Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, pembangunan suatu daerah didasarkan pada pembangunan
sektorekonominya. Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) sebagai indikator makro pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Tujuan
utama dari pembangunan ekonomi daerah adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat yang ada di daerah. Keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan
antar penduduk, antar daerah dan antar sektor.
Di negara-negara sedang berkembang, perhatian utama terfokus pada dilema
kompleks antara pertumbuhan versus distribusi pendapatan (Arifin, 2009). Pada dasarnya,
kedua hal tersebut adalah sama pentingnya, namun seringkali yang menjadi fokus utama
hanyalah bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi saja. Hal tersebut
mengakibatkan tingginya pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan pemerataan.
Padahal, oengembangan ekonomi rakyat tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan
strategi pertumbuhan. Telah terbukti bahwa dampak kebijakan yang hanya mengandalkan
pertumbuhan, justru semakin memperlebar jurang kesenjangan (Sumodiningrat, 1998:6).
Penanggulangan kemiskinan atau kesenjangan pendapatan kini merupakan masalah
pokok dalam pembangunan dan sasaran utama kebijakan pembangunan di banyak negara
(Todaro dalam Arifin,2000:177). Ketimpangan atau kesenjangan ekonomi sering digunakan
sebagai indikator perbedaan pendapatan per kapita rata-rata, antar kelompok tingkat
pendapatan, antar kelompok lapangan kerja, dan atau antar wilayah. Pendapatan per kapita
rata-rata suatu daerah dapat disederhanakanmenjadi Produk Domestik Regional Bruto dibagi
dengan jumlah penduduk. Dalam pengukuran ketimpangan pembangunan ekonomi
regionaldigunakan Indeks Williamson.
Kota Surakarta/Solo dan kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, seperti
Karanganyar, Sukowati, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif masih sering
disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta. Secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5
kecamatan. Kota Surakarta dan kota-kota satelit yang berada di sekitarnya (Kartasura, Solo
Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama
lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44
km persegi dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang
lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan
Dimana:
Wi = Nilai atau Indeks ketimpangan wilayah
Yi = Pendapatan perkapita pada masing-masing region
Y = Pendapatan perkapita nation
Fi = Jumlah penduduk pada masing-masing region
n = Jumlah penduduk nation
3.2 Perekonomian
Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra kerajinan batik dan
perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta beberapa pasar
batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Perdagangan
di Solo berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan.
Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar
Gedhe (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar-pasar tradisional yang lain
menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama pasaran(hari) dalam bahasa
Jawa: Pasar Pon, Pasar Legi, sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Tahun 2009-2012
No. Mata Pencaharian 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 2608 1362 2034 2015
2 Pertambangan & Penggalian 0 0 339 348
3 Industri Pengolahan 42065 46063 49748 59626
4 Listrik, Gas & Air 700 314 1068 0
5 Bangunan 42765 10223 17111 14107
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 106426 99030 84608 95302
Tabel 4.4
Indeks Williamson Semua Sektor dan Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
di Kota Surakarta Tahun 2009-2012
INDEKS
TAHUN
WILLIAMSON
DENGAN TANPA
PERDAGANGAN, PERDAGANGAN,
HOTEL & HOTEL &
RESTORAN RESTORAN
2009 0.78 0.70
2010 0.59 0.51
2011 0.63 0.57
2012 0.63 0.55
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014
Grafik 4.1
Indeks Williamson Semua Sektor dan Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
di Kota Surakarta Tahun 2009-2012
0.90
0.80 0.78 Indeks Williamson
0.70 0.70
0.60 0.59 0.63 0.63
0.57 0.55
0.50 0.51
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
2009 2010 2011 2012
Pada tahun 2009 ketimpangan antar sektor di Kota Surakarta ditunjukkan oleh angka
sebesar 0.78. Angka tersebut sempat turun pada tahun 2010 dan mencapai angka 0.59, namun
naik lagi pada tahun 2011 sebesar 0.63 dan terus stabil hingga tahun 2012 sebesar 0.63.
Di sisi lain, kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga dapat ditinjau
dengan menggunakan Indeks Williamson. Dengan kata lain, ketimpangan antara sektor
perdagangan, hotel, dan restoran dengan ke semua sektor dapat dibandingkan. Pada tahun
2009, ketimpangan antar kecamatan di Kota Surakarta tanpa melibatkan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran menyentuh angka 0.70 sehingga kontribusi sektor tersebut sebesar 0.08
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, dapat disimpulkan bahwa ketimpangan
yang terjadi di Kota Surakarta tergolong pada ketimpangan tinggi (antara <0.5). Ketimpangan
tertinggi baik untuk semua sektor maupun tanpa sektor perdagangan, hotel, dan restoran
terjadi pada tahun 2009, 2010 dan 2012 dengan nilai sebesar 0.78 dan 0.70 (2009), 0.59 dan
0.51 (2010) dan 0.63 dan 0.55 (2012).
Indeks Williamson semua sektor lebih tinggi daripada Indeks Williamson tanpa sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan
restoran memberikan kontribusi dalam meningkatkan ketimpangan antar sektor di Kota
Surakarta walau nilainya sedang (terendah 0.06 dan tertinggi 0.08).
Ketimpangan yang terjadi di Kota Surakarta memberikan gambaran mengenai kondisi
dan perkembangan pembangunan di Kota Surakarta. Hal ini juga menjukkan bahwa ada
ketidakmerataan pendapatan per kapita antar kecamatan di Kota Surakarta.
Laporan ini menenrangkan ketimpangan di Kota Surakarta yang relatif stabil semenjak
tahun 2009 hingga tahun 2012. Kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tiga
relatif stabil (Indeks Williamson semua sektor dan tanpa sektor perdagangan, hotel, dan
restoran memiliki selisih 0.06-0.08). Hal ini menjukkan bahwa pembangunan ekonomi di
Kota Surakarta berhasil menujukkan tren positif.
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Tahun 2009-2012
No. Mata Pencaharian 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 2608 1362 2034 2015
2 Pertambangan & Penggalian 0 0 339 348
3 Industri Pengolahan 42065 46063 49748 59626
4 Listrik, Gas & Air 700 314 1068 0
5 Bangunan 42765 10223 17111 14107
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 106426 99030 84608 95302
7 Pengangkutan & Komunikasi 16815 15528 15847 10772
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 Perusahaan 123241 9067 12748 12226
9 Jasa - jasa 59780 53769 65865 61225
TOTAL 394400 235356 249368 255621
((Yi-Y)2).(fi/n) 13135644.88
IW 0.78
2010
Industri Pengolahan 8844027.303 19908672.02 -11064644.72 1.22426E+14 46063 235356 0.196 2.39608E+13
Listrik, Gas & Air 1100479.571 19908672.02 -18808192.45 3.53748E+14 314 235356 0.001 4.71953E+11
Jasa - jasa 5802110.717 19908672.02 -14106561.3 1.98995E+14 53769 235356 0.228 4.5462E+13
1.000 1.38961E+14
((Yi-Y)2).(fi/n) 11788193.22
IW 0.59
2011
Listrik, Gas & Air 1153221.825 21984535.37 -20831313.54 4.33944E+14 1068 249368 0.004 1.85851E+12
Jasa - jasa 6033133.642 21984535.37 -15951401.73 2.54447E+14 65865 249368 0.264 6.72066E+13
1.000 1.94265E+14
((Yi-Y)2).(fi/n) 13937902.49
IW 0.63
2012
((Yi-
Lapangan Usaha 2
Yi Y Yi-Y (Yi-Y) fi n fi/n Y)2).(fi/n)
Industri Pengolahan 10112185.07 24732967.25 -14620782.18 2.13767E+14 59626 255621 0.233 4.98632E+13
Listrik, Gas & Air 1242062.037 24732967.25 -23490905.22 5.51823E+14 0 255621 0.000 0
Jasa - jasa 6826212.479 24732967.25 -17906754.77 3.20652E+14 61225 255621 0.240 7.68009E+13
1.000 2.39476E+14
((Yi-
Y)2).(fi/n) 15474996.39
5(
IW 0.63
TAN
((Yi-Y)2).(fi/n) 10223819.45
IW 0.51
Pertambangan & Penggalian 12072.47923 21984535.37 -21972462.89 4.82789E+14 339 249368 0.001 6.56321E+11
Industri Pengolahan 8955630.875 21984535.37 -13028904.49 1.69752E+14 49748 249368 0.199 3.3865E+13
Listrik, Gas & Air 1153221.825 21984535.37 -20831313.54 4.33944E+14 1068 249368 0.004 1.85851E+12
Pengangkutan & Komunikasi 4836654.382 21984535.37 -17147880.99 2.9405E+14 15847 249368 0.064 1.86865E+13
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 5143717.438 21984535.37 -16840817.93 2.83613E+14 12748 249368 0.051 1.44987E+13
Jasa - jasa 6033133.642 21984535.37 -15951401.73 2.54447E+14 65865 249368 0.264 6.72066E+13
1.000 1.57468E+14
((Yi-
Y)2).(fi/n) 12548621.22
IW 0.57
Pertambangan & Penggalian 11774.42385 24732967.25 -24721192.83 6.11137E+14 348 255621 0.001 8.31997E+11
Industri Pengolahan 10112185.07 24732967.25 -14620782.18 2.13767E+14 59626 255621 0.233 4.98632E+13
Listrik, Gas & Air 1242062.037 24732967.25 -23490905.22 5.51823E+14 0 255621 0.000 0
Perdagangan, Hotel & Restoran 12468944.73 24732967.25 -12264022.53 1.50406E+14 95302 255621 0.373
Pengangkutan & Komunikasi 5176631.38 24732967.25 -19556335.87 3.8245E+14 10772 255621 0.042 1.61167E+13
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5669560.482 24732967.25 -19063406.77 3.63413E+14 12226 255621 0.048 1.73816E+13
Jasa - jasa 6826212.479 24732967.25 -17906754.77 3.20652E+14 61225 255621 0.240 7.68009E+13
1.000 1.834E+14
((Yi-
Y)2).(fi/n) 13542534.64
IW 0.55
0.90
0.80 Indeks Williamson
0.78
0.70 0.70
0.60 0.63 0.63
0.59 0.57
0.51 0.55
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
2009 2010 2011 2012
DENGAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN TANPA PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN