Vous êtes sur la page 1sur 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Disusun oleh : (S.1 REG. VB)

1. Aprian Ronaldo 11121054


2. Apriliyanti 11121055
3. Iga Sukanti 11121071
4. Leicha Lintaryanti 11121074
5. Mustika Dwi Nurani 11121080
6. Ristiani Aprilianti 11121094
7. Rahayu Puji S.L. 11121088

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamina Bina Medika


Jakarta,2014

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul Bayi BBLR dapat
terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata pelajaran
Sistem Reproduksi II di STIKes PERTAMEDIKA.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Chandra selaku dosen mata ajar Sistem Reproduksi II yang telah memberikan
tugas dan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk materi
dan non materi.
3. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
4. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis harapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana
Bayi BBLR bagi pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan di
banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak yang
mengkoreksi makalah ini dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat
memperbaikinya.

Jakarta, November 2014

Tim Penulis

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 2


DAFTAR ISI

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus. Apakah bayi itu akan
terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada prosesn
kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian
makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (departemen
Kesehatan RI,1995). Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan (husaini, 2002). Bayi
dapat dikelompokkan menjadi tiga: bayicukup bulan, bayi premature, dan bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi cukup bulan adalah bayi yang termasuk dalam
kelompok kelahiran normal,yaitu kelahiran bayi secara alami tanpa bantuan suatu alat
apapun atau tanpa operasi. Usia kehamilan secara normal berkisar Sembilan bulan
sepuluh hari. Masa kehamilan lebih dari sepuluh hari atau kurang sepuluh hari disebut
kehamilan tidak normal (departemen Kesehatan RI, 1995).

Bayi lahir tidak cukup bulan. Adapun bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau low
birth weight adalah yang bobotnya kurang dari 2500 gram. BBLR disebabkan oleh
kelahiran tidak cuklup bulan (premature), cukup bulan tapi kecil (proporsional), dan
IUGR (intra-uterine growth retardation). Bayi premature adalah bayi lahir tidak cukup
bulan. Adapun bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau low birth weight adalah
yang bobotnya kurang dari 2500 gram. BBLR disebabkan oleh kelahiran tidak cukup
bulan (premature), cukup bulan tapi kecil (proporsional), dan IUGR (intra-uterine
growth retardation) (Aslis Wirda Hayati.2009.Gizi Bayi). Bayi kecil untuk masa
kehamilan mempunyai angka kematian perinatal yang lebih rendah di banding bayi
premature dengan berat lahir yang sama, tetapi prognosis akhir bayi-bayi tersebut
mungkin tidak begitu baik.

Bayi yang kecil tapi proposional menunjukkan reterdasi pertumbuhan intrauteri pada
masa kehamilan dini. Mungkin bayi ini akan tetap kecil dan memiliki kemampuan di
bawah rata-rata. Keadaan ini kompleks karena berhubungan dengan status social
ekonomi yang buruk. Bayi premature. Angka kelangsungan hidup bayi premature
telah membaik dalam tahun-tahun terakhir. Kemajuan besar ini disebabkan oleh
penatalaksanaan yang lebih baik. Perawatan neonatal diberikan dalam 2 tingkat. Bayi
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 4
dengan masa gestasi kurang dari 28 minggu (kurang dari 1 kg mempunyai angka
kelangsungan hidup yang meningkat, tetapi 15-25 persen hidup dengan cacat yang
serius. Kelahiran premature membawa sejumlah masalah yang timbul segera. (David
Hull dan Derek I. Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC.)

Scrennn sehabis yg ini belum aku ketik soalnya q gak kelihatan tulisannya maaf
ya mus.

Sekitar 7% kelahiran di Inggris merupakan kelahiran dengan berat badan lahir rendah,
yang didefinisikan sebagai berat lahir 2500 g atau kurang. Angka kejadian ini lebih
rendah di Negara-negara skandinavia dan lebih tinggi di Negara dunia ketiga.
Kelompok bayi dengan berat badan lahir rendah meliputi sejumlah bayi dengan
masalah. Di Inggris, sekitar 60% kasus lahir mati dan 70% kasus bayi meninggal
dalam seminggu pertama adalah bayi dengan berat badan lahir rendah. Berat badan
lahir rendah dihubungkan dengan keadaan sosial ekonomi rendah, kelainan
kongenital, infeksi intrauterine, kehamilan multiple, fungsi plasenta yang buruk, gizi
buruk pada ibu, penyakit ibu, serta kebiasaan-kebiasaan ibu seperti merokok,
penyalahgunaan obat dan kecanduaan alcohol. Berat badan lahir rendah dapat
disebabkan oleh kelahiran premature kurang dari 37 minggu (bayi premature) atau
pertumbuhan janin terhambat (kecil masa kehamilan) (David Hull dan Derek I.
Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC.)

Upaya mencegah kejadian bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah (aslis
wirdati.2009. gizi bayi. Jakarta : EGC):
a. Menjaga agar ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada
sebelum hamil.
b. Memeriksakan kehamilan secara teratur, minimal 4 kali selama hamil, yaitu 3
bulan pertama kehamilan minimal 1 kali, 3 bulan kedua kehamilan minimal 1 kali,
dan 3 bulan ketiga minimal 2 kali. Bila berat badan ibu naik di bawah 1 kg
perbulan, ibu perlu segera ke puskesmas.
c. Menghindari kerja berat yang melelahkan dan mendapat istirahat yang cukup
selama hamil.

Perawatan khusus merupakan perawatan yang diberikan untuk bayi premature sehat
yang memerlukan pengawasan dan pemantauan secara teliti dalam lingkup yang
relative stabil, dimana tersedia keahlian khusus dalam memberikan dan
mempertahankan nutrisi yang adekuat. Sedangkan perawatan intesif ditujukan untuk
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 5
bayi sakit dan bayi yang sangat imatur yang memerlukan lingkungan, bantuan
pernafasan dan nutrisi parenteral yang dikendalikan secara ketat (David Hull dan
Derek I. Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pasien dengan Bayi BBLR.
b. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa kepearwatan pasien dengan Bayi
BBLR.
c. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan pasien dengan Bayi BBLR.
d. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan pasien dengan Bayi BBLR.
C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis memberikan teori yang menjelaskan Asuhan Keperawatan
pada Bayi BBLR.

