Vous êtes sur la page 1sur 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, penyusunan modul pelayanan keperawatan keluarga di rumah sebagai bahan
peningkatan kemampuan teknis dapat diselesaikan

Modul ini diperuntukkan bagi petugas pemberi pelayanan keperawatan keluarga,


khususnya perawat yang nantinya berperan sebagai manajer kasus.

Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyusunan modul tambahan ini, oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan demi penyempurnaan modul ini
dan terlaksananya penerapan Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam
Menunjang Desa siaga secara Nasional.

April 2011
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan
dan Keteknisian Medik

Suhartati, S.Kp, M.Kes


NIP 196007271985012001

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 1
DAFTAR ISI
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN ........................................................... 3

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS


KELUARGA DI RUMAH .............................................................................................. 6
I.DESKRIPSI 6
SINGKAT ........................................................................................ 6
II. TUJUAN 7
PEMBELAJARAN ............................................................................... 7
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK 8
BAHASAN ........................................... 9
IV. BAHAN 9
BELAJAR .............................................................................................. 14
V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN 21
PEMBELAJARAN ....................................
VI. URAIAN
MATERI ................................................................................................ 23
A. Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan Dasar Bayi Berat Lahir
Rendah................ 25
B. Pokok Bahasan 2 : Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir 31
Rendah.............. 32
VII. REFERENSI .......................................................................................... 33
............. 35

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format A. Analisa Data dan Diagnosis Keperawatan .............................

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 2
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH

Materi Modul :
Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dalam Konteks Keluarga di
Rumah

Tujuan Pembelajaran Umum :


Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu memberikan asuhan
keperawatan bayi berat lahir rendah dalam konteks keluarga di rumah.

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mengikuti sesi pembelajaran, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah (BBLR)
2. Melakukan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada bayi berat lahir
rendah dalam konteks keluarga di rumah melalui pemberdayaan keluarga.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut :
Pokok bahasan 1 : Pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah (BBLR)
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian BBLR
2. Penyebab BBLR
3. Tanda dan gejala BBLR
4. Komplikasi BBLR
5. Perawatan BBLR
6. Pemantauan (monitoring) BBLR

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 3
Pokok bahasan 2 : Tahapan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada BBLR
dalam konteks keluarga di rumah.
Sub pokok bahasan :
1. Asuhan keperawatan BBLR
2. Terapi keperawatan pada BBLR

Waktu :
6 jpl (Teori =2 jpl, Praktik =2 jpl, Praktik Lapangan=2 jpl)

Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktik Laboratorium
4. Praktik Lapangan

Media :
1. Bahan tayangan digital
2. Modul
3. Lembar kerja
4. Format dokumen asuhan keperawatan

Alat Bantu :
1. Komputer
2. LCD
3. Whiteboard + Spidol
4. CHN kit

Referensi :
1. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta:
JNPK-KR
2. Depkes RI, (2008). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di
Desa. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 4
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
4. Prawirohardjo, Sarwono.(2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan
Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes. go.id. Last Update : 2003.( 26 Februari 2009].
6. Surasmi, Handayani,Kusuma. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:
EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low Birthweight.
UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting
optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January 2007
[diakses pada tanggal 26 Februari 2009].

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 5
MATERI
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH

I. DESKRIPSI SINGKAT
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali
lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR
termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara
satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7
daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini
lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu memberikan asuhan
keperawatan bayi berat lahir rendah dalam konteks keluarga di rumah.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mengikuti sesi pembelajaran, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah (BBLR)
2. Melakukan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada bayi berat
lahir rendah dalam konteks keluarga di rumah melalui pemberdayaan
keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 6
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut :
A. Pokok bahasan 1 : Pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah (BBLR)
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian BBLR
2. Penyebab BBLR
3. Tanda dan gejala BBLR
4. Komplikasi BBLR
5. Perawatan BBLR
6. Pemantauan (monitoring) BBLR

B. Pokok bahasan 2 : Tahapan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan


pada BBLR dalam konteks keluarga di rumah.
Sub pokok bahasan :
1. Asuhan keperawatan BBLR
2. Terapi keperawatan pada BBLR

IV. BAHAN BELAJAR


Bahan belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain:
1. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI.
Jakarta: JNPK-KR
2. Depkes RI, (2008). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk
Bidan di Desa. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
4. Prawirohardjo, Sarwono.(2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996.
Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes. go.id. Last Update : 2003.( 26
Februari 2009].
6. Surasmi, Handayani,Kusuma. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 7
Jakarta: EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low
Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January
2007 [diakses pada tanggal 26 Februari 2009].

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah kegiaran pembelajaran yang dilakukan
pada sesi Asuhan Keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di rumah.
Fasilitator melakukan aktifitas dalam rangka menarik minat dan perhatian peserta
terhadap materi modul :
1. Menyampaikan deskripsi singkat tentang materi modul Asuhan
Keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di rumah
2. Mengidentifikasi tingkat pemahaman peserta terkait dengan materi
Asuhan Keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di rumah.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan
dibahas pada sesi tersebut.
4. Menjelaskan kepada peserta bahwa metode pelatihan pada modul ini
mencakup metode ceramah tanya jawab, penugasan, latihan kasus,
praktikum dan praktik lapangan.
5. Menghimbau peserta untuk meningkatkan perhatian dan berperan serta
aktif dalam tanya jawab, latihan, parktikum dan praktik lapangan.
6. Menanyakan kepada peserta, harapan terhadap kegiatan pada sesi ini.
7. Mengarahkan peserta dengan memanfaatkan modul agar mampu
memahami materi Asuhan Keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di
rumah
8. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami terkait materi yang telah dibahas.dan ketrampilan yang
dilatihkan

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 8
9. Memberikan klarifikasi/tanggapan atas pertanyaan peserta terkait dengan
materi dan melakukan demonstrasi ulang bila diperlukan.
10. Bersama peserta merangkum materi yang telah dibahas.
11. Memberikan pengarahan kepada peserta untuk melakukan
kegiatan diskusi kelompok dan memberikan penjelasan tentang tujuan
diskusi kelompok.
12. Membagi peserta menjadi 3 kelompok yang merupakan campuran
dari berbagai institusi tempat kerja peserta yaitu institusi rumah sakit,
puskesmas dan dinas kesehatan/Departemen Kesehatan.
13. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
melakukan aktivitas kegiatan diskusi kelompok untuk pembahasan kasus
sesuai dengan pengarahan fasilitator.
14. Membimbing dan mengevuasi peserta dalam melakukan praktikum
terkait ketrampilan merawat BBLR dengan berbagai keterbatasan
15. Membimbing dan mengevaluasi peserta melakukan asuhan
keperawatan BBLR dalam konteks keluarga di rumah
16. Memfasilitasi bahan-bahan untuk keperluan diskusi kelompok,
praktikum dan praktik lapangan serta menciptakan kondisi lingkungan yang
kondusif untuk peserta melakukan asuhan keperawatan pada BBLR.
17. Memberikan klarifikasi dan tanggapan terhadap kegiatan diskusi
kelompok, praktikum dan praktik lapangan

VI. URAIAN MATERI


A. Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan dasar bayi berat lahir rendah
(BBLR)
1. Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
(Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
2004).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 9
bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir), (Pelatihan PONED
Komponen Neonatal, 2004).

WHO (1961), mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi prematur.

2. Etiologi BBLR
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a. Persalinan kurang bulan / prematur.
Bayi lahir dengan umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu,
pada umumnya bayi kurang bulan dapat disebabkan oleh tidak
mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,
lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang
memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi
lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda
umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (prematur).
b. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi
pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang
mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan
ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun
berat lahirnya kecil.
c. Beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan BBLR:
1) Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan,
gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok,

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 10
kehamilan yang tidak diinginkan, peminum alkohol, bekerja berat
masa hamil, obat-obatan.
2) Faktor plasenta seperti insufisiensi atau disfungsi placenta,
peyakit vaskuler, kehamilan ganda, plasenta previa dan solusio
plasenta.
3) Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi, faktor genetik
atau kromosam
4) Radiasi
5) Bahan toksik
d. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:
1) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit
membrane hialin)
2) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk
belum sempurna
3) Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat
anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernapasan)
4) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
5) Hipotermia
e. Berapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:
1) Sindrom aspirasi mekonium
2) Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3) Hiperbilirubinemia
4) Hipotermia

3. Tanda dan Gejala BBLR


BBLR dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas.
Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan.
Sedangkan dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk usia kehamilan.
Tanda dan gejala BBLR kurang bulan (prematuritas):
a. Umur kehamilan sama atau kurang dari dari 37 minggu
b. Berat badan sama dengan atau kurang dr 2500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 11
d. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
e. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
h. Rambut lanugo masih banyak
i. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,
sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan telinga
k. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
l. Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi & rugae pada
skrotumkurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi
perempuan klitoris menonjol, labia minor belum tertutup oleh labia
mayor
m. Tonus oto lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
n. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatakan
refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan
tangisnya lemah.
o. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan
jaringan otot dan jaringan lemak masih kurang. Akibat pertumbuhan otot
dan jaringan lemak masih kurang
p. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

Sedangkan pada BBLR kecil untuk masa kehamilan ditemukan tanda dan
gejala sebagai berikut:
tidak dijumpai tanda prematuritas
kulit keriput
kuku lebih panjang

4. Komplikasi BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR :
a. Hipotermi
b. Hipoglikemia
c. Ikterus/ hiperbilirubinemia

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 12
d. Masalah pemberian minum
e. Infeksi atau curiga sepsis
f. Sindroma aspirasi mekoneum
g. Perdarahan intrakranial

5. Perawatan BBLR
Kriteria BBLR yang dapat dirawat dirumah adalah Bayi sehat, mempunyai
Berat lahir antara 1500-2500 g, Suhu tubuh stabil (36,5 - 37,5o C), Bayi
dapat menetek, dan grafik berat badan cenderung naik.

Hal yang harus diperhatikan dalamperawatan BBLR dirumah adalah:


a. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu
tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas
disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah
kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat). Cara merawat BBLR di
rumah untuk mempertahankan suhu dapat dilakukan dengan metoda
kangguru, bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi topi, bayi
kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang hangat (tidak kurang dari 25 C),
pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi dan bila popok atau
kain basah, harus selalu diganti.
b. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan terjadinya infeksi, hal ini disebabkan oleh karena
daya tahan tubuh masihkurang, relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum
baik. Oleh karena itu, harus diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase kurang,

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 13
disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110
kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini
lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum
dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
d. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.

6. Pemantauan (Monitoring) BBLR


Lakukan kunjungan 2 kali dalam seminggu pada minggu pertama,
selanjutnya seminggu sekali sampai berat bayi mencapai 2500 gram. BBLR
dapat turun berat badannya hingga 10%-15% pada 10 hari pertama,
kemudian sudah harus naik 15 gram perhari atau 100 gram perminggu.
Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat
lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila
terjadi komplikasi. Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat
badan selama 3 bulan seharusnya:
150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30
gram/hari)
200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya
30-35 gram/hari)

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah
180ml/kg/hari.
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi
agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI sampai 200ml/kg/hari.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 14
Tanda kecukupan pemberian ASI
Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
BB bayi naik

B. Pokok Bahasan 2 : Tahapan Asuhan Keperawatan dan Terapi


Keperawatan pada Bayi berat badan lahir rendah Dalam Konteks
Keluarga Dalam konteks keluarga di rumah.

1. Asuhan Keperawatan BBLR


a. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan BBLR antara lain
adanya:
1) Tanda-tanda anatomis
a) Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga
b) dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).
c) Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
d) Pada bayi laki-laki testis belum turun.
e) Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.

2) Tanda fisiologis
a) Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun
lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih
malas.
b) Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi. Hal ini dapat
disebabkan oleh pusat pengatur panas belum berfungsi dengan
sempurna, kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya
mempercepat terjadinya perubahan suhu, dan kurangnya
mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.

b. Berdasarkan data hasil kajian diatas, maka diagnosa keperawatan


pada BBLR adalah:

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 15
1) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan
immaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.

2) Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan


imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak
sub cutan didalam tubuh.

3) Risiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan


tubuh (imunologi).

4) Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas
saluran cerna).

5) Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan


tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.

6) Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada


BBLR berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua tentang
stimulasi tumbuh kembang pada anak

7) Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi krisis,


kurang pengetahuan.

c. Perencanaan:
Diagnosa 1 :Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan
imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya
lemak sub cutan didalam tubuh.

Tujuan umum : Fungsi termoregulasi efektif


Tujuan khusus:
1) Bayi dapat mempertahankan suhu tubuh 36,4 37 oC
2) Bayi teraba hangat tubuhnya
3) Bayi dapat istirahat dengan tenang

Rencana tindakan keperawatan :

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 16
1) Kurangi sumber yang menyebabkan hilangnya panas pada
bayi dengan tidak memandikan bayi terlalu lama
2) Tempatkan bayi di ruangan yang tidak menggunakan AC
3) Hangatkan semua barang yang bersentuhan dengan bayi
4) Pantau suhu bayi ;
a) Jika suhu dibawah normal (selimuti, pasang penutup kepala)
jika lebih dari 1 jam suhu badan tidak naik segera rujuk kefasilitas
kesehatan.
b) Jika suhu diatas normal (lepaskan selimut dan tutup kepala
jika dipakai, pantau suhu lingkungan. Jika suhu badan diatas
normal terus menerus, rujuk kefasilitas kesehatan.

Diagnosa 2: Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna
nutrisi (imaturitas saluran cerna).

Tujuan umum: Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Tujuan khusus:
1) tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 % dari berat lahirnya
pada minggu pertama,
2) refleks mengisap baik,
3) bayi kencing paling kurang 6 kali sehari,
4) bayi aktif

Rencana tindakan keperawatan :


1) Kaji tingkat kemampuan bayi mengisap
2) Pastikan bayi menerima ASI yang cukup
3) Periksa apakah bayi puas setelah menyusui
4) Catat jumlah urine setiap kencing untuk menilai kecukupan
ASI
5) Libatkan keluarga dan kader kesehatan untuk melakukan
pemantauan berat badan setiap hari, hitung penambahan/
pengurangan berat badan setiap hari

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 17
6) Perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi
mengisap
7) Apabila bayi refleks menghisap dan menelan masih sangat
lemah ASI diperas dan disendokkan ke mulutnya
8) Latih keluarga dalam proses inisiasi pemberian ASI secara
bertahap.
9) Libatkan kader kesehatan setempat dalam upaya
pemantauan nutrisi pada BBLR.
10) Libatkan keluarga dalam eveluasi perkembangan status
nutrisi anaknya.

Diagnosa 3 : Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan


pada BBLR berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua
tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak.

Tujuan umum : Bayi tidak mengalami gangguan tumbuh kembang.


Tujuan khusus :
1) Secara verbal orang tua mampu menjelaskan cara stimulasi
tumbuh kembang pada anak,
2) Orang tua terlihat menguasai tehnik stimulasi tumbuh
kembang dengan benar dan singkat,
3) Orang tua percaya diri dalam memberikan stimulasi tumbuh
kembang pada anaknya.

Rencana tindakan keperawatan :


1) Ajarkan pada orang tua bahwa BBLR memerlukan
pemantauan pertumbuhan secara khususnya pada hari ke 2, 7, 14,
dan 21
2) Lakukan pemantauan perkembangan BBLR dengan
melakukan pengamatan terhadap motorik kasar dan halus, sensorik,
psikologis dan kemandirian (DDST)
3) Latih keluarga cara menstimulasi tumbuh kembang pada
anak seperti dengan ; a) memberi rangsangan dengan bernyanyi,
sering digendong dan diajak bicara, b) gendong saat memberi

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 18
makan, c) beri waktu istirahat sebelum makan, d) amati ibu dan anak
selama interaksi, terutama selama makan, e) cepat selidiki tangis
dengan cepat dan konsisten, f) biarkan tangan dan kaki bergerak
bebas.
4) Berikan kesempatan keluarga bertanya.
5) Berikan pujian atas keberhasilan keluarga.
9) Motivasi dan anjurkan keluarga untuk selalu menstimulasi
tumbuh kembang secara kontinu dan terus menerus.

Diagnosa 4 : Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi


krisis, kurang pengetahuan.

Tujuan Umum: Orang tua bayi mampu mengidentifikasi kecemasan


yang sedang dialaminya,
Tujuan khusus:
1) Orang tua dapat mengidentifikasi respon koping adaptif dan
maladaptif yang digunakan,
2) Orang tua dapat terlibat dalam memberikan perawatan pada
bayi tanpa kekhawatiran,
3) terlihat menguasai tehnik perawatan seperti memandikan
dengan benar dan singkat,
4) orang tua tampak rileks.

Rencana tindakan keperawatan :


1) Bina hubungan saling percaya antara orang tua dan perawat
2) Bantu orang tua mengenal kecemasan yang sedang
dialaminya, dengan mengenalkan realitas yang ada
3) Bantu orang tua mengenal penyebab dan dampak lanjut bila
kecemasan tidak teratasi dengan baik
4) Bantu orang tua untuk memecahkan masalah dengan cara
yang konstruktif dengan melibatkan keluarga
5) Gunakan terapi kognitif untuk membantu klien berfikir secara
konstruktif dalam menyelesaikan masalah

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 19
6) Bersama keluarga identifikasi sumber koping yang dapat
digunakan untuk membantu meminimalkan kecemasan orang tua
7) Motivasi orang tua untuk menggunakan koping adaptif
untuk meminimalkan kecemasan
8) Berikan edukasi secara sederhana dan menarik pada orang
tuanya tentang cara perawatan BBLR dirumah.
9) Berikan kesempatan orang tua untuk memperagakan cara
perawatan secara langsung.
10) Berikan penghargaan atas keberhasilan orangtua
melakukan perawatan BBLR.
11) Bantu orangtua mengenali kemampuan dirinya dalam
melakukan perawatan BBLR.
12) Dampingi orang tua dan ajarkan secara bertahap cara
perawatan dirumah bayi dengan BBLR.
13) Evaluasi tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan bayi dengan BBLR.

d. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan
anggota keluarga di dalam setiap melakukan tindakan keperawatan agar
keluarga memiliki kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam
mengatasi masalah yang dialami pada BBLR. Peserta dapat
menggunakan format B (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian)
dengan cara memberi tanda ceklist (V) pada kolom perencanaan
tindakan keperawatan. Bila sesuai rencana tindakan maka tulislah pada
kolom pelaksanaan (contoh: sesuai rencana yang telah di susun), bila
tidak sesuai, maka tulislah pada kolom pelaksanaan tentang tindakan
sesungguhnya yang dilakukan.

e. Penilaian
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap
respon verbal dan non verbal klien selama melakukan tindakan
keperawatan untuk melihat keberhasilan dari tindakan keperawatan
yang dilakukan. Pada hari pertama intervensi keperawatan, evaluasi

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 20
pencapaian mengacu pada tujuan khusus dengan cara memberi tanda
ceklist (V) pada data subjektif dan objektif yang kemudian isilah kolom
titik-titik jika ada data lain-lain dan terakhir bubuhkan nama jelas, tanda
tangan dan tanggal. Untuk interaksi pada hari-hari berikutnya dicatat
pada format C (format catatan perkembangan) dengan cara menuliskan
data SOAP kemudian bubuhkan nama jelas, paraf dan tanggal.

