Vous êtes sur la page 1sur 20

ASMA BROCHIALE

A. DEFINISI
Penyakit obstruksi jalan nafas atau lebih dikenal dengan penyakit paru obstruktif menahun
(PPOM) secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Obstruksi jalan nafas reversibel, terutama asma brochiale
b. Obtruksi jalan nafas non reversibel , penyakti obstruksi paru menahun ( brochitis kronis
dan emfisema )
Pengertian asma sendiri adalah sindrom obtruksi jalan nafas yang terjadi berulang yang
ditandai dengan adanya konstriksi otot polos, hipersekresi mukus dan inflamasi.

B. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui, sehingga tidak ada pengobatan kausal asma.
Beberapa faktor pencetus yang diketahui saat ini :
a. faktor intrinsik antara lain perawatan sehari-hari.
b. Faktor ekstrinsik
1. Alergi debu rumah
2. Rumah antigen akibat dari reaksi antigen antibody uarema
Dua faktor diatas merupakan faktor-faktor yang sering ditemui di masyarakat tetapi sampai
saat ini berbagai teori tentang mekanisme timbulnya asma bronchial sangat heterogen dan
terus berkembang, serta tidak selamanya dapat mencakup semua jenis penderita asma.
Oleh karena itu dalam penanganan asma dan pemeliharaan penderita asma, penting sekali
untuk mengetahui faktor pencetus timbulnya asma pada masing-masing individu daripada
mencari penyebab yang belum pasti.

C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan para ahli, pencetus bisa berdasarkan :
a. Gangguan saraf autonom
b. Gangguan sistem imun

54
a. Gangguan saraf autonom
Saraf simpatis saraf para simpatis
( Andrenergik ) ( Kolinergik )

Bronko dilatasi Bronko Konstriksi

Gangguan saraf simpatis Hiperaktivitas syaraf kolinergik


( Blokasde reseptor Hawa dingin
andrenergik Beta dan Asap rokok
hiperaktivitas AD. 2 Debu rumah

Bronkho konstriksi
Sesak nafas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
PK : Hipoksemia
Intoleransi aktivitas
Cemas
Kurang pengetahuan

b. Gangguan sistem imun


Masuknya alergen ke saluran nafas
( Debu, bulu hewan, kapas, dan lain-lain )

Merangsang sistem imun


Membentuk antibodi Ig E

Ig E menempel pada permukaan


Sel mastoid di saluran nafas dan kulit

Mencetuskan serangkaian reaksi dan pelepasan


Mediator : seperti histamin, leukotrin, prostaglandin dan eusinophil

55
Broncho konstriksi, Edema, produksi sekresi meningkat

Obstruksi jalan nafas

Atelektasis Peningkatan sumbatan

Perfusi menurun Kerja pernafasan meningkat

Hipoksemia Fatigue obstruksi

Hiperkapnia
Ekspirasi menurun, udara tertahan

Alveolus membesar Asidosis respiratorik


PK : Hipoksemia
PK : gagal nafas
Difusi gas terganggu

D. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing) telah
dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satu-
satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
a. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau
keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan muncul
bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di
laboratorium.
b. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan,
tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran pernafasan. Biasanya
terjadi setelah sembuh dari serangan asma.

56
c. Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes
fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi
bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
d. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan
keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak
antara lain :
1). Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
2). Sianosis
3). Silent Chest
4). Gangguan kesadaran
5). Tampak lelah
6). Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
e. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa serangan
asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan
untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal

E. KOMPLIKASI.
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal
nafas
2. Chronic persisten bronchitis
3. Bronchitis
4. Pneumonia
5. Emphysema

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :

57
a. Pemeriksaan darah tepi ( sekret hidung )
b. Pemeriksaan IGE
c. Pemeriksaan rontgen thorak biasanya ujung depan kosta terangkat dan puncak dada lebar.
Pemeriksaan alergi tes untuk menentukan jenis alergen pencetus asma.
d. Pemeriksan uji faal paru dengan spirometri akan membantu menunjukkan adanya
obstruksi saluran pernafasan
e. Pada saat serangan asma kadang-kadang dilakukan tindakan pemeriksaan gas darah.

G. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit asma baik
cara pengobatannya maupun perjalanan penyakitnya sehingga penderita dapat ikut
bekerjasama dan mengerti tujuan pengobatan yang akan diberikan.
Untuk serangan asma akut dapat diberikan golongan obat adrenergik beta atau teofilin. Untuk
status asmatikus dimana dengan pengobatan agonis beta dan teofilin tidak mengalami
regrakter maka untuk mengembalikan fungsinya diperlukan kortikosteroid dan tindakan
lanjut selain memberikan oksigen ialah pemasangan infus.
Urutannya adalah sebagai berikut :
a. Oksigen 2-4 liter per menit
b. Infus cairan 2 3 liter / hari, penderita boleh minum
c. Aminophilin 5 6 mg / kg BB / IV, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0,5 0,9 mg /
kg BB / jam
d. Kortikostereoid : hidrokortison 4 mg / kg BB / IV atau deksametason 10 20 mg. setelah
tampak perbaikan kortikosteroid intravena dapat diganti dengan bentuk oral
e. Obat adrenergik beta, bila ada lebih disukai nebulizer diberikan tiap 4 6 jam
f. Antibiotik bila ada tanda-tanda infeksi
Sedangkan untuk asma kronis prinsip pengobatannya :

58
a. Mengenal, menyingkirkan dan atau menghindari faktor-faktor pencetus serangan seperti
alergi, iritan, infeksi, kegiatan jasmani, lingkungan kerja, obat-obatan, perubahan cuaca
yang ekstrim
b. Menggunakan obat-obatan
Pada penyempitan saluran pernafasan timbul akibat-akibat sebagai berikut :
a. Gambaran aliran udara nafas merupakan gangguan ventilasi ( hipoventilasi )
b. Distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru
c. Gangguan difusi gas ditingkat alveoli
Ketiga hal ini akan menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia pada asma dan asidosis
pernafasan tahap yang sangat lanjut. Identifikasi obstruksi jalan nafas pada asma tidak hanya
beredar pada sesak nafas dan bunyi mengi (wheezing) saja tetapi sangat dipengaruhi oleh :
a. Kecepatan terjadinya obstruksi, akut atau kronis
b. Tingkat berat ringan aktivitas seseorang
Cara menentukan obstruksi jalan nafas adalah bila pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan:
a. Ekpirasi dan atau inspirasi memanjang
b. Rasio inspirasi / ekspirasi yang abnormal, lebih besar dari 1 : 3
c. Waktu ekspirasi paksa yang memanjang

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan produksi
mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolar
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
4. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus.
5. Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
7. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus asma.
9. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan infus.

59
10. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan

DAFTAR PUSTAKA

- Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
- Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika
- Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta, 1996
- Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996
- Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and
NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005
- Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment : terjemahan, EGC, 1998
- Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000
- Tri Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001

60
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIALE

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
efektif berhubungan dengan 3 x 24 jam, pasien mampu : Airway Management
tachipnea, peningkatan Respiratory status : Ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
produksi mukus, kekentalan Respiratory status : Airway patency lift atau jaw thrust bila perlu
sekresi dan bronchospasme. Aspiration Control, Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Dengan kriteria hasil : ventilasi
Mendemonstrasikan batuk Identifikasi pasien perlunya
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak pemasangan alat jalan nafas buatan
ada sianosis dan dyspneu (mampu Pasang mayo bila perlu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Keluarkan sekret dengan batuk atau
Menunjukkan jalan nafas yang suction
paten (klien tidak merasa tercekik, irama
Auskultasi suara nafas, catat adanya
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
suara tambahan
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Lakukan suction pada mayo
Mampu mengidentifikasikan
dan mencegah factor yang dapat Berikan bronkodilator bila perlu
menghambat jalan nafas Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
berhubungan dengan 3 x 24 jam, pasien mampu : Airway Management
perubahan membran kapiler Respiratory Status : Gas exchange Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
alveolar Respiratory Status : ventilation lift atau jaw thrust bila perlu
Vital Sign Status Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Dengan kriteria hasil : ventilasi
Mendemonstrasikan Identifikasi pasien perlunya
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang pemasangan alat jalan nafas buatan

61
adekuat Pasang mayo bila perlu
Memelihara kebersihan paru Lakukan fisioterapi dada jika perlu
paru dan bebas dari tanda tanda distress Keluarkan sekret dengan batuk atau
pernafasan suction
Mendemonstrasikan batuk Auskultasi suara nafas, catat adanya
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak suara tambahan
ada sianosis dan dyspneu (mampu Lakukan suction pada mayo
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Berika bronkodilator bial perlu
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Barikan pelembab udara
Tanda tanda vital dalam
Atur intake untuk cairan
rentang normal
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2

Respiratory Monitoring
Monitor rata rata, kedalaman, irama
dan usaha respirasi
Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
Monitor suara nafas, seperti dengkur
Monitor pola nafas : bradipena,
takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
mengauskultasi crakles dan ronkhi pada

62
jalan napas utama
Auskultasi suara paru setelah tindakan
untuk mengetahui hasilnya
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
berhubungan dengan batuk 3 x 24 jam, pasien mampu : Activity Therapy
persisten dan Energy conservation Kolaborasikan dengan Tenaga
ketidakseimbangan antara Activity tolerance Rehabilitasi Medik
suplai oksigen dengan Self Care : ADLs dalammerencanakan progran terapi
kebutuhan tubuh. Dengan Kriteria Hasil : yang tepat.
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik Bantu klien untuk mengidentifikasi
tanpa disertai peningkatan tekanan aktivitas yang mampu dilakukan
darah, nadi dan RR Bantu untuk memilih aktivitas
Mampu melakukan aktivitas sehari hari konsisten yang sesuai dengan
(ADLs) secara mandiri kemampuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
4 Pola Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :

63
berhubungan dengan 3 x 24 jam, pasien mampu : Airway Management
Respiratory status : Ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
penyempitan bronkus
Respiratory status : Airway patency lift atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Dengan Kriteria Hasil : ventilasi
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara Identifikasi pasien perlunya
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan pemasangan alat jalan nafas buatan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, Pasang mayo bila perlu
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada Lakukan fisioterapi dada jika perlu
pursed lips) Keluarkan sekret dengan batuk atau
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien suction
tidak merasa tercekik, irama nafas,
Auskultasi suara nafas, catat adanya
frekuensi pernafasan dalam rentang
suara tambahan
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Lakukan suction pada mayo
Tanda Tanda vital dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi, pernafasan) Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

64
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
5 Nyeri akut; ulu hati Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
berhubungan dengan proses 3 x 24 jam, pasien mampu : Pain Management
penyakit. Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
Pain control, komprehensif termasuk lokasi,
Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Dengan Kriteria Hasil : dan faktor presipitasi
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampu menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, Gunakan teknik komunikasi terapeutik
mencari bantuan) untuk mengetahui pengalaman nyeri

65
Melaporkan bahwa nyeri berkurang pasien
dengan menggunakan manajemen nyeri Kaji kultur yang mempengaruhi respon
Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Evaluasi pengalaman nyeri masa
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri lampau
berkurang Evaluasi bersama pasien dan tim
Tanda vital dalam rentang normal kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,

66
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)

6 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :


berhubungan dengan 3 x 24 jam, pasien mampu : Self Care assistane : ADLs
kelemahan fisik Self care : Activity of Daily Living Monitor kemempuan klien untuk
(ADLs) perawatan diri yang mandiri.
Dengan Kriteria Hasil : Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat
Klien terbebas dari bau badan bantu untuk kebersihan diri,
Menyatakan kenyamanan terhadap berpakaian, berhias, toileting dan
kemampuan untuk melakukan ADLs makan.
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan Sediakan bantuan sampai klien mampu
secara utuh untuk melakukan self-care.
Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal sesuai

67
kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

7 Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :


kesulitan bernafas dan rasa 3 x 24 jam, pasien mampu : Anxiety Reduction (penurunan
takut sufokasi. Anxiety control kecemasan)
Coping Gunakan pendekatan yang
Impulse control menenangkan
Dengan Kriteria Hasil : Nyatakan dengan jelas harapan
Klien mampu mengidentifikasi terhadap pelaku pasien
dan mengungkapkan gejala cemas Jelaskan semua prosedur dan apa yang
Mengidentifikasi, dirasakan selama prosedur
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik Pahami prespektif pasien terhadap
untuk mengontol cemas situasi stres
Vital sign dalam batas normal Temani pasien untuk memberikan
Postur tubuh, ekspresi wajah, keamanan dan mengurangi takut
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas Berikan informasi faktual mengenai
menunjukkan berkurangnya kecemasan diagnosis, tindakan prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan

68
Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
8 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
berhubungan dengan faktor- 3 x 24 jam, pasien mampu : Teaching : disease Process
faktor pencetus asma. Kowlwdge : disease process Berikan penilaian tentang tingkat
Kowledge : health Behavior pengetahuan pasien tentang proses
Dengan Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
Pasien dan keluarga menyatakan Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, bagaimana hal ini berhubungan dengan
prognosis dan program pengobatan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan tepat.
prosedur yang dijelaskan secara benar Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan muncul pada penyakit, dengan cara
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim yang tepat
kesehatan lainnya Gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau pasien
informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang

69
dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
9 Resiko infeksi dengan faktor Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
resiko prosedur invasif 3 x 24 jam, pasien mampu : Infection Control (Kontrol infeksi)
pemasangan infus. Immune Status Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Risk control pasien lain
Dengan Kriteria Hasil : Pertahankan teknik isolasi
Klien bebas dari tanda dan gejala Batasi pengunjung bila perlu
infeksi Instruksikan pada pengunjung untuk
Menunjukkan kemampuan untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
mencegah timbulnya infeksi setelah berkunjung meninggalkan
Jumlah leukosit dalam batas pasien
normal Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
Menunjukkan perilaku hidup tangan
sehat Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai
alat pelindung
Pertahankan lingkungan aseptik selama

70
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan line central
dan dressing sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap


infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik aseptic pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kulit pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan

71
gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
10 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh 3 x 24 jam, pasien mampu : Nutrition Management
berhubungan dengan faktor Nutritional Status : food and Kaji adanya alergi makanan
psikologis dan biologis yang Fluid Intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengurangi pemasukan Nutritional Status : nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi
makanan Intake yang dibutuhkan pasien.
Weight control Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Dengan Kriteria Hasil : intake Fe
Adanya peningkatan berat Anjurkan pasien untuk meningkatkan
badan sesuai dengan tujuan protein dan vitamin C
Berat badan ideal sesuai Berikan substansi gula
dengan tinggi badan Yakinkan diet yang dimakan
Mampu mengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
Tidk ada tanda tanda Berikan makanan yang terpilih ( sudah
malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Menunjukkan peningkatan Ajarkan pasien bagaimana membuat
fungsi pengecapan dari menelan catatan makanan harian.
Tidak terjadi penurunan berat Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
badan yang berarti kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan

72
Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet

73

Vous aimerez peut-être aussi