Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Konsep Perkembangan
Perkembangan / Perubahan Fisik
1. Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu.Pada wajah, pipi, dan hidung
mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma
gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar puting
susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini
disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih
menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas simfisis
sampai pusat.Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang
memanjang ditengah atas pusat (linea nigra).Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi stria
gravidarum yang merupakan garis pada kulit.Terdapat 2 jenis stria gravidarum yaitu stria livida
(garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna putih).Hal ini terjadi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
2. Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria.Perubahan ini tidak
selalu terjadi pada wanita hamil.
3. Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan,
payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah
lahir.Perubahan yang terlihat pada payudara adalah sebagai berikut.
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari
luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang
dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak.Cairan ini disebut
kolostrum.
4. Perubahan perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar.Biasanya hingga kehamilan 4 bulan,
pembesaran perut belum kelihatan.Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan
membesar.Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.
5. Perubahan alat kelamin luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran
darah.Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat
banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan
janin.Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut
disebut tanda Chadwick.
6. Perubahan pada tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai.Pada hamil tua, sering terjadi edema pada
salah satu tungkai.Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis
sebelah kanan atau kiri.
7. Perubahan pada sikap tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
Perkembangan / Perubahan Psikologis.
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:
Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.
Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan
dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri
sendiri.Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan
merefleksikan pengalaman masa lalu.
C. Tugas Perkembangan
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan
mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat
penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
Kesiapan menyambut kehamilan.
a. Kesiapan menyambut kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak
wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun,
merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle,
Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan
perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk
mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan
kuat, seperti tidak sekarang, bukan saya, dan tidak yakin, mungkin menunda mencari
pengawasan dan perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi
medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang
lain, kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari
validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan
sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa.Reaksi yang diperlihatkan banyak
wanita ialah respon suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.
Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak
wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil.Namun, seiring
meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima
kehamilan.Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak
anak.Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu
dilahirkan.
b. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal
tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya.
Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk
dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara
umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan
mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini
membingungkan calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian
air mata dan kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa
muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan,
dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau
selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri
selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri
sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau
yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala
- gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif.
Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja
sama dengan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan
yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan
cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa
nyaman tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena
memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu
menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik
dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung
jawabnya.Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan
(Lederman, 1984).
2. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita,
yakni melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi
kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran
sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada
interdependen.Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi,
dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak - anak, dan menanti
untuk menjadi seorang ibu.Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini
mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi
prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman,
1984). Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi
diri mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan
keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan.
3. Hubungan Ibu Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita
mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a).
Mereka mulai berpikir seakan - akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas
ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan
untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka
mencoba untuk mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada
kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan
terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus
mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka
kepada anak yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa wanita menerapkan
dan menguji perannya sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain
pengganti ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi
dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses
perkembangan(Rubin, 1975).
Persiapan melahirkan, banyak wanita khususnya nulipara, secara aktif mempersiapkan diri
untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan
berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan
(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan
proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
4. Hubungan dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah dari sang anak
(Richardson,1983), karena semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang
diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit
gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan
penyesuaian selama masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2
kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983).
Kebutuhan pertama ialah menerima tanda tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil
harus memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga
untuk anggota baru tersebut.Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke
waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama
lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat
selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak
mematangkan hubungan suami istri akibat peran dan aspek aspek baru yang ditemukan
dalam diri masing masing pasangan.
5. Kesiapan untuk melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan gerakan janin
menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu.
Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya
varies dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu
kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman
untuk tidur dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah
disertai rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat
hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke
tahap persalinan.
KASUS
Tn.A menikah dengan Ny.S pada tahun 2010 lalu dan saat ini Ny.S sedang mengandung anak
pertama. Kehamilan Ny. S sekarang mulai masuk trimester II. Ny.S mengatakan selama kehamilan sering
merasakan pusing dan memang Ny.S tampak kelihatan pucat. Menurut pengakuan Ny.S baru 1x
memeriksakan kehamilannya di puskesmas, dan menurut hasil pemeriksaan Ny.S menderita anemia.
Ny.S Mengatakan jarang makan makanan yang bergizi yang berguna untuk perkembangan janinnya.Ny
S juga mengeluhkan perubahan perubahan yang terjadi pada dirinya, seperti berat badannya yang
mulai meningkat dan sering merasa lelah.
Ny.S mengatakan susah tidur karena kondisi kamar yang sempit dan pengap, di tambah lagi
kebisingan di sekitar lingkungan rumah.
Hasil pemeriksaan :
TTV :
TD : 100/80
Nadi : 70 x/menit
R : 24x/menit
S : 36,5 C
A. Pengkajian
1. Identifikasi data
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Tolaki
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kampus Baru
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Ikatan Perkawinan
: Tinggal Satu Rumah
Berdasarkan genogram di atas dari kedua generasi sebelumnya tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, jantung dan hipertensi. Pada generasi pertama meninggal
karena faktor usia baik dari pihak keluarga Ny.S maupun pihak keluarga Tn.A
d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga inti yang anggota keluarganya terdiri dari suami
dan istri.
Kepala
- Rambut
- Mata
Bersih, tidak ada ketombe, tidak
rontok .
Konjuntivaan
anemis, sclera an
anikterik.
Bersih, tidak ada ketombe, mudah
rontok .
Konjungtiva
anemis, sclera.
Ikterik.
2.
Hidung Tidak ada secret
dan polip. Tidak ada secret
dan polip.
3.
Telinga
Tidak ada
Serumen Tidak terdapat
serumen.
4. Mulut dan
gigi
Bersih, lidak ada
stomatitis dan
gigi lengkap Bersih, tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap.
5.
Dada
- Jantung
- Paru
S I dan S II
Suara nafas
Vesikuler.
S 1 dan S II
Suara nafas
Vesikuler
-Bentuk
Sitnetris kanan
dan kiri Simetris kanan
dan kiri
8.
Abdomen
-Peristaltik
usus
-Aciles
-Turgor
12x/menit
Ekstremitas
-Gerakan
-CRT
-Edema
Dapat digerakkan
atas dan bawah
< 3 detik
Tidak ada edema
Dapat digerakkan
alas dan bawah
> 3 detik
Tidak ada edema
10. Tanda-tanda Vital:
-Tekanan darah
-Nadi
-Suhu
-Pernafasan
-BB
12 0/80 Mmhg
82x/menit
37 C
25x/menit
65 Kg
100/80 Mmhg
70x/menit
36,5 C
24x/menit
49 Kg
Keterangan:
1. Dapur
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu
4. Kamar tidur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn. A mengatakan bahwa hubungan keluarganya dengan masyarakat lainnya cukup
harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong royong, jarak
rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga.
Tn. A mengatakan keluarganya sudah tinggal di rumahnya yang sekarang sejak setahun
yang lalu .
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Tn. A mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi dengan istrinya pada malam hari
setelah makan malam sambil menonton TV. Karena pada siang hari Tn A Menggunakan
waktunya untuk bekerja.Tn A juga mengatakan Dalam keluarga tidak masalah serta
konflik dalam berinteraksi.
h. Struktur Keluarga
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa dia dan istrinya berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa tolaki. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan
masalah dengan membicarakan terlebih dahulu.
2. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. A sebagai kepala keluarga adalah pembuat keputusan namun apanila ada masalah
tetap selalu membahasnya terlebih dahulu dengan sang istri.
3. Struktur Peran
Tn. A mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan istrinya Ny S
Sebagai ibu rumah tangga.
i. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Respon kebutuhan keluarga : Ny S Mempunyai kebutuhan sendiri dan sedapat
mungkin KK Memenuhinya.meskipun hanya di batasi pada kebutuhan primer saja
karena keterbatasan penghasilan Tn A
Saling memperhatikan : Tn A Cukup memperhatikan istrinya meskipun Tn A lebih
sering berada di luar rumah.
Keterpisahan dan keterikatan : keluarga jarang terpisah, hanya pada saat Tn A
bekerja di luar.
2. Fungsi Sosial
Tn. A mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarga baik, norma budaya dan
perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di
masyarakat.
3. Fungsi Ekonomi
Tn. A mengatakan penghasilan yang didapat hanya mencukupi kebutuhan makan
sehari-hari, setiap bulannya keluarga harus membayar iuran listrik, PAM dan
kebutuhan kebutuhan yang lain. Setiap harinya keluarga hanya mampu menyajikan
makanan seadanya seperti : nasi putih, tahu, tempe, ikan, kadang-kadang pakai sayur.
