Vous êtes sur la page 1sur 5

VI.

C H E C K SHEET

Untuk menjalankan metoda statistik maka diperlukan data yang dikumpulkan secara
teliti. Adapun maksud dan tujuan pengumpulan data adalah :
1. Alat untuk memahami situasi nyata yang sebenarnya
2. Alat untuk menganalisis keadaan nyata dan permasalahan yang ada.
3. Alat untuk mengendalikan proses atau pekerjaan.
4. Alat untuk pengambilan keputusan.
5. Alat untuk membuat rencana atau perbaikan
Sedangkan langkah langkah dari pengumpulan data ini secara sistematis dapat
dilihat pada gambar berikut :

Populasi

Sampel DATA

Gambar 6.1 Langkah langkah Pengumpulan Data

Jenis jenis Data


1. Data hasil pengukuran (measurement data atau variabel data) contoh : ukuran
panjang, berat, waktu, suhu, dan lain-lain.
2. Data hasil perhitungan (countable data atau atribut data) contoh : jumlah barang
cacat, jumlah ketak sesuaian, dan lain-lain.
Check sheet atau lembar pengumpulan data adalah alat bantu untuk memudahkan
pengumpulan data masalah.

1. Manfaat
a. Memudahkan pengisian data
b. Memudahkan penganalisaan data
c. Tindakan penanggulangan dapat lebih cepat
d. Membuat dasar untuk tindakan selanjutnya
e. Hasil penyebaran mutu produksi lebih cepat diketahui
f. Dapat memprioritaskan penanggulangan dengan prinsip PARETO
g. Membantu dalam pengawasan mutu hasil proses kerja

2. Jenis dan Fungsi Check Sheet


a. Check Sheet Penyebaran/Distribusi Mutu Produksi :
Fungsi
Untuk menyatakan bagaimana bentuk penyebaran/distribusi daripada hasil
produksi serta hubungannya dengan batas-batas spesifikasi. Misalnya :

Dalam proses Sub-Assy Transmision ke Engine sering terjadi masalah yang


ditimbulkan oleh kesalahan pengiriman Standart Part (Bolt), karena sering
menyimpang dari batas-batas spesifikasinya, kalau tidak kapanjangan juga
sering kependekan sehingga tidak dapat dipakai.

Untuk membuktikan penyimpangan-penyimpangan tersebut maka dilakukan


penyelidikan oleh Bagian KD Store, karena hal itu merupakan masalah yang
menghambat kelancaran proses berikut.
Check Sheet penyebaran/distribusi mutu produksi dipakai untuk
penanggulangan masalah ini selanjutnya data yang terkumpul digambarkan
dalam Histogram, karena dari grafik ini bisa segera diketahui penyimpangan
batas-batas spesifikasi dari pada Bolt tersebut serta sejauh mana besar
pengaruhnya terhadap kelancaran produksi.

b. Check Sheet Macam-Macam Defect :


Fungsi
Untuk mengurangi defect hasil produksi, sebab dengan menggunakan Check
Sheet ini kita dapat memprioritaskan penanggulangan dengan prinsip pareto.
Contoh macam-macam defect :
Welding : Dent, Rust Karat, Sharp (tajam), baret dan lain-lain.
Painting : Baret, cat tipis, kotor, Over Spray, Kulit Jeruk dan lain-lain.
Assembling : Bolt kendor, Bolt rusak, part tidak terpasang, kekencangannya
kurang, pemasangan Part miring dan lain-lain.

c. Check Sheet Lokasi Defect


Fungsinya
Untuk memusatkan perhatian kita pada lokasi yang paling banyak defect, dan
untuk mempermudah petugas merekam fakta. Hendaknya Check Sheet ini
dibuat dalam bentuk gambar. Contoh lokasi defect : Dent (pesok) : Pintu,
Hood, Roof Trunk, Fender dan lain-lain. Dent dipintu : Kiri, Kanan, Depan,
Belakang dan lain-lain.

d. Check Sheet Penyebab Timbulnya Defect


Fungsi
Untuk menyelidiki aspek tertentu terhadap timbulnya kerusakan. Dengan
demikian apakah Check Sheet ini dapat menyimpulkan hubungan antara
dimensi waktu terhadap petugas, ataupun mesin terhadap defect yang terjadi
pada hasil produksi.

Misalnya : pada pabrik botol plastik sering terjadi masalah dengan hasil
produksinya berupa defect : Goresan, Retak-retak, Gelembung, Tonjolan-
tonjolan dan lain-lain, sehingga sangat mempengaruhi pemasarannya. Untuk
pembuatan botol-botol tersebut dipergunakan tiga buah mesin, jadi sulit
menyimpulkan sebetulnya pada mesin mana timbulnya defect-defect tersebut.

Dari hasil penelitian dapat segera diketahui bahwa dari ketiga mesin yang
dipakai, mesin mana yang paling banyak menimbulkan defect pada hasil
produksinya.

3. Merancang Check Sheet


a. Prinsip-Prinsip Rancangan Check Sheet
Untuk merancang Check Sheet dengan baik ada hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
(1) Untuk memudahkan pengisian
(a) Kolom dan baris harus jelas untuk menghindari salah isi.
(b) Usahakan oengisian dengan cara yang mudah, bila perlu gunakan
kode-kode yang mudah seperti V, O (ya), Z (tidak) dan lain-lain.
(c) Pada rancangan Check Sheet terapkan prinsip 4 R tetapi juga jelas.
(2) Agar Check Sheet yang telah diisi dapat segera ditafsirkan, dianalisa
ataupun disimpulkan oleh pembaca, maka :
(a) Aturlah kolom dan baris sebaik mungkin.
(b) Buatlah kolom dan baris jumlah (Sub-Total, Total) yang diperlukan.
(c) Mungkin juga diperlukan kolom rangkuman seperti : rata-rata,
sebaaran, puncak dan lain-lain.
b. Langkah-Langkah Membuat Check Sheet
(1) Tentukan tujuan penggunaan Check Sheet, data apa yang akan
dikumpulkan, untuk apa, kapan, dimana diambil dan sebagainya.
(2) Stratifikasi/kelompokkan data-data yang akan diambil dalam satuan-
satuan tunggal.
(3) Buat konsep dari bentuk Check Sheet :
(a) Tentukan kertas/formulirnya.
(b) Tentukan besar kecilnya kolom/baris serta garis tepinya.
(c) Tentukan banyaknya kolom/baris serta penentuan tempat Sub-jumlah
dan jumlah.
(4) Buat Check Sheet yang rapih berdasarkan rancangan yang terbaik/terpilih,
periksa kembali :
(a) Apakah cukup mudah pengisiannya.
(b) Apakah cukup mudah dianalisa.
(5) Uji coba pada kasus-kasus kecil, adakan revisi seperlunya bila bentuk
Check Sheet kurang memadai, terapkan hasil Check Sheet yang telah
disempurnakan:
(a) Berikan instruksi yang jelas bagi petugas pengisian Check Sheet.
(b) Periksa hasil pengisian secara berkala

Vous aimerez peut-être aussi