Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentuk laim dari penularan HIV adalah melalui drah. Hal ini
terjadi bila darah tercemar HIV masuk ke dalam organ tubuh
seseorang,baik secara langsung yaitu melalui transfuse darah dan
transplantasi organ maupun melalui alat alat yang mengandung darah
dan mudah tercemar HIV seperti jarum suntik yang telah digunakan oleh
sesorang yang btelah terinfeksi HIV tanpa disterilkan terlebih dahulu.
Sebaiknya jika menggunakan jarum sekali pakai baik untuk
suntikan,tattoo,dan lain-lain.Hubungan sosial dengan penderita HIV atau
sesorang yang memiliki factor terkena AIDS tidak beresiko terkena AIDS.
Belum pernah di jumpai ada kasus dimana AIDS ditularkan melalui
kontak sosial seperti biasa berupa berpelukan,bersalaman bahkan
berciuman. Begitu juga menggunakan pakaian berganti,HIV juga tidak
menular. Walaupun Masa remaja usia 10-24 tahun merupakan masa
transisi yang unik dan khusus yang ditandai dengan berbagai perubahan
fisik,emosi,dan psikis. Dan masa remaja ini disebut pubertas atau
peralihan dari masa anak anak ke masa dewasa dengan pematangan
organ-organ sex atau reproduksi.Perubahan fisik yang terjadi pada masa
remaja begitu cepatnya dibandingkan dengan perubahan emosi dan psikis.
Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang
mengalaminya untuk itu mereka memerlukan pengertian,bimbingan,dan
dukungan lingkungan sekitarnya agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa yang sehat baik fisik,mental,social budaya,dan
ekonomi. Dalam lingkungan sosial tertentu,masa remaja bagi pria
merupakan saat diperolehnya kebebasan,sementara bagi remaja wanita
saatnya dimulainya segala pembentukan pembatasan. Seiring dengan

1
berbagai perubahan yang dialami remaja,remaja cenderung ingin mencari
jati diri lewat mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya
atau lebih dikatakan tidak mau ketinggalan jaman. Dalam arti jika tidak
mau ketinggalan jaman.Dari pergaulan antara sesamanya,remaja kadang
terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai mencoba-coba narkoba dan
melakukan hubungan seksual di luar nikah,sehingga menjadi resiko
tertular penyakit menular seksual HIV/AIDS.

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit


HIV / AIDS?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan umum
1. untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit HIV / AIDS.

Tujuan khusus

1. untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan


penyakit HIV / AIDS.
2. untuk mengetahui diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit HIV / AIDS.
3. untuk mengetahui intervensi asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit HIV / AIDS.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan bahan referensi


2. Bagi institusi dapat dijadikan sebagai bukti fisik
3. Meningkatkan kualitas pemberian askep pada pasien

2
4. Bagi masyarakat umum dapat menambah pengetahuan baru

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari lima bab yaitu
Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan
yang mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah konsep teori
penyakit HIV/AIDS, yang menguraikan tentang konsep dasar penyakit
HIV yang meliputi definisi penyakit HIV/AIDS, etiologi fatofisiologi
,manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostic, komplikasi, penatalaksana,
WOC HIV/AID. Bab III adalah asuhan keperawatan teoritis dan Bab IV
merupakan asuhan keperawatan penyakit HIV/AIDS. Dan terakhir Bab V
merupakan penutup dan saran.

3
BAB II

KONSEP TEORI PENYAKIT HIV/AIDS

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Definisi penyakit HIV

AIDS (acquired immunodefisiency syndrome) adalah sekumpulan gejala


atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus HIV (Human Imunodifiency Virus) yang termasuk family
retroviridae. AIDS merupkan tahap akhir dari infeksi HIV (sudoyo Aru, dkk
2009, dalam NANDA NIC-NOC)

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus


yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama selCD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Gejala-gejala timbul tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya.
Infeksi oportunistik terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh
(kekebalan) yangdisebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi HIV
tersebut.Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang
biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena sel CD4 pada
sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. (Depkes RI (2003))
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency
Virus (HIV).Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah,
cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu.Virus tersebut merusak
system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau
hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas

4
menangkal infeksi.Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T.
Limfosit atau sel T-4 atau disebut juga sel CD 4.

2.1.2 Etiologi

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut


humanimmunodeficiency virus (HIV).HIV pertama kali ditemukan pada tahun
1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya
disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

A. Periode jendela.Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.Tidak ada


gejala.

B. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.

C. Infeksi asimtomatik.Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.

D. Supresi imun simtomatik.Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat


malam hari,diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

E. AIDS.Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan.Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh,dan manifestasi neurologist.AIDS dapat menyerang semua
golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok
resiko tinggi adalah :

- Lelaki homoseksual atau biseks. 5 Bayi dari ibu/bapak


- terinfeksi.
- Orang yang ketagian obat intravena
- Partner seks dari penderita AIDS
- Penerima darah atau produk darah (transfusi).
-

5
2.1.3 Fatofisiologi
1. Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu membasmi
suatu infeksi dari benda asing,misalnya:virus,bakteri,bahan kimia,dan
jaringan asing dari binatang maupun manusia lain.
2. Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS(HIV)
mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme
pertahanan tubuh.ber-aksi bahkan kemudian dilumpuhkan.
3 Virus AIDS(HIV) masuk kedalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas
atau berada didalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama
menginfeksi sel
4 yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif(CD4+) mencakup
monosit,makrofag dan limfositT4 helper. Saat virus memasuki tubuh,benda
asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4),tetapi begitu sel Thelper
menempel pada benda asing tersebut,reseptorsel T helper. sel T helper
menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya;
bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi,
sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah
dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T
helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel
lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel
T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke
dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reserve transcriptase,HIV
akan melakukan pemrogaman ulang materi genetik dari sel T4 yang
terinfeksi untuk membuat double stranded DNA(DNA utas-ganda).DNA
ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan
kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah
dilumpuhkan,genom dari HIV- proviral DNA-dibentuk dan diintegrasikan
pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai
dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme

6
pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA,ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk
menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentuk sel T killer.Sel B dan sel fagosit
lainnya.Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
(Acquired Immunodeficiciency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan
Kekebalan.

2.1.4 Manifestasi Klinis

1) Gejala mayor
- Penurunan BB 10%
- Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
- Diare kronis
- Tuberkulosis

2) Gejala minor

- Koordinasi orofaris
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Kelemahan tubuh
- Berkeringat malam
- Hilang nafsu makann menurun
- Infeksi kulit generalisata
- Limfodenopati
- Herpes zoster
- Infeksi herpes simplek kronis
- Pneumonia
- Sarkoma Kaposi

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

- ELISA

7
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV

2. Tes untuk deteksi gangguan system imun:

- Hematokrit.
- L
- ED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin

2.1.6 Komplikasi

a. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,


peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.

b. Neurologik

- Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human


Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan
isolasi social.

- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,


ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit
kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.

- Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan


maranik endokarditis.

8
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)

c. Gastrointestinal

- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.

- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,


alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam
atritis.

- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri
rectal, gatal-gatal dan siare.

d. resInfeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,


pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.

e. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

f. Sensorik

- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

- Pendengaran : otitis eksternal akut

2.1.7 Penatalaksanaan

Respon biologis / aspek fisik

9
a. Universal precaution

1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien

4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat


kedokteran yang dipakai

5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan

6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan
aman

b. Peran perawat dalam pemberian ARV

Tujuan terapi ARV:

1) Menghentikan replikasi HIV

2) Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik

3) Memperbaiki kualitas hidup

4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV

c. Pemberian nutrisi

Pasien dengan HIV AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi


tambahan bertujuan untuk beban HIV AIDS tidak bertambah akibat
defisiensi vitamin dan mineral

d. Aktivitas dan istirahat

Respon adaptif psikologis

1) Pikiran positif tentang dirinya

10
2) Mengontrol diri sendiri

3) Rasionalisasi

4) Teknik perilaku

Respon sosial

1) Dukungan emosional

2) Dukungan penghargaan

3) Dukungan instrumental

4) Dukungan informatif

Respon spiritual

1) Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan

2) Padai mengambil hikmah

3) Kestabilan hati

11
WOC HIV/AIDS

HIV masuk keHIV


dalam tubuh
masuk ke manusia
dalam tu

Menginfeksi sel yang yang memiliki molekul CO4


(Limfosit T4 ,Monosit , Sel Dendrit, Sel Langerhans)

