Vous êtes sur la page 1sur 10

Ini adalah cache Google' untuk https://documents.

tips/documents/halogenasi-
5616acd379378.html. Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada tanggal
24 Sep 2017 11:49:16 GMT.
Sementara itu, halaman tersebut mungkin telah berubah. Pelajari Selengkapnya
Versi lengkapVersi hanya teksLihat sumberKiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di
laman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau -F (Mac) dan gunakan bilah cari.
Documents.tips
Upload Login


Leadership
Technology
Education
Marketing
Design
More Topics

Search

1. Home
2. Documents
3. Halogenasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu
anggota golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin,
yang mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu
pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara
penggantian (substitusi). Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon
rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti
klorin, bromin dan iodin. Proses halogenasi banyak digunakan dalam industry, yaitu : pembuatan
industrial solvent trichloro ethylene, intermediate penting seperti chloro benzene, vinyl chloride,
sebagar refrigerant hidrochloro carbon, dan masih banyak lagi kegunaannya. 1.2 Rumusan
Masalah Dalam penulisan makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Halogenasi? 1.1.2 Apa saja zat-zat yang dapat dihalogenasi?
1.1.3 Apa saja tipe-tipe reaksi halogeasi? 1.1.4 Bagainana kinetika mekasme reaksi halogenasi?
1.1.5 Apa saja faktor yang mempengaruhi proses halogenasi? 1.1.6 Bagaimana penerapan proses
halogenasi di industri? 1.3 Tujuan Penulisan Dalam penulisan makalah ini,penulis mempunyai
beberapa tujuan yaitu sebagai berikut. 1.3.1 Mengetahui pengertian pengertian halogenasi 1.3.2
Mengetahui zat-zat yang dapat digunakan dalam proses halogenasi 1.3.3 Mengetahui tipe-tipe
reaksi halogenasi 1.3.4 Mengetahui kinetika mekanisme reaksi halogenasi 1.3.5 Mengetahui
faktor yang mempengaruhi proses halogenasi 1.3.6 Mengetahu aplikasi proses halogenasi di
industri 1.4 Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode
pustaka. Metode pustaka adalah metode penulisan karya ilmiah dengan mengumpulkan bahan-
bahan,materi-materi,data-data dan informasi-informasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,
dan web yang tersedia. BAB II PEMBAHASAN HALOGENASI 2.1 PENGERTIAN Halogenasi
yaitu proses memasukkan 1 gugus halogen atau lebih. Cara penggantian gugus halogen ada
beberapa cara, yaitu: 1. Mengganti H Reaksi: RH + X2( RX + HX C5H12 + Cl2 (C5H11Cl +
HCl 2. Addisi Reaksi: RCH = CHR + X2( RCHX CHXR CH3 CH = CH2 + Br2 (CH3
CHBr CH2Br 3. Mengganti suatu gugus (substitusi) Reaksi: RCH2OH + HX (RCH2X + H2O
Halogenasi terdapat dalam proses: 1. Pembuatan insektisida, misal DDT. 2. Pembuatan hasil
akhir dengan hasil antaranya adalah halogen, misal C6H6Cl dan C5H11Cl 3. Pembuatan obat-
obatan (banyak digunakan bromide dan iodida) dan zat warna. 4. Sebagai bahan pendingin
(Freon 12) dan bahan bakar roket (sebab F stabil dan pada suhu tinggi cepat terbakar dengan
panas yang tinggi). 2.2 ZAT-ZAT PEREAKSI 2.2.1 Zat-zat pereaksi untuk halogenasi: 1. Cl2,
Br2, I2 dan F2 I2 reaksinya lambat karena reaksinya adalah reaksi setimbang. F2 reaksinya hebat
sekali karena itu sangat berbahaya. 2. HX Digunakan untuk mengganti gugus O 3. NaOX Biasa
dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan ini harganya mahal maka hanya digunakan untuk
keperluan tertentu saja. 4. Ca(OX)2, harganya lebih murah 2.2.1 Zat-zat yang dapat di halogenasi
1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara untuk memperoleh hasil akhir. Reaksi:
RH + Cl2 (RCl + HCl CH4 + Cl2( CH3Cl + CH2Cl2 + HCl 2. Olefin, secara addisi dan
substitusi Reaksi: RCH = CH2 + X2 (RCHX CH2X RCH = CH2 + HX( RCH2 CH2X 3.
Alkohol Reaksi: ROH + HX( RX + H2O RCH2OH + X2( RCHXOH + HX 6. Senyawa
aromatik, secara addisi atau substitusi Reaksi: 7. Senyawa aromatik yang mempunyai rantai
cabang Halogenasi bisa terhadap inti dan bisa terhadap cabang. a. Substitusi pada inti, secara
katalitik Reaksi: X Kat. AlCl3 H3C + X2 H3C + HX T CH2X + HX Adisi sukar terjadi sebab
inti lebih sukar diserang halogen. 8. Naphtalin, secara addisi akan diperoleh octachlor naphtalen
Reaksi: Cl Cl Cl Cl + Cl2 Cl Cl + 8HCl Cl Cl 9. Karbon disulfida Reaksi: CS2 + 3Cl2 (CCl4 +
S2Cl2 10.Antroquinon Reaksi: O NH2 Katalisator + Cl2 nitrobzenO NH2 O NH2 Cl Cl O NH2
2.3 KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI 2.3.1.Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-
unsur Halogen 1. Etena dengan fluorin Etena bereaksi ledakan (eksplosif) dengan fluorin
menghasilkan karbon dan gas hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan merupakan reaksi yang
bermanfaat, dan jarang dibahas pada pembahasan tingkat dasar. 2. Etena dengan klorin atau
bromin atau iodin Reaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin adalah
reaksi adisi. Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana. Reaksi
dengan bromin terjadi pada suhu kamar. Klorin bereaksi lebih cepat dibanding bromin, tapi
sifat kimia reaksi cukup mirip. Iodin bereaksi jauh lebih lambat, tapi sifat kimia reaksi juga
mirip. Reaksi dengan bromin jauh lebih mungkin ditemui dibanding reaksi dengan klorin dan
iodin. Penggunaan air bromin sebagai sebuah reaksi uji untuk alkena Jika menggoncang sebuah
alkena dengan air bromin atau menggelembungkan sebuah alkena wujud gas (seperti etena)
melalui bromin cair murni atau melalui sebuah larutan bromin dalam sebuah pelarut organik
seperti tetraklorometana, maka bromin yang berwarna coklat kemerah-merahan akan berubah
warna (tidak berwarna). Sifat kimia reaksi uji Reaksi uji ini menjadi rumit dengan adanya fakta
bahwa produk utama yang dihasilkan bukan 1,2-dibromoetana. Air juga terlibat dalam reaksi,
dan kebanyakan hasil reaksi adalah 2-bromoetanol. 2.3.2 Reaksi-reaksi antara Alkana dengan
Unsur-unsur Halogen 1. Alkana dengan fluorin Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif)
bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen
fluoride. Sebagai contoh: 2. Alkana dengan iodin Iodin tidak bereaksi dengan alkana
sekurang-kurangnya pada kondisi laboratorium yang normal. 3. Alkana dengan klorin atau
bromin Tidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap (tanpa cahaya). Jika terdapat cahaya,
reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin, yakni menghasilkan sebuah campuran karbon
dan hidrogen halida. Keagresifan reaksi berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai dari
fluorin sampai klorin sampai bromin. Reaksi-reaksi yang menarik terjadi dengan adanya sinar
ultraviolet (begitu juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini disebut reaksi fitokimia, dan terjadi
pada suhu kamar. Metana dengan klorin Reaksi substitusi terjadi dengan mekanisme dimana
atom-atom hidrogen dalam metana digantikan oleh atom-atom klorin. Hasil reaksi adalah
campuran klorometana, diklorometana, triklorometana dan tetraklorometana. Campuran antara
gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau ini akan menghasilkan hidrogen klorida
dalam bentuk uap asap dan kabut cairan-cairan organik. Semua produk organik berbentuk cair
dalam suhu kamar terkecuali klorometana yang merupakan sebuah gas. Jika klorin diganti
dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan uap bromin, atau menggelembungkan
metana melalui cairan bromin paparkan kedua prosedur ini terhadap sinar UV. Campuran gas
yang terbentuk akan berwarna merah-coklat dan bukan hijau. Reaksi-reaksi ini tidak bisa
digunakan untuk membuat senyawa-senyawa organik yang dihasilkan dalam laboratorium
karena campuran hasil reaksinya sangat sulit dipisahkan. Reaksi alkana-alkana yang lebih besar
dengan klorin Sebagai contoh, dengan propana, akan diperoleh salah satu dari dua isomer
berikut: Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan tanpa ada
faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali lebih banyak dengan klorin pada
atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang bisa terganti pada atom-atom karbon ujung dan hanya 2
pada atom karbon tengah. Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir
sama. Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana bromin terikat pada
atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung. 2.3.3 Reaksi-reaksi antara Sikloalkana
dengan Unsur-unsur Halogen Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi
dengan klorin atau bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk bereaksi
dalam kondisi tanpa cahaya. Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi
dimana cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana menghasilkan 1,3-
dibromopropana. Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa tetapi reaksi
substitusi juga terjadi pada kondisi ini. Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami
regangan cincin. Sudut-sudut ikatan dalam cincin menjadi 60 dan tidak normal lagi yaitu sekitar
109.5 ketika karbon membentuk empat ikatan tunggal. Timpang tindih antara orbital-orbial
atom dalam pembetukan ikatan C-C tidak lagi seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-
menolak yang cukup besar antara pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih
stabil jika cincin terputus. 2.4. Kecepatan Reaksi Halogenasi Kecepatan reaksi dinyatakan oleh
besarnya tenaga aktivasi yang biasa dinyatakan sebagai berikut: k = RH + X2 RX +HX dan r = k
[RH][X2] dengan: k = konstanta kecepatan reaksi E = tenaga aktivasi A = tetapan = konstanta
tumbukan Makin kecil harga E maka reaksi akan makin cepat. Harga E ini merupakan fungsi
yang kompleks dari tenaga pemecahan ikatan dan tenaga pembentukan dalam reaksi. Sehingga
untuk kebanyakan reaksi harga E diperoleh secara eksperimental. Pada umumnya reaksi
halogenasi adalah reaksi berantai. Ada tiga bentuk mekanisme reaksi yaitu: 1. CH4 + X2 CH3X
+ HX q1 kalori Reaksi ini berjalan cepat karena reaksinya berantai dan berjalan secara termis
dan yang bereaksi adalah radikal bebas. 2. a. X2 X q2 kalori b. CH3 : H + X H3C + HX c.
H3C + X2 CH3X + X Radikal bebas X akan menarik elektron lagi dari CH4, terjadi radikal
bebas CH3, yang bereaksi lagi dengan X2, terbentuk radikal bebas X dan seterusnya, terjadi
reaksi berantai. 3. a. X2 X q3 kalori b. CH3 : H + X CH3X + H c. H + X2 HX + X
Dari ketiga reaksi 1, 2 dan 3, reaksi yang paling cepat akan mengalahkan yang lainnya. Dari
persamaan k = A. e-E/RT; untuk E positif maka reaksi yang paling cepat adalah yang
memerlukan tenaga aktivasi paling kecil. Melihat dari panas reaksinya, misalkan nilai q2
Please download to view
Download 38

Share Halogenasi

Embed
size(px)
start on

Link
All materials on our website are shared by users. If you have any questions about copyright issues, please report us
to resolve them. We are always happy to assist you.

Halogenasi
by furqon-badlyd

on Oct 08, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 8

Comment: 0

125

views

Share

Comments

Description
Satuan Proses 2
Download Halogenasi

Transcript

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota
golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang
mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu
pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara
penggantian (substitusi). Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon
rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti
klorin, bromin dan iodin. Proses halogenasi banyak digunakan dalam industry, yaitu : pembuatan
industrial solvent trichloro ethylene, intermediate penting seperti chloro benzene, vinyl chloride,
sebagar refrigerant hidrochloro carbon, dan masih banyak lagi kegunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1.1.1 Apa
yang dimaksud dengan Halogenasi? 1.1.2 Apa saja zat-zat yang dapat dihalogenasi? 1.1.3 Apa saja
tipe-tipe reaksi halogeasi? 1.1.4 Bagainana kinetika mekasme reaksi halogenasi? 1.1.5 Apa saja
faktor yang mempengaruhi proses halogenasi? 1.1.6 Bagaimana penerapan proses halogenasi di
industri?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini,penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui pengertian pengertian halogenasi
1.3.2 Mengetahui zat-zat yang dapat digunakan dalam proses halogenasi
1.3.3 Mengetahui tipe-tipe reaksi halogenasi
1.3.4 Mengetahui kinetika mekanisme reaksi halogenasi
1.3.5 Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses halogenasi
1.3.6 Mengetahu aplikasi proses halogenasi di industri
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode pustaka. Metode pustaka adalah
metode penulisan karya ilmiah dengan mengumpulkan bahan-bahan,materi-materi,data-data dan
informasi-informasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan web yang tersedia.
BAB II PEMBAHASAN HALOGENASI
2.1 PENGERTIAN
Halogenasi yaitu proses memasukkan 1 gugus halogen atau lebih. Cara penggantian gugus halogen
ada beberapa cara, yaitu:
1. Mengganti H Reaksi: RH + X2( RX + HX C5H12 + Cl2 (C5H11Cl + HCl
2. Addisi Reaksi: RCH = CHR + X2( RCHX CHXR CH3 CH = CH2 + Br2 (CH3
CHBr CH2Br
3. Mengganti suatu gugus (substitusi) Reaksi: RCH2OH + HX (RCH2X + H2O Halogenasi
terdapat dalam proses: 1. Pembuatan insektisida, misal DDT. 2. Pembuatan hasil akhir dengan
hasil antaranya adalah halogen, misal C6H6Cl dan C5H11Cl 3. Pembuatan obat-obatan (banyak
digunakan bromide dan iodida) dan zat warna. 4. Sebagai bahan pendingin (Freon 12) dan bahan
bakar roket (sebab F stabil dan pada suhu tinggi cepat terbakar dengan panas yang tinggi).
2.2 ZAT-ZAT PEREAKSI
2.2.1 Zat-zat pereaksi untuk halogenasi: 1. Cl2, Br2, I2 dan F2 I2 reaksinya lambat karena
reaksinya adalah reaksi setimbang. F2 reaksinya hebat sekali karena itu sangat berbahaya. 2. HX
Digunakan untuk mengganti gugus O 3. NaOX Biasa dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan
ini harganya mahal maka hanya digunakan untuk keperluan tertentu saja. 4. Ca(OX)2, harganya
lebih murah
2.2.1 Zat-zat yang dapat di halogenasi 1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara
untuk memperoleh hasil akhir. Reaksi: RH + Cl2 (RCl + HCl CH4 + Cl2( CH3Cl + CH2Cl2 +
HCl 2. Olefin, secara addisi dan substitusi Reaksi: RCH = CH2 + X2 (RCHX CH2X RCH =
CH2 + HX( RCH2 CH2X 3. Alkohol Reaksi: ROH + HX( RX + H2O RCH2OH + X2( RCHXOH
+ HX 6. Senyawa aromatik, secara addisi atau substitusi Reaksi: 7. Senyawa aromatik yang
mempunyai rantai cabang Halogenasi bisa terhadap inti dan bisa terhadap cabang. a. Substitusi
pada inti, secara katalitik Reaksi: X Kat. AlCl3 H3C + X2 H3C + HX T CH2X + HX Adisi sukar
terjadi sebab inti lebih sukar diserang halogen. 8. Naphtalin, secara addisi akan diperoleh octachlor
naphtalen Reaksi: Cl Cl Cl Cl + Cl2 Cl Cl + 8HCl Cl Cl 9. Karbon disulfida Reaksi: CS2 + 3Cl2
(CCl4 + S2Cl2 10.Antroquinon Reaksi: O NH2 Katalisator + Cl2 nitrobzenO NH2 O NH2 Cl Cl
O NH2 2.3 KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI 2.3.1.Reaksi-reaksi antara Alkena dengan
Unsur-unsur Halogen 1. Etena dengan fluorin Etena bereaksi ledakan (eksplosif) dengan fluorin
menghasilkan karbon dan gas hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan merupakan reaksi yang
bermanfaat, dan jarang dibahas pada pembahasan tingkat dasar. 2. Etena dengan klorin atau
bromin atau iodin Reaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin adalah
reaksi adisi. Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana. Reaksi dengan
bromin terjadi pada suhu kamar. Klorin bereaksi lebih cepat dibanding bromin, tapi sifat kimia
reaksi cukup mirip. Iodin bereaksi jauh lebih lambat, tapi sifat kimia reaksi juga mirip. Reaksi
dengan bromin jauh lebih mungkin ditemui dibanding reaksi dengan klorin dan iodin. Penggunaan
air bromin sebagai sebuah reaksi uji untuk alkena Jika menggoncang sebuah alkena dengan air
bromin atau menggelembungkan sebuah alkena wujud gas (seperti etena) melalui bromin cair
murni atau melalui sebuah larutan bromin dalam sebuah pelarut organik seperti tetraklorometana,
maka bromin yang berwarna coklat kemerah-merahan akan berubah warna (tidak berwarna). Sifat
kimia reaksi uji Reaksi uji ini menjadi rumit dengan adanya fakta bahwa produk utama yang
dihasilkan bukan 1,2-dibromoetana. Air juga terlibat dalam reaksi, dan kebanyakan hasil reaksi
adalah 2-bromoetanol. 2.3.2 Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen 1. Alkana
dengan fluorin Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang
gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen fluoride. Sebagai contoh: 2. Alkana dengan
iodin Iodin tidak bereaksi dengan alkana sekurang-kurangnya pada kondisi laboratorium yang
normal. 3. Alkana dengan klorin atau bromin Tidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap
(tanpa cahaya). Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin, yakni
menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen halida. Keagresifan reaksi berkurang tajam
semakin ke bawah golongan mulai dari fluorin sampai klorin sampai bromin. Reaksi-reaksi yang
menarik terjadi dengan adanya sinar ultraviolet (begitu juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini
disebut reaksi fitokimia, dan terjadi pada suhu kamar. Metana dengan klorin Reaksi substitusi
terjadi dengan mekanisme dimana atom-atom hidrogen dalam metana digantikan oleh atom-atom
klorin. Hasil reaksi adalah campuran klorometana, diklorometana, triklorometana dan
tetraklorometana. Campuran antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau ini
akan menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut cairan-cairan organik.
Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu kamar terkecuali klorometana yang merupakan
sebuah gas. Jika klorin diganti dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan uap bromin,
atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin paparkan kedua prosedur ini terhadap
sinar UV. Campuran gas yang terbentuk akan berwarna merah-coklat dan bukan hijau. Reaksi-
reaksi ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa organik yang dihasilkan dalam
laboratorium karena campuran hasil reaksinya sangat sulit dipisahkan. Reaksi alkana-alkana yang
lebih besar dengan klorin Sebagai contoh, dengan propana, akan diperoleh salah satu dari dua
isomer berikut: Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan tanpa
ada faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali lebih banyak dengan klorin pada
atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang bisa terganti pada atom-atom karbon ujung dan hanya 2
pada atom karbon tengah. Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir
sama. Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana bromin terikat pada
atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung. 2.3.3 Reaksi-reaksi antara Sikloalkana
dengan Unsur-unsur Halogen Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi
dengan klorin atau bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk bereaksi
dalam kondisi tanpa cahaya. Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi
dimana cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana menghasilkan 1,3-
dibromopropana. Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa tetapi reaksi substitusi
juga terjadi pada kondisi ini. Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan
cincin. Sudut-sudut ikatan dalam cincin menjadi 60 dan tidak normal lagi yaitu sekitar 109.5
ketika karbon membentuk empat ikatan tunggal. Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam
pembetukan ikatan C-C tidak lagi seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang
cukup besar antara pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih stabil jika cincin
terputus. 2.4. Kecepatan Reaksi Halogenasi Kecepatan reaksi dinyatakan oleh besarnya tenaga
aktivasi yang biasa dinyatakan sebagai berikut: k = RH + X2 RX +HX dan r = k [RH][X2] dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi E = tenaga aktivasi A = tetapan = konstanta tumbukan Makin kecil
harga E maka reaksi akan makin cepat. Harga E ini merupakan fungsi yang kompleks dari tenaga
pemecahan ikatan dan tenaga pembentukan dalam reaksi. Sehingga untuk kebanyakan reaksi harga
E diperoleh secara eksperimental. Pada umumnya reaksi halogenasi adalah reaksi berantai. Ada
tiga bentuk mekanisme reaksi yaitu: 1. CH4 + X2 CH3X + HX q1 kalori Reaksi ini berjalan cepat
karena reaksinya berantai dan berjalan secara termis dan yang bereaksi adalah radikal bebas. 2. a.
X2 X q2 kalori b. CH3 : H + X H3C + HX c. H3C + X2 CH3X + X Radikal bebas X akan
menarik elektron lagi dari CH4, terjadi radikal bebas CH3, yang bereaksi lagi dengan X2,
terbentuk radikal bebas X dan seterusnya, terjadi reaksi berantai. 3. a. X2 X q3 kalori b. CH3
: H + X CH3X + H c. H + X2 HX + X Dari ketiga reaksi 1, 2 dan 3, reaksi yang paling
cepat akan mengalahkan yang lainnya. Dari persamaan k = A. e-E/RT; untuk E positif maka reaksi
yang paling cepat adalah yang memerlukan tenaga aktivasi paling kecil. Melihat dari panas
reaksinya, misalkan nilai q2

Recommended

Halogenasi

1. Halogenasi(p.204-302)Halogenasi(p.204-302) Halogenasi: Reaksi pemasukan halogen


kedalamHalogenasi: Reaksi pemasukan halogen kedalam suatu senyawa.suatu senyawa. Cara
masuk

Halogenasi

haogenasi

halogenasi

halogenasi

KOMPLIT HALOGENASI

BAB I PENDAHULUAN Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur
yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai
Halogenasi Alkana Dan Sikloalkana

Halogenasi Alkana dan Sikloalkana Ditulis oleh Jim Clark pada 17-10-2007 Halaman ini
menguraikan reaksi-reaksi antara alkana dan sikloalkana dengan unsur-unsur halogen (fluorin,

PIK 2 Bab 4 Halogenasi

HALOGENASI A. PENGERTIAN Halogenasi yaitu proses memasukkan 1 gugus halogen atau


lebih. Cara penggantian gugus halogen ada beberapa cara, yaitu: 1. Mengganti H Reaksi: 2.

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

laporan prak KF Kimia ITB 2010 Semester 5

Laporan Praktikum Kimia Fisik-Kinetika Halogenasi Aseton Dengan Katalisator Asam

Laporan Praktikum Kimia Fisik Kinetika Halogenasi Aseton dengan Katalisator Asam Nama :
Hestin Permatasari NIM : 10510035 Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2012 Tanggal
Pengumpulan:

Laporan Praktikum Kimia Fisik-Kinetika Halogenasi Aseton Dengan Katalisator Asam

Laporan Praktikum Kimia Fisik Kinetika Halogenasi Aseton dengan Katalisator Asam Nama :
Hestin Permatasari NIM : 10510035 Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2012 Tanggal
Pengumpulan:

Vous aimerez peut-être aussi