Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
berbagai perubahan yang dialami remaja,remaja cenderung ingin mencari
jati diri lewat mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya
atau lebih dikatakan tidak mau ketinggalan jaman. Dalam arti jika tidak
mau ketinggalan jaman.Dari pergaulan antara sesamanya,remaja kadang
terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai mencoba-coba narkoba dan
melakukan hubungan seksual di luar nikah,sehingga menjadi resiko
tertular penyakit menular seksual HIV/AIDS.
Tujuan khusus
2
4. Bagi masyarakat umum dapat menambah pengetahuan baru
Sistematika penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari lima bab yaitu
Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan
yang mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah konsep teori
penyakit HIV/AIDS, yang menguraikan tentang konsep dasar penyakit
HIV yang meliputi definisi penyakit HIV/AIDS, etiologi fatofisiologi
,manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostic, komplikasi, penatalaksana,
WOC HIV/AID. Bab III adalah asuhan keperawatan teoritis dan Bab IV
merupakan asuhan keperawatan penyakit HIV/AIDS. Dan terakhir Bab V
merupakan penutup dan saran.
3
BAB II
4
menangkal infeksi.Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T.
Limfosit atau sel T-4 atau disebut juga sel CD 4.
2.1.2 Etiologi
B. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
C. Infeksi asimtomatik.Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
E. AIDS.Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan.Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh,dan manifestasi neurologist.AIDS dapat menyerang semua
golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok
resiko tinggi adalah :
5
2.1.3 Fatofisiologi
1. Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu membasmi
suatu infeksi dari benda asing,misalnya:virus,bakteri,bahan kimia,dan
jaringan asing dari binatang maupun manusia lain.
2. Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS(HIV)
mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme
pertahanan tubuh.ber-aksi bahkan kemudian dilumpuhkan.
3 Virus AIDS(HIV) masuk kedalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas
atau berada didalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama
menginfeksi sel
4 yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif(CD4+) mencakup
monosit,makrofag dan limfositT4 helper. Saat virus memasuki tubuh,benda
asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4),tetapi begitu sel Thelper
menempel pada benda asing tersebut,reseptorsel T helper. sel T helper
menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya;
bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi,
sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah
dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T
helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel
lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel
T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke
dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reserve transcriptase,HIV
akan melakukan pemrogaman ulang materi genetik dari sel T4 yang
terinfeksi untuk membuat double stranded DNA(DNA utas-ganda).DNA
ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan
kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah
dilumpuhkan,genom dari HIV- proviral DNA-dibentuk dan diintegrasikan
pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai
dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme
6
pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA,ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk
menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentuk sel T killer.Sel B dan sel fagosit
lainnya.Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
(Acquired Immunodeficiciency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan
Kekebalan.
1) Gejala mayor
- Penurunan BB 10%
- Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
- Diare kronis
- Tuberkulosis
2) Gejala minor
- Koordinasi orofaris
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Kelemahan tubuh
- Berkeringat malam
- Hilang nafsu makann menurun
- Infeksi kulit generalisata
- Limfodenopati
- Herpes zoster
- Infeksi herpes simplek kronis
- Pneumonia
- Sarkoma Kaposi
- ELISA
7
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
- Hematokrit.
- L
- ED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
2.1.6 Komplikasi
a. Oral Lesi
b. Neurologik
8
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri
rectal, gatal-gatal dan siare.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
2.1.7 Penatalaksanaan
9
a. Universal precaution
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan
aman
c. Pemberian nutrisi
10
2) Mengontrol diri sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
Respon sosial
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informatif
Respon spiritual
3) Kestabilan hati
11
WOC HIV/AIDS
12
Infeksi Opurtunistik
Peradangan
Infeksi Peristal Perad Infeksi ssp
pada jaringan
jamur tik angan
paru
kulit
Sesak,
Peradangan Diare Timbul Peningkatan
demam lesi, kesadaran,
mulut kronis
bercak nyeri , kejang
putih
gas, suhu
13
Intake Bibir kering, Gangguan
kurang turgor kulit rasa
nyaman
Gangguan
pemenuhan Kekurang
nutrisi an cairan,
gangguan
eleminasi
14
BAB III
Asuhan keperawatan teoritis penyakit HIV / AIDS
3.1 Pengkajian
4. Pola kebiasaan
Pola persepsi kesehatan-menejemen kesehatan
15
Kaji adanya riwayat penyakit pada pasien, penggunaan obat-
obatan tertentu.