Namun meskipun demikian tidak mengurangi kebahagiaan dalam keluarga Tn A.
Menurut keluarga masalah ekonomi tidak menjadikan masalah dalam keluarga
mereka.
4. Fungsi Reproduktif
Ny.S mengatakan blum pernah menggunakan KB.karena keluarga juga tidak berencana
menunda punya anak. setelah setahun menikah Ny S barulah mengandung anak
pertama.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Ny.S mengatakan jarang ke puskesmas.untuk mengontrol kandungannyan saja dia baru
melakukan kunjungan 1x .menurut Ny S Kendalanya karena mereka tidak memiliki
JAMKESMAS.Biasanya kalau keluarga sakit mereka lebih memilih membeli obat di
warung atau apotik.
6. Fungsi perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Masalah-masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga Tn. A yaitu: BUMIL
dengan anemia.
Ny. S mengatakan tidak begitu mengetahui mengapa orang hamil harus
memperbanyak makanan yang mengandung zat besi seperti sayur sayuran.dia
juga tidak tahu bahaya untuk diri dan kandungannya jika anemianya tidak segera
di atasi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga mengatakan dengan adanya masalah-masalah kesehatan tersebut,
yaitu:, bumil dengan di sertai anemia tidak begitu dipikirkan karena keluarga
menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius selain itu apabila
harus berobat ke dokterpun keluarga tidak mampu . Ny S mengatakan tidak
terlalu mengkhawatirkan kondisinya saat ini.Karena menurutnya hal demikian di
alami pada semua ibu hamil.
c. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. A mengatakan tidak menganggap Kondisi istrinya serius namun jika telah
memilik uang Tn A ingin segera membawa istrinya ke dokter.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui pentingnya ventilasi dan penyinaran
matahari bagi kesehatan lingkungan rumahnya.Keluarga mengatakan setiap hari
membersihkan rumah tetapi tetap kotor dan udaranya tetap pengap.Keluarga
mengatakan kondisi rumah tidak terlalu dipikirkan karena memang kondisinya
seperti itu.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mengatakan jarang menggunakan fasilitas kesehatan .keluarga lebih
sering memilih membeli obat di warung atau apotik jika ada anggota keluarga
yang sakit. Fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga bila
keluarga memiliki uang.
j. Masalah Kesehatan Spesifik
Kesehatan ibu dan anak
a. Ibu hamil
Riwayat kehamilan NY. S G1 PO AO, (kebamilan pertama, partus belum pernah dan
abortus tidak pernah). Usia kehamilan saat ini 5 bulan, Ny. S mulai hamil setelah 1
tahun usia perkawinan mereka. Ny. S mangatakan baru 1 kali rnemeriksakan
kehamilanya ke bidan dan sudah mendapat imunisasi TT se-kali, penambahan BB
4 kg dan pada waktu memeriksakan kehamilanya ke bidan pernah mendapat
vitamin penambah darah yang menurut anjuran bidan harus diminum sehari sekali
namun sekarang obatnya telah habis.
Ny.S mengatakan tidak mengetahui tentang bagaiman perawatan kehamilannya,
ia mengatakan kadang-kadanga perutnya terasa sakit namun tanpa diobati
sakitnya dapat hilang sendiri dan kadang-kadang Ny. S mengeluh pusing.
1) Inspeksi muka:
a) Tidak ditemukan chloasma gravidarum, konjungtiva anemis, tidak ada
oedema pada muka.
b) Dada ( buah dada tegangang dan membesar) terlihat pigmentasi pada
puting susu, keadaan putting susu tenggelam dan colostrums belum
keluar.
c) Pada tungkai tidak ditemukan farises maupun udema.