D. Metode Penulisan
a. Kepustakaan.
b. Deskripsi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan meliputi: Latar Belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan, sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan Teori meliputi: Definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pathway,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan
medis.
Bab III : Asuhan keperawatan klien dengan Bayi BBLR meliputi: Pengkajian,
diagnosa dan intervensi.
Bab IV: Penutup meliputi: Kesimpulan.
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Dahulu, bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau kurang disebut
bayi prematur. Ternyata morbiditas atau mortalitas neonatus tidak hanya

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 6


bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas)
bayi tersebut. WHO pada tahun 1961 menyatakan semua bayi baru lahir yang berat
badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant
(bayi berat badan lahir rendah, BBLR). Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan
secara ringkas sebagai bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Asrining Surasmi:2003.
Perawatan bayi risiko tinggi/ Jakarta:EGC).
BBLR Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan
kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005). Bayi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa melihat apakah prematur atau dismatur yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ serta
menimbulkan kematian (Wong, 2009).
Bayi premature dan bayi kecil untuk masa kehamilan tampak berbeda dan
mempunyai masalah yang berbeda. Beberapa bayi tergolong premature dan
sekaligus kecil untuk masa kehamilan. Bayi tersebut mempunyai resiko terhadap
masalah dari kedua kelompok tersebut. Bayi kecil untuk masa kehamilan. Sebelum
kelahiran, sebaiknya bayi-bayi dengan kondisi ini sudah dapat diketahui. Hal ini
merupakan hal yang penting, karena bayi ini sangat mungkin akan mengalami
kesulitan dalam kelahiran dan memerlukan resusitasi yang tepat dan terampil.
Mereka sangat rentan terhadap hipoglikemia pada hari-hari pertama kehidupan
yang dapat menyebabkan kerusakan. Pemeriksaan gula darah sebaiknya dilakukan
setiap 4 jam dan pemberian minum yang banyak harus dilakukan sejak dini. Jika
kadar gula darah kurang dari 1,5 mmo/l, glukosa intravena perlu diberikan. (David
Hull dan Derek I. Johnston. 2008. Dasar-Dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta :EGC.)

B. Klasifikasi
Berdasarkan umur kelahiran atau masa gestasi (Asrining Surasmi:2003. Perawatan
bayi risiko tinggi/ Jakarta:EGC):

a. Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan
tidak mencapai 37 minggu.
b. Term infant atau bayi cukup bulan (mature/aterm), yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan lebih dari pada 37-42 minggu.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 7
c. Post term infant atau bayi lebih bulan (posterm/postmature), yaitu bayi yang
lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.

Berdasarkan pengelompokkan tersebut, bayi berat badan lahir rendah (BBLR)


dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas:
Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan
(berat badan antara persentil ke-10 sampai persentil ke-90 pada intraunterine
growth curve Lubchenko).
Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine.

C. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah.
(Proverawati dan ismawati, 2010).
a. Faktor Ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan

antepartum, preeklamsi, infeksi kandung kemih.


b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi meular seksual, hipertensi,

HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.


c) Penyalahgunaan obat, merorok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia <20

tahun atau lebih dari 35 tahun.


b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek kurang dari satu tahun
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelummnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hali ini

dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.


b) Aktivitas fisik yang berlebihan.
c) Perkawinan yang tidak sah.
b. Faktor Janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronis (inklusi

sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.


c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plsenta previa, solutio plasenta,

sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.


d. Faktor lingkungan

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 8


Linkungan yang berpengaruh anataralain: tempat tinggal didaratan tinggi,

terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.


(Sumber: Ida Bagus Gde Manuada, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC)
Menurut Ida bagus Gde,dkk,2007 :
Penyebab Terjadinya BBLR-SGA atau KMK.

Penyebab Keterangan

Badan ibu kecil Bayinya juga


kecil sehingga
dapat lahir alami.
Bisa terjadi
BMK, sudah
dapat dipastikan
harus menjalani
seksio sesarea.

Kehidupan sosial ibu hamil Ibu hamil dengan


ketergantungan:
-. Rokok lebih 10
batang/hari.
- Alkohol.
- Obat lainnya
menimbulkan
gangguan sirkulasi
retro-plasenter
sehingga cenderung
menimbulkan.

Infeksi ibu hamil:


- Rubella Gangguan vaskular,
- Sitomegalovirus
khususnya kapiler
- Hepatitis A-B
endotelial dan dapat
menimbulkan
gangguan kongenital.
Gangguan sel
berupasitolisis

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 9


sehingga dapat
menimbulkan
gangguan fungsi sel.
Dapat menimbulkan
gangguan kongenital.
Menimbulkan
gangguan umum
karena fungsi hati
dalam mengatur
nutrisi kurang
sehingga dapat
menimbulkan
prematuritas.

Kelainan kromosom janin:


Trisomi 21 dan 18 Gangguan tumbuh kembang
Trisomi 16 muskulus arterioli sehingga
Kelainan kromosom
menimbulkan gangguan
sirukulasi darah
retroplasenter dengan akibat
MKM.
Menimbulkan abortus
spontan.
Dapat menimbulkan
kelainan kongenital dan
tumbuh dalam bentuk
KMK/SGA.

Gangguan vaskular ibu hamil: Terjadi gangguan


Hipertensi ibu hamil retroplasenter sirkulasi
Penyakit ginjal
Preeklamsia/eklamsia sehingga sehingga
menimbulkan kekurangan
nutrisi, O2, vitamin, dan
lainnya. Akibatnya dapat
menimbulkan tumbuh-
kembang terlambat dan
terjadi kecil untuk masa

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 10


kehamilan.

Insersio tali pusat pada plasenta Mungkin setiap gerakan


Insersio vilamentosa
janin intrauteri dapat
Insersio marginalis
menimbulkan gangguan
aliran darah menuju janin
dan menimbulkan KMK.

Antifosfolipid/autoimun Menimbulkan trombosis


Antikardiolipin antibodi
kapiler plasenta sehingga:
Anticoagulan lupus - Dapat terjadi abortus
berulang.
- Tumbuh kembang terganggu
menimbulkan KMK.

Keadaan hipoksia ibu hamil: Dapat menimbulkan BB


Kehamilan pada ketingian di
janin lebih rendah dari yang
atas permukaan laut.
lahir di sekitar pantai.
Rendahnya konsentrasi O2
Turunnya BB janin sekitar
dan PO2.
200-250 gr dengan
perbedaan tinggi sekitar
1000 meter.

