Vous êtes sur la page 1sur 31

Aspek Hukum yg melandasi pelayan

Keperawatan
Dampak Hukum terhadap praktek
Keperatan
Aspek Hukum yg melandasi
Keperawatan dan Dampak Hukum
terhadap Pelayanan Keperawatan
Fungsi Hukum dalam Praktek Keperawatan
Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum.
Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang
lain.
Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri.
Membantu dalam mempertahankan standar praktek
keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas di bawah hukum (Kozier, Erb, 1990)
Pelay.Kes Ketentuan Hukum Spt:
Hubungan Perawat Pasien
Hk Perdata

Perundangan-undangan dan Profesi


Hk Tata Usaha
Negara

eg.eutanasia & Kematian akibat kelalaian


Hk Pidana

Struktur Kepengurusan Rumah Sakit


HK Badan
Hukum
UU HAM, UU Perlindungan hak
Hk Org & Hk Klg anak
PP no10. UU Pernikahan

BLU, PT dll
Hk Badan hukum

Hk Benda Hak milik


berkas Medik (Permenkes)

Hk Perikatan
Persetujuan Pely Medik

Hk Pembuktian
Hk aturan ttg nilai, norma yh hrs dipatuhi dlm berhubungan atau
menjalnkan upaya pemenuhan diri sendiri atau dan oranglain dan dg
negara atau sebaliknya

Hk Definiti= Hk Positif

Asas Hk, Legitimasi(adil),Kekuasaan,


Kesewenang2an

Dilihat dari kedudukan anggota2masyarakat


Antara Penguas & Rakyat antara pemerintah &
Warganya

Hk yg mengatur hub2 Huk antara sesama Warganegara


Hk. Pripat

Huk. Mengatur Hub atara Penguasa & Warga Negara


Huk. Publik
Perawat

UU Kesehatan
Lima Asas Hukum yg baik
AZAS
(Etika Profesi Hukum/Scholten 94)

Produk Hk hrs menghormati & mngakui keperibadian manusia yg bebas & Rasiona(otonomi) krn manusia
1. Kepribadian
sbg subj hk penyandang hak & kewajiban

Hk menegakan persatuan, kesatuan dan keutuhan masyarakat dlm cinta kasih


2. Persekutuan

Hk hrs Adil setiap orang diperlakukan sama tanpa ada Diskriminasi perlakua Hk
3. Kesamaan
(Perkara yg sama/sejenis hrs diputuskan sama (Similia similibus)

Hk hrs dpt mberikan kepastian & keadilan Hk scr konsisten kpd warganya/masyarakat shg akan mendapat
4. Kewibawaan
legitimasi shg hk tsb sah & berwibawa di mata masyarakat krn dpt merefleksikan rasa kkeadilan masyarakat

Hk dpt memisakan scr tegas,tupat dan jelas dlm merumuskan perbedaan antara yb baik & tdk baik shg tdk
5. Pemisahan muda pula direkayasa atau d putar balikan dlm penafsiran
antar Baik & Buruk
Huk Kesehatan ad/ seluruh aturan huk scr langsung dgn
pelayanan kesehatan & penerapan ketentuan huk Perdata,
Huk Tata Usaha Negara & Huk Pidana yg bertalian dgn tersebut.

Hak dasar yg mrpk landasan Huk Kesehatan

1. Hak atas pelayanan kesehtan (Hak2 Pasien)

2. Hak manusia untuk menentukan nasibnya


UU Ham
Sumber Hukum
UUD 1945
UU Kesehatan; UU Kedotran, UU,..
1. UU

Mahkama Agung
Pengadilan Tingg
Pengadilan Negri
2. Pradilan

Orentasi pengaruh literatur Ilmu Pengetahuan Huk spt Opini penulis ilmu pengetahuan dri
org2 berpengaruh
3. Doktrin
Huk yang mempengaruhi Tindakan
Anda thd Klien. UU PNS??

UU Kesehatan No36/2009 Huk Perdat, Huk Tata Usaha, Huk Piana,


Huk Badan Hukum

UU Praktek Kedokteran, UU RS dll


PP dan Kep Men

UU. No.8 th1999 Perlindungan Konsumen,UU


No.39 th 1999ttg HAM,

UU Keperawatan ??!!

Hak dan Kewajiban Klien


UU No 36/2009 ttng Kesehatan
Hak & Kewajiban
Hak4,5,6,7,8 dan 9 Hak & Kewajiban
Individu
Kewajiban 9 sdg 13
Tangg Jwb Pemerintah Thd.14 sdg 20
Sumber Daya di Bidang Kesehatan 21sdg23
Psl(23);
1) Tenaga Kesehtan berwenang u menyelenggarkan pelayanan
kesehatan.
2) Kewenang sesuai dg Bid keakhlian yg dimiliki.
3) Layanan wajib memiliki izin dari Pemerintah
4) Layanan dilarang mengutamakan kepentingan yg bernilai
materi.
5) IZIN diatur dalam Peraturan Menteri
UU No 36/2009 ttng Kesehatan
Psl 24 ;
1) Tenaga Kes hrs Kode Etik, Standar Profesi, Hak pengguna
pelayanan Kes, Standar Pelayanan dan Standar Prosedur
Oprasional.
2) Kode Etik, Standar Profesi o/Organisasi Profesi.
3) Hak pengguna pelayanan Kes, Standar Pelayanan dan Standar
Prosedur Oprasional 0/ Peraturan Mentri.
Psl 63 -70 Penyembuhan Penyakit & Pemulihan.
Ayat 1 5 Ilmu dan Keahlian Dokter dan atau Perawat

dokter UU No 29/2004 Praktek Kedokteran jo UU No.44 /2009


tetang Rumah sakit.(Lihat psl. 6 jo 29 ttg Praktek dan Pddkan dr)

Perawat Draff ttg Praktek Keperawatan.(PPNI Kode Etik Kepw)


1. Permenkes 161/2010 ttg Registrasi Tenaga Kesehatan
2. Kepmenkes 836/2005 Pedoman Pengembangan Manajemen
Kinerja Perawatan dan Bidan
Sebagai mana yang di jelaskan oleh J.Guwardi, secara garis besar
masalah tanggung jawab didalam rumah sakit dapat di kelompokan
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu;
J.Guwandi, Hukum Medik (Medical Law), Fak.Kedokteran UI.2005, hlm.16-18.

1. Tanggung jawab Rumah Sakit. Sebagai suatu


badan yang diwakili oleh kepala rumah sakit
secara keseluruhan (Corporate liability atau
Enterprise liability).
2. Tanggung jawab Profesi Medik Yang dibebankan
termasuk tanggung jawab dokter
3. Tanggung jawab bidang Keperawatan.yang
memang menjadi tanggung jawab para perawat
(khusus dalam Hukum Pidana)
Sebagai mana yang di jelaskan oleh J.Guwardi, secara garis besar
masalah tanggung jawab didalam rumah sakit dapat di
kelompokan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu;
J.Guwandi, Hukum Medik (Medical Law), Fak.Kedokteran UI.2005, hlm.16-18
Area Kelabu yg sering menjadi komplik dan

Area A

Hospital Law

Medical Nurse
Law Law

Area B Area C
Area Kelabu yg sering menjadi komplik
Mengapa ?
Apa penyebabnya ?
Seharusnya bagaimana ?
Apa solusinya ?
Syarat Profesi :
Tujuan disusunnya peraturan internal
staf medis, adalah sebagai berikut :
1. Agar ada kerjasama yang baik antara staf medis,
pemilik atau yang mewakili dan pimpinan
administratif rumah sakit;
2. Agar terjadi sinergi antara kepentingan dokter
dan kepentingan rumah sakit;
3. Tercapainya sinergisme antara manajemen dan
profesi medis untuk kepentingan pasien;
4. Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap
mutu pelayanan medis di rumah sakit.
Lebih lanjut menurut Husien Karbala, ciri-ciri hospital bylaws
yang bertanggung jawab adalah :Ibid., hlm. 151.

1. Tidak menyimpang dari hukum yang berlaku.


2. Tidak menyimpang dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. Tidak menyimpang dari ketertiban umum
dan kesusilaan;
4. Tidak bertentangan dengan hak asasi
manusia.
Pasal 1320 WB menyatakan sahnya suatu perjanjian diperlukan
empat syarat yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. sesuatu hal tertentu.
4. Sesuatu sebab yang halal.
Hubungan perawat dengan pasien di rumah sakit dalam upaya pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari pedoman dasar pelayanan / asuhan
keperawatan bertitik tolak pada Standar Asuhan Keperawatan, Lafal Sumpah,
Kode Etik, dan Standar Profesi.
Perawat sebagai tenaga kerja
kesehatan di rumah sakit
menjalankan 3 fungsi pelayanan
sebagai berikut :

1. Fungsi Independen yang bersifat mandiri, berupa pemberian


asuhan / pelayanan keperawatan kepada pasien;
2. Fungsi Interdependen yang bersifat kolaboratif dengan tenaga
kesehatan lain, berupa pemberian pelayanan keperawatan yang
diberikan bersama dengan dan berdasarkan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan lain.
3. Fungsi dependen yang berdasarkan pada advis dan atau perintah
(Pendelegesia) dokter berupa tindakan perawat untuk membantu
dokter melaksanakan tindakan medis tertentu.
Apakah perawat tdk melakukan terapi ?
Seperti apa terapi yang di berikannya ?

Transaksi terapeutik keperawatan


Transaksi terapeutik keperawatan terjadi pada
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan pada fungsi Independen
dimana tenaga kesehatan dalam hal perawat
melakukan Asuhan Keperawatn yang
sebenarnya tanpa keterlibatan dari pihak lain
dalam upaya untuk menyembuhkan pasien
dan mengembalikan fungsi-fungsi yang
terganggu akibat dari penyakit yang
dideritanya.
Kegiatan Perawatan yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan adalah merupakan
upaya terapeutik untuk penyembuhan baik itu
fisik maupun Sikososial juga spiritual, hal itu
terjadi dikarenakan ada ketidak mampuan
atau ketidak tahuannya dalam mengatasi hal
tersebut yang merupakan kemungkianan
akibat dari suatu penyakit fisik yang ia derita
dan atau juga penyakit sikososial serta
spiritual yang terjadi.
Sebagaimana pada perjanjian terapeutik juga berlaku
ketentuan-ketentuan umum dari hukum perikatan
sebagaimana yang diatur di dalam buku III Kitab Undang-
undang Hukum Perdata dimana terdapat para pihak yang
mengikatkan diri dalam suatu perikatan atau perjanjian
yaitu : Perawat sebagai tenaga kesehatan lain perawat
sebagai pihak yang melaksanakan atau memberikan jasa
pelayanan kesehatan berupa Asuhan Keperawatan dan
pasien pihak yang menerima jasa pelayanan kesehatan
tersebut dan ini masuk dalam hukum perikatan
(KUHPerdata ) dengan inspaningsverbintenis adalah suatu
perjanjian upaya artinya kedua belah pihak yang berjanji
berdaya upaya secara maksimal untuk mewujudkan apa
yang diperjanjikan.
Transaksi terapeutik Keperawatan ini dapat dijelaskan
dengan pasal 1352 KUHPerdata adalah;

1. Adanya krn UU Kesehatan No.36/2009 pasal 63


2. Transaksi terapeutik Keperawatan lahir akibat perbuatan antara
perawat dengan pasiennya, berupa suatu usaha yang dilakukan
oleh seorang tenaga perawat yang profesional dalam melakukan
tindakan Asuhan Keperawatan kepada pasiennya ia harus dan
wajib memberitahu tujuan yang hendak ia lakukan dalam Asuhan
Keperawatan sebelum melakukan interpesinya dengan
berpedoman pada Standar Asuhan Keperawatan, Lafal Sumpah,
Kode Etik, dan Standar Profesi, yang ia miliki. Karena pasien
memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri ( the Right self of
determination ) dan untuk memperoleh informasi ( the right to
information ) yang dijamin oleh dokumentasi internasional serta
Amandemen UUD 1945 Jo. UU No. 39/tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.
Jadi jelaslah asuhan keperawatan tidak dapat
dijalankan tanpa adanya komunikasi perjanjian
(Transaksi Terapeutik) terlebih dulu antara tenaga
Keperawatan dengan pasiennya tentang upaya
dari interpensi asuhan keperawatan dalam
membantu penyembuhan penyakit pasien yang
dirawatnya diruang perawatan rumah sakit.
Perjanjian tersebut sah menurut UU KUH Perdata
Tentang Perikatan sebagai mana yang dijelaskan
dalam pasal; 1233, 1320 dan 1352. dalam jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan di dalam
pelayanan kesehatan Rumah sakit.
Selanjutnya apabila dilihat dari hubungan hukum yang timbul
antara pasien dan rumah sakit dapat dibedakan pada dua
macam perjanjian yaitu:

1. Perjanjian perawatan dimana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dan


pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan kamar perawatan dan di
mana tenaga perawat melakukan tindakan perawatan;
2. Perjanjian pelayanan medis dimana terdapat kesepakatan antar Rumah
Sakit dan pasien bahwa rumah sakit akan berupaya secara maksimal untuk
menyembuhkan pasien melalui tindakan Medis ( inspanningsverbintenis ).