2) Palapasi abdomen:
a) Leopold I
TFU setinggi pusat usia janin 20 minggu (lima bulan), pada fundus teraba
keras, bulat dan lunak (bokong).
b) Leopold II
Punggung janin terletak di bagiart perut kanan dan bagian keci-kecil
(ekstremitas), teraba pada perut sebelah kiri.
c) Leopold III
Teraba bulat, melenting dan keras (kepala) dan bagian terbawah masih
dapat digoyang-goyangkan.
d) Leopold IV
Kepala janin belurn masuk PAP.
m. Stres Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Tn.A mengatakan masalah dalam keluarganya yang sampai saat ini masih dirasakan
adalah masalah ekonomi.Ny.S mengatakan penghasilan di keluarganya hanya pas-pasan
bahkan kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.untuk biaya
persalinan nantinya keluarga tidak begitu memikrkan karena orang tua dari Ny.S Sudah
bersedia membantu mereka.
Ny.S mengatakan agak merasa terbebani dengan perubahan yang dialaminya, perutnya
yang mulai membesar membatasi hampir semua aktivitasnya, pengalaman hamil pertama
dan akan menjadi ibu kadang kadang menjadi beban pikirannya.
n. Koping
Ny.S dan keluarga mengatakan hanya bisa Bersabar dan tetap barusaha dengan adanya
masalah-masalah yang ada di dalam keluarganya mereka.
o. Harapan Keluarga
Tn.S berharap semoga keadaan istri dan calon bayinya baik-baik saja Keluarga Tn.S juga
berharap terhadap petugas kesehatan agar dapat membantu keluarga yang tidak mampu
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.(pengobatan).
ANALISA DATA
DATA MASALAH KESEHATAN MASALAH KEPERAWATAN
DS :
Ny.S mengatakan sering pusing
Ny.S mengatakan jarang mengkonsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran.
Ny.S mengatakan pernah di beri obat penambah darah oleh bidan saat kunjungannya di puskesmas
namun sekarang obat tersebut telah habis
DO :
Konjungtiva anemis
TTV :
TD : 100/ 80
N : 70x/ menit
R : 24x/ menit
S : 36,5 C.
Ibu hamil dengan anemia
Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kebutuhan untuk BUMIL
DS :
Ny.S mengatakan banyak perubahan yang terjadi pada dirinya semenjak hamil. Dan agak mengalami
kesulitan menyesuaiakan diri dengan kondisinya sekarang
Ny.S mengatakan ini kehamilan pertama dan sekaligus pengalaman pertama,
DO :
Berat badan Ny.S bertambah dari 46 menjadi 50.
Perut Ny.S tampak membuncit.
Payudara membesar.
Gangguan konsep diri
Gangguan konsep diri Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan.
DS :
Ny.S mengatakan susah tidur karena kondisi kamarnya yang sempit dan pengap ditambah lagi
adanya kebisingan di sekitar lingkungan.
Ny.S mengatakan tetangga rumahnya sering sekali karaokean.
DO :
Ny.S tampak lemas dan lesu
Kantung mata Ny.S tampak cekung
Gangguan pemenuhan istrahat tidur.
Gangguan pemenuhan istrahat tidur Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
DS:
Ny.S mengatakan jarang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sudah tidak minum vitamin yang
berguna untuk perkembangan janinnya.
Ny.S mengatakan harusnya dia sudah memeriksakan kembali kandungannya namun sampai saat ini
dia belum juga ke puskesmas setelah kunjungan pertamanya.
Do :
Hasil pemeriksaan Lab menunjukan HB turun
Resiko gangguan perkembangan janin
Resiko gangguan perkembangan janin Ny.S pada Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil keputusan yang tepat.
SKORING
1. Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kubutuhan untuk BUMIL.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ; tidak sehat
2. Kemungkinan masalah dapat diubah ; dengan mudah
3. Potensi masalah untuk diubah ; cukup
4. Menonjolnya masalah ; Ada masalah tapi tidak perlu segera di tangani
1
1
1
3/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
2. Gangguan konsep diri Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ; ancaman kesehatan
2. Kemungkinan masalah dapat diubah ; mudah
3. Potensi masalah untuk diubah ; Cukup
4. Menonjolnya masalah ; Ada masalah tetapi tidak perlu segera di tangani. 1
1 2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1 2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
Membuat kondisi BUMIL semakin lemah.
Gangguan tidur pada BUMIL bukan hanya karena kebisingan lingkungan sekitar tapi juga karena
kondisi kamar yang panas dan pengap.
Bisa dengan menambahkan ventilasi kamar
Masalah kondisi kamar tidak mungkin secara langsung bisa di rubah.