2. Terapi keperawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR)


Dibawah ini akan di uraikan terapi modalitas keperawatan yang dapat
dilakukan pada BBLR untuk mencegah terjadi hipotermi yaitu Metode
kangguru.

Pengertian : Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah suatu cara agar


BBLR terpenuhi kebutuhan khusus dalam mempertahankan kehangatan
tubuh.
Tujuan: Untuk mencegah terjadinya hipotermi karena bayi mendapatkan
kehangatan dari ibunya.

Langkah-langkahnya:
1) Letakkan bayi diantara payu dara ibu dengan kaki bayi dibawah
payudara ibu dan tangan bayi diatasnya
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit dengan kulit)
dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri atau kanan)
3) Gunakan baju kangguru untuk membungkus dengan nyaman ibu
dan bayi bersama demgan cara:
a) Letakkan bagian tengah dari kain penutup bayi di dada ibu
b) Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibi dibawah
lengan ke punggung ibu
c) Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali ujung
kain ke depan
d) Ikat ujung kain untuk mengunci dibawah bayi
4) Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus keatas hanya
sampai telinga bayi.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 21
Hal-hal yang harus diperhatikan ibu dan keluarga dalam menggunakan PMK
Tidur dengan bagianatas tubuh ditinggikan (sekitar 30 derajat)
untukmenjaga posisi kepalabayi diatas
Meneteki bayi sesuai kebutuhan bayi minimal tiap 2jam
Usahakan kontak kulit dengan kulitterus menerus
Selama menggunakan PMK bayi harus diawasi apakah ada
gangguan pernapasan, kejang atau tanda bahaya lainnya
Anggota keluarga (ayah, anggota keluarga lain) dapat secara
bergantianmelakukan kontak kulit dengan kulit pada waktu ibu mandi atau
harusmelakukan kegiatan lainnya
Lakukan kontak kulit dengan kulit sampai berat bayi mencapai
2500 gram

Kriteria bayi kecil yang dapat menggunakan metode ini:


Bayi sehat
Berat lahir antara 1500-2500 g
Suhu tubuh stabil (36,5 - 37,5o C)
Bayi dapat menetek
Grafik berat badan cenderung naik

VII. REFERENSI
1. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI.
Jakarta: JNPK-KR
2. Depkes RI, (2008). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk
Bidan di Desa. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
4. Prawirohardjo, Sarwono.(2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996.
Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes. go.id. Last Update : 2003.( 26

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 22
Februari 2009].
6. Surasmi, Handayani,Kusuma. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta: EGC.
7. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low
Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :
http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 [diakses
tanggal 26 Februari 2009].
8. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January
2007 [diakses pada tanggal 26 Februari 2009].

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 23
LAMPIRAN 1.
FORMAT A.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA BBLR
DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH

Data Kemungkinan Diagnosis


Keperawatan
Data Subjektif : Tidak efektifnya termoregulasi
Riwayat keperawatan sebelumnya. berhubungan dengan imaturitas
umur ibu . control dan pengatur suhu tubuh
Riwayat persalinan sebelumnya .. dan berkurangnya lemak sub cutan
Jumlah paritas didalam tubuh
jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan BB selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat- obatan yang diminium selama hamil

Data Objektif :
Berat lahir < 2500 gram
Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih
Masih terdapat lanugo
Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi
kurangnya lemak pada jaringan subcutan
bayi kurang aktif

Data Subjektif : Risiko gangguan nutrisi kurang dari


Laporan ibu bayi malas minum kebutuhan berhubungan dengan
..................................... ketidakmampuan tubuh dalam
................................... mencerna nutrisi (imaturitas saluran
.................................. cerna)

Data Objektif :
Refleks menelan masih lemah
Kulit keriput
walaupun lapar bayi tidak menangis
bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
Berat lahir < 2500 gram

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 24
Data Kemungkinan Diagnosis
Keperawatan
Data Subjektif : Risiko gangguan pertumbuhan dan
umur ibu . perkembangan pada anaknya dengan
Keluhan yang dirasakan .. BBLR berhubungan dengan kurangya
Pengetahuan ibu tentang stimulas tumbang pengetahuan orang tuanya tentang
pada anaknya stimulasi tumbang pada anak.