Mengikat molekul CO4

Memiliki sel target dan menginfeksi


virus

Sel limfosit T4 hancur

Imunitas tubuh menurun

12
Infeksi Opurtunistik

Sistem Sistem Sistem neurologis


Sistem pernafasan
pencern interg
aan umen

Peradangan
Infeksi Peristal Perad Infeksi ssp
pada jaringan
jamur tik angan
paru
kulit

Sesak,
Peradangan Diare Timbul Peningkatan
demam lesi, kesadaran,
mulut kronis
bercak nyeri , kejang
putih

Tdk efektif, Sulit Kekuranga Gatal, nyeri, Perubahan


gangguan menelan, n cairan kulit bersisik proses berfikir
pertukaran mual

gas, suhu

13
Intake Bibir kering, Gangguan
kurang turgor kulit rasa
nyaman

Gangguan
pemenuhan Kekurang
nutrisi an cairan,
gangguan
eleminasi

14
BAB III
Asuhan keperawatan teoritis penyakit HIV / AIDS

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses


keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data atau informasi
tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk
menentukan diagnosa keperawatan data yang dapat diperoleh data primer
melalui (wawancara dan observasi) atau data sekunder melalui (rekam
medis), dalam pengkajian ada beberapa tahap yaitu:
1. Identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama
2. Keluhan utama
- Saat masuk rumah sakit : Kaji keluhan utama pasien masuk rumah
sakit
- Saat pengkajian ; kaji keluhan pasien tentang penyakit yang
dideritanya.
3. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan apakah sebenarnya pasien pernah mengalami
penyakit seperti sekarang ini, apakah pasien pernah dirawat di RS,
atau pernah sakit biasa seperti flu, pilek dan batuk, dan sembuh
setelah minum obat biasa yang dijual dipasaran.
Riwayat penyakit sekarang
Menanyakan bagaimana riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah ada dalam keluarga pasien yang pernah sakit
dengan diagnosa medisnya.

4. Pola kebiasaan
Pola persepsi kesehatan-menejemen kesehatan

15
Kaji adanya riwayat penyakit pada pasien, penggunaan obat-
obatan tertentu.
Pola nutrisi metabolic
Kaji adanya kehilangan nafsu makan, kesulitan mencerna,
penurunan berat badan, turgor kulit buruk atau kering, bersisik,
kehilangan otot atau lemak subkutan, demam.
Pola eliminasi cairan
Kaji adanya muntah berisi cairan, atau defekasi
Pola aktivitas latihan
Kaji adanya kelelahan umum dan kelemahan, dispnea saat bekerja,
kelemahan otot, sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan.
Pola istirahat tidur
Kaji adanya kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam
hari, menggigil, berkeringat, sesak nafas.
Persepsi kognitif
Kaji adanya faktor (stress) lama, perasaan tidak berdaya,
ketakutan, ansietas.
Pola persepsi konsep diri
Kaji penyangkalan terhadap penyakitnya, pandangan terhadap
tubuhnya, harapan akan kesembuhan, perubahan pola kebiasaan
dan tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
Pola hubungan sosial
Kaji bagaimana interaksi dengan masyarakat sekitar, penolakan
terhadap masyarakat sekitar, hubungan dengan keluarga dan
teman sebaya.
Pola hubungan seksual
Kaji bagaimana perasaan pasien terhadap pasangan.

Pola koping toleransi stress

16
Bercerita tentang penyakitnya, memerlukan bantuan dalam
perawatan.
Pola spiritual
Kepercayaan terhadap penyakit adalah suatu cobaan dari Tuhan,
kepercayaan yang dianut oleh pasien, pengobatan dan perawatan
yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien.