Pola nutrisi metabolic
Kaji adanya kehilangan nafsu makan, kesulitan mencerna,
penurunan berat badan, turgor kulit buruk atau kering, bersisik,
kehilangan otot atau lemak subkutan, demam.
Pola eliminasi cairan
Kaji adanya muntah berisi cairan, atau defekasi
Pola aktivitas latihan
Kaji adanya kelelahan umum dan kelemahan, dispnea saat bekerja,
kelemahan otot, sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan.
Pola istirahat tidur
Kaji adanya kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam
hari, menggigil, berkeringat, sesak nafas.
Persepsi kognitif
Kaji adanya faktor (stress) lama, perasaan tidak berdaya,
ketakutan, ansietas.
Pola persepsi konsep diri
Kaji penyangkalan terhadap penyakitnya, pandangan terhadap
tubuhnya, harapan akan kesembuhan, perubahan pola kebiasaan
dan tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
Pola hubungan sosial
Kaji bagaimana interaksi dengan masyarakat sekitar, penolakan
terhadap masyarakat sekitar, hubungan dengan keluarga dan
teman sebaya.
Pola hubungan seksual
Kaji bagaimana perasaan pasien terhadap pasangan.
16
Bercerita tentang penyakitnya, memerlukan bantuan dalam
perawatan.
Pola spiritual
Kepercayaan terhadap penyakit adalah suatu cobaan dari Tuhan,
kepercayaan yang dianut oleh pasien, pengobatan dan perawatan
yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Pemeriksaan fisik persistem
1) Sistem respirasi
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem intergument
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem musculoskeletal
6) Sistem abdomen
6. Pemeriksaan penunjang
7. Data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan maslah kesehatannya serta hal hal
yang mencangkup tindakan yang dilaksanakan pada klien. Data
17
fokus mencangkup data subjektif dan data objektif yang didapat
saat melakukan wawancara dan observasi .
8. Analisa data
Proses mencari secara sistematis dan mengatur catatan
wawancara, catatan lapangan, rider lain yang dihimpun untuk
mengiring pengertian. Analisa data dilakukan agar data yang telah
diperoleh akan lebih bermakna.(bagdan dan biklen 1992:145)
18
ditanggulangi. Proses terjadi merupakan proses bagaimana E bisa
menyebabkan P yang ditandai dengan S.
3.3 Perencanaan
1. Tahap pertama adalah memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan actual (yang sudah terjadi), risiko, urgen, keinginan pasien
dan kebutuhan maslow.
2. Tahap kedua adalah rencana keperawatan
Dalam rencana keperawatan kegiatan pertama yang dilakukan dalam
pembuatan rencana keperawatan adalah menentukan tanggal/ hari/jam
rencana yang akan dilakukan. Kedua adalah membuat diagnosa yang
telah diprioritaskan sebelumnya dan yang ketiga menentukan rencana
tujuan dan kriteria hasil (S.M.A.R.T), yang keempat menentukan
rencana tindakan atau intervensi (ONEC), dan yang terakhir membuat
rasional dimana didalamnya terdapat argumentasi dari hasil intervensi.
19
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Dx DENGAN
PENYAKIT DI RUANG MAWAR RSUD SANJIWANI
TANGGAL 3 DESEMBER 2014
4.1 Pengkajian
Pasien
Nama : Dx
Umur : 35 th
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pedagang
20
No telepon : 085792440007
No register : 138979
Penanggung
Nama : Tn, Y
Umur : 48 th
Jenis kelamin : Laki laki
Status perkawinan : Kawin
Suku atau bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Kecubung Gg Jepun No. 2
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
21
d. Riwayat penyakit keluarga
f. Pergerakan tangan dan kaki : Klien lemah, terasa lelah tapi tidak
didapatkan adanya kelainan hanya pada bagian sendi terasa nyeri.