D. Patofisiologi
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang

banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil

(Surasmi, dkk, 2002).


a. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36 0C-370C

dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang

umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada

kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 11


kemampuan untuk mempertahankan panasa dan kesanggupan

menambah produksi panasa sangat terbatas karena pertumbuhan-

pertumbuhan otot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk

menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang

akibat lemak cokelat yang tidak memadai, belum matangnya sistem

saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih

besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.


b. Gangguan pernapasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot

respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apnea.

Disamping ini lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat

mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.


c. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui

plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan

substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terkahir

masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi

menjadi terganggu. Selain itu ulit dan selaput lendir membran tidak

memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah

menderita penyakit infeksi.


d. Masalah gasrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang

menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorpsi vitamin yang

larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,

menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam

tubuh, meningkatnya risiko NEC (Neckrotizing Enterocolitis). Hal ini

menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan

bayi.
e. Imaturitas hati

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 12


Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan

timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi

perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga

konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albuimin darah

yang berperan dalam tranportasi bilitubin dari jaringan ke hepar

berkurang.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 13


E. Pathway

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 14


F. Manifestasi klinis
Sebelum bayi lahir (Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi,
obstetri patologi.jakarta:EGC):
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, patus prematurus dan
lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau bisa pula dengan
hidramnion, hipertemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia
gravidarum atau pendarahan antepartum.
Setelah bayi lahir:
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara kalsik tampak seperti bayi kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah
tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau
tidak ada, kilit tipis, kering berlipat-lipat, mudah diangkat. Abdomen cekung
atau rata, jaringan bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna
kehijauan
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak
lunak mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like), abdomen buncit, tali
pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotonik dan kulit tipis,
merah dan transparan.
c. Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intraunterin

Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,


karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma
kelahiran, hipotermi. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date)
alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur
berat badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun
tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan bayi matur
dengan berat badan normal.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 15


G. Komplikasi
Masalah-masalah yang terkait dengan bayi premature:
Pernapasan
a. Sindrom kegawatan pernapasan (RDS, Penyakit membrane hialin atau PMH).
b. Dysplasia bronkopneumonial-DBP*
c. Pneumotoraks, pneumpmediastinum;emfisema interstisial.
d. Pneumonia kongenital.
e. Hypoplasia paru.
f. Perdarahan paru.
g. Apnea*.

Kardiovaskular

a. Duktus arteriosus paten-PDA*


b. Hipotensi.
c. Hipertensi.
d. Bradikardia (dengan anea)*
e. Malformasi kongenital.

Hematologis

a. Anemia (mulai awal atau lambat).


b. Hiperbilirubinemia-indirek*
c. Hiperbilirubinemia-direk*
d. Perdarahan subkutan, organ (hati, adrenal)*
e. Koagulopati intravaskular tersebar.
f. Defisiensi vitamin K.
g. Hidrops-imun atau non imun.

Saluran pencernaan

a. Fungsi saluran pencernaan jelek-motilitas jelek*


b. Enterokolitis nekrotikans.
c. Anomali kongenital yang menghasilkan polihidramnion.
Metabolik-Endokrin
a. Hipokalsemia*
b. Hipoglikemia*
c. Hiperglikemia*
d. Asidosis metabolik lanjut.
e. Hipotermia*
f. Eutiroid tetapi status T4 rendah.

Sistem saraf pusat

a. Perdarahan intraventrikular*
b. Leukomalasia periventrikuler.
c. Ensefalopati hipoksik-iskemik.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 16


d. Kejang-kejang.
e. Retinopati pada prematuritas.
f. Ketulian.
g. Hipotonia*
h. Malformasi kongenital.
i. Kernikterus
j. Penghentian obat (narkotik)

Ginjal

a. Hiponatremia*

b. Hipernatremia*

c. Hiperkalemia*

d. Asidosis tubular ginjal

e. Glikosuria ginjal

f. Edema

Lainnya

Infeksi* (kongenital,perinatal,nosokomial;baktero, virus, jamur, protozoa).


(Richard E. Behrman, et all. 1999. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15.
Jakarta:EGC).

Masalah pada bayi KMK

a. Asfiksia perinatal

- Fungsi plasenta buruk

- Resiko aspirasi mekonium (khusus-nya pada bayi postterm)

b. Hipoglikemia (khususnya tipe asimetris)

c. Malformasi kongenital atau abnormalitas kromosom (khususnya tipe simetris)

d. Buruknya pertumbuhan postnatal (khususnya tipe simetris)

e. hipotermia

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 17


(Sir Roy Meadow. 2005. Lecture notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama).

BAYI KMK
Tipe : asimetris
Pola pertumbuhan : lingkar kepala secara signifikan lebih besar pada persentil
dibandingkan dengan beratnya
Penyebab : malnutrisi lanjut pada janin, preeklampsia, merokok.

Tipe : simetris
Pola pertumbuhan : lingkar kepala dan berat badan berkurang secara seimbang.
Penyebab : genetik, kecil janin, abnormalitas janin, malnutrisi dini janin,
infeksi virus kongenital, efek obat-obatan.
(Sir Roy Meadow. 2005. Lecture notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama).

H. Pemeriksaan penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa kemungkinan terjadinya KMK bayi di
antaranya sebagai berikut (Ida Bagus Gde Manuaba:2007. Pengantar kuliah
obstetric. Jakarta:EGC):
Saat pertemuan konsultasi pertama sebelum hamil:
a. Terdapat riwayat berulang KMK/absoluts.
b. Ibu mempunyai penyakit menahun:
- Hipertensi
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Ketagihan obat atau lainnya:
1. Perokok
2. Peminum alcohol
3. Kecanduan obat
Saat hamil dapat diduga:
a. Perdarahan pada kehamilan.
b. Kemungkinan kelainan p;asenta
c. Kehamilan ganda
d. Hasil pemeriksaan labolatorium
- Peningkatan kadar protein alfa/HCG serum ibu.
- Zat dasar nutrisi rendah.
- Ibu hamil dengan anemia.
- Penyakit kolagen.
Hasil pemeriksaan ibu hamil:
a. Kesan umum besarnya uterus lebih kecil dari perkiraan umum kehamilan.
b. Bertambahnya BB ibu hamil kurang dari patron normal.
c. Tingginya fundus uteri kurang sekitar 2-3 cm dari seharusnya.
d. Pola aktivitas janin intrauteri tidak sesuai dengan jadwal semestinya.
Dengan demikian, adanya kemungkinan akan terjadinya bayi kecil untuk masa kehamilan
diperiksa dengan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ultrasonografi seharusnya

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 18


dilakukan secara serial sehingga pola tumbuh-kembangnya janin intrauteri dapat
ditetapkan dari diikuti seksama. Dalam melakukan ultrasonografi untuk menegakkan
diagnose IUGR atau kecil untuk masa kehamilan ditetapkan evaluasi dalam dan tabel
6.18.

