Vous êtes sur la page 1sur 23

PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu:
Puji Lesari, S.pd., M.si
Iwan Hardi Saputro, S.pd., M.si.

Disusun Oleh

Nama : Arina Miftahul Janah

NIM : 7311416059

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Rombel : 039

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2017
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

A. Dasar Negara RI
Dasar menurut kamus besar bahasa indonesia berarti bagian
yang terbawah yang di sebelah dalam ataupun yang di sebelah luar,
dan negara berarti organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Dan di Negara Indonesia sendiri, dasar negaranya
adalah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia seperti
yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang suatu Dasar Negara Indonesia yang berbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil serta beradab, Persatuan Indonesia,
serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama
dasar negara kita, Indonesia. Istilah Pacasila telah dikenal sejak
zaman Majapahit pada abad XIV, yaitu didalam buku
Negarakertagama (1365). karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Empu Tantular. Didalam buku Negarakertagama, Empu
Tantular memuat seloka yang berbunyi : Bhineka Tunggal ika tan
Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda namun satu jua
adanya, sebab ada tidak agama yang memiliki Tuhan yang berbeda.
Sedangkan didalam buku Sutasoma, Pancasila mempunyai arti
berbatu sendi yang lima (bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti
pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama). Kelima
kesusilaan tersebut ialah :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk atau meminum minuman keras

Selain kedua buku diatas, Pancasila juga ada kaitannya


dengan Sumpah palapa yang diucapkan Mahapatih Gadjah mada
dalam sidang ratu dan para menteri di pasebahan keprabuan
Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara raya sebagai berikut : Saya baru akan berhenti
berpuasa makan palapa, jikalau seluruh nusantara bertakhluk di
bawah kekuasaan negara, jikalau gurun, seram, tanjungpura, Haru,
pahang, Dempo, Bali, Sunda, palembang, tumasik telah
dikalahkan. (Yamin ; 1960:60)

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan


menjadi ideologi tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian
bangsa. Pancasila merupakan ideologi bagi bangsa Indonesia. Bagi
bangsa Indonesia, hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah
sebagai pandangan hidup dan dasar negara.
Dalam hal ini Pancasila digunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, artinya segala sesuatu
yang berhbungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan
Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan
Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di
negara Republik Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Pancasila
merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
mementingkan semua komponen dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang
tidak dapat dipisahkan karena setiap sila dalam Pancasila
mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing
sila tersebut tidak dapat ditukar-tukar atau dipindah-pindahkan
tempatnya. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat
sistematis-hierarkis, yang berarti didalam kelima sila dalam pancasila
itu menunjukkan suatu rangkaian urut-urutan yang bertingkat-tingkat,
dimana tiap-tia sila mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian
susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.
Tetapi, pengertian Pancasila diatas tidak dapat ditafsirkan oleh
sembarang orang karena akan dapat mengaburkan maknanya dan
pada akhirnya dapat merongrong dasar negara seperti yang pernah
terjadi pada masa lalu. Untuk itu, semua orang yang menjadi generasi
penerus bangsa wajib bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian
nilai-nilai Pancasila sehingga apa yang pernah terjadi dimasa lalu
tidak akan terjadi dimana selanjutnya.
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, maka Pancasila
berfungsi sebagai :
1. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Sudah dijelaskan diatas, bahwa ideologi dalam arti
sehari-hari adalah cita-cita yang merupakan dasar,
pandangan, atau paham. Jadi, Pancasila sebagai Ideologi
Negara merupakan tujuan bersama Bangsa Indonesia yang
diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana peikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib,
dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
2. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai
ideologi negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa
Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Seperti yang telah ditegaskan dalam
Ketetapan MPR No. XVIIV/MPR/1998 tentang pencabutan
p4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
dan penetapan dan penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
3. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang
dijelaskan dlam teori Von Savigny artinya bahwa setiap
bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut
Volkgeist, artinya jiwa rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila
sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya
bangsa Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya dan
Majapahit (1293). Hal ini diperkuat oleh Prof.Mr. A.G.
Pringgodigyo dalam tulisan beliau dalam Pancasila. Beliau
mengatakan antara lain bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah
hari lahirnya Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri
telah ada sejak adanya bansa Indonesia.
4. Pancasila sebagai Kepribadian bangsa Indonesia
Diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku
serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan
tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan
dengan bangsa lain. ciri khas inilah yang dimaksud dengan
kepribadian.
5. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau
Way Of Life engandung makna bahwa semua aktifitas
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai
dengan sila-sila Pancasila,, karena Pancasila juga
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan
bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-
nilai tersebut yaitu:
a. Nilai dan jiwa Ketuhanan-keagamaan
b. Nilai dan jiwa kemanusiaan
c. Nilai dan jiwa persatuan
d. Nilai dan jiwa kerakyatan-demokrasi
e. Nilai dan jiwa keadilan-sosial
6. Pancasia sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum atau
Sumber tertib Hukum bagi Negara Republik Indonesia
Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak Bangsa
Indonesia.
7. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau
Proklamasi 17 Agustus 1945, Bangsa Indonesia belum
mempunyai UU Dasar yang tertulis. Pada 18 Agustus 1945
oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
PPKI merupakan penjelmaan atau wakil-wakil seluruh
rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu
untuk membela Pancasila untuk selama-lamanya.
8. Pancasila sebgai Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Cita-cita luhur Negara Indonesia telah tegas dimuat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, karena
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
penuangan jiwa proklamasi yaitu jiwa Pancasila sehingga
Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Cita-cita luhur inilah yang akan disampaikan oleh Bangsa
Indonesia.
9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan
bangsa
Pancasila merupakan sarana yag ampuh untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia, karena Pancasila
adalah falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia
yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh
Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan
tepat bagi Bangsa Indonesia untuk mempersatukan rakyat
Indonesia.

