Vous êtes sur la page 1sur 8

About

Hanggaryudha's Blog
~ Just another WordPress.com site
Search
Search:

Hukuman Penjara dan Denda

19 Sabtu Mei 2012

Posted by hanggaryudha in Uncategorized

Tinggalkan komentar

Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa
yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang
dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.

Sumber-sumber Hukum Pidana :

Undang Hukum Pidana antara lain :

1. Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103).


2. Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488).
3. Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569).
Undang-undang yang mengatur tindak pidana khusus yang dibuat setelah kemerdekaan antara
lain :

1. UU No. 8 Drt Tahun 1955 Tentang tindak Pidana Imigrasi.


2. UU No. 9 Tahun 1967 Tentang Norkoba.
3. UU No. 16 Tahun Tahun 2003 Tentang Anti Terorisme, dll.

Ketentuan-ketentuan Hukum Pidana, selain termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana maupun UU Khusus, juga terdapat dalam berbagai Peraturan Perundang-Undangan
lainnya, seperti UU. No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, UU
No. 9 Tahun 1999 Tentang Perindungan Konsumen, UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta dan sebagainya.

Mengenai hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang telah bersalah
melanggar ketentuan-ketentuan dalam undang-undang hukum pidana, dalam Pasal 10 KUHP
ditentukan macam-macam hukuman yang dapat dijatuhkan, salahsatunya adalah Hukuman
Penjara dan Hukuman denda.

Hukuman penjara sendiri dibedakan kedalam hukuman penjara seumur hidup dan penjara
sementara. Hukuman penjara sementara minimal 1 tahun dan maksimal 20 tahun. Terpidana
wajib tinggal dalam penjara selama masa hukuman dan wajib melakukan pekerjaan yang ada
di dalam maupun di luar penjara dan terpidana tidak mempunyai Hak Vistol. Penjara seumur
hidup adalah suatu bentuk hukuman penjara untuk suatu kejahatan serius yang secara
nominal berarti adalah seluruh sisa umur tahanan, tapi pada kenyataannya meliputi periode
yang bervariasi antar berbagai yurisdiksi. Banyak negara menerapkan rentang waktu
maksimum yang memungkinkan untuk penahanan (biasanya 50 tahun) dan kadang
memberikan peluang pembebasan bersyarat (parole) setelah jangka waktu tertentu. Pada
yurisdiksi yang tidak menerapkan hukuman mati, penjara seumur hidup dianggap merupakan
hukuman kriminal yang paling berat, terutama jika tanpa kesempatan pembebasan bersyarat.

Hukuman denda, Dalam hal ini terpidana boleh memilih sendiri antara denda dengan
kurungan. Maksimum kurungan pengganti denda adalah 6 Bulan.

Misalnya pada perkara pambunuhan :

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara
yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum.

Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif,


misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya. Pembunuhan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api
atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
peledak, seperti bom.

Macam-macam Pembunuhan, yaitu :

Membunuh dengan sengaja


Membunuh seperti di sengaja
Membunuh tersalahMembunuh dengan sengaja adalah pembunuhan yang telah
direncanakan dengan memakai alat yang biasanya mematikan. Dikatakan seseorang
membunuh dengan sengaja apabila pembunuh tersebut :

Baligh.
Mempunyai niat/rencana untuk membunuh.
memakai alat yang mematikan.

Pembunuhan dengan sengaja antara lain dengan membacok korban, menembak dengan
senjata api, memukul dengan benda keras, menggilas dengan mobil, mengalirkan listrik ke
tubuh korban dan sebagainya.

Membunuh seperti di sengaja yaitu pembunuhan yang terjadi sengaja di lakukan oleh seorang
mukallaf dengan alat yang biasanya tidak mematikan. perbuatan ini tidak diniatkan untuk
membunuh, atau mungkin hanya bermain-bermain. Misalnya dengan sengaja memukul orang
lain dengan cambuk ringan atau dengan mistar, akan tetapi yang terkena pukul kemudian
meninggal. Dan jika yang di bunuh itu adalah janin yang masih dalam kandungan ibunya
dengan cara aborsi (pengguguran). Maka masalah ini menjadi penting dibicarakan, karena
kasus-kasus aborsi dengan cara medis (meminum obat tertentu atau suntikan) dalam
kehidupan masyarakat modern sekarang ini merupakan masalah yang cukup serius.

Hal seperti ini biasanya di lakukan oleh janin dari hasil hubungan di luar nikah. Atau
kehamilan yang tidak diinginkan oleh pasangan sah sekalipun. Aborsi harus dipandang
sebagai suatu pembunuhan yang di sengaja atau di rencanakan, dan pelakunya layak
mendapatkan sanksi hukum. Hukum Islam menjelaskan bahwa janin memiliki hak untuk
hidup. Hal ini di perkuat dengan fakta bahwa semua mahzab memerintahkan untuk menunda
pelaksanaan hukuman mati bagi seorang wanita yang hamil sampai ia melahirkan.

Membunuh tersalah yaitu pembunuhan karena kesalahan atau keliru semata-mata, tanpa
direncanakan dan tanpa maksud sama sekali. misalnya seseorang melempar batu atau
menembak burung, akan tetapi terkena orang kemudian meninggal.

Dasar hukum larangan membunuh

Membunuh adalah perbuatan yang di larang dalam Islam, karena islam menghormati dan
melindungi hak hidup setiap manusia. Allah berfirman dalam surah al isra :33 yang artinya

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuhnya)


melainkan dengan suatu alasan yang benar

Dalam ajaran agama Katolik, larangan untuk membunuh ditemukan dalam Sepuluh Perintah
Allah kelima, Jangan Membunuh. Dalam Gereja Katolik, implikasinya luas, termasuk
juga larangan untuk membunuh kandungan aborsi, euthanasia, dan bunuh diri, terkecuali
pembunuhan karena membela diri terhadap serangan orang lain. Dalam konteks yang lebih
luas, perintah jangan membunuh ini diserukan untuk menghindari perang selama
dimungkinkan, untuk mencegah pertumpahan darah yang besar.

Dan berikut pasal-pasal tentang pembunuhan:

Pasal 185
Barang siapa dalam perkelahian tanding merampas nyawa pihak lawan atau melukai
tubuhnya, maka diterapkan ketentuan-ketentuan mengenai pembunuhan berencana,
pembunuhan atau penganiayaan:

1. jika persyaratan tidak diatur terlebih dahulu; 2.jika perkelahian tanding tidak dilakukan di
hadapan saksi kedua belah pihak; 3.jika pelaku dengmi sengaja dan merugikan pihak lawan,
bersalah melakukan perbuatan penipuan atau yang menyimpang dari persyaratan.

Pasal 186

(1) Para saksi dan dokter yang menghadiri perkelahian tanding, tidak dipidana.

(2) Para saksi diancam:

1.dengan pidana penjara paling lama tiga tahun, jika persyaratan tidak diatur terlebih dahulu,
atau jika para saksi menghasut para pihak untuk perkelahian tanding; 2. dengan pidana
penjara paling lama empat tahun, jika para saksi dengan sengaja dan merugikan salah satu
atau kedua belah pihak, bersalah melakukan perbuatan penipuan atau membiarkan para pihak
melakukan perbuatan penipuan, atau membiarkan dilakukan penyimpangan daripada syarat-
syarat; 3. ketentuan-ketentuan mengenai pembunuhan berencana, pembunuhan atau
penganiayaan diterapkan terhadap saksi dalam perkelahian tanding, di mana satu pihak
dirampas nyawanya atau menderita karena dilukai tubuhnya, jika ia dengan sengaja dan
merugikan pihak itu bersalah melakukan perbuatan penipuan atau membiarkan
penyimpangan dari persyaratan yang merugikan yang dikalahkan atau dilukai.

Bab XIX Kejahatan Terhadap Nyawa

Pasal 338

Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 339

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau
untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap
tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan
hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.

Pasal 340

Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Pasal 342
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama semhi- lan tahun.

Pasal 343

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut
serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan rencana.

Pasal 350

Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena pembunuhan dengan rencana, atau
karena salah satu kejahatan berdasarkan ;Pasal 344, 347 dan 348, dapat dijatuhkan
pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1- 5.

Lalu pada perkara pencurian :

Bab XXII Pencurian

Pasal 362

Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.

Pasal 363

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

1. pencurian ternak; 2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau
gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara,
pemberontakan atau bahaya perang; 3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak
diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak; 4. pencurian yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih: 5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk
sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat,
atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam butir 4
dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 364

Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 butir 4, begitu pun perbuatan
yang diterangkan dalam pasal 363 butir 5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua
puluh lima rupiah, diancam karena pencurian ringan dengan pidana penjara paling lama tiga
bulan atau pidana denda paling banyak dua ratus lima puluh rupiah.
Pasal 365

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului,
disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan
maksud untuk mempersiapkan atsu mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap
tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap
menguasai barang yang dicuri.

(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup
yang ada rumahnya, di berjalan; 2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu; 3. jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau
dengan memakai anak kunci palsu, periniah palsu atau pakaian jabatan palsu. 4. jika
perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.

(3) Jika perbuatan mengakibatkan kematian maka diancam dengan pidana penjara paling
lama lima belas tuhun.

(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakihntkan luka berat atau kematian
dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal
yang diterangkan dalam no. 1 dan 3.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Penjara_seumur_hidup

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_pidana

http://id.wikisource.org/wiki/Kitab_Undang-Undang_Hukum_Pidana/Buku_Kedua

Tanggapan saya :

Saya setuju terhadap sanksi penjara dan denda bagi perkara pembunuhan dan pencurian
tersebut. Saya berharap dengan adanya sanksi-sanksi tersebut dapat membuat pelaku
kejahatan tersebut jera, tentunya bila hukum tersebut benar-benar ditegakkan oleh penegak
hukum sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku.

Terkait

Opini Terhadap Kasus Pelanggaran Hukum yang Diawali oleh Pelanggaran Etika

Perizinan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

Definisi, Unsur, dan Fungsi Pajak


Navigasi pos
Previous post Next post

Berikan Balasan

Search
Search:

Pos-pos Terakhir
Tugas Personal 2 : Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah IFRS
Tugas Personal 1 : Perbedaan Akuntansi Nasional dan Akuntansi Internasional
Perusahaan Go Public yang Menyajikan Financial Statement dan Financial Disclosure
Tugas : Analisis Laporan Keuangan
Konvergensi IFRS di Indonesia

Arsip
September 2014
Juli 2014
April 2014
Januari 2014
November 2013
Juni 2013
Mei 2013
April 2013
Januari 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
Juli 2012
Juni 2012
Mei 2012
April 2012
Januari 2012
Oktober 2011
September 2011
Maret 2011
November 2010
Oktober 2010
September 2010
Kategori
Uncategorized

Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Berita Gunadarma
Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi
nanti.

Blog di WordPress.com. The Chateau Theme.

Ikuti

Follow Hanggaryudha's Blog

Get every new post delivered to your Inbox.

Buat situs dengan WordPress.com

Vous aimerez peut-être aussi