Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.1 Pengkajian
b. Alasan MRS: hal apa yang bisa menyebabkan sampai masuk rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang: keluhan apa yang sekarang dirasakan oleh pasien.
Riwayat kesehatan keluarga: apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit
yang sama seperti yang dialami oleh pasien.
Pola istirahat dan tidur: bagaimana pola istirahat dan tidur pasien sebelum dan saat
masuk rumah sakit.
Pola nutrisi: bagaimana pola asupan nutrisi pasien baik kebutuhan makan dan
kebutuhan cairan sebelum dan saat masuk rumah sakit.
Pola eliminasi: bagaimana pola eliminasi alvi dan eliminasi urine pasien yang
meliputi bagaimana volumenya, konsistensinya, dan kontinuitas eliminasi, baik sebelum dan
saat masuk rumah sakit.
Pola hubungan dan peran: bagaimana peran pasien dalam hubungannya dengan
keluarga dan orang lain baik sebelum dan saat masuk rumah sakit.
Pemeriksaan fisik: pemeriksaan yang dilakukan terhadap fisik pasien yang berkaitan
dengan penyakit yang diderita oleh pasien untuk melakukan pengambilan data-data kesehatan
pasien serta untuk mengambil langkah yang tepat dalam pemberian terapi lebih lanjut.
Yaitu pengambilan data-data pasien yang telah ada yang diambil dari pengkajian dari
pemeriksaan fisik dan pemerikasaan penunjang untuk dilakukan penentuan diagnose
keperawatan beserta intervensinya yang berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
Resiko kekurangan volume cairan b.d faktor resiko kehilangan cairan melalui rute abnormal
(perdarahan).
2.4 Intervensi.
https://wantohape.wordpress.com/2010/01/21/askep-klien-hemofilia/
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Perdarahan internal (abdominal, dada, atau nyeri pinggang, darah dalam urin,
usus/muntahan), hematom otot, dan perdarahan dalam rongga sendi.
Tanda vital dan hasil pengukuran tekanan hemodinamika harus dipantau untuk melihat
adanya tanda hipovolemia.
Semua ekstremitas dan tubuh diperiksa dengan teliti kalau ada tanda hematom.
Pengukuran kebebasan gerak sendi dilakukan dengan perlahan dan teliti untuk
menghindari kerusakan lebih lanjut. Apabila terjadi nyeri harus segera dihentikan.
Pasien ditanya mengenai adanya keterbatasan aktivitas dan gerakan yang dialami
sebelumnya dan setiap alat bantu yang dipakai seperti bidai, tongkat, atau kruk.
Apabila pasien baru saja menjalani pembedahan, tempat luka operasi harus sering diperiksa
dengan teliti akan adanya perdarahan.
Perlu dilakukan pemantauan tanda vital sampai dapat dipastikan bahwa tidak ada
perdarahan pascaoperatif yang berlebihan.
Pasien dengan hemofilia harus ditanya mengenai bagaimana mereka dan keluarganya
menghadapi kondisinya.
Keterbatasan yang diakibatkan oleh kondisi ini terhadap gaya hidup dan aktivitas sehari-
hari.
Pasien yang sering dirawat di rumah sakit karena episode perdarahan akibat cedera harus
ditanya secara teliti mengenai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya episode tersebut.
Koping tidak efektif b/d kondisi kronis dan pengaruhnya terhadap gaya hidup.
Perdarahan
Tujuan
Segala upaya harus dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan nyeri akibat aktivitas.
Pasien didorong untuk bergerak perlahan dan mencegah stres pada sendi yang terkena.
Banyak pasien yang merasakan bahwa berendam air hangat dapat membantu relaksasi,
memperbaiki mobilitas, dan mengurangi nyeri. Tetapi, kompres panas harus dihindari selama
episode perdarahan, karena dapat mengakibatkan perdarahan lebih lanjut.
Karena nyeri sendi membatasi gerak, maka pasien dengan nyeri yang sangat selama aktivitas
dapat dibantu dengan alat bantu. Bidai, tongkat, atau kruk sangat berguna untuk
memindahkan beban tubuh pada sendi yang sangat nyeri. Bidai harus terpasang dengan tepat
untuk menghindari tekanan pada permukaan tubuh, yang dapat mengakibatkan cedera
jaringan dan perdarahan.
Pasien diamati sesering mungkin mengenai adanya perdarahan dari kulit, membran mukosa,
dan luka serta adanya perdarahan internal. Selama terjadinya episode perdarahan, pasien
dijaga agar tetap istirahat dan diberikan tekanan lembut pada tempat perdarahan aksternal.
Kompres dingin diberikan pada tempat perdarahan bila perlu.
Obat parenteral diberikan dengan jarum ukuran kecil untuk mengurangi trauma dan risiko
perdarahan. Segala usaha harus diupayakan untuk melindungi pasien dari trauma.
Lingkungan dijaga agar bebas dari rintangan yang dapat menyebabkan jatuh, pasien dipindah
dan digeser dengan sangat hati-hati. Tepi tempat tidur harus dilapisi dengan bantalan yang
lunak. Darah dan komponen darah diberikan sesuai kebutuhan, dan diusahakan untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
Dianjurkan melakukan aktivitas fisik, tetapi dengan keamanan yang baik. Olahraga tanpa
kontak seperti berenang, hiking, dan golf merupakan aktivitas yang dapat diterima, sementara
olahraga dengan kontak harus dihindari. Latihan penguatan tungkai sangat perlu untuk
rehabilitasi setelah hemartosis akut.
Perlunya kontrol yang teratur dan pemeriksaan laboratorium harus dijelaskan. Dengan
pemahaman alasan perlunya evaluasi medis berkelanjutan, pasien akan mematuhi jadwal
kontrol.
Menghadapi kondisi kronis dan perubahan gaya hidup. Pasien dengan hemofilia sering
memerlukan bantuan dalam menghadapi kondisi kronis, keterbatasan ruang kehidupan, dan
kenyataan bahwa kondisi tersebut merupakan penyakit yang akan diturunkan ke generasi
berikutnya. Sejak masa kanak-kanak, pasien dibantu untuk menerima dirinya sendiri dan
penyakitnya serta mengidentifikasi aspek positif dari kehidupan mereka. Mereka harus
didorong untuk merasa berarti dan tetap mandiri dengan mencegah trauma yang dapat
menyebabkan episode perdarahan akut dan mengganggu kegiatan normal. Kemajuan dalam
menerima kondisi tersebut, akan membuat mereka lebih bertanggung jawab untuk menjaga
kesehatannya secara optimal. Meningkatnya presentase penderita hemofilia dengan HIV,
maka pasien dan keluarganya harus belajar bagaimana mereka berhadapan dengan rasa marah
yang dialami secara efektif sehubungan dengan penyakit yang mematikan tersebut.
Peningkatan angka kematian pasien hemofilia yang menderita AIDS telah merubah peran
perawat. Perawat harus mengetahui pengaruh stres tersebut secara profesional dan personal
serta menggali semua sumber dukungan untuk mereka sendiri begitu juga untuk pasien dan
keluarganya.
Idealnya, semua pasien dengan hemofilia dapat bekerja sama dengan pelayanan kesehatan,
mematuhi perjanjian kontrol kesehatan dan kesehatan gigi, dan berusaha hidup sehat serta
produktif. Banyak pasien yang memperoleh manfaat dari pusat layanan hemofilia dan
kelompok pendukung. Lembaga tersebut memberikan layanan terpadu dan berkelanjutan
serta kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama.
IV. Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
1. Nyeri berkurang
b. Melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan mengenai masa depan dan
perubahan gaya hidup yang harus dilakukan
c. Berusaha mandiri
http://www.perawat-pasien.com/2017/02/asuhan-keperawatan-hemofilia.html