Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Catur Priyo Saputro (I4B016073)
Diah Ayu I (I4B016105)
Didi Aprianto (I4B016085)
Eike Irliana (I4B016091)
Indah Purwati (I4B016055)
IbrohimHalilintar (I4B016075)
Suratmi (I4B016102)
Wigati (I4B016067)
B. WAHAM
1. Definisi
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (Azis R, dkk, 2003). Sedangkan menurut Keliat (2009)
waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok yang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
2. ETIOLOGI
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak.
Menurut Kusumawati (2010) yaitu:
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilik dan
menilai terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berrespon terganggu, tampak dari perilaku non verbal (ekspresi dan bahasa
tubuh) dan perilaku verbal ( penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas, umumnya ditemukan pasa skizofrenia.
d. Gangguan primer skizofrenia (bluer), yaitu gangguan asosiasi efek ambivalen,
autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi,waham,gangguan daya ingat.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Genetik: diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis: adanya gangguan pada korteks pre frontal dan limbik.
c. Neurotransmiter: abnormalitas pada dopamin, serotonin, glutamat.
d. Virus: paparan virus influensa pada trimester ketiga.
4
4. FAKTOR PRESIPITASI
a. Proses pengolahan informasi berlebihan.
b. Mekanisme hantaran listrilabnormal.
c. Adanya gejala pemicu.
5. KLASIFIKASI
a. Waham agama, yaitu keyakinan terhadap suatu keyakinan agama secara
berlebihan, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Waham kebesaran, keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya mempunyai
kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Waham somatik, keyakinan seseorang bahwa tubuhatau sebagian tubuhnya
terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
d. Waham curiga, keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan secara berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
e. Waham sisip pikir,
f. Waham nihilistik, keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
g. Waham sias pikir, yaitu meyakini bahwa orang lain mengetahui apa yang ia
butuhkan walaupun ia tidak mengatakannya pada orang tersebut.
dengan sosial ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realita dengan self
ideal sangat tinggi.
b. Fase lake of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dan self reality ( kenyataan dan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui batas
kemampuannya.
c. Fase kontrol internal eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang diyakini apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan, dan tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi bagi klien menghadapi kenyataan adalah sesuatu yang berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya.
d. Fase environment suppot
Ada beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung,lama kelamaan klien mengangggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang.
e. Fase composting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya.
f. Fase impoving
Apabila tidak ada upaya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi. Waham berifat menetap dan sulit dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
6
7. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikiran
1. Persepsi kuat 1. Ilusi 1. Sulit berespon
2. Emosi konsisten 2. Reaksi emosi 2. Emosi
dengan pengalaman berlebihan 3. Perilaku kacau
3. Perilaku sesuai
4. Berhubungan sesuai
8. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Azis (2003) tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan
waham,yaitu:
a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulangkali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
b. Klien tampak tidak mempunyai orang lain.
c. Curiga.
d. Bermusuhan.
e. Merusak diri, orang lain, lingkungan.
f. Takut, sangat waspada.
g. Tidak tepat menilai lingkungan/realitas.
h. Ekpresi wajah tegang.
i. Mudah tersinggung.
9. PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
1) Litium karbonat, indikasi untuk mengatasi episode waham dari gangguan
bipolar.
2) Haloperidol, indikasi untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat
padaanak-anak yang sering membangkang dan eksplosif.
3) Karbamazepin, indikasi untuk obat antikonvulsan.
4) Antipsikotiklow potensial, indikasi untuk mengurangi dan menghentikan
agitasi untuk pengamanan pasien.
7
b. Non farmakologi
1) ECT
2) Psikoterapi: terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi
suportif.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian, data yang harus dikaji:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
DS: klien memberi kata-kata ancaman,mengatakan benci atau kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah, melukai/merusak barang-barang dan tidak
mampu mengendalikan diri.
DO: Mata merah, wajah agak marah, nada suara tinggi dan keras, bicara
mengusai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-
barang.
b. Kerusakan komunikasi verbal.
DS: Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik.
DO: Flight of idea, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar,
kontak mata kurang.
c. Perubahan isi pikir.
DS: Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulangkali secara berlebihan tapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
DO: Klien tidak mempunyai orang lain, curiga, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan/realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.
d. Gangguan harga diri rendah.
DS: Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tau apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
DO: Klien terlihat lebih suka menyendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencedarai diri/ingin mengakhiri hidup.
b. Ketidakefektifan koping
c. Ansietas
d. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
3. Perencanaan keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Gangguan identitas Identitas (1202) Manajemen delusi (6450)
pribadi Indicator Target 1) Bina hubungan saling
Menyatakan 4 percaya dan hubungan
penguatan atas interpersonal dengan
identitas pribadi pasien
Menunjukkan 4s 2) Beri kesempatan pasien
perilaku verbal untuk mendiskusikan
dan nonverbal delusi dengan pemberi
yang selaras perawatan
mengenai diri 3) Hindari mendebat
Menyatakan 4 mengenai kepercayaan
perasaan yang yang salah,
jelas tentang menyatakan keraguan
identitas diri atau fakta
4) Fokuskan diskusi pada
perasaan pasien dari
pada isi delusi
5) Sediakan rasa nyaman
6) Hindari mendukung ide
delusi
7) Bantu pasien untuk
indektifikasi situasi
dimana pasien secara
sosial dapat diterima
untuk mendiskusikan
delusi
9
8) Monitor kemampuan
perawatan diri
9) Monitor delusi untuk
mengetahui isi delusi
yang membahayakan
diri atau kekerasan
10) Jamin keamanan pasien
11) Jaga rutinitas harian
secara konsisten
12) Berikan obat
antipsikotik dan obat
anti cemas secara rutin
13) Ajarkan keluarga
mengenai cara-cara
mengatasi pasien yang
mengalami delusi
Ketidakefektifan Koping (1302) Peningkatan Koping (5230)
koping Indicator Target 1) Bantu pasien dalam
Melaporkan 4 mengidentifikasi tujuan
pengurangan stres jangka pendek dan
Menyatakan 4 jangka panjang
penerimaan 2) Bantu pasien untuk
terhadap situasi menyelesaikan masalah
Adaptasi 4 dengan cara yang
perubahan hidup konstruktif
Menggunakan 4 3) Berikan penilaian
sistim dukungan (kemampuan)
personal penyesuaian pasien
terhadap perubahan
dalam citra tubuh
4) Berikan penilaian
mengenai dampak dari
situasi kehidupan pasien
10
ekspresi kemarahan
dengan perilaku adaptif
dan tanpa kekerasan
13
B. ALASAN MASUK
Pasien datang ke RSU Banyumas diantar oleh keluarganya pada tanggal 28
Agustus 2017 jam 12.30 WIB dengan keluhan tadi pagi mengamuk dan marah-
marah. Selama 3 bulan terakhir pasien sudah mengamuk 3 kali, terjadi perubahan
tingkah laku pasien berupa emosi labil dan kadang menangis tanpa sebab. Pasien
riwayat melahirkan 7 bulan yang lalu.
C. FAKTOR PRESIPITASI
Pasien mendengar informasi dari tetangga bahwa suaminya selingkuh tetapi
informasi tersebut belum tentu benar
D. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu.
2. Pasien tidak pernah melakukan, mengalami, menyaksikan penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dari keluarga, dan lingkungan.
Masalah keperawatan: tidak ada.
3. Dari anggota keluarganya ada yang pernah mengalami gangguan jiwa, yaitu
kakak pasien dengan gejala suka menyendiri dan bicara sendiri.
Masalah keperawatan: ketidakmampuan koping keluarga
14
E. TANDA FISIK
1. Tanda vital: TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,40C, Respirasi
20x/menit
2. TB 158 cm, BB 50 kg
3. Pasien tidak mengalami keluhan secara fisik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan: : pasien
: garis perkawinan
: garis keturunan
: serumah
X : meninggal
Pasien merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien tinggal
bersama suaminya dan kedua anaknya tetapi suami pasien bekerja di luar
negeri. Pasien mengasuh kedua anaknya sendiri.
Masalah keperawatan: ketidakefektifan koping
15
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menerima keadaan tubuhnya dan tidak rendah diri
dengan apa yang dimilikinya saat ini tetapi pasien merasa sudah tidak
muda lagi sehingga menganggap suami selingkuh dengan wanita yang
lebih muda dari dirinya.
b. Identitas
Pasien mengetahui bahwa pasien bernama Ny. SP dan alamatnya di
Kroya. Pasien mengetahui bahwa jenis kelaminnya perempuan, pasien
mengatakan puas dengan statusnya yang sudah menikah dan
merupakan ibu dari dua orang anak.
c. Peran
Pasien mengatakan sebelum di rawat tinggal bersama dua orang
anaknya. Suaminya sudah kurang lebih 10 tahun bekerja di luar negeri
dan pulang setahun sekali. Pasien mengatakan bersyukur dengan
kondisi dan profesinya sebagai ibu rumah tangga sekarang.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan tidak mempunyai keinginan yang belum tercapai.
Pasien bersyukur dengan kondisi yang ada. Namun sebenarnya pasien
ingin suaminya bekerja di Kroya saja agar bisa hidup bersama
sebagaimana rumah tangga seutuhnya.
e. Harga diri
Pasien merasa kecewa karena suaminya selingkuh dengan orang lain.
Pasien merasa bahwa dirinya sudah memenuhi kewajiban sebagai istri
dan ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Masalah keperawatan: ketidakefektifan koping, harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Pasien mengatakan bahwa orang yang paling berarti adalah suaminya.
b. Pasien mengatakan mengikuti arisan yang ada di daerahnya.
c. Pasien mengatakan dapat berhubungan dengan orang lain seperti biasa.
Saat dilakukan pengkajian pasien tidak mau menceritakan masalah
yang dialami karena itu merupakan masalah pribadi.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
16
4. Spiritual
a. Pasien mengatakan beragama Islam, mengetahui bahwa Tuhannya
adalah Allah.
b. Pasien mengatakan selalu mengerjakan sholat lima waktu.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien tampak cukup rapi, baju dan tubuh bersih, serta tidak berbau. Cara
berpakaian tepat dan sesuai.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan intonasi sedang dan jelas. Saat dilakukan pengkajian
pasien hanya menjawab pertanyaan yang diajukan perawat. Pasien dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan dan mengerti isi pembicaraan yang
diajukan lawan bicara.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas motorik
Pasien tampak lesu dan banyak tiduran di tempat tidur.
Masalah kperawatan: gangguan identitas pribadi
4. Alam perasaan
Pasien merasa sedih karena suaminya selingkuh dengan orang lain.
Masalah keperawatan: ketidakefektifan koping, gangguan identitas pribadi
5. Afek
Afek datar, dibuktikan dengan saat berinteraksi pasien tidak pernah tersenyum.
Masalah keperawatan: harga diri rendah situasional
6. Interaksi selama wawancara
Saat berinteraksi pasien jarang melakukan kontak mata dan kadang
mengalihkan pandangan ke arah lain. Pasien tidak mau menceritakan
masalahnya karena hal tersebut bersifat pribadi.
Masalah keperawatan: harga diri rendah situasional.
17
7. Persepsi
Menurut suaminya saat pasien mengamuk pasien mengatakan bahwa pasien
mendengar ada seseorang yang berbicara/membisikinya bahwa suami pasien
selingkuh dengan orang lain.
Masalah keperawatan: risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
8. Proses pikir
Pada saat diajak berbicara pasien dengan intonasi sedang dan jelas. Pasien
terkadang mengalami blocking.
Masalah keperawatan: gangguan identitas pribadi
9. Isi pikir
Pasien curiga bahwa suaminya selingkuh dengan orang lain.
Masalah keperawatan: gangguan identitas pribadi
10. Tingkat kesadaran
Pasien tampak banyak tidur, namun saat dibangunkan pasien dapat membuka
mata. Pasien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu, maupun orang.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
11. Memori
Pasien mampu menceritakan kejadian yang dialami baik dimasa lalu ataupun
dimasa sekarang.
Masalah keperawatan: tidak ada keperawatan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien dapat berhitung dengan baik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
13. Kemampuan penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan dengan baik, saat diberikan pertanyaan
pasien dapat menjawab tanpa bantuan orang lain.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
14. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa sekarang dirawat di ruang penyakit jiwa, namun
pasien merasa bahwa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan: ketidakefektifan koping
18
I. MEKANISME KOPING
Adaptif: dapat berbicara dengan orang lain.
Maladaptif: menghindar.
Masalah keperawatan: ketidakefektifan koping.
K. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : F 25 (Skizofrenia)
Therapi : Clobazam 3x25 mg, Clozapine 3x10 mg, Risperidon 3x2 mg, Inj.
Zyprexa 1x1 Amp
20
B. ANALISA DATA
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. Data subjektif: Gangguan Prasangka
Pasien mengatakan mendengar identitas pribadi
informasi dari tetangganya bahwa
suaminya selingkuh
Data objektif:
Proses pikir pasien blocking, terdapat
waham curiga, pasien tampak lesu
dan sedih, afek datar
2. Data subjektif: Harga diri rendah Ketidakadekuatan
Pasien mengatakan bahwa pasien situasional pemahaman
sudah tidak muda lagi sehingga
beranggapan suaminya selingkuh,
pasien merasa kecewa karena
suaminya selingkuh
Data objektif:
Afek datar, kontak mata kurang,
menghindar, pasien tampak lesu dan
sedih
3. Data subjektif: Ketidakefektifan Ketidakedekuatan
Pasien mengatakan merasa sedih koping kesempatan untuk
dengan kondisinya saat ini dan pasien bersiap terhadap
mengatakan dirinya tidak mengalami stressor
gangguan jiwa
Data objektif:
Pasien tampak sedih, pasien tampak
menghindar, afek datar
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan identitas pribadi berhubungan dengan prasangka
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan ketidakedekuatan kesempatan untuk
bersiap terhadap stressor
21
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Gangguan Identitas (1202) Manajemen delusi
identitas pribadi Setelah dilakukan tindakan (6450)
keperawatan selama 3x24 jam 1) Bina hubungan
diharapkan tidak terjadi gangguan saling percaya dan
identitas pribadi dengan criteria hubungan
hasil: interpersonal
Indikator Awal Target dengan pasien
Menyatakan 1 4 2) Beri kesempatan
penguatan atas pasien untuk
identitas mendiskusikan
pribadi delusi dengan
Menunjukkan 2 4 pemberi
perilaku perawatan
verbal dan 3) Hindari mendebat
nonverbal mengenai
yang selaras kepercayaan yang
mengenai diri salah, menyatakan
Menyatakan 2 4 keraguan atau
perasaan yang fakta
jelas tentang 4) Fokuskan diskusi
identitas diri pada perasaan
pasien dari pada
isi delusi
5) Sediakan rasa
nyaman
6) Hindari
mendukung ide
delusi
7) Bantu pasien
untuk
22
indentifikasi
situasi dimana
pasien secara
sosial dapat
diterima untuk
mendiskusikan
delusi
8) Monitor
kemampuan
perawatan diri
9) Monitor delusi
untuk mengetahui
isi delusi yang
membahayakan
diri atau
kekerasan
10) Jamin keamanan
pasien
11) Jaga rutinitas
harian secara
konsisten
12) Berikan obat
antipsikotik dan
obat anti cemas
secara rutin
13) Ajarkan keluarga
mengenai cara-
cara mengatasi
pasien yang
mengalami delusi
Harga diri rendah Harga diri (1205) Peningkatan harga diri
situasional Setelah dilakukan tindakan (5400)
keperawatan selama 3x24 jam 1) Tentukan
23
kontak mata
Komunikasi 2 4 2
terbuka
P: lanjutkan intervensi
1) Dukung pasien untuk bisa
mengidentifikasi kekuatan
2) Dukung kontak mata saat komunikasi
Adaptasi 2 4 2
perubahan
hidup
Menggunakan 2 4 2
sistim
dukungan
personal
P: lanjutkan intevensi
1) Dukung kemampuan mengatasi situasi
secara berangsur-angsur
2) Berikan suasana penerimaan
29
Adaptasi 2 4 4
perubahan
hidup
Menggunakan 2 4 4
sistim
dukungan
personal
P: lanjutkan intevensi
Berikan suasana penerimaan
37
tepat diharapkan gangguan identitas pribadi pada pasien berkurang sehingga tidak
menimbulkan resiko perilaku kekerasan pada orang lain.
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada kasus Ny. SP, diharapkan pasien tidak
mengalami waham lagi tetapi pada kenyataannya untuk perawatan pasien waham,
membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 2 minggu. Hal ini disebabkan
karena pada saat penkajian pada pasien waham, pasien tidak akan bercerita secara
menyuluruh tentang apa yang di alaminya saat ini sehingga perawat harus benar-benar
bisa membina hubungan saling percaya yang kuat.
39
DAFTAR PUSTAKA