Parameter Hasil Diagnosa Rancangan

BPD Mendeteksi tepat Tidak ada IUGR Pemeriksaan ulang


( antara 2 minggu hari hanya natas indikasi
lahir) parameter klinik
(tidak sesuainya
pertumbuhan fundus
uteri)
EFW
Diatas persentil ke-10
rasio HC/AC
Dalam batas normal
Volume air
Normal
ketuban
Mendekati tepat (antara Ulangan pemeriksaan
BPD
2 minggu hari lahir) Kemungkinan IUGR USG setiap 2-3
EFW minggu bila belum
Dibawah persenil ke-10 asimetris
lahir

Mulai pengawasan
antepartum sampai
Rasio HC/AC pelahiran
Di atas persenil ke-95
Volume air
Berkurang
ketuban

2 minggu atau lebih, Kemungkinan IUGR


BPD
lebih kecil dari simetris Ulangan USG setiap
perkiraan tanggal 2-3 minggu bila
kelahiran (dari tanggal belum lahir
mestruasi)
Mulai pengawasan
EFW
Di bawah persentil ke- antepartum sampai

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 19


10 lahir

Rasio HC/AC Dalam batas normal Bila dijumpai


pelahiran IUGR
sebelum umur
kehamilan 20 minggu

Volume air Normal atau kurang Periksa adanya


ketuban kelainan kongenital
dan tentukan kariotipe
janin

BPD : Betemporalis diameter ; EFW: perkiraan berat badan janin; HC: lingkar kepala; AC:
lingkaran abdomen.

Kelainan kromosom dan IUGR

Adanya Temuan Ultrasonografi

IUGR Anomali Hidramnion Kariotipe Abnormal

X 12/180 7%

X X 18/57 32%

X X 6/22 27%

X X X 7/15 47%

Selain itu, masih dicanangkan beberapa tindakan dengan ultrasonografi untuk lebih
memastikan diagnosis intrauterine growth restriction (IUGR) atau small for
gestational age (SGA) atau kecil untyuk masa kehamilan (KMK) diantaranya:
1) Doppler velocity umbilicus arteria:
a. Tekniknya sulit karena umbilikus sering bergerak.
b. Rasio sistolik/diastolic lebih tinggi dari normal, yang menunjukkan terdapat
tahanan/vasokontriksi, artinya aliran darahnya berkurang.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 20
c. Jika dijumpai negative diastolic blood flow, artinya tingkat IUGR sudah berat.
Sample darah umbilicus.
a. Teknik pengambilanya sulit karena umbilicus licin dan selalu bergerak.
b. Yang dicari adalah: PO2, PCO2 dan asam laktat.
c. Hubungannya dengan hipoksia, hyperkalemia, asidosis dan hiperlaktemia
tidak terbukti memberikan nilai evaluasi yang benar.
d. Perbandingan protein, valin/glisin meningkat, artinya IUGR mengalami
kegagalan aktivitas pembentukkan protein melalui fosfoenal-piruvat
karboksikinase dan pembentukkan glukoneogenesis.
Melakukan evaluasi tentang profil biofisik janin intrauteri:
a. Hasil evaluasi menurut manning, jika rendah menununjukkan telah
terjadi IUGR yang berat.
b. Keadaan oligohidroamnion merupakan indikasi untuk melakukan
terminasi kehamilan.
c. Bila persalinan premature disertai dengan rasio L/S harus berkurang
dari 2, dianjurkan untuk memberikan kortikosteroid dan persalinan
diharapkan dalam waktu 48 jam.

Pemeriksaan bayi saat lahir (Asrining Surasmi:2003. Perawatan bayi risiko


tinggi/ Jakarta:EGC):

Menurut Dubowitz taksiran maturitas neonatas ditetapkan melalui


penilaian 1 tanda fisik luar dan 10 tanda neurologik.

Penilaian cara Dubowitz

g. Karakeristik fisik eksternal dinilai, kemudian dberi nilai sesuai dengan


panduan, lalu nilai yang diperoleh dijumlah, hasil penjumlahan ini disebut
juga nilai E.

h. Karateristik neurologis dinilai, kemudian diberi nilai sesuai dengan panduan,


lalu nilaiyang diperoleh dijumlah, hasil penjumlahan ini disebut juga nilai N.

i. Jumlah nilai karakteristik eksternal ditambah dengan jumlah nilai karakteristik


neurologi (jumlah nilai E + jumlah nilai ), hasil penjumlahan ini disebut angka
perhitungan total.

j. Angka perhitungan total, dimasukkan dalam grafik umur kehamilan bayi


menurut Dubowitz, lalu ditari garis lurus ke atas sampai pada garis miring

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 21


yang tedapat di tengah-tengah grafik., kemudian ditarik garis kearah garis ke
samping kiri ke arah patokan umur.

Karakteristik eksternal menurut Dubowitz.

Tanda ANGKA PENLAIAN


Eksternal 0 1 2 3 4

Edema Edema nyata Tidak terdapat Tidak ada


yang edema yang edema
mengenai nyata pada
tangan dan tangan dan
kaki, kaki;
menimbulkan menimbulkan
Testur kuit lakukan lakukan pada Sedkit Tebal dan
Licin;
(piting) pada permukaan tibia tebal; seperti
ketebalan
permukaan pecah- perkamen
sedang, ruam
tibia pecah serta pecah-pecah
atau
Tipis dan licin
mengelupas yang
pengelupasan
Warna kulit
Sangat tipis, bagian superfsial
yang
(pada bayi
seperti agar- superfisial, atau yang
superficial
yang tidak
agar terutama dalam
menangis)
paa tangan
Merata merah Merah muda
dan kaki Tidak ada
muda pucat, warna
Pucat; yang
satu pun
Merah tua kulit tubuh
merah
pembuluh
bervariasi
Keburaman muda hanya
darah yang
kulit (pada pada
terlihat
batang telinga,
Pembuluh
tubuh) bibir,
darah vena dan
Sejumlah
Banyak telapak
percabangannya
kecil
pembuluh tangan atau
dapat dilihat
pembluh
vena dan telapak kaki
arah besar
venula dapat
Sejumlah
dapat

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 22


terlihat kecil
dengan jelas, pembuluh
terutama darah besar
diatas daprt dilihat
dengan
kurang luas
diatas
abdomen

Sistem Ballard

Ballard menilai maturitas neonatus berdasarkan 7 tanda kematangan fisik dan


6 tanda kematangan neuromuskular. Penilaian dilakukan dengan cara:

a. Menilai 7 tanda kematangan fisik.


b. Menilai 6 tanda kematangan neurologik.
c. Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neurologik di jumlah.
d. Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan dengan tabel
patokan tingkat kematangan menurut Ballard.
Sebagai contoh, aspek kematangan fisik jumlahnya 12 dan aspek kematangan
fisik ditambah aspek kematangan neuromuskular jumlahnya 13, jumlah aspek
kematangan fisik ditambah aspek kematangan neuromuskular 25. Menurut tabel
penilaian tingkat kematangan Ballard, jumlah nilai 25 tingkat kematangannya
sesuai dengan masa gestasi 34 minggu.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 23


Ciri Kematangan Fisik menurut Ballard
0 1 2 3 4 5
Kulit Merak Merah muda Permukaan Daerah Seperti Seperti
seperti licin/halus mengelupa pucat kertas kulit
agar, tampak vena s dengan rotak-rotak, kulit, retak retak-
transparan /tanpa vena jarang lebih retak,
. ruam, dalam, mengkeru
sedikit tidak ada t
vena vena
Lanugo Tidak ada. Banyak Menipis Menghilan Umumnya
g tidak ada
Lipatan Tidak ada. Tanda Hanya Lipatan 2/3 Lipatan
Plantar merah lipatan anterior diseluruh
sangat anterior telapak
sedikit yang
melintang
Payudara Hampir Areola Areola Areola Areola
tidak ada datar, tidak seperti titk, lebih jelas, penuh,
ada tonjolan tonjolan 1- tonjolan 3- tonjolan 5-
2 mm 4 mm 10 mm
Daun Datar, Sedikit Bentuknya Bentuk Tulang
telinga tetap melengkung lebih baik, sempurna, rawan
terlipat. , lunak, lunak, membalik tebal,

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 24


lambat mudah seketika telinga
membalik. membalik kaku
Kelamin Skrotum Testis Testis Testis
Laki-Laki kosong, turun, dibawa, bergantung
tidak ada swedikit ruganya , ruganya
ruga. ruga bagus dalam
Kelamin Klitoris Labia Labia Klitoris
Perempua dan labia mayora dan mayora dan labia
n minora minora besar, labia minora
menonjol. sama-sama minora ditutupi
menonjol kecil labia
mayora

I. Penatalaksanaan Medis
Pengaturan suhu lingkungan pemberian makan dan siap sedia tabung gas oksigen
perlu diperrhatikan. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin
sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian
prenatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat
bawaan, dan trauma pada otak.
1) Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukan dalam inkubator dengan suhu yang diatur:
a. Bayi berat badan dibawah 2 kg 35C.
b. Bayi berat badan 2 kg 2,5 kg 34C.
c. Suhu inkubator diturunkan 1C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24C - 27C.
2) Makan bayi berat badan rendah
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batuknya,
kapasitas lambung masih kecil, dan daya enzim pencernaan terutama lipase
masih kurang. Makan makanan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namu
lebih sering. Sedangakan pada bayi small for date sebaliknya kelihatan seperti
orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah
terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi (Mochtar, Rustam.1998.
Sinopsis obstetri: obsterti fisiologi, obstetri patologi.jakarta:EGC).

3) Kebutuhan cairan, ini bervariasi menurut umur kehamilan,keadaan


lingkungan,dan status penyakit. Dapat dianggap bahwa kehilangan air minimal

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 25


dalam tinja pada bayi-bayi yang tidak mendapat cairan oral, kebutuhan airnya
sama dengan kehilangan air yang tidak terasa (insensible), ekskresi zat terlarut
oleh ginjal, dan setiap kehilangan terus-menerus yang tidak biasa. Kehilangan
air insensible secara tidak langsung terkait dengan umur kehamilan;bayi
preterm yang amat imatur (<1000 g) mungkin memerlukan sebanyak 2-3
ml/kg/jam, sebagian karena kulitnya yang tipis, kurangnya jaringan subkutan,
dan luasnya daerah permukaan tubuh yang terpajan. Kehilangan cairan yang
insensible bertambah bila berada dibawah pemanas radian, selama fototerapi,
dan pada bayi demam. Kehilangan ini berkurang bila bayi yang demam.
Kehilangan ini berkurang bila bayi diberi pakaian, ditutup dengan penyekat
panas dalam plexyglass, bernapas dalam udara dilembapkan, atau mendekati
usia cukup bulan. Bayi premature yang lebih besar (2000-2500 g) dan dirawat
dalam incubator mengalami kehilangan air insensible sekitar 0,6-0,7
ml/kg/jam. Cairan juga perlu, diberikan untuk memungkinkan ekskresi beban
solute (zat terlarut) dalam urin, misalnya, urea, elektrolit, fosfat. Jumlahnya
bervariasi menurut masukkan diet dan status anbolik atau katabolik nutrisi.
(Richard E. Behrman, et all. 1999. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15.
Jakarta:EGC).