Data Objektif :
Ibu tampak bingung
Terlihat pasrah pada saat menggendong anaknya.
Tampak kurang bersemangat
Anaknya kurang aktif.
.........................................................
.

Data Subjektif : Kecemasan orang tua berhubungan


umur ibu . dengan situasi krisis, kurang
Keluhan yang dirasakan .. pengetahuan.
Pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR


Data Objektif :
Ibu tampak cemas
Ekspresi wajah tegang
Terlihat gelisah
Tampak bingung
.........................................................
.

LAMPIRAN 2.
FORMAT B.
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 25
BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH

Petunjuk:
Beri tanda chek list () pada kolom perencanaan dan tuliskan tindakan pada kolom pelaksanaan (contoh
penulisan: sesuai rencana yang disusun) ,jika pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pada kolom evaluasi berilah tanda chek list () sesuai data subjektif dan objektif yang ditemukan, jika
hasil evaluasi tidak sesuai dengan data objektif dan subjektif, maka isilah titik titik pada tempat yang
telah disediakan.
Tuliskan tanggal, bulan dan tahun serta tanda tangan dan nama jelas pada kolom evaluasi.
Untuk tindakan keperawatan yang belum tercapai, maka tindakan keperawatan harus diulang.

N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


O KEP/TUJUAN
1 Tidak efektifnya Kurangi sumber yang Subjektif:
Orang tua
termoregulasi menyebabkan hilangnya panas
mengatakan bayi
berhubungan pada bayi dengan tidak
badannya hangat
dengan imaturitas memandikan bayi terlalu lama
Orang tua
control dan Tempatkan bayi di ruangan yang
mengatakan bayinya
pengatur suhu tidak menggunakan AC
tidurnya tenang
tubuh dan Hangatkan semua barang yang
berkurangnya bersentuhan dengan bayi
Objektif:
lemak sub cutan Pantau suhu bayi ;
suhu tubuh 36,4
didalam tubuh. Jika suhu dibawah normal
37oC
(selimuti, pasang penutup kepala)
Badan bayi teraba
Tujuan umum : jika lebih dari 1 jam suhu badan
hangat
Fungsi tidak naik segera rujuk kefasilitas
termoregulasi efektif kesehatan.

N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


O KEP/TUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 26
Tujuan khusus: Jika suhu diatas normal
Bayi dapat (lepaskan selimut dan tutup

mempertahankan kepala jika dipakai, pantau suhu

suhu tubuh 36,4 lingkungan. Jika suhu badan

37oC diatas normal terus menerus,


rujuk kefasilitas kesehatan.
Bayi teraba
. Latih keluarga tentang metode
hangat tubuhnya
pemberian atau stimulasi suhu
Bayi dapat
untuk anaknya sesuai dengan
istirahat dengan
kemampuan yang dimilikinya.
tenang
Dampingi keluarga untuk
mencoba dan menilai hasil
stimulasi suhu untuk anaknya.
Ajarkan keluarga tanda awal
komplikasi BBLR seperti adanya
jaundice (bayi kuning) dan
penurunan reflek (moro refleks
dan babinski refleks).

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 27
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
2 Risiko gangguan Kaji tingkat kemampuan bayi Subyektif:
nutrisi kurang dari mengisap orang tua
kebutuhan Pastikan bayi menerima ASI mengatakan bayi mau
berhubungan yang cukup minum
dengan Periksa apakah bayi puas Bayi bila lapar
ketidakmampuan setelah menyusui menangis
tubuh dalam Catat jumlah urine setiap Objektif:
mencerna nutrisi kencing untuk menilai BB naik .........
(imaturitas saluran Timbang bayi setiap hari, gram
cerna)merawat anak hitung penambahan/ refleks mengisap
dengan BBLR. pengurangan berat badan setiap baik
hari Bayi
Tujuan umum: Perhatikan cara pemberian ASI kencing .......... x /24
Kebutuhan nutrisi dan kemampuan bayi mengisap jam
terpenuhi Apabila bayi refleks menghisap bayi tampak aktif
dan menelan masih sangat
Tujuan khusus: lemah ASI diperas dan
tidak terjadi disendokkan ke mulutnya

penurunan berat
badan lebih 10 %
dari berat
lahirnya pada
minggu pertama,
refleks mengisap
baik,
bayi kencing
paling kurang 6
kali sehari, bayi
aktif

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 28
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
3
Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada BBLR berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak.

Tujuan umum:
Bayi tidak mengalami gangguan tumbuh kembang.

Tujuan khusus:
Secara verbal orang tua mampu menjelaskan cara stimulasi tumbuh kembang pada anak,

Orang tua terlihat menguasai tehnik stimulasi tumbuh kembang dengan benar dan singkat,

Orang tua percaya diri dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang pada anaknya.

Ajarkan pada orang tua bahwa BBLR memerlukan pemantauan pertumbuhan secara khususnya pada
hari ke 2, 7, 14, dan 21
Lakukan pemantauan perkembangan BBLR dengan melakukan pengamatan terhadap motorik kasar
dan halus, sensorik, psikologis dan kemandirian (DDST)
Latih keluarga cara menstimulasi tumbuh kembang pada anak seperti dengan ; a) memberi
rangsangan dengan bernyanyi, sering digendong dan diajak bicara, b) gendong saat memberi makan, c)
beri waktu istirahat sebelum makan, d) amati ibu dan anak selama interaksi, terutama selama makan, e)
cepat selidiki tangis dengan cepat dan konsisten, f) biarkan tangan dan kaki bergerak bebas.
Berikan kesempatan keluarga bertanya.:
Berikan pujian atas keberhasilan keluarga.
Motivasi dan anjurkan keluarga untuk selalu menstimulasi tumbuh kembang secara kontinu dan
terusmenerus.
............................ Subyektif:
...... Orang tua mengatakan sudah dapat memberi rangsangan pada
bayi pada saat menyusui dengan mengajak bayi bicara
orang tua mengatakan sering mengendong bayi

Objektif:
Ibu tampak mengajak bayi bicara pada saat menyusui
ibu tampak bernyanyi pada saat menggendong bayi
Ibu menyediakan permainanan untuk merangsang bayi sesuai
usia
N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
O KEP/TUJUAN
4

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 29
Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi krisis, kurang pengetahuan

Tujuan umum: Orang tua bayi mampu mengiden tifikasi kecemasan yang sedang dialaminya,

Tujuan khusus:
Orang tua dapat mengidenti fikasi respon koping adaptif dan maladaptif yang digunakan,
Orang tua da pat terlibat dalam memberikan pera watan pada bayi tanpa kekhawatiran,
Terlihat me nguasai tehnik pera watan seperti memandikan dengan benar dan singkat,
orang tua tampak rileks
Bina hubungan saling percaya antara orang tua dan perawat
Bantu orang tua mengenal kecemasan yang sedang dialaminya, dengan mengenalkan realitas yang
ada
Bantu orang tua menge nal penyebab dan dampak lanjut bila kecemasan tidak teratasi dengan baik
Bantu orang tua untuk memecahkan masalah de ngan cara yang konstruktif dengan melibatkan
keluarga
Gunakan terapi kognitif untuk membantu klien ber fikir secara konstruktif dalam menyelesaikan
masalah
Bersama keluarga iden tifikasi sumber koping yang dapat digunakan untuk membantu meminimalkan
kecemasan orang tua
Motivasi orang tua untuk menggunakan koping adaptif untuk meminimalkan kecemasan
Berikan edukasi secara sederhana dan menarik pada orang tuanya tentang cara perawatan BBLR
dirumah.
Berikan kesempatan orang tua untuk memperagakan cara perawatan secara langsung.
Berikan penghargaan atas keberhasilan orangtua melakukan perawatan BBLR.

Subyektif:
Ibu mengatakan sudah tidak cemas dan sudah mengetahui cara perawatan anaknya
Ibu mengatakan suami dan keluarga lain ikutmendukung dalam merawat bayinya

Obyektif:
Ibu terlihat melakukan perawatan bayinya dengan tepat
Ibu tampak rileks
Ibu tampak memnyusui bayinya dengan tepat

N DIAGNOSA PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


O KEP/TUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 30
Bantu orangtua mengenali kemampuan dirinya dalam melakukan perawatan BBLR.
Dampingi orang tua dan ajarkan secara bertahap cara perawatan dirumah bayi dengan BBLR.
Evaluasi tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan bayi dengan BBLR.

LAMPIRAN 3.
FORMAT C.
CATATAN PERKEMBANGAN
Petunjuk:

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 31
Isilah kolom perkembangan asuhan keperawatan pada hari-hari perawatan selanjutnya
No Diagnosa Perkembangan Asuhan Keperawatan Nama Jelas,
SOAP Paraf, Tanggal

LEMBAR KERJA 1

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 32
HARAPAN SAYA DALAM SESI INI:

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 33
LEMBAR KERJA 2

KASUS

By.Ny.K anak pertama lahir dirumah sakit ditolong bidan dengan berat badan lahir 2000 gram, bayi lahir
spontan dengan apgar skor 6/7 TTV: Nadi : 122 X/ menit, Suhu : 36,8 C, RR : 50 x/mnt, PB : 40
cm.Pemeriksaan fisik secara sistematik : Kepala : tidak ada kelainan Ubun ubun : datar, Muka : tidak
oedema, Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Telinga : tidak ditemukan kelainan,telinga
masih lunak bila diraba, Mulut : normal dan tidak ada kelainan, daya isap bayi normal. Hidung : tidak
ditemukan adanya kelainan, Leher : tidak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, Dada : simetris,
putting susu ada, Tali pusat : tidak ditemukan adanya tanda infeksi, Punggung : tidak ada kelainan,
tulang punggung teraba lurus, Extremitas : jumlah jari cukup, tidak ada ditemukan kelainan. Keadaan
kulit tipis, Genitalia : tidak ada kelainan, Anus : ada, Reflek : Reflek moro : (+), Reflek rooting : (+),
Reflek grasping : (+), Reflek sucking : (+), Reflek tonick neck : (+), Antropometri: Lingkar kepala : 23,5
cm, Lingkar dada : 23 cm, Lingkar lengan atas : 13 cm, Eliminasi: Miksi : (+), Mekonium : (+).
Riwayat ibu selama kehamilan dalam keadaan sehat, ibu usia 28 tahun, usia kehamilan 39 minggu. Bayi
Ny.K tidur terus dan malas minum, Ny.K kuatir apakah anaknya bisa hidup, karena anak ini sangat
diharapkan sejak 4 tahun yang lalu. Ny.K menanyakan bagaimana cara perawatannya bila anak sudah
pulang ke rumah.

TUGAS KELOMPOK :
Mendiskusikan kasus BBLR mencakup:
1. Pengkajian klien
2. Rumusan masalah keperawatan sesuai hasil pengkajian
3. Rencana keperawatan , implementasi dan evaluasi keperawatan
4. Terapi keperawatan sesuai kebutuhan klien
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 34
PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK

TUJUAN DISKUSI :
1. Peserta mampu mengidentifikasi masalah keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pada bayi
berat lahir rendah (BBLR) kemudian dapat membuat rencana tindakan keperawatan yang sesuai
dengan kebutuhan klien.
2. Peserta mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan
3. Peserta mampu mendemonstrasikan dan melakukan terapi keperawatan sesuai kebutuhan klien
4. Peserta mampu menilai hasil tindakan keperawatan
5. Peserta mampu mendokumentasian asuhan keperawatan

STRATEGI DISKUSI :
1. Peserta dibagi 5 kelompok
2. Kelompok memilih ketua, sekretaris dan penyaji
3. Ketua kelompok memimpin diskusi untuk membahas tugas kelompok
4. Menyiapkan media untuk menyajikan hasil diskusi kelompok
5. Menyiapkan media untuk mendemonstrasikan terapi keperawatan
6. Menyajikan hasil diskusi kelompok di depan peserta lain dan memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan kelompok lain.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 35
LEMBAR KERJA 3.
EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAP
KETERAMPILAN TERAPI KEPERAWATAN

Tugas :
Evaluasi kemampuan diri anda dalam melakukan terapi keperawatan pada BBLR dengan masalah risiko
terjadi hipotermi lewat penggunaan format evaluasi diri di bawah ini.

Tujuan Evaluasi Diri :


1. Peserta mampu melakukan ketrampilan terapi keperawatan pada BBLR dengan masalah risiko
hipotermi
2. Peserta dapat menilai kriteria bayi yang dapat menggunakan metoda kangguru.

Strategi Evaluasi Diri :


1. Peserta melakukan ketrampilan terapi keperawatan pada BBLR dengan masalah risiko hipotermi
2. Peserta dapat meminta bantuan peserta lain untuk membantu menilai ketrampilan terapi
keperawatan
3. Peserta dapat meminta bantuan fasilitator bila menemukan kesulitan dalam melatih ketrampilan
terapi keperawatan pada BBLR

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 36
EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAP TERAPI KEPERAWATAN
METODA KANGGURU PADA BBLR

No Prosedur Kerja Ya Tidak


1 Cuci tangan.

2 Awali interaksi dengan mengucapkan salam

3 Jelaskan tujuan dan kriteria bayi yang dapat menggunakan metoda ini

4 Langkah-langkah:
1) Letakkan bayi diantara payu dara ibu dengan kaki bayi
dibawah payudara ibu dan tangan bayi diatasnya
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit dengan
kulit) dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri atau kanan)
3) Gunakan baju kangguru untuk membungkus dengan nyaman
ibu dan bayi bersama dengan cara:
Letakkan bagian tengah dari kain penutup bayi di
dada ibu
Bungkus ndengan kedua ujung kain mengelilingi ibi
dibawah lengan kepunggung ibu
Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali
ujung kain kedepan
Ikat ujung kain untuk mengunci dibawah bayi
4) Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus keatas
hanya sampai telinga bayi.
5)
5. Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam

6 Dokumentasikan hasil tindakan batuk efektif

Keterangan:
Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 37

Vous aimerez peut-être aussi