h. Toraks :
Inspeksi ; simetris, tidak retraksi, tidak ketinggalan gerak, iktus cordis tidak
tampak
22
Perkusi ; sonor seluruh lapang paru
Auskultasi ; suara dasar paru vesikuler, tidak ada ronkhi basah, denyut jantung
teratur.
i. Jantung
j. Abdomen
Perkusi : timpani
Palpasi : defans muskular (-), nyeri tekan (+) < regio epigastrium, massa
pada abdomen (-)
k. Genetalia
Tidak di observasi
l. Anus
Tidak di observasi
m. Ekstremitas
23
pengisian kapiler < 2 detik
4.Pemeriksaan penunjang
24
sakit di kulit rasa nyaman
DO:klien tampak (nyeri)
meringis ,dan
gelisah
- P : Nyeri pada saat
beraktivitas
- Q : nyeri seperti
tertusuk
- R : nyeri pada anus
- S : Skala nyeri 5
- T : Hilang timbul
25
4.4 Rencana keperawatan
26
P : klien dapat
meniru perawat
untuk
melakukan terapi
rehidrasi.
P : dehidrasi klien
teratasi.
2 Tujuan :setelah di
O: 1. observasi bunyi 1. 1. Memperkirakan
lakukan tindakan nafas,catat frekuensi adanya perkembangan
keperawatan kedalaman nafas komplikasi atau infeksi
selama 1x24 jamN: atur posisi semi pernafasan
di harapkan klien fowler,lakukan 2. Meningkatan fungsi
dapat pembersihan secret di pernafasan yang
mempertahankan jalan nafas optimal
pola nafas yang E: 2. ajarkan batuk efektif 3. 2. Memudahkan dalam
efektif C:berikan tambahan O2 mengeluarkan secret
KH: sesuai indikasi ,berikan4. Membantu
K:klien dapat obat-obatan sesuai membersihkan sekresi
mengetahui cara indikasi dan meningkatkan
mengatasi sesak /mempertahankan jalan
nafas nafas
A: klien sudah Tidak
mengalami sesak
nafas
P: klien dapat
meniru perawat
untuk
melakukan batuk
efektif
27
P: Saluran nafas
bersih tidak ada
secret
3 Tujuan :setelah di
O: 1. observasi keluhan 1. 1. Mengindikasikan
lakukan tindakan nyeri,skala waktu dan kebutuhan untuk
keperawatan frekuensi intervensi dan juga
selama 1x24 jamN: lakukan tindakan paliatif tanda-tanda
di harapkan klien misalnya:atur posisi, perkembangan
dapat merasakan masase,rentang gerak komplikasi
nyeri berkurang / sendi yang sakit 2.
terkontrol E: 2. ajarkan meletakkan 2. Meningkatkan
KH: katung es pada kepala relaksasi dan
K: klien dapat klien menurunkan ketegangan
mengetahui caraC: otot
menghilangkan 3. Untuk meningkatkan
nyeri vasokontriksi,penumpu
A: klien sudah tidak kkan resepsi sensori
merasa nyeri yang selanjutnya akan
P: klien dapat menurunkan nyeri atau
meniru perawat sakit kepala
dalam 3. berikan obat 4. 3. Antibiotik untuk
melakukan terapi analgesic/antipiretik mengurangi infeksi dan
menghilangkan sesuai dengan antipiretik untuk
nyeri pengobatan mengurangi rasa panas.
P: nyeri terkontrol
sehingga dapat
tidur/istirahat
dengan tenang
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Acguired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
yang timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang didapat ,
disebabkan oleh infeksi human immune deficiency virus (HIV). Virus ini
menyerang dan merusak sel-sel limposit T CD 4 sehingga kekebalan tubuh
penderita rusak dan rentan terhadap bebrbagai infeksi. AIDS ini bukan satu
penyakit saja , tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh
infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti infeksi bakteri, virus, jamur, bahkan
timbul keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
5.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak
kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi
serta penyusunan atau sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat
member manfaat bagi kita semua.
29
DAFTAR PUSTAKA
http//kemkes.go.id
http://shinichiranmouri.blogspot.com/2013/10/askep-hiv-aids.html
https://septialesmana.wordpress.com/2014/03/18/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
hivaids
http://holidahirwansyah.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-pasien-hiv.html
30