Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, penyusunan modul pelayanan keperawatan keluarga di rumah sebagai bahan
peningkatan kemampuan teknis dapat diselesaikan
Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyusunan modul tambahan ini, oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan demi penyempurnaan modul ini
dan terlaksananya penerapan Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam
Menunjang Desa siaga secara Nasional.
April 2011
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan
dan Keteknisian Medik
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 1
DAFTAR ISI
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format A. Analisa Data dan Diagnosis Keperawatan .............................
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 2
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
Materi Modul :
Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dalam Konteks Keluarga di
Rumah
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 3
Pokok bahasan 2 : Tahapan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada BBLR
dalam konteks keluarga di rumah.
Sub pokok bahasan :
1. Asuhan keperawatan BBLR
2. Terapi keperawatan pada BBLR
Waktu :
6 jpl (Teori =2 jpl, Praktik =2 jpl, Praktik Lapangan=2 jpl)
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktik Laboratorium
4. Praktik Lapangan
Media :
1. Bahan tayangan digital
2. Modul
3. Lembar kerja
4. Format dokumen asuhan keperawatan
Alat Bantu :
1. Komputer
2. LCD
3. Whiteboard + Spidol
4. CHN kit
Referensi :
1. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta:
JNPK-KR
2. Depkes RI, (2008). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di
Desa. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 4
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
4. Prawirohardjo, Sarwono.(2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan
Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes. go.id. Last Update : 2003.( 26 Februari 2009].
6. Surasmi, Handayani,Kusuma. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:
EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low Birthweight.
UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting
optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January 2007
[diakses pada tanggal 26 Februari 2009].
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 5
MATERI
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
I. DESKRIPSI SINGKAT
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali
lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR
termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara
satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7
daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini
lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 6
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut :
A. Pokok bahasan 1 : Pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah (BBLR)
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian BBLR
2. Penyebab BBLR
3. Tanda dan gejala BBLR
4. Komplikasi BBLR
5. Perawatan BBLR
6. Pemantauan (monitoring) BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 7
Jakarta: EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low
Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January
2007 [diakses pada tanggal 26 Februari 2009].
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 8
9. Memberikan klarifikasi/tanggapan atas pertanyaan peserta terkait dengan
materi dan melakukan demonstrasi ulang bila diperlukan.
10. Bersama peserta merangkum materi yang telah dibahas.
11. Memberikan pengarahan kepada peserta untuk melakukan
kegiatan diskusi kelompok dan memberikan penjelasan tentang tujuan
diskusi kelompok.
12. Membagi peserta menjadi 3 kelompok yang merupakan campuran
dari berbagai institusi tempat kerja peserta yaitu institusi rumah sakit,
puskesmas dan dinas kesehatan/Departemen Kesehatan.
13. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
melakukan aktivitas kegiatan diskusi kelompok untuk pembahasan kasus
sesuai dengan pengarahan fasilitator.
14. Membimbing dan mengevuasi peserta dalam melakukan praktikum
terkait ketrampilan merawat BBLR dengan berbagai keterbatasan
15. Membimbing dan mengevaluasi peserta melakukan asuhan
keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di rumah
16. Memfasilitasi bahan-bahan untuk keperluan diskusi kelompok,
praktikum dan praktik lapangan serta menciptakan kondisi lingkungan yang
kondusif untuk peserta melakukan asuhan keperawatan pada BBLR.
17. Memberikan klarifikasi dan tanggapan terhadap kegiatan diskusi
kelompok, praktikum dan praktik lapangan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 9
bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir), (Pelatihan PONED
Komponen Neonatal, 2004).
WHO (1961), mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi prematur.
2. Etiologi BBLR
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a. Persalinan kurang bulan / prematur.
Bayi lahir dengan umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu,
pada umumnya bayi kurang bulan dapat disebabkan oleh tidak
mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,
lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang
memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi
lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda
umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (prematur).
b. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi
pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang
mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan
ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun
berat lahirnya kecil.
c. Beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan BBLR:
1) Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan,
gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok,
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 10
kehamilan yang tidak diinginkan, peminum alkohol, bekerja berat
masa hamil, obat-obatan.
2) Faktor plasenta seperti insufisiensi atau disfungsi placenta,
peyakit vaskuler, kehamilan ganda, plasenta previa dan solusio
plasenta.
3) Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi, faktor genetik
atau kromosam
4) Radiasi
5) Bahan toksik
d. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:
1) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit
membrane hialin)
2) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk
belum sempurna
3) Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat
anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernapasan)
4) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
5) Hipotermia
e. Berapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:
1) Sindrom aspirasi mekonium
2) Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3) Hiperbilirubinemia
4) Hipotermia
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 11
d. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
e. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
h. Rambut lanugo masih banyak
i. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,
sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan telinga
k. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
l. Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi & rugae pada
skrotumkurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi
perempuan klitoris menonjol, labia minor belum tertutup oleh labia
mayor
m. Tonus oto lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
n. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatakan
refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan
tangisnya lemah.
o. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan
jaringan otot dan jaringan lemak masih kurang. Akibat pertumbuhan otot
dan jaringan lemak masih kurang
p. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
Sedangkan pada BBLR kecil untuk masa kehamilan ditemukan tanda dan
gejala sebagai berikut:
tidak dijumpai tanda prematuritas
kulit keriput
kuku lebih panjang
4. Komplikasi BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR :
a. Hipotermi
b. Hipoglikemia
c. Ikterus/ hiperbilirubinemia
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 12
d. Masalah pemberian minum
e. Infeksi atau curiga sepsis
f. Sindroma aspirasi mekoneum
g. Perdarahan intrakranial
5. Perawatan BBLR
Kriteria BBLR yang dapat dirawat dirumah adalah Bayi sehat, mempunyai
Berat lahir antara 1500-2500 g, Suhu tubuh stabil (36,5 - 37,5o C), Bayi
dapat menetek, dan grafik berat badan cenderung naik.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 13
disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110
kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini
lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum
dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
d. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.
Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah
180ml/kg/hari.
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi
agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI sampai 200ml/kg/hari.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 14
Tanda kecukupan pemberian ASI
Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
BB bayi naik
2) Tanda fisiologis
a) Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun
lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih
malas.
b) Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi. Hal ini dapat
disebabkan oleh pusat pengatur panas belum berfungsi dengan
sempurna, kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya
mempercepat terjadinya perubahan suhu, dan kurangnya
mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 15
1) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan
immaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
c. Perencanaan:
Diagnosa 1 :Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan
imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya
lemak sub cutan didalam tubuh.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 16
1) Kurangi sumber yang menyebabkan hilangnya panas pada
bayi dengan tidak memandikan bayi terlalu lama
2) Tempatkan bayi di ruangan yang tidak menggunakan AC
3) Hangatkan semua barang yang bersentuhan dengan bayi
4) Pantau suhu bayi ;
a) Jika suhu dibawah normal (selimuti, pasang penutup kepala)
jika lebih dari 1 jam suhu badan tidak naik segera rujuk kefasilitas
kesehatan.
b) Jika suhu diatas normal (lepaskan selimut dan tutup kepala
jika dipakai, pantau suhu lingkungan. Jika suhu badan diatas
normal terus menerus, rujuk kefasilitas kesehatan.
Tujuan khusus:
1) tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 % dari berat lahirnya
pada minggu pertama,
2) refleks mengisap baik,
3) bayi kencing paling kurang 6 kali sehari,
4) bayi aktif
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 17
6) Perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi
mengisap
7) Apabila bayi refleks menghisap dan menelan masih sangat
lemah ASI diperas dan disendokkan ke mulutnya
8) Latih keluarga dalam proses inisiasi pemberian ASI secara
bertahap.
9) Libatkan kader kesehatan setempat dalam upaya
pemantauan nutrisi pada BBLR.
10) Libatkan keluarga dalam eveluasi perkembangan status
nutrisi anaknya.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 18
makan, c) beri waktu istirahat sebelum makan, d) amati ibu dan anak
selama interaksi, terutama selama makan, e) cepat selidiki tangis
dengan cepat dan konsisten, f) biarkan tangan dan kaki bergerak
bebas.