Untuk menilai sahnya perjanjian tersebut dapat


diterapkan pada pasal 1320 KUH Perdata. Sedangkan
untuk pelaksanan perjanjian itu sendiri harus
dilaksanakan dengan itikad baik sesuai dengan
ketentuan pasal 1338 dan 1339 KUH Perdata.:
Kitab Undang2Hukum Perdata(KUP)
Tiga bh syarat agar persetujuan yg dibuat itu absah;
1. Para pihak hrs cakap melakukan perbuatan Huk
an, telah dewasa dan tdk diletakan dibwh
pengampunan.
2. Isi persetujuan hrs sudah ditentukan ok itu
perikatan-perikatan yg muncul hrs nyata dan
jelad bagi para pihak.
3. Apa yg dikehendaki o/ para pihak tdk boleh
bertentangan dgn Undang2 atau kesusilaan
serta beritikat baik.
Pasal 1338 : Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.

Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan


sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Pasal 1339: Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk


hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi
juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang.
Hubungan hukum dokter dan perawat dapat merupakan hubungan rujukan atau
delegasi. Pada hubungan rujukan, tenaga lain tersebut melakukan tindakan sesuai
dengan keputusannya sendiri sedangkan delegasi, tenaga kesehatan lain tidak
dapat mengambil kebijakansanaan sendiri tapi melakukan tindakan sesuai dengan
delegasi yang diberikan oleh dokter.

Di suatu rumah sakit, para dokter tidak bisa bekerja tanpa bantuan perawat.
Sebaliknya, perawat tanpa adanya instruksi dokter, tidak berwenang untuk
bertindak secara mandiri, kecuali didalam bidang tertentu yang sipatnya umum
dan memang termasuk bidang asuhan perawat (nursing care).
Namun, di dalam praktek sehari-hari para perawat melakukan tibakan yang
sebenarnya termasuk tugas dukter yang didelegasikan kepadanya.
Sejak dahulu kala, ada batas yang tidak jelas antara tindakan yang termasuk
bidang medis yang harus dilakukan oleh profesi kedokteran dan tindakan yang
termasuk wewenang profesi perawat. Terdapat suatu wilayah bidang yang
dilakukan oleh para perawat yang sebenarnya termasuk bidang medis. Dilihat dari
segi perawatan, tampak ada bidang yang saling tumpang tindih.
Suhrawardi K Lubis mengemukakan bahwa menurut
Encyclopedia of Education, ada 10 ciri khas profesi sebagai
berikut :
1. suatu bidang yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus menerus
dan diperluas;
2. suatu teknik intelektual;
3. penerapan praktis dari teknis intelektual padsa urusan praktis;
4. suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi;
5. beberapa standar dan pernyataan tentang etika dapat diselenggarakan;
6. kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
7. asosiasi dari anggota-anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang
akrab dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
8. pengakuan sebagai profesi;
9. perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung
jawab dari pekerjaan profesi;
10. hubungan erat dengan profesi lain;
Musyawarah Nasional Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) IV, Kode
Etik Keperawatan Indonesia dan Standar Asuhan Keperawatan, pelayanan
keperawatan adalah suatu pelayanan profesional dengan berdasarkan
kepada :

1. Adanya organisasi profesi untuk perawat yaitu


Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).
2. Memiliki Kode Etik Keperawatan Indonesia yang
diberlakukan berdasarkan Keputusan
Musyawarah Nasional PPNI.
3. Pemberian pelayanan keperawatan dengan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Memiliki otonomi.
5. Mengutamakan kepentingan pelayanan kepada
masyarakat.
Dampak Hukum terhadap praktek
keperawatan ?

Vous aimerez peut-être aussi