Vous êtes sur la page 1sur 5

Pengertian booklet

Booklet termasuk pada jenis media grafis yakni media gambar/foto. Booklet
merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk buku, baik berupa
tulisan maupun gambar (Heri D. J. Maulana, 2009, hlm. 174). Hal ini sejalan dengan
pendapat Ferry Efendi dan Makhfudli (2009, hlm. 112) yang menyatakan bahwa
booklet merupakan media yang berbentuk buku kecil yang berisi tulisan atau gambar
atau keduanya. Menurut Satmoko (2006, hlm. 2) booklet adalah sebuah buku kecil
yang memiliki paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan
halaman di luar hitungan sampul. Sedangkan menurut Roymond S. Simamora (2009,
hlm. 71) booklet adalah buku berukuran kecil dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar
bolak balik yang berisi tentang tulisan dan gambar-gambar. Menurut Holmes (dalam
Mintarti, 2001, hlm. 24) booklet membuat lembaran-lembaran paling banyak 20
halaman dengan ukuran 20 x 30 cm yang dijilid dalam satu satuan, dengan berbagai
visual, yakni: huruf, foto, gambar, garis, atau lukisan.
Berdasar sejumlah pendapat tersebut, disimpulkan bahwa booklet merupakan
media berbentuk buku berukuran kecil yang memuat gambar dan tulisan. Istilah booklet
berasal dari buku dan leaflet, artinya media booklet merupakan perpaduan antara buku
dan leaflet. Booklet memiliki format (ukuran) yang kecil seperti leaflet, namun struktur
isi booklet menyerupai buku (terdapat pendahuluan, isi, dan penutup), hanya saja cara
penyajian isinya lebih ringkas dari pada buku.

Tujuan booklet
Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, karena
booklet memberikan informasi dengan spesifik dan banyak digunakan sebagai alternatif
media untuk dipelajari setiap saat. Menurut Mintarti (2001, hlm. 26) booklet sebagai
media pembelajaran telah berhasil meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran dalam
bidang tertentu. Booklet secara efektif mampu mengubah perilaku khalayak sasaran
bukan sembarang bokklet. Semakin tinggi kemampuan booklet untuk merangsang
terjadinya proses belajar pada diri khalayak sasaran melalui panca indera dan merubah
perilaku, maka semakin efektif booklet tersebut. Booklet memuat berbagai lambang
visual, huruf, gambar, kalimat, dan sebagainya, sehingga efektivitas booklet dapat
dikingkatkan dengan merekayasa lambang-lambang visual yang ada tersebut. Berbagai
rekayasa booklet dapat dilakukan dengan mengatur komposisi warna, tampilan gambar,
besar dan jenis huruf, ketebalan, dan jenis kertas.

Bahan- bahan booklet


Unsur-unsur pada booklet tidak berbeda dari unsur-unsur yang terdapat pada buku.
Menurut Sitepu (2012, hlm. 160) unsur-unsur atau bagian-bagian pokok yang secara
fisik terdapat dalam buku, yaitu:
1. Kulit (cover) dan isi buku
Kulit buku (cover) terbuat dari kertas yang lebih tebal dari kertas isi buku, fungsi dari
kulit buku adalah melindungi isi buku. Kulit buku terdiri atas kulit depan atau kulit
muka, kulit punggung isi suatu buku apabila lebih dari 100 halaman dijilid dengan lem
atau jahit benang tetapi jika buku kurang dari 100 halaman tidak menggunakan kulit
punggung. Agar lebih menarik kulit buku didesain dengan menarik seperti pemberian
ilustrasi yang sesuai dengan isi buku dan menggunakan nama.
2. Bagian depan (premlimunaries)
Bagian depan ini memuat halaman judul, halaman kosong, halaman judul utama,
halaman daftar isi dan kata pengantar, setiap nomor halaman depan buku teks
menggunakan angka Romawi kecil.
3. Bagian teks
Bagian teks memuat bahan yang akan disampaikan kepada siswa, terdiri atas judul bab
dan sub judul, setiap bagian dan bab baru dibuat pada halaman berikutnya dan diberi
nomor halaman yang diawali dengan angka 1.
4. Bagian belakang
Bagian belakang buku terdiri atas daftar pustaka, glosarium dan indeks, tetapi
penggunaan glosarium dan indeks dalam buku hanya jika buku tersebut banyak
menggunakan istilah atau frase yang memiliki arti khusus dan sering digunakan dalam
buku tersebut.
Adapun secara lebih spesifik Prastowo (2014, hlm. 380) menyatakan bahwa dalam
menyusun sebuah booklet sebagai media, booklet setidaknya mencakup:
1. Judul diturunkan dari Kompetensi Dasar (KD) atau materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
2. KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).
3. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik memperhatikan
penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembaca.
4. Pada booklet terdapat lebih banyak gambar dari pada teks, sehingga tidak terkesan
monoton.
5. Gambar ditampilkan secara nyata yaitu gambar-gambar yang sudah dikenal oleh
peserta didik.
6. Isi disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik.
7. Mudah dibawa kemana saja dan dibaca kapan saja, di mana saja.
8. Memuat informasi yang lengkap, walau tidak rinci dan berurutan.

