Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BIOLOGI MOLEKULER
ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS
MEMBRAN PLASMA
OLEH :
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
biologi . Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi
Molekuler.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Besar harapan saya, agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
kita semua. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Endositosis
2.2 Eksositosis
2.3 Perbedaan Eksositosis dan Endositosis
BAB 3
2.4 Pengertian Plasma
BAB 4 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke
dalam sel. Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel
ke dalam sel dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan ,membran
plasma. Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo artinya ke dalam
dan cytos artinya sel. Membran sel membentuk pelipatan ke dalam
(invaginasi) dan memakan benda yang akan dipindahkan ke dalam sel.
Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis, pinositosis, dan endositosis
yang diperantarai reseptor (receptor-mediated endocytosis).
Proses ini banyak dijumpai pada sel protozoa sebagai salah satu usaha
untuk mendapatkan makanan sedangkan pada sel-sel metazoa lebih ditujukan
untuk pertahan diri terhadap benda asing seperti misalnya fagositosis terhadap
bakteri, debu, dan benda-benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel.
2.2 Eksositosis
Gambar 2.2.1 Eksositosis.
Eksositosis Endositosis
BAB 3
2.4 Membran Plasma
A. Pengertian membran plasma
Membran plasma adalah protoplasma yang menjaga isi sel dan memisahkan isi sel
dengan lingkungan luar sel. Membran plasma bersifat selektif permeabel.
Membran plasma memiliki sifat-sifat hidrofobik di bagian tengah dan sifat
hidrofilik di permukaan luar maupun permukaan sistolik. Membran plasma terdiri
dari senyawa-senyawa lipida, protein,karbohidrat,enzim dan ion. Komponen
kimiawi yang terlihat secara morfologis adalah karbohidrat, protein, dan lipida.
Gambar:jenis-jenis protein
Pada umumnya untuk berubah dari keadaan kental ke encer lipida dengan rantai
karbon pendek atau rantai karbon dengan ikatan rangkap memerlukan tenaga
transisi (tenaga panas) lebih rendah dibandingkan dengan asam lemak dengan
rantai karbon panjang atau dengan ikatan-ikatan yang lebih sedikit (rantai C-C
jenuh). Rantai karbon yang lebih pendek memerlukan luas permukaan yang lebih
sedikit sehingga membuka peluang untuk adanya ikatan van der waals. Sebaliknya
rantai karbon dengan ikatan rangkap menyebabkan konformasi berlipat-lipat
sehingga memberikan bentuk lebih acak dan lebih sedikit ikatan van der waals
yang terjadi serta lebih sedikit kemungkinan mengadakan interaksi dengan
senyawa lipida lainnya.keadaan ini disebut dengan keadaan yang lebih encer.
Dengan demikian kebanyakan sel mampu melakukan adaptasi terhadap suhu lebih
rendah dengan meningkatkan bagian kandungan asam lemak tidak jenuh pada
selaput plasma sehingga keenceran selaput plasma tetap dipertahankan.
1. Model Danielli-Davson
Pengamatan dengan mikroskop elektron terhadap myelin dan beberapa selaput sel
lainnya, menunjukkan gambaran dua garis sejajar seperti rel kereta api. Robertson
mengusulkan suatu konsep struktural yang baru yaitu konsep selaput kesatuan.
Dalam konsep tersebut digambarkan lapisan lipida sebagai dua lembaran molekul
lipida disebut dwilembar lipida tang bagian hidrofiliknya bersinggungan dengan
lapisan proteinberkonfigurasi memanjang atau berkonfigurasi B. Dengan model
ini dapat diduga bahwa lapisan lipida membentuk ketebalan 3, 5 nm dan lapisan
molekul protein setebal 2, 0 nm. Dengan demikian model ini dapat menjelaskan
ketebalan selaput plasma yang umumnya mencapai 7, 5 nm.
Gambar: membran plasma menurut Danielli-davson
berpikir bahwa membran sel sebenarnya harus berupa bilayer fosfolipida yang
terdiri dari dua lapisan moleku
C. Komposisi fraksi lipida membran plasma
Ada sembilan macam monosakarida yang terikat pada glikoprotein dan glikolipid
dari selaput plasma. Sakarida-sakarida terikat pada glikoprotein maupun
glikolipida dengan ikatan N glikosidik atau ikatan O glikosidik. Di dalam
glikolipida rantai monosakarida atau oligosakarida dihubungkan dengan ikatan
O glikosidik pada gugus hidroksil primer dari sfingosin. Glikoprotein dibentuk
oleh ikatan kovalen residu gula pada salah satu residu-residu asam amoni dari
rantai polipeptida. Asam amino tersebut adalah asparagin, serin, threonin,
hidroksilisin, dan hidroksiprolin.
Salah satu cara yang tepat untuk menunjukkan keberadaan dan macam residu gula
pada membran plasma yaitu teknik ikatan lektin. Lektin ini merupakan protein
yang berasal dari bebrapa macam organisme, hewan maupun tumbuhan. Protein
ini memiliki tempat untuk mengenali gula tertentu. Mengingat lektin dapat
berikatan dengan glikoprotein maupun glikolipida selaput plasma, maka saat ini
lektin digunakan sebagi alat penentu lokasi dan sarana untuk mengisolasi
molekul-molekul selaput plasmayang mengandung gula.
Istilah selubung sel atau glikokaliks pada sel eukariotik digunakan untuk
menyebut daerah bagian luar membran sel yang banyak mengandung karbohidrat.
Daerah ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara antara lain dengan merah
rutenium dan penandaan dengan lektin. Selain karbohidrat yang terikat pada
protein integral dan fosfolipida selaput sel, glikokaliks dapat pula mengandung
glikoprotein yang disekresikan dan kemudian menempel pada permukaan luar
membran sel.
Pada umumnya asam lemak memiliki 14-20 atom C dalam bentuk lurus dengan
satu gugus metil dalam bentuk iso (2) atau anteiso (3). Bentuk iso dan anteiso
bukan komponen yang khas pada mikroorganisme termofilik. Kedua-duanya juga
umum ditemui pada mikroorganisme mesofilik. Walaupun demikian pada
mikroorganisme termofilik kandungan lemak dalam bentuk iso dan anteiso
merupakan bentuk yang dominan seperti tang dijumpai pada mikroorganisme
mesofilik, komponen asam lemak pada eubakteri termofilik dapat terikat
dengansenyawa karbohidrat dan dapat berkatan ester pada gliserol membentuk
diasilgliserol.
Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu lingkungan yang tinggi diikuti dengan
pemanjangan rantai karbon. Penelitian Ray, et.al. menunjukkan bahwa kenaikan
lipida total terutama glikolipida terlihat apabila suhu pertumbuhan ditingkatkan.
Gejala seperti ini juga ditemukan pada mikroorganisme mesofilik.
Mikroorganisme termofilik
Membran plasma tidak hanya merupakan penyekat pasif tetapi juga merupakan
saringan pemilah yang antara lain memelihara perbedaan kadar ion di sebelah
menyebelahnya. Dwilapis lipida berperan sebagai penyekat intermeabel bagi
molekul yang terlarut dalam air dan molekul yang bermuatan. Materi yang
melewati membran dikelompokkan menjadi dua kellompok yaitu mikro molekul
dan makro molekul.
Difusi sederhana
Kemampuan sel dapat memilah senyawa hidrofilik dengan berat molekul (BM)
kecil dari senyawa yang BM-nya besar, seringkali akibat adanya saluran akuosa
atau porus pada membran plasma. Terdapat dua jenis porus jenis pertama
merupakan saluran akuosa yang menembus molekul protein integral atau diantara
kelompokan molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus
statistik yang terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus dwilapis
lipida.
Difusi dipermudah
Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa yang akan dibawa segera
memindahkan senyawa tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya dengan jalan
berputar, berdifusi atau membentuk poros.
Transpor aktif
Pengangkutan senyawa melewati selaput plasma dengan melawan gradien
berlangsung dengan sangat rumit. Mekanisme yang paling sederhana mirip
dengan difusi dipermudah namun memerlukan ATP. Terdapat dua kategori
transpor aktif, transpor aktif primer yaitu transpor yang melibatkan ATP atau
aliran elektron, transpor aktif sekunder yaitu transpor yang tergantung pada
kekuatan selaput atau gradien ion atau tenaga kimiosmotik.
Dua transpor ini saling berkaitan, dalam arti mekanisme transpor aktif primer
menimbulkan suatu gradien yang memungkinkan terjadinya transpor aktif
sekunder. Salah satu contoh transpor aktif adalah pemompaan ion Na dan Ka.
Konsentrasi ion Ka dipertahankan untuk selalu lebih tinggi daripada di luar sel,
sebaliknya konsentrasi ion Na di dalam sel diusahakan selalu lebih rendah
daripada di luar sel. Ion Ka dan ino Na dua-duanya dipompa melawan gradien
konsentrasi dan pemompaan dapat nerlangsung akibat terjadinya hidrolisis ATP.
Hidrolisis ATP terjadi karena adanya enzim ATPase yang terdapat pada selaput
plasma. Pada selaput plasma utuh yang berada pada sel, natrium mengangtifkan
pemompaan dan memacu kegiatan ATPase dari dalam sel saja, kalium bekerja
dari lingkungan luar membran plasma.
Transpor Pasif
dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di
antara kedua sisi membrane. pada transport pasif tidak memerlukan energy
metabolic. transport pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana
(simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion)
dan osmosis
a. Difusi
Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah
(hipotenis). Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien
konsentrasinya. Hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan
tersebut dinamakan isotonis.
Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung
pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut
dalam lemak (lipid). Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+,
Cl, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam
keadaan yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel
daripada molekul besar. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat
bergerak dengan mudah melalui membran daripada molekul-molekul
hidrofolik. Molekul-molekul yang besar dan ion dapat bergerak melalui
membran.
b. Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati
membran dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan
protein khusus yang menyediakan suatu ikatan ???? sik bagi molekul yang
sedang bergerak. Protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga
menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi
juga merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat proses difusi dan
tidak merubah arah gradien konsentrasi.
difusi terfasilitasi adalah pelaluan zat melalui membrane plasma yang
melibatkan protein pembwa atau atau protein transforter. protein transforter
tergolong protein transmembran yang memiliki tempat perlekatan terhdap ion
atau molekul yang akan ditransfer ke dalam sel. setiap molekul glukosa
diperlukan protein transforter yang khsus untuk mentransfer glukosa ke dalam
sel.
protein transforter untuk glukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka,
otot jntung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, Karen sel-sel tesebut selalu
membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energy.
c. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. osmosis
adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya rendah menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutnya tinggi melalui membrane selektifpermeabel atau semi permeable.
Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke
daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat
diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari
daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan tekanan osmosis
tinggi. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai
konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar
meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan
yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena air
berosmosis dari lingkungan ke dalam sel.
Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan
turgor apabila dalam lingkungan pada lingkungan hipertonis, dapat
mengalami plasmolisis yaitu terlepasnya sel dari dinding sel.
TRANPOR MOLEKUL_MOLEKUL KECIL
2. Transpor Aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara
keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor
aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).
Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan
transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial
membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena
transpor aktif primer akan menciptakan potensial membran dan ini
memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam
membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam
sel daripada di luar sel. Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil
daripada di luar sel. Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino
dan glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa protein transpor
khusus. Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+ untuk
berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang
memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam amino dan
glukosa dapat masuk ke dalam sel.
TRANPOR MOLEKUL_MOLEKUL BESAR
3. Endositosis dan Eksositosis
a. Eksositosis
Eksositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam
sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel
tersebut akhirnya sampai pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah
perlekatan akan mengalami lisis dan isi vesikel keluar.
b. Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel.
Partikel-partikel dari luar sel menempel pada membran kemudian mendesak
membran sehingga terjadilah lekukan yang semakin lama semakin dalam
bentuknya seperti kantung dan akhirnya menjadi bulat lalu terlepas dari
membran. Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh lisosom/
enzim pencerna yang lain. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu
pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke
dalam sel yang berupa cairan. Hal ini sesuai dengan arti pino sendiri yaitu
minum. Sedangkan fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat
padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel. Sesuai dengan artinya, peristiwa ini
seperti sel memakan zat lain. Perhatikan gambar 1.13.
1) Pinositosis
Bahan pada membran plasma reseptor akan menempel sehingga terjadi
lekukan. Lekukan lama-kelamaan semakin dalam dan membentuk kantung.
Kantung yang terlepas akan berada dalam sitoplasma. Kantung ini disebut
gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan pecah
menjadi gelembung kecil-kecil kemudian bergabung menjadi gelembung
yang lebih besar.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan proses penelanan partikel-partikel makanan dan sel-
sel asing, misalnya pada Amoeba dan sel-sel darah putih. Makanan atau
partikel lain akan menempel pada membran, lalu membran akan membentuk
lekukan. Membran akan menutup dan membentuk kantung, lalu kantung
melepaskan diri.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif
dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang
berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan
pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Difusia adlah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. contoh sederhana adalah pemberian gula padancairan teh tawar.
lambat laun cairan menjadi manis. contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara. difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan
(layer) molekul diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan
difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
I. Dasar Teori
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi
manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui
membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif,
yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada
sifat zat terlarut itu sendiri.
Menurut Kimball (1983:28) Menyatakan bahwa, osmosis adalah difusi dari
tiap pelarut melalu suatu selaput yang permiabol secara diferensial. Pada osmosis
yang bergerak melalui membrane semipermiabel ialah air dari larutan hepotesis
9konsentrasi air tinggi kekonsentrasi air rendah)kehipertonis (konsentasi air rendah
ke konsentrasi at terlarut tinggi).
Konsentrasi merupakan konsentrasi pelarutnya yaitu air dan bukan
konsentrasi dari zat yang larut (mplekul, ion) dalam air pertukaran antara suatu
penamaan khusus yaitu osmosis. Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu
yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat hanya tergantung pada
gradient kontraksi.
Menurut Campbell (1999 : 147) Disufi adalah perpindahan zat (gas, padat
atau cair) tanpa melewati membrane, daridaerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah
yang konsentrasinya rendah sehingga konsetrasi zat menjadi sama. Difusi di sebut
juga suatu substansi melintang membra biologis di sebut juga dengan transportasi
aktif.
Menurut Frank (1995 : 27) struktur dinding sel dan mebra sel berbeda,
membrane memungkinkan molekul air melintasi lebih cepat dari pada unsure
terlarut, dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya memang
membrane se tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis tetapi dinding sel
yang tegar ituah yang menimbulkan tekanan dengan meningkatnya jumlah molekul
di dalam sel, isi sel mulai menekan dinding sel, tekanan ini disebut tekanan turgar.
Tekanan turgar inlah yang menyebabkan kekakuan pada bagian tanaman yang tidak
berkaya seperti daun dan bunga.
Menurut DWIOJOSEPUTRO (1990 : 67). Difusi adlah penyebaran yang di
maksut penyebaran di sini penyebaran molekul-molekul suatu zat, dan penyebaran
itu di timbulkan oleh suatu gaya yang identil dengan energi kinetis tersebut. Baik
gas, maupun zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan utuk
menyebar sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi juga akan di lakukan
oleh molekul-molekul gula apabila kita mencampurkan suatu gua dengan air biasa,
setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka seluruh air akan berasa manis.
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki
biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat
melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor
yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas
senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal
ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi
yang mereka dapatkan dari alam.
Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpor zat
yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang tidak
memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa ATP,
eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis,
dan difusi terbantu.
Tahukah kalian lingkungan di mana sel-sel itu hidup? Lingkungan suatu sel
selamanya berupa cairan. Namun, hal ini tidak begitu terlihat jelas pada organisme-
organisme multiseluler seperti pohon dan manusia. Sel-sel pada organisme
multiseluler dikelilingi cairan yang disebut cairan ekstra sel (CES). CES memiliki
komponen utama air. CES menyediakan molekul atau ion yang diperlukan suatu sel.
CES juga menampung hasil atau limbah yang dihasilkan sel.
Lalu, bagaimanakah cara sel memperoleh molekul atau ion? Sel akan
melakukan transpor molekul. Transpor molekul dilakukan sel melalui membran sel
yang bersifat selektif permiabel. Artinya, membran sel dapat dilewati molekul
tertentu sesuai yang dikehendakinya. Transpor molekul pada sel terjadi karena
adanya perbedaan konsentrasi cairan antara ruang di dalam sel dengan cairan ekstra
sel. Inilah yang disebut dengan gradien konsentrasi.
Transpor molekul melalui membran dapat terjadi secara pasif (transpor
pasif) dan dapat pula terjadi secara aktif (transpor aktif). Transpor pasif merupakan
transpor yang tidak memerlukan energi, meliputi difusi, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Transpor aktif adalah transpor melalui membran dengan melawan
kecenderungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan
energi ATP. Transpor melalui membran jenis lain adalah endositosis dan eksositosis.
Prinsip-prinsip dasar transpor melalui membran adalah setiap molekul
memiliki kecenderungan untuk menempati ruang secara merata. Molekul pada
konsentrasi tinggi memiliki tekanan yang lebih besar dan setiap molekul mempunyai
kecenderungan untuk selalu bergerak karena mengandung energi kinetik. Dengan
demikian secara alami terdapat kecenderungan molekul pada konsentrasi tinggi
bergerak ke konsentrasi rendah.
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada
di luar permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan S.J Jinger dan G.
Nicholson pada tahun 1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model
mozaik fluid. Dengan melihat struktur seperti yang disebutkan di atas, membran
bukan hanya sebagai pembatas suatu sel, tetapi lebih kompleks lagi karena membran
memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam lalu lintas keluar masuknya sel.
Transportasi molekul yang menuruni gradien konsentrasi disebut dengan
transportasi pasif, sedangkan transportasi molekul yang melawan gradien
konsentrasi disebut transportasi aktif. Molekul-molekul yang berukuran besar dalam
proses transportasinya melibatkan pelekukan membran sel sehingga membentuk
suatu vesikula. Transportasi aktif meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan
endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan difusi
terbantu.
Transpor pada membran tergantung pada ukuran molekul dan konsep zat yang
melewati membran sel tersebut molekul-molekul yang berukuran kecil dapat melalui
membran sel dengan dua cara, yaitu:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke
dalam sel dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan ,membran plasma.
Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis untuk benda padat, pinositosis
untuk bernda cair, dan endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-
mediated endocytosis) yaitu yang menggunakan reseptor khusus.
Eksositosis adalah proses di mana sel mengusir molekul dan benda-
benda lainnya yang terlalu besar untuk melewati struktur membran sel.
Terdapat beberapa perbedaan antara eksositosis dan endositosis,
diantaranya yaitu pada eksositosis mengusir molekul di luar sel, sedangkan
endositosis membawa molekul masuk sel. Pada eksositosis menyebabkan
kerusakan vesikel, sedangkan endositosis menyebabkan penciptaan vesikel
dan perbedaan lainnya.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan agar pembaca membaca lebih banyak literatur
lainnya yang membahas tentang endositosis dan eksositosis, agar dapat
membandingkan isi makalah dan memperluas wawasan pembaca mengenai
endositosis dan eksositosis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-eksositosis-dan-endositosis.html
(diakses pada 20 Juni 2017)