Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB 3.

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk, No.MR, dll.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam
sedang.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan
sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan dengan tulang, seperti
trauma tulang, infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang,
dll.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya
tidak ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
3.1.3 Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordon
1) Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah
penyakit yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien
memandang penyakit yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab
penyakitnya sekarang.
2) Nutrisi Metabolik
Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam
yang ia diderita.
3) Eliminasi
Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien
mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.
4) Aktivitas Latihan
Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan aktivitas karena
rasa nyeri yang ia rasakan
5) Istirahat Tidur
Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri
yang ia rasakan pada tulangnya.
6) Kognitif Persepsi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif dan
persepsinya.
7) Persepsi Diri Konsep Diri
Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi,
ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak
mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.
8) Peran Hubungan
Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang
dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan
klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan baik.
9) Seksual Reproduksi
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah seksual.
10) Koping Toleransi Stress
Biasanya pasien mengalami stress ysng berat karena kondisinya saat itu.
11) Nilai Kepercayaan
Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan
spiritual klien dapat dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji
apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien
biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia
rasakan.
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
- Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang
bergantung pada keadaan klien).
- Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada
kasus osteomielitis biasanya akut)
- Tanda-tanda vital tidak normal
2) Sistem Pernafasan
Pada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak mengalami
kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus
seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara nafas
tambahan.
3) Sistem Kardiovaskuler
Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi
meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan
S2 tunggal, tidak ada murmur.
4) Sistem Muskuloskeletal
Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan
osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik
klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka
disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.
5) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran biasanya kompos metis.
6) Sistem perkemihan
Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan berat
jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada sitem
ini.
7) Pola nutrisi dan metabolisme
Evaluasi terhadap pola nutrisi klien dapat menentukan penyebab masalah
muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak
adekuat. Masalah nyeri pada osteomielitis menyebabkan klien kadang
mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
2.Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
3.Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses
tulang
4.Ansietas berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang program pengobatan
3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intevensi Paraf
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas AE
inflamasi dan selama 2x24 jam pasien nyeri.
pembengkakan mengatakan nyeri berkurang 2. Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi
dengan kriteria hasil : atau nyeri di tulang yang mengalami infeksi.
- tidak terjadi nyeri. 3. Ajarkan relaksasi : teknik mengurangi
- ekspresi wajah rileks ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi
intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi
masase.
4. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
5. Ajarkan teknik nafas dalam
2 Gangguan mobilisasi fisik Setelah dilakukan perawatan 1. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang di AE
berhubungan dengan selama 2x24 jam klien dapat programkan.
nyeri, alat imobilisasi dan menunjukkan tidak ada 2. Tinggikan ekstremitas yang sakit.
keterbatasan menahan gangguan imobilitas. Dengan 3. instruksikan klien / bantu dalam latihan rentang
beban berat badan. kriteria hasil. gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit.
- Meningkatkan mobilitas 4. Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit
pada tingkat paling tinggi pada saat bergerak.
yang mungkin. 5. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam
- Mempertahankan posisi aktivitas
fungsional. 6. Ubah posisi secara periodic
- Meningkatkan / fungsi yang
sakit.
- Menunjukkan teknik
mampu melakukan aktivitas
3 Resiko terhadap perluasan Setelah dilakukan tindakan 1. Inspeksi kulit atau adanya iritasi atau adanya AE
infeksi berhubungan keperawatan selama 2 x 24 kontinuitas.
dengan pembentukan jam, maka diharapkan tidak 2. Kaji sisi kulit perhatikan keluhan peningkatan
abses tulang terjadinya infeksi yang nyeri atau rasa terbakar atau adanya edema atau
berkelanjutan. Dengan eritema atau drainase atau bau tidak sedap.
kriteria hasil : 3. Berikan perawatan luka.
- Penyembuhan luka sesuai 4. Observasi luka untuk pembentukan bula,
waktu yang dicatat. perubahan warna kulit kecoklatan, bau drainase
- bebas drainase purulen dan yang tidak enak atau asam.
demam. 5. Kaji tonus otot, reflek tendon.
- tidak terjadinya infeksi yang 6. Selidiki nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerakan
berkepanjangan. dengan edema lokal atau enterna ekstermitas
cedera
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan perawatan 1. Jelaskan tujuan pengobatan pada pasien AE
dengan Kurang selama 2x24 jam, maka 2. Kaji patologi masalah individu.
pengetahuan tentang diharapkan pasien tidak 3. Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan
program pengobatan cemas lagi. Dengan kriteria evaluasi medik cepat, contoh nyeri dada tiba-
hasil : tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.
- Ekspresi wajah relaks 4. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.
- Cemas dan rasa takut hilang 5. Gunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran
atau berkurang