5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Pemeriksaan fisik persistem
1) Sistem respirasi
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem intergument
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem musculoskeletal
6) Sistem abdomen
6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang


dilakukan atas indikasi medis tertentu guna mendapat keterangan
yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini bertujuan untuk
terapiutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau diagnostik yaitu
untuk membantuk menegakkan diagnosa tertentu. Contoh dari
pemeriksaan penunjang adalah hasil uji Lab, CT Scan, USG, X-Ray
Scan.

7. Data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan maslah kesehatannya serta hal hal
yang mencangkup tindakan yang dilaksanakan pada klien. Data

17
fokus mencangkup data subjektif dan data objektif yang didapat
saat melakukan wawancara dan observasi .
8. Analisa data
Proses mencari secara sistematis dan mengatur catatan
wawancara, catatan lapangan, rider lain yang dihimpun untuk
mengiring pengertian. Analisa data dilakukan agar data yang telah
diperoleh akan lebih bermakna.(bagdan dan biklen 1992:145)

9. Rumusan masalah keperawatan


Rumusan masalah keperawatan merupakan masalah yang muncul
dari hubungan antara DS dan DO yang diperoleh.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah Penilain klinis tentang respon
individu, keluarga, ataupun komunitas terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan potensial atau aktual. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil dimana perawat bertanggung gugat
Hal yang pertama dilakukan untuk menentukan diagnosa
keperawatan adalah:
1. Analisa masalah keperawatan

Analisa masalah keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam


pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dilatarbelakangi ilmu
pengetahuan, pengalaman dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan
menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan klien dalam analisa masalah kesehatan yang terlibat.

Dalam analisa masalah keperawatan terdiri dari tiga unsur yaitu


P(Problem), E(etiologi), S(Sympthom), proses terjadi dan akibat bila tidak

18
ditanggulangi. Proses terjadi merupakan proses bagaimana E bisa
menyebabkan P yang ditandai dengan S.

2. Rumusan Diagnosa keperawatan

3.3 Perencanaan
1. Tahap pertama adalah memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan actual (yang sudah terjadi), risiko, urgen, keinginan pasien
dan kebutuhan maslow.
2. Tahap kedua adalah rencana keperawatan
Dalam rencana keperawatan kegiatan pertama yang dilakukan dalam
pembuatan rencana keperawatan adalah menentukan tanggal/ hari/jam
rencana yang akan dilakukan. Kedua adalah membuat diagnosa yang
telah diprioritaskan sebelumnya dan yang ketiga menentukan rencana
tujuan dan kriteria hasil (S.M.A.R.T), yang keempat menentukan
rencana tindakan atau intervensi (ONEC), dan yang terakhir membuat
rasional dimana didalamnya terdapat argumentasi dari hasil intervensi.

19
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Dx DENGAN
PENYAKIT DI RUANG MAWAR RSUD SANJIWANI
TANGGAL 3 DESEMBER 2014

4.1 Pengkajian

Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 3 desember 2014


pukul 09.00 WITA di ruangan Mawar RSU Sanjiwani dengan
metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi
dari (rekam medis).
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien

Pasien

Nama : Dx

Umur : 35 th

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Sudah kawin

Suku atau bangsa : Indonesia

Agama : Hindu

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : pedagang

Alamat : Jln.Kecubung Gg Jepun No. 2

Alamat terdekat : Jln.Kecubung Gg Jepun No. 2

20
No telepon : 085792440007

No register : 138979

Tanggal MRS : 3 Des 2014

Penanggung

Nama : Tn, Y
Umur : 48 th
Jenis kelamin : Laki laki
Status perkawinan : Kawin
Suku atau bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Kecubung Gg Jepun No. 2

Alamat terdekat : Jln.Kecubung Gg Jepun No. 2


Nomor telepon : 082396872970

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Pada pasien Aids dengan keluhan infeksi pada kulit

b. Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan nyeri pada sendi , malaise, mual, muntah, anoreksia.
c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini

21
d. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan ada keluarganya yang pernah mengalami penyakit seperti


yang diderita pasien.

e. Riwayat psikososial dan spiritual

1. Biasanya klien cemas

2. Bagaimana mekanisme koping yang digunakan

3. Gangguan dalam beribadah karena klien tirah baring total.

3. Pemeriksaan fisik head to toe

a. Keadaan umum : baik, kesadaran (composmetris), suhu badan normal

36 C, TD ; 117/72 mmHg, Nadi ; 76x/menit, RR ; 24 x/menit .

b. Wajah : Didapatkan klien tampak meringis (nyeri)

c. Mulut : Bibir kering, faring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar

d. Kepala : Hematom ( - ), tidak ada tanda-tanda trauma atau luka, rambut


kusam

e. Kulit : Anemia (-), sianosis (-), ikterik (-)

f. Pergerakan tangan dan kaki : Klien lemah, terasa lelah tapi tidak
didapatkan adanya kelainan hanya pada bagian sendi terasa nyeri.

g. Dada : Nafas cepat dan dalam.

h. Toraks :

Inspeksi ; simetris, tidak retraksi, tidak ketinggalan gerak, iktus cordis tidak
tampak

Palpasi ; tidak ada benjolan, vokal fremitus sama kiri-kanan

22
Perkusi ; sonor seluruh lapang paru

Auskultasi ; suara dasar paru vesikuler, tidak ada ronkhi basah, denyut jantung
teratur.

i. Jantung

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : tidak ada pembesaran jantung

Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-)

j. Abdomen

Inspeksi : distensi (-), tidak ada tanda trauma

Auskultasi : bising usus normal

Perkusi : timpani

Palpasi : defans muskular (-), nyeri tekan (+) < regio epigastrium, massa
pada abdomen (-)

k. Genetalia

Tidak di observasi

l. Anus

Tidak di observasi

m. Ekstremitas

Atas :terpasang IVFD NaCl 500 ml 20 tetes/menit pada tangan kiri.

Tidak terdapat edema.

23
pengisian kapiler < 2 detik

bawah : tidak terdapat edema

pengisian kapiler < 2 detik

4.Pemeriksaan penunjang

4.2 Analisa data

Nama pasien : Dx Ruang/kelas : Mawar

Umur : 35 th No. Reg : 138979

No Anlisa Data Etiologi Masalah


1 DS: Klien kehilangan cairan yang berlebihan kekurangan
mengatakan tidak :diare berat,mutah,hipermetabolisme volume cairan
nafsu makan
DO:: kulit dan
membrane mukosa
kering, rambut
mudah tercabut,
mengalami
dehidrasi
2 DS:klien ketidakseimbagan muskuler pola nafas
mengatakan susah tidak efektif
bernafas
DO:klien tampak
sesak,nafas pendek
dan cepat
3 DS:klien mengeluh infeksi / inflamasi kulit Gangguan

24
sakit di kulit rasa nyaman
DO:klien tampak (nyeri)
meringis ,dan
gelisah
- P : Nyeri pada saat
beraktivitas
- Q : nyeri seperti
tertusuk
- R : nyeri pada anus
- S : Skala nyeri 5
- T : Hilang timbul

4.3 Diagnosa keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang


berlebihan:diare berat,mutah,hipermetabolisme

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbagan


muskuler

3. Gangguan rasa nyaman(nyeri) berhubungan dengan infeksi / inflamasi


kulit

25
4.4 Rencana keperawatan

Rencana Keperawatan Pada Pasien Dx Dengan Penyakit HIV/AIDS


Ruang Mawar RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 3 Desember 2014

Nama pasien : Dx Ruang/kelas :Mawar

Umur : 35 th No. Reg :138979

Tgl No Tujuan& Kriteria Intervensi Rasional TTD


DX Hasil
Kamis/3 1 Tujuan :setelah di
O 1. Lakukan / observasi a. 1. Upaya rehidrasi
Desember lakukan tindakan pemberian cairan perlu dilakukan untuk
2014 keperawatan perinfus / sonde / oral mengatasi masalah
selama 1x24 jam sesuai dengan program kekurangan volume
di harapkan klien rehidrasi cairan
dapat E :2. Jelaskan kepada b. 2. Meningkatkan
mempertahankan keluarga tentang upaya pemahaman keluarga
dehidrasi rehidrasi dan peran tentang upaya rehidrasi
KH: keluarga dalam dan peran keluarga
K : klien dapat pelaksanaan terapi dalam pelaksanaan
mengetahui cara rehidrasi terapi rehidrasi
penangannan O:3.observasiperkembanganc. 3. Menilai
diare. keadaan dehidrasi perkembangan masalah
A : klien mulai pasien. pasien.
dapat tersenyumN: Hitung balans cairan. d. Penting untuk
dan berbicara C: kolaborasi dengan dokter menetapkan dehidrasi
banyak. dalam pemberian obat. selanjutnya

26
P : klien dapat
meniru perawat
untuk
melakukan terapi
rehidrasi.
P : dehidrasi klien
teratasi.

2 Tujuan :setelah di
O: 1. observasi bunyi 1. 1. Memperkirakan
lakukan tindakan nafas,catat frekuensi adanya perkembangan
keperawatan kedalaman nafas komplikasi atau infeksi
selama 1x24 jamN: atur posisi semi pernafasan
di harapkan klien fowler,lakukan 2. Meningkatan fungsi
dapat pembersihan secret di pernafasan yang
mempertahankan jalan nafas optimal
pola nafas yang E: 2. ajarkan batuk efektif 3. 2. Memudahkan dalam
efektif C:berikan tambahan O2 mengeluarkan secret
KH: sesuai indikasi ,berikan4. Membantu
K:klien dapat obat-obatan sesuai membersihkan sekresi
mengetahui cara indikasi dan meningkatkan
mengatasi sesak /mempertahankan jalan
nafas nafas
A: klien sudah Tidak
mengalami sesak
nafas
P: klien dapat
meniru perawat
untuk
melakukan batuk
efektif

27
P: Saluran nafas
bersih tidak ada
secret
3 Tujuan :setelah di
O: 1. observasi keluhan 1. 1. Mengindikasikan
lakukan tindakan nyeri,skala waktu dan kebutuhan untuk
keperawatan frekuensi intervensi dan juga
selama 1x24 jamN: lakukan tindakan paliatif tanda-tanda
di harapkan klien misalnya:atur posisi, perkembangan
dapat merasakan masase,rentang gerak komplikasi
nyeri berkurang / sendi yang sakit 2.
terkontrol E: 2. ajarkan meletakkan 2. Meningkatkan
KH: katung es pada kepala relaksasi dan
K: klien dapat klien menurunkan ketegangan
mengetahui caraC: otot
menghilangkan 3. Untuk meningkatkan
nyeri vasokontriksi,penumpu
A: klien sudah tidak kkan resepsi sensori
merasa nyeri yang selanjutnya akan
P: klien dapat menurunkan nyeri atau
meniru perawat sakit kepala
dalam 3. berikan obat 4. 3. Antibiotik untuk
melakukan terapi analgesic/antipiretik mengurangi infeksi dan
menghilangkan sesuai dengan antipiretik untuk
nyeri pengobatan mengurangi rasa panas.
P: nyeri terkontrol
sehingga dapat
tidur/istirahat
dengan tenang

28
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Acguired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
yang timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang didapat ,
disebabkan oleh infeksi human immune deficiency virus (HIV). Virus ini
menyerang dan merusak sel-sel limposit T CD 4 sehingga kekebalan tubuh
penderita rusak dan rentan terhadap bebrbagai infeksi. AIDS ini bukan satu
penyakit saja , tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh
infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti infeksi bakteri, virus, jamur, bahkan
timbul keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
5.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak
kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi
serta penyusunan atau sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat
member manfaat bagi kita semua.

29
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Amin Huda.2013. NANDA NIC-NOC Jilid 1.Yogyakarta;Mediaction

Contoh asuhan keperawatan kakak tingkat Ni Putu Vebi Pratmayant (12C10913)

http//kemkes.go.id

http://shinichiranmouri.blogspot.com/2013/10/askep-hiv-aids.html

https://septialesmana.wordpress.com/2014/03/18/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
hivaids

http://holidahirwansyah.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-pasien-hiv.html

30

Vous aimerez peut-être aussi