Cara merawat BBLR lebih dari 1500 g dan kurang dari 2500 g dirumah adalah
sebagai berikut:

a. Segera setelah bayi lahir, tubuh bayi di lap dengan kain lembut yang bersih
dan kering untuk membersihkannya dari kotoran (air ketuban, darah dan
lender). Bayi tidak dimandikkan.
b. Setelah tali pusat dipotong, bayi dibungkus dengan kain yang bersih,
kering, dan cukup tebal agar ia tidak kedinginan. Kepala ditutup dengan
topi atau tutup kepala yang bersih.
c. Setiap kali bayi kencing/pakaiannya basah, pakaian harus diganti supaya
tidak kedinginan.
d. Setiap hari bayi dibersihkan dengan kain bersih yang diolesi minyak kelapa
atau minyak yang bisa mengahangatkan.
e. Setelah 3-7 hari atau bila bayi sudah tampak lebih kuat (salah satu tandanya
dapat minum lebih baik), bayi dapat dibersihkan /diseka air hangat. Berikan
air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir dan setiap harinya diusahakan
sesering mungkin, tetapi dengan porsi yang kecil sesuai dengan

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 26


kemampuan bayi. Bayi dijaga jangan sampai tersedak. (Aslis Wirda
Hayati. 2009. Gizi Bayi. Jakarta:EGC

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN TEOROTIS BAYI BBLR

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 27


1. Pengkajian
Menurut donna L .wong, et all.2008.buku ajar keperawatan pediatric wong.edisi
6.Jakarta:EGC
Pada saat kelahiran bayi baru lahir harus menjalani pengkajian cepat namun
saksama untuk menentukan setiap masalah yang muncul dari mengidentifikasi
masalah yang menuntut perhatian cepat. Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk
mengevaluasi fungsi kardiopulmonal dan naurologis. Pengkajian meliputi penyusunan
nilai APGAR () dan evaluasi setiap anomali kongenital yang jelas atau adanya tanda
gawat neonatus. Ruang persalinan harus dilengkapi dengan daerah resusitasi khusus
karena bayi yang gawat harus distabilkan dan diebaluasi sebelum dipindahkan ke unit
perawatan intensif neonatus (NICU) untuk terapi dan pengkajian yang lebih
ekstensial.
Pengkajian sistemis
Pengkajian fisik sistematis menyeluruh merupakan komponen esensial dalam
asuhan bayi resiko tinggi. Perubahan tersembunyi dalam perilaku menyusu, aktivitas,
warna, saturasi oksigen (SaO2), atau tanda vital sering menunjukkan masalah yang
mendasari. Bayi preterm berat badan lahir rendah, terutama yang berat badan lahirnya
sangat rendah atau yang berat badan lahirnya ekstrem rendah, semuanya tidak
mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap stres fisiologis berkepanjangan dan
mungkin mati dalam beberapa menit setelah memperlihatkan gejala abnormal bila
proses patologis yang mendasarinya tidak dikoreksi. Perawat yang siaga menyadari
adanya perubahan tersembunyi dan segera bereaksi untuk mengimplementasikan
intervensi yang dapat memperbaiki fungsi optimal neonatus risiko tinggi. Perubahan
status bayi harus dicatat sepanjang observasi adaptasi bayi terhadap lingkungan
ekstrauterm.
Pengkajian observasi bayi risiko tinggi dibuat berdasarkan keakutan bayi, bayi
yang sakit kritis memerlukan observasi ketat dari pengkajian fungsi respirasi,
termasuk oksimetri nadi kontinu, evaluasielektrolit dan darah. Dokumentasi yang
adekuat status bayi merupakan komponen integral asuhan keperawatan. Dengan
bantuan monitor kardiopulmonal yang canggih dan kontinu, pengkajian keperawatan
dan asuhan harian dapat dikoordinasikan untuk memungkinkan penanganan minimal
bayi terutama bayi BBLSR untuk mengurangi efek stres, lingkungan.

Pemantauan data fisiologi


SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 28
Kebanyakan neonatus yang diobservasi intensif ditempatkan dalam
lingkungan yang sangat terkontrol dan dipantau denyut jantung, aktivitas respirasi,
dan suhu tubuhnya. Alat pemantau dilengkapi dengan sistem alarm yang menunjukan
bilamana tanda vital berada di atas atau di bawah batas yang telah ditetapkan
sebelumnya. Akan tetapi, penting juga memeriksa denyut jantung apikal dan
membandingkan dengan bacaan monitor.

Pemeriksaan fisik
A. Pengkajian umum
Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang bayi setiap hari atau
lebih bila ada permintaan. Ukur panjang badan dan lingkar kepala secara berkalaa.
Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istrahat, kemudian
bernapas, adanya dan lokasi edema. Jelaaskan adanya deformitas yang tampak.
Jelakan setiap tanda kegawatan warna yang buruk, hipotonia, tidak responsif,
apnea.

B. Pengkajian respirasi
Jelaskan bentuk dada(barrel, konkaf), simetri, adanya insisi , slang dada,
devisiasi lainnya. Jelaskan adanya penggunaan otot pernapasan, tambahan cuping
hidung atau retraksi substernal, interkostal, atau subklavikular. Tentukan frekuensi
pernapasan dan keteraturannya. Lakukan auskultasi dan jelaskan suara napas,
stridor, krepitasi, mengi, suara basah berkurang, daerah tanpa suara, grunting,
berkurangnya masukan udara, kesamaan suara napas. Tentukan apakah diperlukan
pengisapan. Jelaskan tangisan bila tidak diintubasi. Jelaskan kenyamanan oksigen
dan metode persalinan, bila diintubasi, jelaskan ukuran slang, tipe ventilator dan
pengaturannya dan metode pengamanan slang. Jelaskan saturasi oksigen dengan
oksimetri nadi dan tenakan pasrsial oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen
transkutan (tcPo2) dan karbon dioksida transkutan (tvPco2).

C. Pengkajian kardiovaskular
Tentukan denyut jantung dan iramanya. Jelaskan bunyi jantung, termasuk
adanya bising. Tentukan titik intensitas maksimal (point of maximum intensity,
PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan teraba
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 29
(perubahan PMI menunjukan adanya pergeseran mesdiatinum). Jelaskan warna
bayi (bisa karena gangguan jantung, respirasi, atau hematopoietik), sianosis pucat,
pletora, jaunds, bercak-bercak. Kaji warna dasar kuku, membran mukosa bibir.
Tentukan tekanan darah, tunjukan ekstremitas yang dipakai dan ukuran manset,
periksa setiap ekskremitas paling tidak sekali. Jelaskan denyut perifer, pengisian
kapiler (<2 sampai 3 detik), perfusi perifer (bercak-bercak). Jelaskan monitor yang
dipakai parameternya dan apakah atarm pada posisi "on".

D. Pengkajian Gastrointetinal
Tentukan adanya distensi abdomen , bertambahnya lingkar perut kulit
mengkilap, aadanya eritema dinding abdomen, tampak pristaltik, tambak
gulungan usus, status umbilikus. Tentukan adanya tanda regurgitasi dan waktu
yang berkaitan dengan pemberian makan, karakter dan jumlah residu bila
makanan keluar, bila terpasang slang nasogastrik, jelaskan tipe pengisap, haluaran
warna, konsistensi,pH. Jelaskan jumlah, warna, konstitensi dan bau setiap
muntahan palpasi batas hati (kurang lebih 3 cm dibawah batas kosta kanan).
Jelaskan jumlah, warna, dan konstitensi feses periksa adanya darah samar dan atau
pereduksi bila diminta atau diindikasikan oleh tampilan feses. Jelaskan bising usus
ada atau tidak ada (harus ada bila telah diberi makan).