3.4 Implementasi Keperawatan


No Diagnosa Implementasi Paraf
1 Nyeri berhubungan dengan inflamasi 1. Mengkaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri. AE
dan pembengkakan 2. Mengatur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri di
tulang yang mengalami infeksi.
3. Mengajarkan relaksasi : teknik mengurangi ketegangan otot rangka
yang dapat mengurangi intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi
masase.
4. Mengajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
5. Mengajarkan teknik nafas dalam
2 Gangguan mobilisasi fisik berhubungan 1. Mempertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkan. AE
dengan nyeri, alat imobilisasi dan 2. Meninggikan ekstremitas yang sakit.
keterbatasan menahan beban berat 3. Menginstruksikan klien / bantu dalam latihan rentang gerak pada
badan. ekstremitas yang sakit dan tak sakit.
4. Memberi penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat
bergerak.
5. Menjelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
6. Mengubah posisi secara periodik
3 Resiko terhadap perluasan infeksi 1. Menginspeksi kulit atau adanya iritasi atau adanya kontinuitas. AE
berhubungan dengan pembentukan 2. Mengkaji sisi kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri atau rasa
abses tulang terbakar atau adanya edema atau eritema atau drainase atau bau
tidak sedap.
3. Memberikan perawatan luka.
4. Mengobservasi luka untuk pembentukan bula, perubahan warna
kulit kecoklatan, bau drainase yang tidak enak atau asam.
5. Mengkaji tonus otot, reflek tendon.
6. Menyelidiki nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerakan dengan
edema lokal atau enterna ekstermitas cedera
4 Ansietas berhubungan dengan Kurang 1. Menjelaskan tujuan pengobatan pada pasien AE
pengetahuan tentang program 2. Mengkaji patologi masalah individu.
pengobatan 3. Mengkaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik
cepat, contoh nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan
lanjut.
4. Mengkaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.
5. Menggunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran

3.5 Evaluasi Keperawatan


No Diagnosa Evaluasi Paraf
1 Nyeri berhubungan dengan inflamasi S: klien mengatakan nyeri sudah berkurang AE
dan pembengkakan O: sklala nyeri sebelumnya 7 setelah dilakukan perawatan skala nyeri 4
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
2 Gangguan mobilisasi fisik berhubungan S: klien sudah mampu menunjukkan imobilitas fisik AE
dengan nyeri, alat imobilisasi dan O: klien tampak sudah bisa bergerak
keterbatasan menahan beban berat A: masalah teratasi
badan. P: Intervensi di hentikan
3 Resiko terhadap perluasan infeksi S: - AE
berhubungan dengan pembentukan O: klien sudah tidak demam
abses tulang A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 Ansietas berhubungan dengan Kurang S: Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi AE
pengetahuan tentang program O: Klien tampak relaks
pengobatan A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

DAPUS :
Khair Masykur. 2016. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Akademi Keperawatan: Al-Ikhlas .

[PPT]

Bulechek, M. Gloria., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). ELSIVIER.


Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperwatan: Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC.
Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi