menemukan seseorang yang sedang merokok. Rokok tidak melihat tingkat ekonomi seseorang. Dari kalangan atas, menengah, hingga bawah, semuanya tidak lepas dari batang rokok. Bahkan menurut survey yang dilakukan oleh seorang peneliti menemukan bahwa perokok terbesar berada pada masyarakat yang tingkat ekonominya masih menengah ke bawah. Mereka dapat menghabiskan 1 hingga 3 pak per hari. Padahal jika dilihat dari harga umumnya, harga rokok rata-rata adalah Rp. 8000. Mengapa demikian? Rokok memiliki kandungan yang memberi efek santai dan sugesti seorang jantan serta memiliki efek candu kepada seseorang yang menikmatinya. Setiap seseorang pasti pernah mengalami stres karena suatu permasalahan dan karena itulah mereka melampiaskannya dengan merokok. Intinya, saat msudah merasakan efek nyaman dari merokok, mereka akan sulit untuk melepaskan mulut dari mereka dari sebatang rokok. Mereka tidak akan peduli dengan mahalnya harga rokok dan mereka akan berusaha untuk membeli rokok jika mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya. Saat ini ada rumor yang mengatakan bahwa pemerintah akan menaikkan harga rokok. Kenaikan harga rokok ini terbilang cukup besar karena hargannya naik hingga 5 kali lipat yaitu hingga Rp. 50.000. Harga rokok akan dapat lebih tinggi dari ini karena harga ini hanyalah harga minimal. Saat ini rumor kenaikan harga rokok menjadi perbincangan panas dan banyak terjadi pro-kontra dikalangan masyarakat. Ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju karena kenaikan ini akan memberi efek yang besar bagi kehidupan masyarakat. Yang pertama dari segi finasnsial masyarakat. Saat harga rokok naik, mereka secara otomatis akan mengeluarkan finansial lebih untuk membeli rokok. Dan dengan pengeluaran yang lebih itu, bisa jadi mereka juga akan menaikkan harga dagangan mereka. Kejadian ini sangat mirip dengan kenaikan BBM. Jika harga BBM naik, maka harga bahan-bahan pokok juga ikut naik. Hal ini dikarenakan BBM dan rokok sama-sama merupakan hal yang wajib ada di setiap kehidupan seseorang. Bukan hanya pada masyarakat saja, ternyata kenaikan harga rokok juga berdampak pada bankrutnya industri rokok. Padahal jika kita melihat secara sepintas, kenaikan harga rokok ini akan membuat industri rokok memiliki untung yang lebih besar dan rokok uga merupakan penyumbang pajak negara yang cukup besar. Mengapa demikian? Kenaikan ini akan mengakibatkan produksi menurun. Jika produksi menurun maka konsekuensinya adalah pemotongan gaji karyawan atau pengurangan karyawan atau yang biasa disebut PHK. Selain itu dikhawatirkan akan terjadi penyelundupan rokok ilegal. Untuk itu pemerintah perlu mengkaji kembali tentang kebijakan ini dengan matang sehingga tidak menyebabkan efek negatif pada ekonomi dan kehidupan masyarakat.