B. Kronologi
Sejarah memberikan pengalaman yang berharga kepada suatu
bangsa. Demikian oula halnya dengan bangsa Indonesia, sejarah
perjuangan bangsa Indonesia memberikan pengalaman yang snagat
berharga, yaitu berupa nilai-nilai kejuangan, patriotisme, nasionalisme,
dan semakin tumbuh-berkembangnya unsur-unsur sosial-budaya
yang pokok dari setiap masa kemasa.
Sejarah merupakan deretan peristiwa yang kait megait.
Peristiwa-peristiwa masa lampau berangkai dengan kejadian-kejadian
masa kini, dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang.
(Prof.Dardji Darmodiharjo:1982).
1. Tanggal 7 Sepetember 1944
Negara Indonesia dibawah pendudukan tentara Dai Nippon
atau Jepang pada tanggal 7 September 1944. Pada saat itu juga,
Perdana Menteri Jepang Koiso mengumumkan kepada seluruh dunia
tentang pemberian kemerdekaan kepada negara Indonesia dalam
waktu dekat. Bersamaan dengan itu, keberadaan tentara Jepang terus
mendesak Sekutu. Tentara Sekutu sudah menyerang beberapa
wilayah pendudukan Jepang seperti Papua Nugini, Kepulauan
Marshal, Salamon, Ambon, Menado, Makkasar, dan juga Surabaya.
Karena itu, pada tanggal 1 Juni 1945, Saiko Syikikan Kumakici
Herada (Panglima tertinggi bala tentara Dai Nippon atau Jepang)
mengumumkan pembentukan Dokutitsu Junbi Cosakai atau yang
lebih dikenal dengan Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Anggota BPUPKI terdiri dari 67 orang, dimana 7 orang berasal
dari negara Jepang, 4 orang berasal dari Cina dan Arab dan sisanya
orang Indonesia. Diketuai oleh K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
dengan dibantu dua ketua muda. Ketua muda I (orang Jepang) dan
ketua muda II yaitu R. Pandji Suroso. Tujuan pembentukan BPUPKI
adalah untuk menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam
menyongsong kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri.
Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan.
BPUPKI melaksanakan beberapa kali sidang yang membahas
mengenai rumusan Pancasila.
2. Sidang BPUPKI pertama (28 Mei 1 Juni 1945)

Sidang pertama BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal


28 Mei 1 Juni 1945. Sidang yang pertama, 28 Mei 1945 dibuka
dengan sambutan dari wakil tentara Dai Nippon atau Jepang. Dalam
sambutannya, wail Dai Nippon tersebut memberi nasihat agar BPUPKI
mengadakan penyelidikan secara cermat terhadap dasar-dasar yang
akan digunakan sebagai landasan negara Indonesia Merdeka.