prinsip-prinsip membuat booklet

Booklet termasuk dalam teks berbasis cetakan. Menurut Azhar Arsyad (2009,
hlm. 85) terdapat enam elemen yang harus diperhatikan pada saat merancang teks
berbasis cetakan, antara lain:
1. Konsistensi
Format dan jarak spasi harus konsisten, jika antara baris terlalu dekat akan membuat
tulisan terlihat tidak jelas pada jarak tertentu. Format dan jarak yang konsisten akan
membuat booklet terlihat lebih rapi dan baik.
2. Format
Format tampilan dalam booklet menggunakan tampilan satu kolom karena paragraf yang
digunakan panjang. Setiap isi materi yang berbeda dipisahkan dan diberi label agar
memudahkan untuk dibaca dan dipahami oleh peserta didik.
3. Organisasi
Booklet disusun secara sistematis dan dipisahkan dengan menggunakan kotak-kotak
agar peserta didik mudah untuk membaca dan memahami informasi yang ada di booklet.
4. Daya tarik
Booklet didesain dengan menarik, seperti menambahkan gambar yang berhubungan
dengan isi materi, sehingga memotivasi peserta didik untuk terus membaca.
5. Ukuran huruf
Huruf yang digunakan pada booklet yaitu jenis font yang mudah dibaca dan biasanya
menggunakan ukuran font 11. Booklet menghindari penggunaan huruf kapital pada
seluruh teks, huruf kapital digunakan sesuai dengan kebutuhan.
6. Ruang (spasi) kosong
Spasi kosong dapat berbentuk ruangan sekitar judul, batas tepi (margin), spasi antar
kolom, permulaan paragraf, dan antara spasi atau antara paragraf. Untuk meningkatkan
tampilan dan keterbacaan dapat menyesuaikan spasi antar baris dan menambahkan spasi
antar paragraf.

Adapun menurut Masnur Muslich (2007, hlm. 24-25) suatu booklet yang layak
digunakan di sekolah harus memperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Aspek isi materi
Materi atau isi booklet harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dijadikan dasar
dalam penulisan booklet karena materi diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan
pembelajaran, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
mengembangkan kemampuan nalar, dan dapat mendorong pembacanya untuk dapat
berpikir. Berdasar hal tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan pada isi booklet, yakni:
a. Relevansi
Booklet yang baik memuat materi yang relevan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku
dan relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki pada jenjang pendidikan tertentu. Di
sisi lain, booklet juga harus relevan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik
peserta didik yang akan menggunakan booklet tersebut.
b. Kecukupan
Kecukupan mengandung arti bahwa booklet tersebut memuat materi yang memadai
dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan.
c. Keakuratan
Keakuratan berarti bahwa isi materi yang disajikan dalam booklet benar-benar secara
keilmuan, mutakhir, bermanfaat bagi kehidupan, dan pengemasan materi sesuai dengan
hakikat pengetahuan.
d. Proporsionalitas
Proporsionalitas artinya uraian materi pada booklet memenuhi keseimbangan
kelengkapan, kedalaman, dan keseimbangan antara materi pokok dengan materi
pendukung.

Cara kerja
2. Aspek penyajian

Booklet yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, berdasarkan


pertimbangan urutan waktu, ruang, maupun jarak yang disajikan secara teratur, sehingga
dapat mengarahkan kerangka berpikir (mind frame) pembaca melalui penyajian materi
yang logis dan sistematis. Penyajian booklet mudah dipahami dan familiar dengan
pembaca, penyajian materi dapat menimbulkan suasana menyenangkan, penyajian
materi dapat juga dilengkapi dengan ilustrasi untuk merangsang pengembangan
kreativitas.
3. Aspek bahasa dan keterbacaan
Keterpahaman bahasa atau ilustrasi dapat meningkatkan keterpahaman pembaca apabila
pada booklet digunakan bahasa dan ilustrasi yang sesuai dengan perkembangan kognisi
pembaca, menggunakan ilustrasi yang jelas dan dilengkapi keterangan. Ketepatan
penggunaan bahasa seperti menggunakan ejaan, kata, dan istilah dengan benar dan tepat,
kalimat dengan baik dan benar, serta paragraf yang harmonis dan sistematis.
4. Aspek grafika
Grafika merupakan bagian dari booklet yang bersifat fisik, seperti ukuran booklet, jenis
kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi. Ketepatan penggunaan gambar, foto,
atau ilustrasi sesuai dengan ukuran dan bentuk, warna gambar yang sesuai dan
fungsional. Seluruh komponen itu membuat siswa akan menyenangi booklet tersebut.

Kelebihan dan kekurangan

Menurut Ewles (dalam Fitria Roz 2012, hlm. 4)


booklet memiliki keunggulan, sebagai berikut:
1. Dapat digunakan sebagai media atau alat belajar mandiri.
2. Dapat dipelajari isinya dengan mudah.
3. Dapat disajikan informasi secara spesifik.
4. Mudah untuk dibuat, diperbanyak, diperbaiki, dan disesuaikan.
5. Mengurangi kebutuhan mencatat.
6. Dapat dibuat secara sederhana dan memerlukan biaya yang relatif murah.
7. Tahan lama.
8. Memiliki daya tampung luas.
9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.
Adapun booklet sebagai media cetak memiliki sejumlah keterbatasan. Ronald H.
Anderson (1994, hlm. 169) berpendapat bahwa keterbatasan media cetak, sebagai
berikut:
1. Perlu waktu yang lama untuk mencetak tergantung dari pesan yang akan
disampaiakan dan alat yang digunakan untuk mencetak.
2. Sulit menampilkan gerak di halaman.
3. Pesan dan informasi yang terlalu banyak dan panjang akan mengurangi niat untuk
membaca.
4. Perlu perawatan yang baik agar media tersebut tidak rusak dan hilang.

Vous aimerez peut-être aussi