Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB III

ANALISIS MASALAH

Seorang pasien bernama Tn. Habib, berusia 17 tahun, datang ke poliklinik


Gigi dan Mulut Rumah Sakit Mohammad Hoesin pada tanggal 19 Desember 2016
dengan keluhan ada benjolan di bagian bibir bawah bagian dalam yang semakin
membesar sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Dari hasil anamnesis, didapatkan bahwa 6 bulan yang lalu, pasien mengaku
bibir pasien tergigit pada saat makan, yang kemudian lukanya menyerupai sariawan,
tapi lama kelamaan semakin membesar, pasien lalu mengoleskan abothyl, namun
tidak ada perbaikan. Lama kelamaan timbul benjolan kecil sebesar jarum pentul
dirasakan semakin membesar hingga sebesar biji jagung (1 cm).
1 minggu yang lalu, benjolan sudah tidak dirasakan bertambah besar.
Benjolan tidak dirasakan sakit, kesulitan mengunyah (-), namun dirasakan tidak
nyaman. Pasien juga mengeluh gusinya sering berdarah. Rasa ngilu pada gigi (-)
bengkak pada gusi (-) Pasien mengaku mempunyai kebiasaan menggigit bibirnya.
Oleh karena takut sebuah kelainan, pasien berobat ke poliklinik gigi dan mulut
RSMH.
Dari hasil anamnesis, keluhan sistemik seperti darah tinggi dan kencing manis
disangkal oleh pasien. Pasien mengaku jarang berobat ke dokter gigi, hanya pernah 1
kali mencabut gigi pada tahun 2014. Dari riwayat kebiasaan, didapatkan bahwa
pasien menggosok gigi 2x sehari saat mandi pagi dan mandi sore, pasien memiliki
kebiasaan menggigit bagian dalam bibir bawah.
Saat pemeriksaan, terlihat pasien dengan keadaan umum tampak sakit ringan.
Sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82x/ menit (isi dan
tegangan cukup), suhu 36,5oC, dan pernapasan 20x/ menit. Pada pemeriksan ekstra
oral didapatkan benjolan di bagian dalam bibir bawah, diameter 1 cm, mobile, tidak
nyeri saat palpasi, fluktuasi (+), dan warna agak kebiruan. Selain itu didapatkan bibir
yang kering. Pemeriksaan ekstra oral lainnya didapatkan dalam batas normal.
Pada pemeriksaan intra oral didapatkan debris, plak, dan kalkulus pada semua
regio gigi. Didapatkan perdarahan papilla interdental pada region D. Didapatkan gusi
yang membengkak dan merah, yang merupakan gingivitis. Gingivitis yang terjadi
disebabkan oleh kalkulus pada gigi pasien. Didapatkan malposisi gigi pada gigi
11,21,38,31,42 dan 48, serta missing teeth pada gigi 34, dan unerupted molar 3 pada
gigi 28.
Pasien datang dengan keluhan utama benjolan di bibir bawah yang bertambah
besar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan benjolan pada bibir dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti mukokel, hemangioma, atau suatu keganasan dari kelenjar
saliva. Mukokel memiliki gambaran klinis yang khas, yaitu massa atau
pembengkakan lunak yang berfluktuasi, berwarna translusen kebiruan apabila massa
belum begitu dalam letaknya, kadang-kadang warnanya normal seperti warna mukosa
mulut apabila massa sudah terletak lebih dalam, apabila dipalpasi pasien tidak sakit.
Gambaran klinis hemangioma pada bibir biasanya berwarna kemerahan, serta pada
keganasan biasanya tumbuh lambat dengan konsistensi massa yang kenyal. Pada
pasien ini, didapatkan benjolan yang berdiameter 1 cm, berwarna kebiruan , mobile,
tidak nyeri pada palpasi, fluktuasi (+). Dari hasil anamnesis, diketahui juga bahwa
onset dari benjolan ini baru sekitar 2 bulan. Berdasarkan temuan ini, kemungkinan
benjolan pada pasien adalah suatu mukokel.

Mukokel adalah lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan
oleh pecahnya saluran kelenjar saliva dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di
sekitarnya. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh kasus), dan
dapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Hal ini sesuai
dengan yang ditemukan pada pasien, yaitu benjolan terjadi pada bibir bawah.

Pada pasien ini, dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien memiliki
kebiasaan menggigit bibir. Selain itu, ketika mulai pertama kali terbentuk benjolan,
pasien mengaku sedikit mengganggu ketika mengunyah sehingga terkadang benjolan
tersebut tergigit. Hal ini dapat menjadi penyebab dari mukokel pasien. Trauma lokal
atau mekanik pada mukosa mulut dapat melibatkan duktus glandula saliva minor
akibat pengunyahan, atau kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara
dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir, kebiasaan menggesek-gesekkan bagian
ventral lidah pada permukaan gigi rahang bawah.

Penatalaksaan mukokel pada pasien ini dapat dibagi menjadi 2, meliputi


penanggulangan faktor penyebab dan intervensi terhadap mukokelnya.
Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya
rekurensi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, trauma dapat menjadi penyebab
terbentuknya mukokel. Pada pasien ini, perlu diberikan edukasi mengenai kebiasaan
pasien menggigit bibir bagian bawahnya agar dapat dihindari dan mencegah rekurensi
dari mukokel.

Penatalaksanaan yang direncanakan pada pasien ini adalah dilakukan eksisi.


Eksisi pada mukokel merupakan modalitas terapi yang disarankan dan sering
dilakukan. Risiko rekurensi ditemukan minimal pada eksisi apabila dilakukan eksisi
yang baik. Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan
dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dan lokasi
massa.

Modalitas terapi lain yang dapat diberikan pada pasien dengan mukokel
adalah dengan medikamentosa, yaitu dengan suntikan kortikosteroid. Suntikan
kortikosteroid diharapkan akan menarik cairan disekitar benjolan sehingga terjadi
pengempisan. Namun, penggunaan kortikosterois ini terkadang gagal, atau biasanya
cepat terjadi rekurensi ketika pemberian dihentikan. Aspirasi cairan mukokel juga
bisa dilakukan, namun sering terjadi rekurensi dan bukan merupakan pilihsan terapi
utama, kecuali untuk modalitas diagnostik.
Selain dari keluhan tersebut, ditemukan juga keluhan tambahan pasien berupa
gusi yang mudah berdarah. Dari hasil pemeriksaan didapatkan juga adanya debris,
plak dan kalkulus pada semua regio. Didapatkan juga gusi yang sedikit membengkak
dan kemerahan yang merupakan suatu gingivitis. Perdarahan gusi pada pasien
kemungkinan disebabkan oleh gingivitis yang terjadi akibat adanya kalkulus. Oleh
karena itu, direncanakan dilakukan tindakan scalling pada pasien.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Bab Iv Analisis Kasus
    Bab Iv Analisis Kasus
    Document4 pages
    Bab Iv Analisis Kasus
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN JENIS
    ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN JENIS
    Document11 pages
    ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN JENIS
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • DAFTAR PUSTAKA Ekg
    DAFTAR PUSTAKA Ekg
    Document1 page
    DAFTAR PUSTAKA Ekg
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I LCP
    Bab I LCP
    Document2 pages
    Bab I LCP
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Obgin
    Obgin
    Document8 pages
    Obgin
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Artikel
    Artikel
    Document22 pages
    Artikel
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus
    Kasus
    Document2 pages
    Kasus
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document4 pages
    Cover
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Document6 pages
    Frak Tur
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus
    Kasus
    Document1 page
    Kasus
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Visite
    Visite
    Document3 pages
    Visite
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • EKG
    EKG
    Document3 pages
    EKG
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Artikel
    Artikel
    Document9 pages
    Artikel
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Artikeel
    Artikeel
    Document10 pages
    Artikeel
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • DERMATOTERAPI TOPIKAL
    DERMATOTERAPI TOPIKAL
    Document8 pages
    DERMATOTERAPI TOPIKAL
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas
    Tugas
    Document8 pages
    Tugas
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Methods of Counting Events
    Methods of Counting Events
    Document15 pages
    Methods of Counting Events
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Vivin 2
    Vivin 2
    Document8 pages
    Vivin 2
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Sinektomi, Eksisi Luas, dan Teknik “Inside Out” untuk Mengatasi Sinus Preaurikula
    Sinektomi, Eksisi Luas, dan Teknik “Inside Out” untuk Mengatasi Sinus Preaurikula
    Document2 pages
    Sinektomi, Eksisi Luas, dan Teknik “Inside Out” untuk Mengatasi Sinus Preaurikula
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • 30.04 Yuli Harti
    30.04 Yuli Harti
    Document2 pages
    30.04 Yuli Harti
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Abu Huraerah
    Abu Huraerah
    Document5 pages
    Abu Huraerah
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Abu Huraerah
    Abu Huraerah
    Document5 pages
    Abu Huraerah
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Latihan
    Latihan
    Document2 pages
    Latihan
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Rokok Mengandung Banyak Bahan Kimia Berbahaya
    Rokok Mengandung Banyak Bahan Kimia Berbahaya
    Document1 page
    Rokok Mengandung Banyak Bahan Kimia Berbahaya
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Diagnosis Komunitas Pada Anak Jalanan
    Diagnosis Komunitas Pada Anak Jalanan
    Document21 pages
    Diagnosis Komunitas Pada Anak Jalanan
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • B HCG
    B HCG
    Document2 pages
    B HCG
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Infertility
    Infertility
    Document5 pages
    Infertility
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation
  • Pain
    Pain
    Document5 pages
    Pain
    Alvin Halim Senaboe
    Pas encore d'évaluation