Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANALISIS MASALAH
Mukokel adalah lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan
oleh pecahnya saluran kelenjar saliva dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di
sekitarnya. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh kasus), dan
dapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Hal ini sesuai
dengan yang ditemukan pada pasien, yaitu benjolan terjadi pada bibir bawah.
Pada pasien ini, dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien memiliki
kebiasaan menggigit bibir. Selain itu, ketika mulai pertama kali terbentuk benjolan,
pasien mengaku sedikit mengganggu ketika mengunyah sehingga terkadang benjolan
tersebut tergigit. Hal ini dapat menjadi penyebab dari mukokel pasien. Trauma lokal
atau mekanik pada mukosa mulut dapat melibatkan duktus glandula saliva minor
akibat pengunyahan, atau kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara
dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir, kebiasaan menggesek-gesekkan bagian
ventral lidah pada permukaan gigi rahang bawah.
Modalitas terapi lain yang dapat diberikan pada pasien dengan mukokel
adalah dengan medikamentosa, yaitu dengan suntikan kortikosteroid. Suntikan
kortikosteroid diharapkan akan menarik cairan disekitar benjolan sehingga terjadi
pengempisan. Namun, penggunaan kortikosterois ini terkadang gagal, atau biasanya
cepat terjadi rekurensi ketika pemberian dihentikan. Aspirasi cairan mukokel juga
bisa dilakukan, namun sering terjadi rekurensi dan bukan merupakan pilihsan terapi
utama, kecuali untuk modalitas diagnostik.
Selain dari keluhan tersebut, ditemukan juga keluhan tambahan pasien berupa
gusi yang mudah berdarah. Dari hasil pemeriksaan didapatkan juga adanya debris,
plak dan kalkulus pada semua regio. Didapatkan juga gusi yang sedikit membengkak
dan kemerahan yang merupakan suatu gingivitis. Perdarahan gusi pada pasien
kemungkinan disebabkan oleh gingivitis yang terjadi akibat adanya kalkulus. Oleh
karena itu, direncanakan dilakukan tindakan scalling pada pasien.