Vous êtes sur la page 1sur 8

PENGARUH EL NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO)

TERHADAP CURAH HUJAN MUSIMAN DAN TAHUNAN DI INDONESIA

Zulfahmi Sitompul
fahmiaphro@gmail.com

Emilya Nurjani
n_emilya@geo.ugm.ac.id

Abstract
The main seasonal variability and annual climate in Indonesia affected by ENSO. ENSO is an
ocean atmosphere interaction centered in the equatorial Pacific Ocean that causes global climate
anomalies, including Indonesia. Research purposes which determine the influence of ENSO on
seasonal and annual rainfall. The data used in the monthly rainfall of 60 rainfall stations and the
southern oscillation index in 1960-2004. Regression analysis is used to answer the purposes of this
study.
The results showed the real impact ENSO on annual rainfall than the impact of El Nino or La
Nina; apparent influence of ENSO and El Nino felt while PMK and AMH. Regions with annual
rainfall is real influenced by the ENSO, El Nino and La Nina that is 43; 7; 5 regions. Regions with
rainfall while PMK and AMH (mid-year) real affected by ENSO (31;46 regions), El Nino (11; 14
regions) and La Nina (3; 3 regions).
Keywords : ENSO, rainfall distribution pattern, influence , difference

Abstrak
Variabilitas utama iklim musiman dan tahunan di Indonesia dipengaruhi ENSO. ENSO
merupakan sebuah interaksi laut atmosfer yang berpusat di wilayah ekuatorial Samudra Pasifik yang
menyebabkan anomali iklim global, termasuk di Indonesia. Tujuan penelitian yakni mengetahui
pengaruh ENSO terhadap curah hujan musiman dan tahunan. Data yang digunakan yakni curah hujan
bulanan dari 60 stasiun hujan di Indonesia dan indeks osilasi selatan tahun 1960-2004. Analisis regresi
digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh ENSO lebih nyata terhadap curah hujan tahunan
dibandingkan pengaruh dari El Nino atau La Nina; pengaruh nyata ENSO dan El Nino dirasakan saat
PMK dan AMH. Daerah dengan curah hujan tahunan dipengaruhi nyata oleh ENSO, El Nino dan La
Nina yakni 43; 7; 5 daerah. Daerah di Indonesia dengan curah hujan saat PMK dan AMH (tengah
tahun) yang dipengaruhi nyata oleh ENSO (31;46 daerah); El Nino (11;14 daerah) dan La Nina (3;3
daerah).
Kata kunci : ENSO, sebaran curah hujan, pengaruh, perbedaan

11
PENDAHULUAN ENSO merupakan fenomena
gabungan interaksi lautan atmosfer
Indonesia merupakan negara
yang menyebabkan variasi iklim
kepulauan terbesar di bumi yang
tahunan di dunia (Ropelewski dan
terletak di antara dua benua (Asia dan
Halpert, 1987; Trenberth dan Caron,
Australia) serta antara dua samudera
2000; Trenberth dan Stephaniak,
(Hindia dan Pasifik) (Tjasyono, 2005).
2001; Mc Bride et al., 2003; Aldrian,
Karakteristik utama wilayah Indonesia
2008). Komponen lautan dari ENSO
terdiri dari komponen darat dan laut
adalah El Nino dan La Nina,
yang kemudian disebut sebagai Benua
sedangkan komponen atmosfernya
Maritim. Variabilitas iklim musiman
adalah Southern Oscillation
dan tahunan di Indonesia dipengaruhi
(Trenberth, 1997). Pusat aktivitas
oleh monsun dan ENSO. Monsun
ENSO berada di Samudra Pasifik
mempengaruhi iklim Indonesia
yang berdekatan dengan garis ekuator
melalui pergerakan titik kulminasi
(Trenberth, 1997; Trenberth dan
matahari yang mengakibatkan
Caron, 2000).
Indonesia mengalami musim hujan
Istilah El Nino awalnya digunakan
dan musim kemarau. (Kirono dkk.,
untuk menggambarkan keadaan
2004; Gunawan, 2006; Aldrian, 2008).
tahunan arus hangat lemah yang
Faktor utama yang juga
menyusuri pantai selatan Peru dan
mempengaruhi variabilitas iklim di
Ekuador yang menyebabkan turunnya
Indonesia adalah ENSO. ENSO
tangkapan ikan (Trenberth, 1997;
merupakan sebuah interaksi laut
BOM, 2011). Turunnya tangkapan
atmosfer yang berpusat di wilayah
ikan tersebut disebabkan oleh nutrisi
ekuator Samudra Pasifik (Aldrian,
yang biasanya dimunculkan ke
2008) yang menyebabkan anomali
permukaan oleh umbalan (upwelling)
iklim global (Trenberth dkk., 2000).
melemah (BOM, 2011).
Hal tersebut menyebabkan dua
Perkembangan selanjutnya El
fenomena yaitu El Nino dan La Nina.
Nino merupakan keadaan peningkatan
Gejala ENSO memberikan pengaruh
suhu permukaan lautan (sea surface
terhadap kondisi laut di Indonesia
temperature) dari suhu normalnya di
yaitu menjadi lebih dingin pada tahun
Pasifik Ekuator timur. La Nina adalah
El Nino dan lebih hangat pada tahun
kejadian berkebalikan dengan El Nino
La Nina (Aldrian, 2008).
yakni penurunan suhu permukaan
ENSO terdiri dari tiga fenomena
lautan di kawasan ekuator Samudera
yaitu kejadian normal, El Nino dan La
Pasifik dari suhu normalnya
Nina. Pembagian kriteria pada masing
(Trenberth, 1997; Kirono dalam
masing tergantung pada Southern
Prabowo, 2002). Ketika terjadi El
Oscillation Index (SOI) dari bulan
Nino maupun La Nina, keduanya
April (0) hingga Maret (+1).
berasosiasi dengan Southern
Tujuan dari penelitian ini yakni
Oscillation, sehingga fenomena ini
mengetahui pengaruh ENSO terhadap
lebih dikenal sebagai ENSO
curah hujan musiman dan tahunan di
(Trenberth, 1997; Aldrian, 2008;
Indonesia tahun 1960-2004.
Prabowo, 2002).
12
Southern Oscillation merupakan hujan yakni 1960 1999 (40 tahun).
sistem imbangan tekanan udara yang Penambahan rentang data tahun 2000
ditunjukkan oleh tinggi (rendah) 2004 diperoleh dari Badan
tekanan udara di Indonesia (Pasifik Meteorologi Klimatologi dan
Ekuator barat) dan Pasifik Ekuator Geofisika (BMKG).
timur serta kuat/ lemahnya Sirkulasi
Walker (Hacker dan Hastenrath, 1985;
Prabowo, 2002). Sirkulasi Walker
merupakan sirkulasi udara barat
timuran regional global, yang
disebabkan perbedaan suhu antara
daratan dan lautan di daerah ekuator
(Prabowo, 2002; Aldrian, 2008).
Sirkulasi Walker yang melewati
Indonesia lebih disebabkan karena Gambar 1. Lokasi penelitian
dan stasiun hujan yang digunakan
perbedaan suhu muka laut antara
Metode analisis
Pasifik ekuator barat dan timur
Pendekatan yang digunakan untuk
(Prabowo, 2002).
mendefinisikan tahun Normal, El
Kuat atau lemahnya SO diukur
Nino dan La Nina yaitu pendekatan
dari selisih tekanan udara permukaan
dari Chiew (1998). Tahun El Nino
antara. SOI memberikan ukuran
adalah jika nilai rata-rata SOI dari
sederhana dari fase SO dan Sirkulasi
April tahun yang dimaksud - April (0),
Walker. Nilai SOI dihitung dari
hingga Maret tahun berikutnya -
perbedaan tekanan udara permukaan
Maret (+1) nilainya kurang dari -5.
bulanan antara Tahiti dan Darwin
Kemudian tahun La Nina jika rata-
Nilai SOI berkisar antara (-35) dan 35.
ratanya lebih dari (+5) dan tahun
(BOM, 2011) Nilai SOI positif hingga
Normal nilai rata-ratanya diantara (-5)
positif kuat menunjukkan kejadian
dan (+5).
dari La Nina, sedangkan nilai SOI
Analisis regresi digunakan untuk
negatif hingga negatif kuat
mengetahui pengaruh ENSO terhadap
menunjukkan kejadian El Nino
curah hujan. Untuk melakukan
(Kirono dalam Prabowo, 2002).
analisis regresi diperlukan dua
METODE PENELITIAN variabel yakni variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi - VD) dan
Metode Penelitian variabel independen (variabel yang
Pemilihan sampel stasiun hujan mempengaruhi - VI). Variabel yang
Pemilihan 60 stasiun hujan yang digunakan sebagai variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah independen adalah SOI, sedangkan
berdasarkan ketersediaan data. variabel dependen adalah curah hujan.
Sebelumnya, tersedia 62 stasiun hujan Nilai curah hujan dan SOI yang
yang diperoleh dari Dewi Galuh digunakan dalam analisis adalah nilai
Condro Kirono (Personal komunikasi, bulanan. Analisis regresi dilakukan
2011). Rentang data dari 62 stasiun menggunakan software SPSS 19.

13
Berikut disajikan pada tabel variabel Tabel 2 Kelas pengaruh ENSO dan batas kelas
Kelas Pengaruh Batas Kelas
variabel independen dan dependen Pengaruh rendah < (mean 1 Standar Deviasi)
serta hipotesisnya. Pengaruh sedang
(mean - 1 Standar Devisi ) s.d.
(mean +Standar Deviasi)
Pengaruh tinggi > ( mean + 1 Standar Deviasi)
Tabel 1. Variabel variabel independen dan (Sumber : Sudijono, 2011)
dependen serta hipotesis analisis regresi
No. Variabel Hipotesis
1. - VD = SOI (JFM- H 0 = Tidak terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
AMJ-JAS-OND) pengaruh ENSO terhadap
- VI = CH (JFM- curah hujan tahunan di Pengaruh ENSO terhadap curah
AMJ-JAS-OND) Indonesia
H A = Terdapat pengaruh
hujan tahunan di Indonesia
ENSO terhadap curah Persentase pengaruh ENSO
hujan tahunan di
Indonesia
terhadap curah hujan tahunan di
2. - VD = SOI H 0 = Tidak terdapat Indonesia yakni 16,363 %. Pengaruh
(MAM) pengaruh ENSO terhadap
- IV = CH (MAM) curah hujan musiman di
tertinggi pada daerah Gorontalo
3. - VD = SOI (JJA) Indonesia (62,8), sedangkan pengaruh terendah
- IV = CH (JJA) H A = Terdapat pengaruh
pada daerah Sarmi dan Sentani (0 %).
4. - VD = SOI (SON) ENSO terhadap curah
- IV = CH (SON) hujan musiman di Daerah yang memiliki pengaruh
5. - VD = SOI (DJF) Indonesia
sedang ENSO yakni 36 daerah, 14
- IV = CH (DJF)
daerah (El Nino) dan 10 daerah (La
Pengujian uji signifikan analisis Nina). Hal ini sesuai dengan Gambar
regresi dilakukan pada derajat 2 (bagian atas) warna peta didominasi
kepercayaan 5%. Pengambilan biru sedang, menunjukkan dominasi
keputusan analisis regresi adalah kelas pengaruh sedang ENSO
sebagai berikut : terhadap curah hujan tahunan.
Sebaliknya terdapat 36 daerah (El
Jika probabilitas > 0,05 = H 0 diterima
Nino) dan 42 daerah (La Nina) yang
Jika probabilitas < 0,05 = H 0 ditolak
dipengaruhi rendah terhadap curah
Hasil dari analisis regresi adalah
hujan tahunan. Hal ini sesuai dengan
pengaruh SOI terhadap curah hujan di
Gambar 2 (bagian tengah dan bawah)
masing masing stasiun yang
yang didominasi warna biru,
digunakan. Untuk memudahkan
menunjukkan dominasi kelas
penyajian data maka hasil analisis
pengaruh rendah El Nino atau La Nina
regresi ini kemudian akan
terhadap curah hujan tahunan
dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu
Sebagian besar wilayah Indonesia
kelas pengaruh tinggi, rendah dan
curah hujan tahunan mengalami
sedang. Penentuan batas nilai dari
pengaruh sedang dari ENSO.
masing masing kelas akan
Pengaruh sedang tersebut hampir
digunakan cara standar devisasi.
meliputi seluruh wilayah Indonesia di
Berikut disajikan batas kelas dari
bagian barat, tengah dan timur.
masing masing kelas pengaruh
Pengaruh rendah dapat ditemui di
ENSO terhadap curah hujan musiman
beberapa daerah di bagian barat dan
atau curah hujan tahunan.
timur Indonesia. Pengaruh tinggi
tersebut dapat ditemui di bagian timur
Indonesia.

14
Pengaruh tertinggi ENSO terhadap
curah hujan tahunan yakni pada
daerah Gorontalo (62,8 %), pengaruh
tertinggi El Nino pada daerah Sanana
(52,2 %) dan pengaruh tertinggi La
Nina pada daerah Luwuk (69,5 %).
Pengaruh tertinggi ENSO, El Nino
dan La Nina tersebut melebihi dari 50
%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ENSO mempengaruhi curah hujan
tahunannya di Indonesia, disamping
pengaruh dari angin monsun.
Daerah dengan curah hujan
tahunan tidak dipengaruhi ENSO
yakni Luwuk, Sarmi dan Sentani. Hal
tersebut dikarenakan pengaruh ENSO
pada ketiga daerah tersebut adalah 0
Gambar 2. Peta pengaruh ENSO, El Nino dan
%. Selanjutnya daerah yang tidak La Nina terhadap curah hujan tahunan
terpengaruh kejadian El Nino yakni
Ampenan dan Banyuwangi dan tidak Kejadian La Nina, hampir sama
terpengaruh kejadian La Nina yakni dengan kejadian El Nino, yakni
Tual dan Balikpapan. Pengaruh 0 % memberikan pengaruh rendah
menunjukkan pada daerah tersebut terhadap curah hujan tahunan di
curah hujan tahunannya tidak sebagian wilayah Indonesia. Pengaruh
terpengaruh ENSO, El Nino dan La La Nina meliputi hampir seluruh
Nina. Namun begitu bisa saja daerah wilayah Indonesia. Pengaruh tersebut
tersebut curah hujannya mendapatkan meliputi sebagian Sumatera,
pengaruh tinggi tinggi dari ENSO, El Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua,
Nino dan La Nina. Kepulauan Ternate dan seluruh daerah
Kejadian El Nino memberikan Nusa Tenggara.
pengaruh rendah terhadap curah hujan
tahunan di sebagian wilayah Pengaruh ENSO terhadap curah
Indonesia. Pengaruh rendah tersebut hujan musiman di Indonesia
meliputi sebagian besar wilayah Sebagian besar wilayah Indonesia,
Indonesia yakni di Kalimantan, curah hujan musimannya saat AMK,
sebagian Jawa bagian utara, PMK dan AMH dipengaruhi sedang
Kepulauan Nusa Tenggara dan oleh ENSO (lihat Gambar 3),
sebagian Papua. Pengaruh El Nino ini sedangkan saat PMH sebagian besar
berbeda dengan pengaruh ENSO dipengaruhi rendah. Daerah yang
terhadap curah hujan tahunan di termasuk dalam pengaruh sedang ada
Indonesia. Peta yang menunjukkan 39 daerah (PMK) dengan 19 daerah
pengaruh El Nino terhadap curah diantaranya dipengaruhi nyata,
hujan tahunan di Indonesia sedangkan terdapat 36 daerah (AMH)
ditunjukkan pada Gambar 2.
15
dengan 35 diantaranya dipengaruhi Daerah yang termasuk kelas
nyata. Hal ini menunjukkan pengaruh pengaruh tinggi oleh El Nino pada
ENSO terhadap curah hujan musiman setiap musim berjumlah sama yakni 9
lebih kuat pada pertengahan tahun daerah. Ketika AMK, PMK dan PMH
(PMK dan AMH). tidak semunya dipengaruhi nyata
tetapi ketika AMH, semua daerah
yang dipengaruhi nyata oleh El Nino.
Daerah yang mendapatkan
pengaruh nyata El Nino yakni AMK
(2 daerah), PMK (3 daerah), AMH (14
daerah) dan PMH (5 daerah). El Nino
memberikan pengaruh nyata yang luas
ketika AMH. Hal ini mengindikasikan
bahwa fenomena El Nino akan
memberikan pengaruh lebih luas pada
AMH dibanding pada musim lainnya.
Pengaruh tertinggi El Nino terjadi
ketika AMH yakni pada daerah
Gorontalo (64 %) dan rata rata
pengaruh El Nino tertinggi juga terjadi
ketika AMH (20,045 %).

Gambar 3. Peta pengaruh ENSO terhadap


curah hujan musiman

Pengaruh El Nino terhadap curah


hujan musiman di Indonesia
Sebagian besar wilayah Indonesia
saat AMK, PMK dan AMH curah
hujan musiman dipengaruhi sedang
oleh El Nino, sedangkan saat PMH
sebagian besar wilayah Indonesia
dipengaruhi rendah oleh El Nino (lihat
Gambar 4). Pengaruh tinggi El Nino
setiap musim tidak menunjukkan
pengaruh dalam wilayah relatif luas.
Pengaruh tinggi tersebut meliputi
daerah yang relatif jauh dari masing
masing daerah yang mendapatkan
pengaruh tinggi El Nino. Gambar 4. Peta pengaruh El Nino terhadap
curah hujan musiman
16
Pengaruh La Nina terhadap curah daerah yang konsisten termasuk kelas
hujan musiman di Indonesia pengaruh rendah La Nina.
Curah hujan musiman di sebagian Pengaruh tertinggi La Nina terjadi
besar wilayah Indonesia dipengaruhi saat AMH yakni pada daerah Sarmi
rendah oleh La Nina (lihat Gambar (68,8 %). Nilai rata rata pengaruh La
5). Pengaruh rendah La Nina Nina terjadi saat AMK (9,373 %).
melingkupi sebagian Sumatera, Angka rata rata tertinggi tersebut
Kalimantan dan Jawa saat AMK, menunjukkan bahwa pengaruh La
PMK dan AMH. Pengaruh rendah ini Nina akan lebih terasa saat AMK yang
menunjukkan bahwa kejadian La Nina akan menyebabkan peningkatan curah
tidak memberikan pengaruh lebih hujan musiman. Jumlah daerah yang
tinggi dibandingkan saat kejadian El tidak mendapatkan pengaruh dari La
Nino berlangsung. Daerah dengan Nina (pengaruh 0 %) terjadi saat
curah hujan musiman yang AMH yakni ada 6 stasiun hujan.
dipengaruhi tinggi oleh La Nina ketika Banyaknya daerah hujan yang tidak
AMK, PMK dan AMH membentuk mendapatkan pengaruh La Nina saat
pola yang mengelompok. Pengaruh AMH menunjukkan pengaruh La Nina
tinggi ketika AMK dirasakan di tidak akan begitu terasa pada musim
bagian timur Indonesia, sedangkan tersebut.
ketika PMK dan AMH dirasakan di
sebagian Sulawesi.
Jumlah daerah yang termasuk
kelas pengaruh tinggi rata rata ada 7
daerah di setiap musimnya dan daerah
yang dipengaruhi nyata oleh La Nina
ada rata rata 3 daerah setiap
musimnya. Jumlah daerah yang
dipengaruhi nyata oleh La Nina lebih
rendah dibandingkan pengaruh ENSO
dan La Nina terhadap curah hujan
musiman. Hal ini menunjukkan bahwa
La Nina tidak memberikan pengaruh
nyata secara signifikan terhadap curah
hujan musiman di wilayah Indonesia.
Pengaruh rendah La Nina terhadap
curah hujan di Indonesia juga
ditunjukkan dengan jumlah daerah
yang termasuk kelas pengaruh rendah
pada setiap musimnya. Jumlah daerah
yang termasuk kelas pengaruh rendah
di setiap musimnya tidak kurang dari