Total skor 3,7
4. Resiko gangguan perkembangan janin Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah: ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah: hanya sebagian.
3. Potensi masalah untuk diubah: rendah.
4. Menonjolnya masalah: Masalah tidak di rasakan.
1
1 2/3 x 1
1/2 x 2
1/3 x 1
0/2 x 1
Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas dan kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi untuk
perkembangan janin.
Keluarga belum merasakan bahwa keadaan itu menjadi masalah.
Total skor 1,4
Gangguan konsep diri Ny. S pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan
Resiko gangguan perkembangan janin Ny S pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
Setelah di lakukan intervensi masalah anemia pada Ny S bisa teratasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan gangguan istrahat tidur bisa teratasi
Setelah di lakukan intervensi keperawatan masalah gangguan konsep diri pada Ny S dapat teratasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan resiko gangguan perkembangan janin bisa di cegah Setelah
di lakukan pertemuan untuk melakukan intervensi keluarga di harapkan mampu :
3. Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi gangguan konsep diri pada BUMIL.
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
- Menjelaskan secara sederhana tentang anemia
- Menyebutkan bahaya yang mungkin timbul pada BUMIL akibat anemia yang tidak teratasi.
- Menjelaskan pentingnya makanan bergizi untuk BUMIL.
- Menyebutkan contoh- contoh makanan yang mengandung zat besi.
- Menyebutkan contoh sayur- sayuran yang mengandung zat besi yang bisa didapatkan dengan harga
terjangkau.
- Menjelaskan secara sederhana penyebab gangguan tidur.
- Menyebutkan akibat jika BUMIL kurang istirahat.
- Menyebutkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah.
-menjelaskan masalah- masalah yang bisa muncul pada kehamilan
- Menjelaskan perubahan pada ibu hamil merupakan keadaan yang normal.
- Menjelaskan proses perubahan fisiologi pada BUMIL.
- Menyebutkan beberapa perubahan perubahan pada tubuhnya selama kehamilan.
- Menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan sesuatu yang normal
- Menjelaskan tentang resiko gangguan perkembangan janin.
- Menyebutkan faktor-faktor yang bisa memperberat resiko
- Menyebutkan cara yang tepat untuk mencegah terjadinya resiko gangguan perkembangan janin
2. Anjurkan BUMIL untuk memakai pakaian yang longgar dan tipis untuk menunjang kenyamanan.
3. Beri pemahaman/penjelasan agar BUMIL bisa menerima perubahan yang terjadi pada tubuhnya
4. Jelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan perubahan yang
terjadi
4. Beri pemahaman pada keluarga cara mencegah resiko gangguan perkembangan janin
3. Keluarga dapat mengetahui contoh contoh makanan yang mengandung zat besi dengan harga
yang bisa dijangkaunya.
3. Member pemahaman pada keluarga akibat yang timbul dari kurang istrahat
4. Kondisi kamar yang baik n tidak pengap dapat membantu pemenuhan kebutuhan istraht tidur pada
BUMIL
5. Istrahat yang cukup baik untuk ibu dan bayinya.
3. Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang hal- hal yang bisa memperberat resiko pada
kehamilan
4. Untuk mencegah agar dresiko gangguan lperkembangan janin tidak terjadi
Implementasi
1. Anemia Ny S pada keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kubutuhan untuk BUMIL
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
Sabtu , 26- 11- 2011
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
3. Gangguan konsep diri Ny. S pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
1. Menjelaskan perubahan yang terjadi pada BUMIL adalah proses yang normal.
2. Menganjurkan BUMIL untuk memakai pakaian yang longgar dan tipis untuk menunjang
kenyamanan.
3. Memberi pemahaman/penjelasan agar BUMIL bisa menerima perubahan yang terjadi pada
tubuhnya
4. Menjelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan perubahan yang
terjadi
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
Sabtu , 26- 11- 2011
Jam 13. 00 WITA
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang resiko gangguan perkembangan janin
2. Memberi pemahaman keluarga tentang resiko perkembangan janin pada kehamilan yang
bermasalah
3. Menjelaskan hal- hal yang bisa memperberat resiko pada kehamilan
4. Memberi pemahaman pada keluarga cara mencegah resiko gangguan perkembangan janin
5. Menganjurkan keluarga membawa BUMIL ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya