Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul Bayi BBLR dapat
terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata pelajaran
Sistem Reproduksi II di STIKes PERTAMEDIKA.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Chandra selaku dosen mata ajar Sistem Reproduksi II yang telah memberikan
tugas dan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk materi
dan non materi.
3. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
4. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis harapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana
Bayi BBLR bagi pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan di
banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak yang
mengkoreksi makalah ini dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat
memperbaikinya.
Tim Penulis
A. Latar Belakang
Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus. Apakah bayi itu akan
terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada prosesn
kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian
makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (departemen
Kesehatan RI,1995). Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan (husaini, 2002). Bayi
dapat dikelompokkan menjadi tiga: bayicukup bulan, bayi premature, dan bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi cukup bulan adalah bayi yang termasuk dalam
kelompok kelahiran normal,yaitu kelahiran bayi secara alami tanpa bantuan suatu alat
apapun atau tanpa operasi. Usia kehamilan secara normal berkisar Sembilan bulan
sepuluh hari. Masa kehamilan lebih dari sepuluh hari atau kurang sepuluh hari disebut
kehamilan tidak normal (departemen Kesehatan RI, 1995).
Bayi lahir tidak cukup bulan. Adapun bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau low
birth weight adalah yang bobotnya kurang dari 2500 gram. BBLR disebabkan oleh
kelahiran tidak cuklup bulan (premature), cukup bulan tapi kecil (proporsional), dan
IUGR (intra-uterine growth retardation). Bayi premature adalah bayi lahir tidak cukup
bulan. Adapun bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau low birth weight adalah
yang bobotnya kurang dari 2500 gram. BBLR disebabkan oleh kelahiran tidak cukup
bulan (premature), cukup bulan tapi kecil (proporsional), dan IUGR (intra-uterine
growth retardation) (Aslis Wirda Hayati.2009.Gizi Bayi). Bayi kecil untuk masa
kehamilan mempunyai angka kematian perinatal yang lebih rendah di banding bayi
premature dengan berat lahir yang sama, tetapi prognosis akhir bayi-bayi tersebut
mungkin tidak begitu baik.
Bayi yang kecil tapi proposional menunjukkan reterdasi pertumbuhan intrauteri pada
masa kehamilan dini. Mungkin bayi ini akan tetap kecil dan memiliki kemampuan di
bawah rata-rata. Keadaan ini kompleks karena berhubungan dengan status social
ekonomi yang buruk. Bayi premature. Angka kelangsungan hidup bayi premature
telah membaik dalam tahun-tahun terakhir. Kemajuan besar ini disebabkan oleh
penatalaksanaan yang lebih baik. Perawatan neonatal diberikan dalam 2 tingkat. Bayi
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 4
dengan masa gestasi kurang dari 28 minggu (kurang dari 1 kg mempunyai angka
kelangsungan hidup yang meningkat, tetapi 15-25 persen hidup dengan cacat yang
serius. Kelahiran premature membawa sejumlah masalah yang timbul segera. (David
Hull dan Derek I. Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC.)
Scrennn sehabis yg ini belum aku ketik soalnya q gak kelihatan tulisannya maaf
ya mus.
Sekitar 7% kelahiran di Inggris merupakan kelahiran dengan berat badan lahir rendah,
yang didefinisikan sebagai berat lahir 2500 g atau kurang. Angka kejadian ini lebih
rendah di Negara-negara skandinavia dan lebih tinggi di Negara dunia ketiga.
Kelompok bayi dengan berat badan lahir rendah meliputi sejumlah bayi dengan
masalah. Di Inggris, sekitar 60% kasus lahir mati dan 70% kasus bayi meninggal
dalam seminggu pertama adalah bayi dengan berat badan lahir rendah. Berat badan
lahir rendah dihubungkan dengan keadaan sosial ekonomi rendah, kelainan
kongenital, infeksi intrauterine, kehamilan multiple, fungsi plasenta yang buruk, gizi
buruk pada ibu, penyakit ibu, serta kebiasaan-kebiasaan ibu seperti merokok,
penyalahgunaan obat dan kecanduaan alcohol. Berat badan lahir rendah dapat
disebabkan oleh kelahiran premature kurang dari 37 minggu (bayi premature) atau
pertumbuhan janin terhambat (kecil masa kehamilan) (David Hull dan Derek I.
Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC.)
Upaya mencegah kejadian bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah (aslis
wirdati.2009. gizi bayi. Jakarta : EGC):
a. Menjaga agar ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada
sebelum hamil.
b. Memeriksakan kehamilan secara teratur, minimal 4 kali selama hamil, yaitu 3
bulan pertama kehamilan minimal 1 kali, 3 bulan kedua kehamilan minimal 1 kali,
dan 3 bulan ketiga minimal 2 kali. Bila berat badan ibu naik di bawah 1 kg
perbulan, ibu perlu segera ke puskesmas.
c. Menghindari kerja berat yang melelahkan dan mendapat istirahat yang cukup
selama hamil.
Perawatan khusus merupakan perawatan yang diberikan untuk bayi premature sehat
yang memerlukan pengawasan dan pemantauan secara teliti dalam lingkup yang
relative stabil, dimana tersedia keahlian khusus dalam memberikan dan
mempertahankan nutrisi yang adekuat. Sedangkan perawatan intesif ditujukan untuk
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 5
bayi sakit dan bayi yang sangat imatur yang memerlukan lingkungan, bantuan
pernafasan dan nutrisi parenteral yang dikendalikan secara ketat (David Hull dan
Derek I. Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pasien dengan Bayi BBLR.
b. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa kepearwatan pasien dengan Bayi
BBLR.
c. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan pasien dengan Bayi BBLR.
d. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan pasien dengan Bayi BBLR.
C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis memberikan teori yang menjelaskan Asuhan Keperawatan
pada Bayi BBLR.
D. Metode Penulisan
a. Kepustakaan.
b. Deskripsi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan meliputi: Latar Belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan, sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan Teori meliputi: Definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pathway,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan
medis.
Bab III : Asuhan keperawatan klien dengan Bayi BBLR meliputi: Pengkajian,
diagnosa dan intervensi.
Bab IV: Penutup meliputi: Kesimpulan.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Dahulu, bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau kurang disebut
bayi prematur. Ternyata morbiditas atau mortalitas neonatus tidak hanya
B. Klasifikasi
Berdasarkan umur kelahiran atau masa gestasi (Asrining Surasmi:2003. Perawatan
bayi risiko tinggi/ Jakarta:EGC):
a. Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan
tidak mencapai 37 minggu.
b. Term infant atau bayi cukup bulan (mature/aterm), yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan lebih dari pada 37-42 minggu.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 7
c. Post term infant atau bayi lebih bulan (posterm/postmature), yaitu bayi yang
lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.
C. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah.
(Proverawati dan ismawati, 2010).
a. Faktor Ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
Penyebab Keterangan
D. Patofisiologi
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang
banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil
dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang
saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih
menjadi terganggu. Selain itu ulit dan selaput lendir membran tidak
larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,
bayi.
e. Imaturitas hati
berkurang.
Kardiovaskular
Hematologis
Saluran pencernaan
a. Perdarahan intraventrikular*
b. Leukomalasia periventrikuler.
c. Ensefalopati hipoksik-iskemik.
Ginjal
a. Hiponatremia*
b. Hipernatremia*
c. Hiperkalemia*
e. Glikosuria ginjal
f. Edema
Lainnya
a. Asfiksia perinatal
e. hipotermia
BAYI KMK
Tipe : asimetris
Pola pertumbuhan : lingkar kepala secara signifikan lebih besar pada persentil
dibandingkan dengan beratnya
Penyebab : malnutrisi lanjut pada janin, preeklampsia, merokok.
Tipe : simetris
Pola pertumbuhan : lingkar kepala dan berat badan berkurang secara seimbang.
Penyebab : genetik, kecil janin, abnormalitas janin, malnutrisi dini janin,
infeksi virus kongenital, efek obat-obatan.
(Sir Roy Meadow. 2005. Lecture notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama).
H. Pemeriksaan penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa kemungkinan terjadinya KMK bayi di
antaranya sebagai berikut (Ida Bagus Gde Manuaba:2007. Pengantar kuliah
obstetric. Jakarta:EGC):
Saat pertemuan konsultasi pertama sebelum hamil:
a. Terdapat riwayat berulang KMK/absoluts.
b. Ibu mempunyai penyakit menahun:
- Hipertensi
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Ketagihan obat atau lainnya:
1. Perokok
2. Peminum alcohol
3. Kecanduan obat
Saat hamil dapat diduga:
a. Perdarahan pada kehamilan.
b. Kemungkinan kelainan p;asenta
c. Kehamilan ganda
d. Hasil pemeriksaan labolatorium
- Peningkatan kadar protein alfa/HCG serum ibu.
- Zat dasar nutrisi rendah.
- Ibu hamil dengan anemia.
- Penyakit kolagen.
Hasil pemeriksaan ibu hamil:
a. Kesan umum besarnya uterus lebih kecil dari perkiraan umum kehamilan.
b. Bertambahnya BB ibu hamil kurang dari patron normal.
c. Tingginya fundus uteri kurang sekitar 2-3 cm dari seharusnya.
d. Pola aktivitas janin intrauteri tidak sesuai dengan jadwal semestinya.
Dengan demikian, adanya kemungkinan akan terjadinya bayi kecil untuk masa kehamilan
diperiksa dengan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ultrasonografi seharusnya
Mulai pengawasan
antepartum sampai
Rasio HC/AC pelahiran
Di atas persenil ke-95
Volume air
Berkurang
ketuban
BPD : Betemporalis diameter ; EFW: perkiraan berat badan janin; HC: lingkar kepala; AC:
lingkaran abdomen.
X 12/180 7%
X X 18/57 32%
X X 6/22 27%
X X X 7/15 47%
Selain itu, masih dicanangkan beberapa tindakan dengan ultrasonografi untuk lebih
memastikan diagnosis intrauterine growth restriction (IUGR) atau small for
gestational age (SGA) atau kecil untyuk masa kehamilan (KMK) diantaranya:
1) Doppler velocity umbilicus arteria:
a. Tekniknya sulit karena umbilikus sering bergerak.
b. Rasio sistolik/diastolic lebih tinggi dari normal, yang menunjukkan terdapat
tahanan/vasokontriksi, artinya aliran darahnya berkurang.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 20
c. Jika dijumpai negative diastolic blood flow, artinya tingkat IUGR sudah berat.
Sample darah umbilicus.
a. Teknik pengambilanya sulit karena umbilicus licin dan selalu bergerak.
b. Yang dicari adalah: PO2, PCO2 dan asam laktat.
c. Hubungannya dengan hipoksia, hyperkalemia, asidosis dan hiperlaktemia
tidak terbukti memberikan nilai evaluasi yang benar.
d. Perbandingan protein, valin/glisin meningkat, artinya IUGR mengalami
kegagalan aktivitas pembentukkan protein melalui fosfoenal-piruvat
karboksikinase dan pembentukkan glukoneogenesis.
Melakukan evaluasi tentang profil biofisik janin intrauteri:
a. Hasil evaluasi menurut manning, jika rendah menununjukkan telah
terjadi IUGR yang berat.
b. Keadaan oligohidroamnion merupakan indikasi untuk melakukan
terminasi kehamilan.
c. Bila persalinan premature disertai dengan rasio L/S harus berkurang
dari 2, dianjurkan untuk memberikan kortikosteroid dan persalinan
diharapkan dalam waktu 48 jam.
Sistem Ballard
I. Penatalaksanaan Medis
Pengaturan suhu lingkungan pemberian makan dan siap sedia tabung gas oksigen
perlu diperrhatikan. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin
sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian
prenatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat
bawaan, dan trauma pada otak.
1) Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukan dalam inkubator dengan suhu yang diatur:
a. Bayi berat badan dibawah 2 kg 35C.
b. Bayi berat badan 2 kg 2,5 kg 34C.
c. Suhu inkubator diturunkan 1C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24C - 27C.
2) Makan bayi berat badan rendah
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batuknya,
kapasitas lambung masih kecil, dan daya enzim pencernaan terutama lipase
masih kurang. Makan makanan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namu
lebih sering. Sedangakan pada bayi small for date sebaliknya kelihatan seperti
orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah
terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi (Mochtar, Rustam.1998.
Sinopsis obstetri: obsterti fisiologi, obstetri patologi.jakarta:EGC).
Cara merawat BBLR lebih dari 1500 g dan kurang dari 2500 g dirumah adalah
sebagai berikut:
a. Segera setelah bayi lahir, tubuh bayi di lap dengan kain lembut yang bersih
dan kering untuk membersihkannya dari kotoran (air ketuban, darah dan
lender). Bayi tidak dimandikkan.
b. Setelah tali pusat dipotong, bayi dibungkus dengan kain yang bersih,
kering, dan cukup tebal agar ia tidak kedinginan. Kepala ditutup dengan
topi atau tutup kepala yang bersih.
c. Setiap kali bayi kencing/pakaiannya basah, pakaian harus diganti supaya
tidak kedinginan.
d. Setiap hari bayi dibersihkan dengan kain bersih yang diolesi minyak kelapa
atau minyak yang bisa mengahangatkan.
e. Setelah 3-7 hari atau bila bayi sudah tampak lebih kuat (salah satu tandanya
dapat minum lebih baik), bayi dapat dibersihkan /diseka air hangat. Berikan
air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir dan setiap harinya diusahakan
sesering mungkin, tetapi dengan porsi yang kecil sesuai dengan
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN TEOROTIS BAYI BBLR
Pemeriksaan fisik
A. Pengkajian umum
Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang bayi setiap hari atau
lebih bila ada permintaan. Ukur panjang badan dan lingkar kepala secara berkalaa.
Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istrahat, kemudian
bernapas, adanya dan lokasi edema. Jelaaskan adanya deformitas yang tampak.
Jelakan setiap tanda kegawatan warna yang buruk, hipotonia, tidak responsif,
apnea.
B. Pengkajian respirasi
Jelaskan bentuk dada(barrel, konkaf), simetri, adanya insisi , slang dada,
devisiasi lainnya. Jelaskan adanya penggunaan otot pernapasan, tambahan cuping
hidung atau retraksi substernal, interkostal, atau subklavikular. Tentukan frekuensi
pernapasan dan keteraturannya. Lakukan auskultasi dan jelaskan suara napas,
stridor, krepitasi, mengi, suara basah berkurang, daerah tanpa suara, grunting,
berkurangnya masukan udara, kesamaan suara napas. Tentukan apakah diperlukan
pengisapan. Jelaskan tangisan bila tidak diintubasi. Jelaskan kenyamanan oksigen
dan metode persalinan, bila diintubasi, jelaskan ukuran slang, tipe ventilator dan
pengaturannya dan metode pengamanan slang. Jelaskan saturasi oksigen dengan
oksimetri nadi dan tenakan pasrsial oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen
transkutan (tcPo2) dan karbon dioksida transkutan (tvPco2).
C. Pengkajian kardiovaskular
Tentukan denyut jantung dan iramanya. Jelaskan bunyi jantung, termasuk
adanya bising. Tentukan titik intensitas maksimal (point of maximum intensity,
PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan teraba
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 29
(perubahan PMI menunjukan adanya pergeseran mesdiatinum). Jelaskan warna
bayi (bisa karena gangguan jantung, respirasi, atau hematopoietik), sianosis pucat,
pletora, jaunds, bercak-bercak. Kaji warna dasar kuku, membran mukosa bibir.
Tentukan tekanan darah, tunjukan ekstremitas yang dipakai dan ukuran manset,
periksa setiap ekskremitas paling tidak sekali. Jelaskan denyut perifer, pengisian
kapiler (<2 sampai 3 detik), perfusi perifer (bercak-bercak). Jelaskan monitor yang
dipakai parameternya dan apakah atarm pada posisi "on".
D. Pengkajian Gastrointetinal
Tentukan adanya distensi abdomen , bertambahnya lingkar perut kulit
mengkilap, aadanya eritema dinding abdomen, tampak pristaltik, tambak
gulungan usus, status umbilikus. Tentukan adanya tanda regurgitasi dan waktu
yang berkaitan dengan pemberian makan, karakter dan jumlah residu bila
makanan keluar, bila terpasang slang nasogastrik, jelaskan tipe pengisap, haluaran
warna, konsistensi,pH. Jelaskan jumlah, warna, konstitensi dan bau setiap
muntahan palpasi batas hati (kurang lebih 3 cm dibawah batas kosta kanan).
Jelaskan jumlah, warna, dan konstitensi feses periksa adanya darah samar dan atau
pereduksi bila diminta atau diindikasikan oleh tampilan feses. Jelaskan bising usus
ada atau tidak ada (harus ada bila telah diberi makan).
E. Pengkajian genitourinaria
Jelaskan setiap abnormalitas genitalia. Jelaskan jumlah (dibandingkan
dengan berat badan, warna, pH, temuan lab-stick, dan berat jenis kemih untuk
menilai kecukupan hidrasi). Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat
dalam mengkaji hidrasi).
F. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
Jelaskan gerakan bayi, acak, ada maksud, kejang, kedutan, spontan,
dibangkitkan,. Tingkat aktivitas terhadap rangsang, evaluasi berdasarkan usia
gestasinya. Jelaskan posisi bayi atau perilakunya, fleksi, ekstensi. Jelaskan refleks
yang ada moro, mengisap, babinski, plantar, dan refleks lain yang diharapkan.
Tentukan tingkat repon dan kenyamanan. Tentukan perubahan lingkar kepala(bila
ada indikasi ukuran dan tekanan fontanela, garis sutura). Tentukan repon pupil
pada bayi usia gestasi lebih dari 32 minggu.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 30
G. suhu tubuh
Tentukan suhu kulit dan aksilar. Tentukan hubungan dengan suhu
lingkungan.
H. Pengkajian kulit
Terangkan perubahan warna, daerah yang memerah, tanda iritasi, lepuh,
abrasi, atau daerah terkelupas, terutama dimana peralatan pemantau infus atau alat
lain bersentuhan dengan kulit,. Periksa juga dan catat preparat kulit yang
dipakai(misalnya plester, pofidone, iodine). Tentukan tekstur dan turgor kulit:
kering, lembut, bersisik, terkelupas, dll. Terangkan adanya ruam, lesi kulit atau
tanda lahir. Tentukan apakah kateter infus IV jarum terpasang dengan benar dan
periksa adanya tanda infiltrasi. Jelaskan pipa infus parenteral: lokasi, tipe(arterial,
vena, perifer, umbilikus, sentral, vena periver sentral), tipe infus (obat, saline,
dekstrosa, elektrolit, lipid, nutrisi parenteral total), tipe pompa infus dan kecepatan
aliran: tipe kateter atau jarum, dan tempat insersinya.
Kriteria Hasil :
Intervensi keperawatan
Kriteria hasil: suhu aksila bayi tetap dalam kisaran normal untuk usia pasca
konsepsi.
Intervensi keperawatan:
a. Letakkan bayi dalam inkubator, penghangat radiasi, atau pakai hangat
dalam tempat tidur terbuka.
R/ untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh.
b. Pantau suhu aksila bayi yang tidak stabil (gunakan probe kulit atau kontrol
suhu udara).
R/ untuk mengetahui suhu bayi.
c. Atur unit servocontrol atau kontrol suhu udara sesuai kebutuhan.
R/ untuk mempertahankan suhu tubuh kulit dalam kisaran suhu yang dapat
diterima.
d. Gunakan penahan panas dari plastik dengan tempat.
R/ untuk mengurangi kehilangan panas dan air.
e. Pantau tanda hipertermi- kemerahan, semburat merah, diaforesis (jarang).
R/-
f. Periksa suhu bayi dalam kaitannya dengan suhu udara dan suhu unit
pemanas.
R/ untuk menurunkan kehilangan panas karena radiasi.
g. Hindari situasi yang mempredisposisikan bayi pada kehilangan panas
seperti pajanan terhadap udara dingin, kekeringan, mandi, timbangan
dingin atau kasus dingin.
R/
h. Pantau kadar glukosa serum.
R/ untuk memantau keadaan glukosa janin.
Intervensi keperawatan:
Tujuan: pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dengan asupan kalori untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dan memperlihatkan ppertambahan berat
badn yang bermakna.
Kriteia hasil:
1. Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat.
2. Bayi menunjukkan berat badan yang konstan normal (setidaknya 20-30
gr/hr) pasca fase akut penyakit.
Intervensi keperawatan:
a. Mempertahankan cairan parenteral atau terapi nutrisi parenteral total
sesuai indikasi.
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrien.
b. Pantau tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total terutama protein
dan glukosa.
R/-
c. Observasi kesiapan untuk menyusui terutama kemampuan untuk
mengkordinasi penelana dan pernapasa.
Intervensi keperawatan:
Tujuan:
Intervensi keperawatan:
1. Prioritaskan informasi.
2. Dorong ibu dan ayah untuk sering mengunjungi dan atau menghubungi
unit.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
3. Tekankan aspek positif status bayi.
R/ mendorong harapan perasaan orangtua bayi.
4. Dorong keluarga untuk sering mengunjungi bayi, menyentuh,
menggending dan memanjakkan bayi secukupnya sesuai kondisi fisik
bayi.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
5. Bantu orangtua memahami respon bayi, mengenai setiap respons positif
dan tanda stimulus berlebih atau keletihan.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
6. Bantu orangtua mendemonstrasikan teknik asuhan bayi dan pemberian
dukungan.
PENUTUP
Kesimpulan