentukan tingkat emergensi
dalam persiapan SDM tim ambulan yang akan melakukan
penjemputan, maupun menentukan peralatan yang
dibutuhkan dalam penjemputan.
2. Skrining dilakukan setelah tiba di lokasi penjemputan
dengan berpatokan pada penilaian pre transport pasien,
dengan menggunakan form transfer pasien.
3. Pada keadaan khusus, pada kasus emergensi, dokter dalam
tim ambulan wajib mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
medis yang diperlukan, memberikan advis, mempersiapkan
sarana dan obat-obatan selama proses transfer sampai
dengan tiba di Rumah Sakit Univ.Airlangga
14. Ketentuan mengenai proses dan tata laksana mengenai skrining pasien akan dijelaskan
lebih lanjut dalam panduan skrining pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga.

Surabaya, 17 Mei 2016


DIREKTUR,

Prof.Dr. Nasronudin,dr.,Sp.PD-KPTI
NIP.195611031984031001

Vous aimerez peut-être aussi