Tanggal 29 Mei 1945 dimulailah sidang perumusan dasar-dasar


Indonesia merdeka oleh anggota-anggota BPUPKI melalui pidato-
pidatonya. Mereka mengemukakan berbagai usulan mengenai dasar
negara Indonesia, seperti :
1. Supomo
Supomo mengusulkan lima dasar, yaitu :
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan Lahir dan Batin
d. Musyawarah
e. Keadilan Rakyat
2. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Muhammad yamin merumuskan lima dasar, yaitu :
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat

Beliau menyatakan bahwa kelima sila diatas


dirumuskan berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan
hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia.

3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Ir. Soekarno merumuskan lima dasar, yaitu :
a. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
b. Peri kemanusiaan (Internasionalisme)
c. Mufakat atau Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno mendapat giliran untuk menyampaikan
gagasannya mengenai dasar negara Indonesia Merdeka,
yang dinamakannya Pancasila, panca berarti lima dan sila
berarti asas atau dasar. Usulan itu langsung diterima secara
aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai.

Setelah tampilnya Muh.Yamin dan Ir.Soekarno, barulah


BPUPKI menghentikan sidang, penghentian sidang tersebut
dilanjutkan dengan pembentukan panitia kecil atau yang lebih dikenal
dengan panitia sembilan terbentuk dengan anggotanya yang terdiri
dari Ir.Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis,
Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, H. Agus Salim, Achmad
Subardjo, dan Muhammad Yamin yang bertugas merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara berdasarkan dari pidato Ir. Soekarno
pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3. Sidang BPUPKI kedua ( 10 Juli 1945)
Setelah pembentukan panitia kecil, dilaksanakan sidang
BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli 1945 di Jalan Pejambon
Jakaeta mengenai Persiapan Rancangan Hukum dasar, Ir. Soekarno
melaporkan bahwa panitia sembilan (tanggal 22 Juni 1945) telah
berhasil merumuskan Pancasila yang merupakan persetujuan antara
pihak islam dan pihak kebangsaan. Rumusan Pancasila dari Panitia
Sembilan itu dikenal Sebagai piagam Jakarta (Djakarta Charter).
Sidang BPUPKI kedua menghasilkan rumusan dasar negara
yang berbunyi:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi para pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Penerimaan Piagam Jakarta oleh Badan Penyidik (14 Juli 1945)


Perumusan dan sistematika Pancasila yang telah dibahas
dalam Piagam Jakarta kemudian diterima oleh Badan Penyidik
dalam sidangnya yang kedua pada tanggal 14-16 Juli 1945.
Namun, walaupun rumusan Pancasila sudah diterima oleh
Badan Penyidik, belum berarti rumusan Pancasila sudah mencapai
final. Karena, belum adanya perwakilan yang representatif
(mewakili berbagai unsur).
5. Panitia Persiapan Keerdekaan Indonesia (9 Agustus 1945)
Setelah diterimanya rumusan dan sistematika Pancasila oleh
Badan Penyidik, pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah
Dokuritsu Junbi Inkai atau yang lebih dikenal dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang pada awal
pembentukannya beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3
orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari
Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1
orang dari golongan Tionghoa), dan pada akhirnya bertambah
enam orang lagi. Anggota PPKI terdiri dari :

1) Ir. Soekarno (Ketua)


2) Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3) Prof. Mr. Dr. Soepomo (anggota)
4) KRT Radjiman Wedyodiningrat (anggota)
5) R. P. Soeroso (anggota)
6) Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)
7) Kiai Abdoel Wachid Hasjim (anggota)
8) Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
9) Otto Iskandardinata (anggota)
10) Abdoel Kadir (anggota)
11) Pangeran Soerjohamidjojo (anggota)
12) Pangeran Poerbojo (anggota)
13) Dr. Mohammad Amir (anggota)
14) Mr. Abdul Maghfar (anggota)
15) Teuku Mohammad Hasan (anggota)
16) Dr. GSSJ Ratulangi (anggota)
17) Andi Pangerang (anggota)
18) A.A. Hamidhan (anggota)
19) I Goesti Ketoet Poedja (anggota)
20) M r. Johannes Latuharhary (anggota)
21) Drs. Yap Tjwan Bing (anggota)
22) Achmad Soebardjo (Penasihat)
23) Sajoeti Melik (anggota)
24) Ki Hadjar Dewantara (anggota)
25) R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
26) Kasman Singodimedjo (anggota)
27) Iwa Koesoemasoemantri (anggota)

Izin pembentukan PPKI diberikan oleh Hisaichi Terauchi,


seorang marsekal Jepang yang berada di Saigon. Fungsi panitia
PPKI sangatlah penting bagi kemerdekaan Indonesia, yaitu
menentukan dan menyelesaikan bentuk negara dan meuntaskan
Rancangan Hukum Dasar selanjutnya.disamping itu, juga harus
mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia serta
menyelenggarakan negara Indonesia merdeka diatas hukum
negara yang sedang disusun.
Badan yang bermula bersifat buatan jepang untuk
menerima hadiah kemerdekaan dari Jepang, beubah setelah
takluknya Jepang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia menjadi badan yang mempunyai sifat nasioanal
Indonesia. PPKI yang pada awalnya hanya bertugas memeriksa
hasil-hasil Badan Penyidik, berubah kedudukan dan fungsinya,
seperti:
a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
b. Sebagai pembentuk negara (yang menyusun
pemerintahan negara Republik Indonesia setelah
proklamasi pada tangga 17 Agustus 1945)
c. Menurut teori hukum, badan seperti itu mempunyai
wewenang untuk meletakkan dasar negara (pokok
kaidah negara yang fundamental)
6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945)
Dibomnya dua kota besar Jepang Hiroshima (6 Agustus
1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) oleh Amerika Serikat yang
membuat Jepang terpuruk dan menyerah kepada Amerika serikat
atau sekutu pada tanggal 10 Agustus 1945 dan berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu.
Momen ini dimanfaatkan oleh Indonesia (terutama golongan muda)
yang telah mendengar kekalahan Jepang atas Sekutu (Amerika
Serikat) melalui radio BBC untuk memproklamasikan
kemerdekaannya sendiri dan menolak bentuk kemerdekaan yang
diberikan sebagai hadiah dari Jepang.
Jepang yang awalnya akan memberikan kemerdekaan pada
tanggal 24 Agustus 1945 ditolak oleh golongan muda (Sutan
Syahrir) yang mendesak Ir. Soekarno untuk segera mempro-
klamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat, Vietnam sebagai tipu muslihat Jepang yang telah kalah dan
menyerah kepada Sekutu.
Namun, golongan tua tidak ingin terburu-buru karena
meraka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada
saat proklamasi. Untuk mencari jalan tengahnya, dilakukan rapat
PPKI. Golongan muda menolak karena beranggapan bahwa PPKI
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka
(golongan muda) menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa
Indonesia sendiri, bukan hadiah atau pemberian dari jepang.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul saleh, Sukarni dan
wikana terus memaksa golongan tua untuk segera mempro-
klamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada akhirnya, tanggal 16
Agustus 1945 dini hari golongan muda bersama Shodanco Singgih
salah seorang anggota PETA membawa Ir. Soekarno, Ibu
fatmawati beserta Guntur dan Moh.Hatta ke Rengasdenglok
(peristiwa Rengasdengklok) dengan tujuan agar Ir.Soekarno dan
Drs.Mohammad Hatta tidak akan terpengaruh oleh Jepang.
Selama mereka masih di Rengasdengklok, Wikana
(golongan muda) dan Mr. Ahmad Soebardjo (golongan tua)
melakukan perundingan bahwa proklamasi kemerdekaan akan
dilaksanakan di Jakarta. Dengan keputusan itu, Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta kembali dibawa ke Jakarta dan langsung
dibawa ke rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1)
untuk menyiapkan teks proklamasi dibantu Achmad Soebardjo,
Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi
dan disaksikan oleh Sayuti Melik, Soekarni, B.M. Diah dan Sudiro.
Teks proklamasi yang disusun di ruang makan rumah
Laksamana Maeda disalin dan diketik oleh Sayuti Melik pada
tanggal 17 Agustus pagi hari dirumah Soekarni, Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta dan ditanda tangani oleh Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Pembacaan teks proklamasi dilaksanakan di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta pada pukul 10.00. Dimana
pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno,
dilanjutkan pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu
fatmawati beberapa hari sebelumnya oleh Soehoed dan Latief
Hendraningrat (Prajurit PETA). Setelah bendera Merah Putih
berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Bunyi teks Proklamasi yang asli

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini mmenjatakan kemerdekaan


Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-05

Wakil2 bangsa Indonesia

Bunyi teks proklamasi yang sudah diamandemen

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

C. Pengesahan Pancasila
Sebelum mengenal lebih lanjut bagaimana alur Pengesahan
Pancasila, sebenarnya apa pengertian dari Pancasila itu sendiri?
Pancasila mempunyai beberapa pengertian.
1. Secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, Panca yang
atinya lima dan Syla yang artinya batu, sendi. Pancasila berarti
berbatu sendi lima atau memiliki lima unsur. Pancasila diambil dari
kepustakaan Budha yang bermakna lima aturan (larangan).
2. Secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali dengan sidang
BPUPKI, dengan hasil sebagai berikut:
a. Tanggal 29 Mei 1945, Muhmmad Yamin berpidato tentang
dasar negara.
b. Tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengusulkan agar dasar
negara diberi nama pancasila
c. Tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional mengadakan
peremuan dan menghasilkan piagam jakarta atau Djakarta
charter
3. Secara terminologi
Sehari setelah Indonesia merdeka (17 Agustus 1945), PPKI
mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus untuk mengesahkan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai UUD negara Republik
Indonesia yang terdiri dari Pembukaan, pasal-pasal UUD 1945
yang berisi 37 pasal, 1(satu) aturan peralihan yang terdiri dai
4(emat) pasal 1(satu) aturan tembahan terdiri dari 2(dua) ayat dan
penjelasan.
Dalam pembukaan (Preambule) Undang-Undang dasar
1945 alenia ke empat, terdapat rumusan Pancasila yang berbunyi
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan berdab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan dari lima
sila Pancasila yang berangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni tetap
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

4. Menurut beberapa ahli


a. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan
sila yang berarti sendi, atas dasar atau peraturan tingkah laku
yang penting dan baik. Dengan demikian, Pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tngkah laku yang penting dan baik.
b. Notonegoro
Pancasila adaah dasar falasafah negara Indonesia,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan seta sebagai
pertahanan bagsa dan negara Indonesia.
c. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-
temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara,
tetapi juga luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Tanggal 18 Agustus 1945 ini merupakan perjalanan sejarah


paling menentukan bagi rumusan Pancasila, yaitu disahkannya
Undang-Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara
rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul (pembukaan)
Undang-Undang Dasar negara tersebut.
Sebelum perumusan Pancasila menjadi dasar negara, pada
tanggal 18 Agustus 1945 Pukul 11.30, PPKI mengadakan Sidang
Pleno dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum Dasar
(termasuk Rancangan Preambule Hukum Dasar) untuk ditetapkan
menjadi Undang-Undang Dasar (termasuk Pembukaan Undang-
undang Dasar) suatu Negara yang telah merdeka ada tanggal 17
Agustus 1945.
Namun, sebelum melaksanakan rapat tersebut, Drs.Moh. Hatta
selaku wakil ketua PPKI mengajak Ki Bagus Hadikusumo, K.H.
Mohammad Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku
Mohamad Hasan untuk mengadakan rapat pendahuluan guna
membicarakan masalah yang sangat penting. Rapat tersebut
berlangsung secara singkat dan dalam waktu 15 ment sudah
menghasilkan suatu mufakat di antara kelima tokoh pemimpin bangsa
Indonesia tersebut, yaitu bagian kelima dan baris kedelapan yang
berbunyi Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya dihilangkan diganti dengan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Manakala suatu masalah yan begitu serius dan yang dapat
membahayakan keutuhan negara dan bangsa dapat diatasi daam
sidang kecil terbatas dalam waktu yang singkat cukup lima belas
menit maka itu adalah suatu suatu kenyataan dan bukti bahwa
pemimpin-pemimpin tersebut pada waktu itu benar-benar
menempatkan kepentingan keutuhan negara dan persatuan bangsa
diatas kepentingan apapun yang lain. (Hatta, 1970:98)
Dari sidang pertama PPKI menghasilkan beberapa
keputusan:
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan.
a. Menetapkan Pigam Jakarta dengan beberapa perubahan
menjadi pembukaan UUD Negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan HUkum Dasar dengan beberapa
perubahan menjadi UUD Negara Republik Indonesia, yang
kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagi
Wakil Presiden Republik Indonesia.
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite
Nasional Indonesia yang dikemudian dikenal sebagai Badan
Musyawarah Darurat.
Pancasila akhirnya ditetapkan sebagai dasar negara Republik
Indonesia pada sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) yang
didahului dengan penetapan Rancangan Mukadimah (Pembukaan)
dan rancangan UUD menjadi Pembukaan dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945, secara sah dan resmi menurut
ketentuan yuridis konstitusional.
Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
didahului dengan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang yang dipimpin langsung oleh Ketua
PPKI, Ir. Soekarno. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa Piagam
Jakarta dengan beberapa perubahan ditetapkan menjadi Pembukaan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia, maka untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi dapat diikuti proses
pengesahannya (sekretariat Negara RI, 1995:413) sebagai berikut:
1. Kata Pembukaan yang lama diganti dengan Pembukaan
2. Menghilangkan kata Pernyataan Indonesia Merdeka
3. Kalimat Ketuhanan, denagn kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan
Yang Maha Esa
Bunyi kelima butir sila Pancasila yang telah ditetapkan secara
sah dan resmi pada sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) adalah
sebagai berikut:
Satu : Ketuhanan yang Maha Esa
Dua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijak-
sanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Lima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

D. Perkembangan Pancasila

Semenjak ditetapkan sebagai Dasar Negara oleh PPKI pada


tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila telah mengalami perkembangan
sesuai dengan pasang naiknya sejarah bangsa Indonesia.
Perkembangan Pancasila dimulai da sidang BPUPKI hingga hasil
sidang PPKI yang pertama (penetapan Pancasila sebagai dasar
negara).

1. Pancasila I (menurut sidang BPUPKI)


a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ke- Tuhanan.
2. Pancasila II (menurut Piagam Jakarta)
a. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pancasila III ( menurut sidang PPKI) dan dipakai sampai
sekarang.
a. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sedangkan menurut Koento Wibisono (2001) tahapan perkem-


bangan Pancasila sebagai dasar Negara dalam tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Politis (1945 1968)


Tahap politisi yaitu tahap dimana proses orientasi
pengembangan Pancasila diarahkan kepada nation and
character building. Hal ini sebagai perwujudan keingina bangsa
Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan yang muncul
baik dalam maupun luar negeri, sehingga atmosfir politis
sebagai panglima sangat dominan.
2. Tahap Pembangunan Ekonomi ( (1969 1994)
Tahap pembangunan ekonomi yaitu tahap upaya mengisi
kemerdekaan melalui progam-progam ekonomi. Pada tahap ini,
pembangunan ekonomi menunjukkan keberhasilan secara
spektakuler, namun disamping keberhasilan itu muncul
beberapa kesenjangan sosial seperti KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme) dan kroniisme yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.
3. Tahap Repositioning Pancasila (1995 2020)
Tahap reposintioning adalah tahap yang berhubungan
dengan arus globalisasi yang secara cepat, mendasar,
spektakuler yang melanda seluruh penjuru dunia, khususnya
abad XXI. Akibat arus globalisasi tersebut, Pancasila sebagai
Dasar Negara Indonesia sedikit mengalami kendala dalam
mempertahankan jati siri bangsa dan kesatuan nasional, lebih-
lebih kehidupan pepolitikan nasional yang tidak menentu di era
reformasi ini.

Berdasarkan hal diatas, Koento Wibisono (2001)


menyarankan perlunya reposisi Pancasila yaitu reposisi pancasila
sebagai Dasar negara yang mengandung makna Pancasila harus
dietakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.

Reposisi Pancasila sebagai Dasar Negara harus diarahkan


pada pembinaan dan pengembangan moral, sehingga moralitas
Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah untuk mengatasi krisis
dan disintegrasi. Moralitas Pancasila harus disertai penegkan
hukum (penegakan spremasi hukum).
Daftar Pustaka

Kabir, Abdul dan Fatkhul Muin. 2015. Ikhtisar Dalam Memahami


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Suatu Pendekatan
yang Bersifat Holistik). Yogyakarta: Deepublish.
Kansil, C.S.T. 1996. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: Erlangga.
Notonegoro. 1994. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Bina Aksara.
Sarinah, dkk. 2016. Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN
di Perguruan Tinggi). Yogyakarta: Deepublish.
Setijo, Pandji. 2006. Pendidikan pancasila. Jakarta: Grasindo.
Soegito, Ari Tri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Subito. 1982. Mengenal filsafat pancasila. Yogya: hanindita.
Suparman. 2012. Pancasila. Jakarta Timur: PT. Balai Pustaka (persero).
Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta
Timur: PT. Balai Pustaka(persero).

Vous aimerez peut-être aussi