E. Pengkajian genitourinaria
Jelaskan setiap abnormalitas genitalia. Jelaskan jumlah (dibandingkan
dengan berat badan, warna, pH, temuan lab-stick, dan berat jenis kemih untuk
menilai kecukupan hidrasi). Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat
dalam mengkaji hidrasi).

F. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
Jelaskan gerakan bayi, acak, ada maksud, kejang, kedutan, spontan,
dibangkitkan,. Tingkat aktivitas terhadap rangsang, evaluasi berdasarkan usia
gestasinya. Jelaskan posisi bayi atau perilakunya, fleksi, ekstensi. Jelaskan refleks
yang ada moro, mengisap, babinski, plantar, dan refleks lain yang diharapkan.
Tentukan tingkat repon dan kenyamanan. Tentukan perubahan lingkar kepala(bila
ada indikasi ukuran dan tekanan fontanela, garis sutura). Tentukan repon pupil
pada bayi usia gestasi lebih dari 32 minggu.
SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 30
G. suhu tubuh
Tentukan suhu kulit dan aksilar. Tentukan hubungan dengan suhu
lingkungan.

H. Pengkajian kulit
Terangkan perubahan warna, daerah yang memerah, tanda iritasi, lepuh,
abrasi, atau daerah terkelupas, terutama dimana peralatan pemantau infus atau alat
lain bersentuhan dengan kulit,. Periksa juga dan catat preparat kulit yang
dipakai(misalnya plester, pofidone, iodine). Tentukan tekstur dan turgor kulit:
kering, lembut, bersisik, terkelupas, dll. Terangkan adanya ruam, lesi kulit atau
tanda lahir. Tentukan apakah kateter infus IV jarum terpasang dengan benar dan
periksa adanya tanda infiltrasi. Jelaskan pipa infus parenteral: lokasi, tipe(arterial,
vena, perifer, umbilikus, sentral, vena periver sentral), tipe infus (obat, saline,
dekstrosa, elektrolit, lipid, nutrisi parenteral total), tipe pompa infus dan kecepatan
aliran: tipe kateter atau jarum, dan tempat insersinya.

2. Diagnosa dan Intervensi


Menurut donna L .wong, et all.2008.buku ajar keperawatan pediatric wong.edisi
6.Jakarta:EGC

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas paru dan


neuromuskular, penurunan energi, dan keletihan.

Tujuan : pasien memperlihatkan parameter oksigenasi yang adekuat

Kriteria Hasil :

Intervensi keperawatan

a. Posisi untuk pertukaran udara yang optimal, posisikan telungkup bila


mungkin

R/ posisi ini menghasilkan oksigenasi lebih baik, lebih toleransi terhadap


pemberian makan dan pola tidur-istirahat lebih terorganisasi.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 31


b. Posisikan telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap
keatas dalam posisi mengendus

R/ untuk mencegah penyempitan jalan napas

c. Hindari hiperekstensi leher

R/ akan mengurangi diameter trakea

d. Observasi adanya tanda gawat napas, pernafasan cuping hidung, retraksi,


takipneu, apnea, grunting, sianosis, saturasi oksigen.

2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan kontrol suhu imatur dan


berkurangnya lemak tubuh subkutan.

Tujuan: pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil.

Kriteria hasil: suhu aksila bayi tetap dalam kisaran normal untuk usia pasca
konsepsi.

Intervensi keperawatan:
a. Letakkan bayi dalam inkubator, penghangat radiasi, atau pakai hangat
dalam tempat tidur terbuka.
R/ untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh.
b. Pantau suhu aksila bayi yang tidak stabil (gunakan probe kulit atau kontrol
suhu udara).
R/ untuk mengetahui suhu bayi.
c. Atur unit servocontrol atau kontrol suhu udara sesuai kebutuhan.
R/ untuk mempertahankan suhu tubuh kulit dalam kisaran suhu yang dapat
diterima.
d. Gunakan penahan panas dari plastik dengan tempat.
R/ untuk mengurangi kehilangan panas dan air.
e. Pantau tanda hipertermi- kemerahan, semburat merah, diaforesis (jarang).
R/-
f. Periksa suhu bayi dalam kaitannya dengan suhu udara dan suhu unit
pemanas.
R/ untuk menurunkan kehilangan panas karena radiasi.
g. Hindari situasi yang mempredisposisikan bayi pada kehilangan panas
seperti pajanan terhadap udara dingin, kekeringan, mandi, timbangan
dingin atau kasus dingin.
R/
h. Pantau kadar glukosa serum.
R/ untuk memantau keadaan glukosa janin.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 32


3. Resiko infeksi berhubungan dengan defek pertahanan imunologik

Tujuan: pasien tidak memperlihatkan tanda infeksi nosokomial.

Kriteria hasil: bayi tidak memperlihatkan tanda infeksi nosokomial.

Intervensi keperawatan:

a. Memcuci tangan sebelum dan setelah menangani bayi.


R/ untuk meminimalkan pajanan organisme infeksi.
b. Peralatan yang digunakan bersih atau steril.
R/ untuk meminimalkan infeksi.
c. Cegah personal yang terinfeksi saluran napas atau infeksi menular untuk
kontak langsung dengan bayi.
R/ untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
d. Isolasi bayi lain yang menderita infeksi sesuai kebijakan institusi.
R/ untuk mencegah penularan infeksi.
e. Jelaskan tanda-tanda infeksi kepada orang tua.
R/ agar orang tua mengetahui dan jika terjadi tanda infeksi dapat langsung
melapor.
f. Berikan antibiotik sesuai indikasi.
R/ untuk mencegah terjadinya infeksi.
g. Observasi bayi adanya tanda-tanda inferksi.
R/ untuk mengetahui adanya resiko infeksi yang terjadi.

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan mengingesti nutrien karena imaturitas dan / atau sakit.

Tujuan: pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dengan asupan kalori untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dan memperlihatkan ppertambahan berat
badn yang bermakna.
Kriteia hasil:
1. Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat.
2. Bayi menunjukkan berat badan yang konstan normal (setidaknya 20-30
gr/hr) pasca fase akut penyakit.
Intervensi keperawatan:
a. Mempertahankan cairan parenteral atau terapi nutrisi parenteral total
sesuai indikasi.
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrien.
b. Pantau tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total terutama protein
dan glukosa.
R/-
c. Observasi kesiapan untuk menyusui terutama kemampuan untuk
mengkordinasi penelana dan pernapasa.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 33


R/ untuk mencegah aspirasi.
d. Berikan ASI bila bayi kuat menghisap, menelan, dan ada refleks muntah
(biasanya pada usia gestasi 34 sampai 35 minggu).
R/ untuk meminimalkan risiko aspirasi.
e. Kolaborasi untuk penambahan volume dan konsentrasi susu formula.
R/ untuk menghindari intolerasi makan.
f. Bantu ibu memerah payudaranya.
R/ untuk memastikan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat
menyusu payudara.

5. Resiko kekurangan atau kelebihan volume cairan berhubungan dengan


karakteristik fisiologis imatur bayi preterm dan/ atau imaturitas atau sakit

Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi yang adekuat

Kriteria hasil: bayi memperlihatkan homeostasis cairan.

Intervensi keperawatan:

a. Pantau cairan elektrolit yang ketat pada terapi yang meningkatkan


kehilangan air yang tidak kasat mata (IWL)

R/ untuk meminimalkan IWL, yakinkan asupan cairan parenteral yang


adekuat

b. Observasi status hidrasi

R/ (mis, turgor kulit, tekanan darah, edema, berat badan, membran


mukosa, berat jenis urine dan elektrolit)

c. Atur cairan parenteral dengan ketat

R/ untuk menghindari dehidrasi, kelebihan hidrasi, dan ekstrsel

d. Meminimalkan penggunaan perekat

R/ untuk mempertahankan keutuhan kulit sebagai pertahanan

e. Pantau haluaran unrin dan hasil laboratorium

R/ menentukan apakah adanya dehidrasi atau kelebihan hidrasi.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 34


6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelahiran
preterm, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang tua.

Tujuan: pasien mencapai potensial pertumbuhan dan perkembangan normal.


Kriteria Hasil:
1. Bayi memperlihatkan pertambahan berat badan tetap segera setelah fase
akut penyakit.
2. Bayi hanya terbapan rangsang yang tepat.
3. Bayi memperlihatkan keadaan waspada tenang berganti
Intervensi keperawatan:
1. Berikan nutrisi yang maksimal.
R/ untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan otak yang tetap.
2. Berikan beriode istirahat yang teratur tanpa gangguan.
R/ untuk mengurangi penggunaan O2 dan penggunaan kalori yang tidak
perlu.
3. Lakukan intervensi perkembangan sesuai umur termasuk pengubahan
posisi.
R/
4. Kenali tanda stimulasi berlebih (flaksiditas, menguap, terkejut, afersi
aktif, iritabilitas, menangis) sehingga bayi dibiarkan istirahat.
R/ pasien mencapai potensial pertumbuhan dan perkembangan normal.
5. Tingkatkan interaksi orang tua bayi karena penting.
R/ untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.
6. Tingkatkan perilaku pengaturan (mis, telentang lurus, ekstremitas fleksi,
tangan kemulut dan posisi dalam kandungan)
R/ pasien mencapai potensial pertumbuhan dan perkembangan normal.

7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau maturasi,


defisiensi pengetahuan (kelahiran bayi preterm dan/atau sakit), interupsi proses
perlekatan parental.

Tujuan:

a) Pasien (keluarga) mendapat informasi tentang kemampuan bayinya.


b) Pasien (keluarga) memperlihatkan tingkah laku pelekatan positif.
c) Pasien (keluarga) siap untuk asuhan dirumah.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 35


Kriteria Hasil:

a. Orang tua mengekspresikan perasaan dan keprihatinan mengenai bayi dan


prognosis serta memperlihatkan pemahaman dan keterlibatan dalam
asuhan.
b. Orangtua mengunjungi bayi segera setelah kelahiran dengan interval yang
sering.
c. Orangtua berhubungan secara positif dengan bayi (misalnya memanggil
nama bayi, memandang dan menyentuh bayi.
d. Orangtuamemberikan asuhan bayi dan memperlihatkan perilaku yang
nyaman dalam hubungannya dengan bayi.
e. Orangtua mengidentifikasi tanda stress atau keletihan bayi.
f. Orang tua mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan bayi.
g. Orang tua memperlihatkan pemahaman terhadap penjelasan yang
diberikan.
h. Orang tua menerima barang yang berhubungan dengan bayi.
i. Keluarga memperlihatkan kemampuan memberikan asuhan bayi.
j. Anggota keluarga mengetahui bagaimana dan kapan menghubungi
layanan yang tersedia.
k. Anggota keluarga mengenali pentingnya tindak lanjut perawatan medis.

Intervensi keperawatan:

1. Prioritaskan informasi.

R/ untuk membantu orangtua memahami aspek terpenting asuhan, tanda


perbaikan kondisi bayi.

2. Dorong ibu dan ayah untuk sering mengunjungi dan atau menghubungi
unit.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
3. Tekankan aspek positif status bayi.
R/ mendorong harapan perasaan orangtua bayi.
4. Dorong keluarga untuk sering mengunjungi bayi, menyentuh,
menggending dan memanjakkan bayi secukupnya sesuai kondisi fisik
bayi.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
5. Bantu orangtua memahami respon bayi, mengenai setiap respons positif
dan tanda stimulus berlebih atau keletihan.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
6. Bantu orangtua mendemonstrasikan teknik asuhan bayi dan pemberian
dukungan.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 36


R/ mendorong harapan perasaan orangtua bayi.
7. Jelaskan keluarga tentang lingkungan, kejadian, penampilan bayi dan
mengapa bayi belum boleh pulang.
R/ untuk mempersiapkan mereka berkunjung.
8. Berikan foto bayi atau barang lainnya bila orangtua tidak dapat
berkunjung.
R/ mereka dapat mengetahui kemajuan bayi.
9. Pantau kesiapan keluarga (terutama ibu dan pemberi asuhan primer
lainnya untuk mengasuh bayi dirumah.
R/ memfasilitasi transisi orangtua pulang bersama bayi.

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 37


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 38


Daftar Pustaka

SISTEM REPRODUKSI II-BBLR 39

Vous aimerez peut-être aussi