35 daerah . Selanjutnya, ada 16 daerah Gambar 5. Peta pengaruh La Nina terhadap
yang konsisten tidak terpengaruh curah hujan musiman
nyata oleh La Nina. Juga ada 51
17
KESIMPULAN Musim Untuk Peringatan Dini
Berdasarkan uraian hasil dan Bencana Kekeringan dan Banjir di
pembahasan di atas, maka dapat Indonesia. Laporan Penelitian.
disimpulkan sebagai berikut : Yogyakarta : Lembaga Penelitian
a. Pengaruh ENSO (16,363 %) Universitas Gadjah Mada.
terhadap curah hujan terhadap curah Mc Bride, J. Haylock, M.R. dan
hujan tahun lebih tinggi dibandingkan Nicholls, N.. 2003. Relationships
pengaruh El Nino (11,283 %) atau La between the Maritime Continent Heat
Nina (12,805 %); Source and the El Nino-Southern
b. Pengaruh nyata ENSO dan El Nino Oscillation Phenomenon. Journal of
terhadap curah hujan musiman di Climate. 16. 2905 2914.
Indonesia berlangsung saat
pertengahan tahun yakni PMK dan Prabowo, M. dan Nicholls, N. (2002)
AMH; Kapan Hujan Turun ? Dampak
c. Secara umum La Nina tidak Osilasi Selatan di Indonesia. Brisbane
memberikan pengaruh nyata terhadap : Publishing Services.
curah hujan AMK, PMK, AMH dan Ropelewski, C.F. dan Halpert, M.S..
PMH di Indonesia. 1987. Global and Regional Scale
Precipitation Patterns Associated with
DAFTAR PUSTAKA the El Nino/ Southern Oscillation.
Monthly Weather Review. 115. 1606
Aldrian, E. 2008. Meteorologi Laut
1626.
Indonesia. Jakarta : Badan
Meteorologi dan Geofisika. Tjasyono HK, Bayong. 2005. Peran
Benua Maritim Indonesia Terhadap
BOM (Bureau of Meteorology). 2011.
Cuaca dan Iklim Global. Bandung :
El Nino, La Nina dan Australias
Departemen Geofisika dan
Climate. (Diakses dari
Meteorologi Fakultas Ilmu Kebumian
www.bom.gov.au pada tanggal 9
dan Teknologi Mineral Institut
September 2011).
Teknologi Bandung.
Gunawan, D. 2006. Atmospheric
Variabilty in Sulawesi, Indonesia - Trenberth, K.E. 1997. The Definition
El Nino. Bulletin of the American
Regional Atmospheric Model Results
Meteorological Society. Volume 78.
and Observations. Disertasi.
No 12. 2771-2777.
Universitas Gottingen.
Trenberth, K. E dan J. M. Caron.
Hacker, E.C. dan S. Hastenrath. 1985.
2000. The Southern Oscillation
Mechanisms of Java Rainfall
Revisited: Sea Level Pressures,
Anomalies. Monthly Weather Review.
Surface Temperatures and
114. 745 757.
Precipitation. Journal of Climate. 13.
Kirono, D.G.C., Hadi, M.P., Nurjani, 4358 4365.
E.. 2004. Laporan Komprehensif Hasil
Trenberth, K.E dan David P.
Penelitian Hibah Bersaing XI Tahun
Stephaniak. 2001. Indices of El Nio
Anggaran 2003-2004 Pengembangan
Evolution. Journal of Climate. 14.
Sistem Prakiraan Penyimpangan
1967 1701.
18

Vous aimerez peut-être aussi