Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan ridho dan
rahmat-Nya kami kelompok diskusi tutorial 4 dapat menyelesaikan laporan tutorial pertama yang
berjudul My Family, sebagai suatu laporan atas hasil diskusi tutorial kami yang berkaitan
dengan materi pembelajaran pada blok XXI semester VII ini.
Pada laporan ini kami membahas masalah yang berkaitan tentang kasus Kedokteran
Keluarga.
Kami mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali
semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan scenario 1 ini serta learning
objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia.
Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada pembaca.
Kritik & saran sangat kami harapkan demi perbaikan laporan di masa yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
Skenario 1 ........................................................................................................................................3
Learning Objective...........................................................................................................................5
2
SKENARIO
My Family
Pak Ali seorang nelayan berusia 33 tahun tinggal bersama dengan seorang istri dengan dua orang
anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Di rumah itu tinggal ibu pak Ali dan seorang
adik perempuan Pak Ali yang belum bekerja. Rumah tersebut berdinding bedek dan berlantai
semen dengan ukuran 5x6 m terdiri dari 2 kamar tidur, satu ruang tamu yang berfungsi juga
sebagai ruang keluarga dengan satu dapur. Rumah terlihat gelap karena pencahayaan kurang.
Keluarga ini masih menggunakan fasilitas umum karena mereka tidak memiliki fasilitas MCK.
Dalam perkampungan yang ditinggali Pak Ali jarak antar rumah kurang dari 2 m. Kebutuhan
hidup keluarga sepenuhnya ditanggung oleh Pak Ali. Anak terkecil dari Pak Ali mengalami diare
3 kali dalam 1 bulan terakhir. Ibu dari Pak Ali memiliki riwayat hipertensi namun jarang kontrol.
Apakah analisa Anda terhadap keluarga ini?
3
CONCEPT MAP
KELUARGA
MASALAH
KELUARGA
PERAN ANTAR
KELUARGA
ANALISIS
LINGKUNGAN PASIEN
RUMAH SEHAT ?
KELUARGA SEHAT ?
EDUKASI
PROMOSI
KESEHATAN
PENGARUH THD
KESEHATAN KERJASAMA
LINTAS SEKTOR
PREVENTIF
EVALUASI INTERVENSI
KURATIF PENYAKIT
BERHASIL GAGAL
KESMAS REEVALUASI
MENINGKAT
B
4
LO
5
PRINSIP DOKTER KELUARGA
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif tetapi bila aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982). Pelayanan yang
diberikan oleh dokter keluraga memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit,
dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur
atau jenis kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Dengan kata
lain, dokter keluarga diharapakan dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
Adapun karakteristik pelayanan dokter keluarga ialah:
Dokter yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
Dokter yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan
perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah
keseluruhan keluhan yang disampaikan.
Dokter yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati
penyakit sedini mungkin.
Dokter yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Dokter yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama
dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.
6
DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau
perkawinan.
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, dan
ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
social keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan,
saudara dan saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri.
Keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat
7
oleh hubungan darah atau hukum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap
diri mereka sebagai sebuah keluarga.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalm suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan di dalam peranannya satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental,emosional,sertasosialdaritiapanggotakeluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, dan social,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. (menurut Keputusan Menkes
RI No. 829/ Menkes/SK/VII/1999)
8
BENTUK-BENTUK KELUARGA
Tradisional
1. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri.
Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru.
3. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
4. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
5. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
6. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
9. Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
10. Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
9
Non Tradisional
1. Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama, pengalaman
yang sama.
2. Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
3. Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
4. Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
5. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
10
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.
Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
11
Sedangkan menurut Friedman (1998), fungsi keluarga adalah:
1. Fungsi Affective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling
mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
2. Fungsi Sosialisasi Peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan.
b. Fungsi dan peran di masyarakat.
c. Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Konsep sehat sakit keluarga
b. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga
keluarga mandiri
12
PERAN KELUARGA
b. PERAN INFORMAL
1. Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, menghibur
dan menyatukan kembali perbedaan pendapat
2. Inisiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara
mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
3. Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan mengakui kesalahnnya,
atau menawarkan penyelesaian setengah jalan .
13
4. Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota
keluarga lain yang membutuhkannya.
5. Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga,
berfungsi mengangkat keterikatan / keakraban
14
3. Pengaruh terhadap perkembangan anak
Terdapat bukti adanya hubungan antara patologi pada keluarga dengan gangguan
pada anak, baik secara fisik (seperti kecelakaan dan enuresis) maupun pada tingkah laku
anak (seperti agresi, penarikan diri dari lingkungan sosial).
4. Pengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas pada dewasa
Terdapat catatan mengenai peningkatan mortalitas pada janda dan duda selama
tahun pertama setelah ia ditinggalkan pasangannya. Rasa kehilangan ini juga
berhubungan dengan peningkatan laju konsultasi pada anggota keluarga.
5. Pengaruh terhadap kepulihan dari penyakit
Dukungan keluarga adalah faktor yang penting dalam menentukan keluaran/hasil akhir dari
semua penyakit, khususnya penyakit kronik dan kecacatan. Kepercayaan agama dan budaya dari
anggota keluarga juga merupakan faktor yang penting pada penyembuhan pasien.
15
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT WHO
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -
faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua
pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-
lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan
sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan
baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit
apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -
16
hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya,
maka ia di anggap tidak sakit.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4
faktor(3)yaitu:
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
17
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per - lindungan terhadap penduduk agar tetap
sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang
bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya
untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p mengupayakan yang sakit segera sehat.
Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan
kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang
mempunyai konotasi biomedik dan sosio kultural.
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness sedangkan dalam bahasa Indonesia,
kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio cultural terdapat perbedaan
besar antara kedua pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau
adaptasi dari proses-proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan illness
dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau perasaan kurang
nyaman. Para dokter mendiagnosis dan mengobati disease, sedangkan pasien mengalami illness
yang dapat disebabkan oleh disease illness tidak selalu disertai kelainan organic maupun
fungsional tubuh. Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang membahas pengetahuan sehat-
sakit pada aspek sosial budaya dan perilaku manusia; serta khusus pada interaksi antara beberapa
aspek ini yang mempunyai pengaruh pada kesehatan dan penyakit. Dalam konteks kultural, apa
yang disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat pula d alam kebudayaan
lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaian atau faktor yang erat hubungannya
dengan sistem nilai.
18
KRITERIA RUMAH SEHAT
19
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tudak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan
mata.
d. Kualitas udara
Suhu udara nyaman, antara 18-30 0C
Kelembaban udara, antara 40-70 %
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara 5 kali 3/menit untuk setiap penghuni
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
g. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 L/orang setiap
hari
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002
h. Pembuangan limbah
Limbah cair yang bersal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan batu, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah
20
i. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.
21
DAFTAR PUSTAKA
Azwar azrul, dkk. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore International
Foundation. Singapore
22