4) Berikan kesempatan keluarga bertanya.
5) Berikan pujian atas keberhasilan keluarga.
9) Motivasi dan anjurkan keluarga untuk selalu menstimulasi
tumbuh kembang secara kontinu dan terus menerus.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 19
6) Bersama keluarga identifikasi sumber koping yang dapat
digunakan untuk membantu meminimalkan kecemasan orang tua
7) Motivasi orang tua untuk menggunakan koping adaptif
untuk meminimalkan kecemasan
8) Berikan edukasi secara sederhana dan menarik pada orang
tuanya tentang cara perawatan BBLR dirumah.
9) Berikan kesempatan orang tua untuk memperagakan cara
perawatan secara langsung.
10) Berikan penghargaan atas keberhasilan orangtua
melakukan perawatan BBLR.
11) Bantu orangtua mengenali kemampuan dirinya dalam
melakukan perawatan BBLR.
12) Dampingi orang tua dan ajarkan secara bertahap cara
perawatan dirumah bayi dengan BBLR.
13) Evaluasi tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan bayi dengan BBLR.
d. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan
anggota keluarga di dalam setiap melakukan tindakan keperawatan agar
keluarga memiliki kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam
mengatasi masalah yang dialami pada BBLR. Peserta dapat
menggunakan format B (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian)
dengan cara memberi tanda ceklist (V) pada kolom perencanaan
tindakan keperawatan. Bila sesuai rencana tindakan maka tulislah pada
kolom pelaksanaan (contoh: sesuai rencana yang telah di susun), bila
tidak sesuai, maka tulislah pada kolom pelaksanaan tentang tindakan
sesungguhnya yang dilakukan.
e. Penilaian
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap
respon verbal dan non verbal klien selama melakukan tindakan
keperawatan untuk melihat keberhasilan dari tindakan keperawatan
yang dilakukan. Pada hari pertama intervensi keperawatan, evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 20
pencapaian mengacu pada tujuan khusus dengan cara memberi tanda
ceklist (V) pada data subjektif dan objektif yang kemudian isilah kolom
titik-titik jika ada data lain-lain dan terakhir bubuhkan nama jelas, tanda
tangan dan tanggal. Untuk interaksi pada hari-hari berikutnya dicatat
pada format C (format catatan perkembangan) dengan cara menuliskan
data SOAP kemudian bubuhkan nama jelas, paraf dan tanggal.
Langkah-langkahnya:
1) Letakkan bayi diantara payu dara ibu dengan kaki bayi dibawah
payudara ibu dan tangan bayi diatasnya
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit dengan kulit)
dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri atau kanan)
3) Gunakan baju kangguru untuk membungkus dengan nyaman ibu
dan bayi bersama demgan cara:
a) Letakkan bagian tengah dari kain penutup bayi di dada ibu
b) Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibi dibawah
lengan ke punggung ibu
c) Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali ujung
kain ke depan
d) Ikat ujung kain untuk mengunci dibawah bayi
4) Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus keatas hanya
sampai telinga bayi.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 21
Hal-hal yang harus diperhatikan ibu dan keluarga dalam menggunakan PMK
Tidur dengan bagianatas tubuh ditinggikan (sekitar 30 derajat)
untukmenjaga posisi kepalabayi diatas
Meneteki bayi sesuai kebutuhan bayi minimal tiap 2jam
Usahakan kontak kulit dengan kulitterus menerus
Selama menggunakan PMK bayi harus diawasi apakah ada
gangguan pernapasan, kejang atau tanda bahaya lainnya
Anggota keluarga (ayah, anggota keluarga lain) dapat secara
bergantianmelakukan kontak kulit dengan kulit pada waktu ibu mandi atau
harusmelakukan kegiatan lainnya
Lakukan kontak kulit dengan kulit sampai berat bayi mencapai
2500 gram
VII. REFERENSI
1. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI.
Jakarta: JNPK-KR
2. Depkes RI, (2008). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk
Bidan di Desa. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
4. Prawirohardjo, Sarwono.(2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996.
Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes. go.id. Last Update : 2003.( 26
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 22
Februari 2009].
6. Surasmi, Handayani,Kusuma. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta: EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low
Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January
2007 [diakses pada tanggal 26 Februari 2009].
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 23
LAMPIRAN 1.
FORMAT A.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA BBLR
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
Data Objektif :
Berat lahir < 2500 gram
Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih
Masih terdapat lanugo
Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi
kurangnya lemak pada jaringan subcutan
bayi kurang aktif
Data Objektif :
Refleks menelan masih lemah
Kulit keriput
walaupun lapar bayi tidak menangis
bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
Berat lahir < 2500 gram
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 24
Data Kemungkinan Diagnosis
Keperawatan
Data Subjektif : Risiko gangguan pertumbuhan dan
umur ibu . perkembangan pada anaknya dengan
Keluhan yang dirasakan .. BBLR berhubungan dengan kurangya
Pengetahuan ibu tentang stimulas tumbang pengetahuan orang tuanya tentang
pada anaknya stimulasi tumbang pada anak.
Data Objektif :
Ibu tampak bingung
Terlihat pasrah pada saat menggendong anaknya.
Tampak kurang bersemangat
Anaknya kurang aktif.
.........................................................
.
Data Objektif :
Ibu tampak cemas
Ekspresi wajah tegang
Terlihat gelisah
Tampak bingung
.........................................................
.
LAMPIRAN 2.
FORMAT B.
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 25
BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
Petunjuk:
Beri tanda chek list () pada kolom perencanaan dan tuliskan tindakan pada kolom pelaksanaan (contoh
penulisan: sesuai rencana yang disusun) ,jika pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pada kolom evaluasi berilah tanda chek list () sesuai data subjektif dan objektif yang ditemukan, jika
hasil evaluasi tidak sesuai dengan data objektif dan subjektif, maka isilah titik titik pada tempat yang
telah disediakan.
Tuliskan tanggal, bulan dan tahun serta tanda tangan dan nama jelas pada kolom evaluasi.
Untuk tindakan keperawatan yang belum tercapai, maka tindakan keperawatan harus diulang.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 26
Tujuan khusus: Jika suhu diatas normal
Bayi dapat (lepaskan selimut dan tutup
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 27
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
2 Risiko gangguan Kaji tingkat kemampuan bayi Subyektif:
nutrisi kurang dari mengisap orang tua
kebutuhan Pastikan bayi menerima ASI mengatakan bayi mau
berhubungan yang cukup minum
dengan Periksa apakah bayi puas Bayi bila lapar
ketidakmampuan setelah menyusui menangis
tubuh dalam Catat jumlah urine setiap Objektif:
mencerna nutrisi kencing untuk menilai BB naik .........
(imaturitas saluran Timbang bayi setiap hari, gram
cerna)merawat anak hitung penambahan/ refleks mengisap
dengan BBLR. pengurangan berat badan setiap baik
hari Bayi
Tujuan umum: Perhatikan cara pemberian ASI kencing .......... x /24
Kebutuhan nutrisi dan kemampuan bayi mengisap jam
terpenuhi Apabila bayi refleks menghisap bayi tampak aktif
dan menelan masih sangat
Tujuan khusus: lemah ASI diperas dan
tidak terjadi disendokkan ke mulutnya
penurunan berat
badan lebih 10 %
dari berat
lahirnya pada
minggu pertama,
refleks mengisap
baik,
bayi kencing
paling kurang 6
kali sehari, bayi
aktif
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 28
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
3
Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada BBLR berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak.
Tujuan umum:
Bayi tidak mengalami gangguan tumbuh kembang.
Tujuan khusus:
Secara verbal orang tua mampu menjelaskan cara stimulasi tumbuh kembang pada anak,
Orang tua terlihat menguasai tehnik stimulasi tumbuh kembang dengan benar dan singkat,
Orang tua percaya diri dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang pada anaknya.
Ajarkan pada orang tua bahwa BBLR memerlukan pemantauan pertumbuhan secara khususnya pada
hari ke 2, 7, 14, dan 21
Lakukan pemantauan perkembangan BBLR dengan melakukan pengamatan terhadap motorik kasar
dan halus, sensorik, psikologis dan kemandirian (DDST)
Latih keluarga cara menstimulasi tumbuh kembang pada anak seperti dengan ; a) memberi
rangsangan dengan bernyanyi, sering digendong dan diajak bicara, b) gendong saat memberi makan, c)
beri waktu istirahat sebelum makan, d) amati ibu dan anak selama interaksi, terutama selama makan, e)
cepat selidiki tangis dengan cepat dan konsisten, f) biarkan tangan dan kaki bergerak bebas.
Berikan kesempatan keluarga bertanya.:
Berikan pujian atas keberhasilan keluarga.
Motivasi dan anjurkan keluarga untuk selalu menstimulasi tumbuh kembang secara kontinu dan
terusmenerus.
............................ Subyektif:
...... Orang tua mengatakan sudah dapat memberi rangsangan pada
bayi pada saat menyusui dengan mengajak bayi bicara
orang tua mengatakan sering mengendong bayi
Objektif:
Ibu tampak mengajak bayi bicara pada saat menyusui
ibu tampak bernyanyi pada saat menggendong bayi
Ibu menyediakan permainanan untuk merangsang bayi sesuai
usia
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
4
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 29
Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi krisis, kurang pengetahuan
Tujuan umum: Orang tua bayi mampu mengiden tifikasi kecemasan yang sedang dialaminya,
Tujuan khusus:
Orang tua dapat mengidenti fikasi respon koping adaptif dan maladaptif yang digunakan,
Orang tua da pat terlibat dalam memberikan pera watan pada bayi tanpa kekhawatiran,
Terlihat me nguasai tehnik pera watan seperti memandikan dengan benar dan singkat,
orang tua tampak rileks
Bina hubungan saling percaya antara orang tua dan perawat
Bantu orang tua mengenal kecemasan yang sedang dialaminya, dengan mengenalkan realitas yang
ada
Bantu orang tua menge nal penyebab dan dampak lanjut bila kecemasan tidak teratasi dengan baik
Bantu orang tua untuk memecahkan masalah de ngan cara yang konstruktif dengan melibatkan
keluarga
Gunakan terapi kognitif untuk membantu klien ber fikir secara konstruktif dalam menyelesaikan
masalah
Bersama keluarga iden tifikasi sumber koping yang dapat digunakan untuk membantu meminimalkan
kecemasan orang tua
Motivasi orang tua untuk menggunakan koping adaptif untuk meminimalkan kecemasan
Berikan edukasi secara sederhana dan menarik pada orang tuanya tentang cara perawatan BBLR
dirumah.
Berikan kesempatan orang tua untuk memperagakan cara perawatan secara langsung.
Berikan penghargaan atas keberhasilan orangtua melakukan perawatan BBLR.
Subyektif:
Ibu mengatakan sudah tidak cemas dan sudah mengetahui cara perawatan anaknya
Ibu mengatakan suami dan keluarga lain ikutmendukung dalam merawat bayinya
Obyektif:
Ibu terlihat melakukan perawatan bayinya dengan tepat
Ibu tampak rileks
Ibu tampak memnyusui bayinya dengan tepat
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 30
Bantu orangtua mengenali kemampuan dirinya dalam melakukan perawatan BBLR.
Dampingi orang tua dan ajarkan secara bertahap cara perawatan dirumah bayi dengan BBLR.
Evaluasi tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan bayi dengan BBLR.
LAMPIRAN 3.
FORMAT C.
CATATAN PERKEMBANGAN
Petunjuk:
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 31
Isilah kolom perkembangan asuhan keperawatan pada hari-hari perawatan selanjutnya
No Diagnosa Perkembangan Asuhan Keperawatan Nama Jelas,
SOAP Paraf, Tanggal
LEMBAR KERJA 1
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 32
HARAPAN SAYA DALAM SESI INI:
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 33
LEMBAR KERJA 2
KASUS
By.Ny.K anak pertama lahir dirumah sakit ditolong bidan dengan berat badan lahir 2000 gram, bayi lahir
spontan dengan apgar skor 6/7 TTV: Nadi : 122 X/ menit, Suhu : 36,8 C, RR : 50 x/mnt, PB : 40
cm.Pemeriksaan fisik secara sistematik : Kepala : tidak ada kelainan Ubun ubun : datar, Muka : tidak
oedema, Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Telinga : tidak ditemukan kelainan,telinga
masih lunak bila diraba, Mulut : normal dan tidak ada kelainan, daya isap bayi normal. Hidung : tidak
ditemukan adanya kelainan, Leher : tidak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, Dada : simetris,
putting susu ada, Tali pusat : tidak ditemukan adanya tanda infeksi, Punggung : tidak ada kelainan,
tulang punggung teraba lurus, Extremitas : jumlah jari cukup, tidak ada ditemukan kelainan. Keadaan
kulit tipis, Genitalia : tidak ada kelainan, Anus : ada, Reflek : Reflek moro : (+), Reflek rooting : (+),
Reflek grasping : (+), Reflek sucking : (+), Reflek tonick neck : (+), Antropometri: Lingkar kepala : 23,5
cm, Lingkar dada : 23 cm, Lingkar lengan atas : 13 cm, Eliminasi: Miksi : (+), Mekonium : (+).
Riwayat ibu selama kehamilan dalam keadaan sehat, ibu usia 28 tahun, usia kehamilan 39 minggu. Bayi
Ny.K tidur terus dan malas minum, Ny.K kuatir apakah anaknya bisa hidup, karena anak ini sangat
diharapkan sejak 4 tahun yang lalu. Ny.K menanyakan bagaimana cara perawatannya bila anak sudah
pulang ke rumah.
TUGAS KELOMPOK :
Mendiskusikan kasus BBLR mencakup:
1. Pengkajian klien
2. Rumusan masalah keperawatan sesuai hasil pengkajian
3. Rencana keperawatan , implementasi dan evaluasi keperawatan
4. Terapi keperawatan sesuai kebutuhan klien
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 34
PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK
TUJUAN DISKUSI :
1. Peserta mampu mengidentifikasi masalah keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pada bayi
berat lahir rendah (BBLR) kemudian dapat membuat rencana tindakan keperawatan yang sesuai
dengan kebutuhan klien.
2. Peserta mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan
3. Peserta mampu mendemonstrasikan dan melakukan terapi keperawatan sesuai kebutuhan klien
4. Peserta mampu menilai hasil tindakan keperawatan
5. Peserta mampu mendokumentasian asuhan keperawatan
STRATEGI DISKUSI :
1. Peserta dibagi 5 kelompok
2. Kelompok memilih ketua, sekretaris dan penyaji
3. Ketua kelompok memimpin diskusi untuk membahas tugas kelompok
4. Menyiapkan media untuk menyajikan hasil diskusi kelompok
5. Menyiapkan media untuk mendemonstrasikan terapi keperawatan
6. Menyajikan hasil diskusi kelompok di depan peserta lain dan memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan kelompok lain.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 35
LEMBAR KERJA 3.
EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAP
KETERAMPILAN TERAPI KEPERAWATAN
Tugas :
Evaluasi kemampuan diri anda dalam melakukan terapi keperawatan pada BBLR dengan masalah risiko
terjadi hipotermi lewat penggunaan format evaluasi diri di bawah ini.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 36
EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAP TERAPI KEPERAWATAN
METODA KANGGURU PADA BBLR
3 Jelaskan tujuan dan kriteria bayi yang dapat menggunakan metoda ini
4 Langkah-langkah:
1) Letakkan bayi diantara payu dara ibu dengan kaki bayi
dibawah payudara ibu dan tangan bayi diatasnya
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit dengan
kulit) dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri atau kanan)
3) Gunakan baju kangguru untuk membungkus dengan nyaman
ibu dan bayi bersama dengan cara:
Letakkan bagian tengah dari kain penutup bayi di
dada ibu
Bungkus ndengan kedua ujung kain mengelilingi ibi
dibawah lengan kepunggung ibu
Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali
ujung kain kedepan
Ikat ujung kain untuk mengunci dibawah bayi
4) Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus keatas
hanya sampai telinga bayi.
5)
5. Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
Keterangan:
Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 37