Vous êtes sur la page 1sur 18

TUGAS KELOMPOK(MENGETIK)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


TENTANG AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT

DI SUSUN
OLEH KELOMPOK 9

RISKA TRI RAFIKA


PUTRIWAJO
PITRIA PERDANTI

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI (UNIKS)


FAKULTAS ILMU SOSIAL
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
TP 2015/2016
BAB IX
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN PUSAT

A. SELUK BELUK SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT

Pengertian sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan
berkerjasama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem akuntansi
pemerintahan pusat (SAPP) adalah kumpulan elemen berupa aktifitas jasa yang saling
berkaitan terdiri dari aktifitas mencatat, mengklasifikasi, dan melaporkan kerjadian atau
transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintahan pusat yang
akhirnya akan menghasilkan suatu informasi keuangan berupa laporan keuangan tepat
waktu, dapat diandalkan yang akan dibutuhkan oleh badan-badan luar pemerintahan
pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkat menajemen pada pemerintahan pusat.
Jadi hasil dari sistem akuntansi pemerintahan pusat ini adalah laporan keuangan
pemerintahan pusat. Dalam menghasilkan laporan keuangan ini dapat dilakukan secara
menual dan juga dapat menggunakan bantuan komputer dengan software yang sudah
dibuat.
Pemerintahan pusat mempunyai struktur ketatanegaraan berdasarkan UU 1945
sebagai berikut (mastugino) :

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SITEM KETATANEGARAAN


Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
5

PUSAT
UUD 1945

presiden MA MK
BPK DPR MPR DPD
kementriannegar
KY
kpu a
bank

LINGKUNGAN

Perwakilan Perwakilan daerah LINGKUNGAN


BPK provinsi AGAMA

LINGKUNGAN
gub DPRD
MILITER
ernu
r LINGKUNGAN
TUN
Perwakilan daeran
kabupaten

wali DPRD
kota
DAERAH

Gambar 6
UUD 1945

Legislatif Eksekutif Yudiatif BPK


MPR Presiden MK
DPR Wk. Presiden MA
DPD
KY

Gambar 7

Lembaga legeslatif
Lembaga legeslatif adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan untuk
membentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat(DPR),
Mejelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekitif artinya lembaga yang memegang kekuasaan pemerintahan. Lembaga
ini merupakan lembaga yang paling luas wewenang dan tugasnya dibanding lembaga
negara legislatif dan yudikatif. Lembaga inilah yang mengendalikan dan melaksanakan
pembangunan sesuai UU. Lembaga eksekutif dipimpin oleh presiden dan wakil
presiden, dibantu mentri-mentri dan lembaga negara lainnya. Lembaga eksekutif itulah
yang disebut dengan pemerintah pusat. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat
Indonesia dalam pemilihan presiden.

Lembaga yudikatif
Lembaga yudiatif adalah lembaga yang memegang kekuasaan di bidang kehakiman.
Lembaga ini bebas dari campur tangan siapapu. Lembaga yudikatif juga yang
menyelenggarakan peradilan guna menegakakan hukum dan keadilan. Lembaga
yudikatif terdiri atas Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Komisi
Yudisial (KY).

Lembaga Pemeriksaan Keuangan (BPK)


Badan pemeriksaan keuangan adalah badan yang bertugas memeriksa tentang keuangan
negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, BPK terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah. Hal tersebut dinyatakan dalam pasal 23 E Ayat 1 UUD 1945 bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksaan Keuangan yang bebas dan mandiri. Adapun anggota BPK berjumlah
sembilan orang yang terditi atas seorang ketua, wakl ketua, dan tujuh orang anggota.
Anggota BPK dan disahkan oleh presiden. Pemimpin BPK dipilih dari dan oleh anggota
BPK. Anggota BPK memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali
untuk satu kali masa jabatan.

B. DASAR HUKUM

1. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan APBN


a. Menteri/Pimpinan Lembaga wajib menyelenggarakan pertanggungjawaban
penggunaan dana yang dikuasainya berupa laporan realisasi anggaran dan
neraca departemen/lembaga bersangkutan kepada Presiden melalui Meteri
Keuangan.
b. Menteri/pimpinan lembaga/geburnur/bupati/walikota/kepala satuan kerja yang
menggunakan dana bagian anggaran yang dikuasai Meteri Keuangan wajib
menyampaian pertanggungjawaban pengunaan dana kepada Meteri Keuangan
c.d Kepala BAKUN (Badan Akuntansi Keuangan Negara).
2. Keputusan Menteri Keuangan No. 337/KMK.012/2003 Tanggal 18 Juli 2003
tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
3. Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara No. KEP.16/AK/2004
tanggal 24 juni 2004 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan
Kementrian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2004.

C. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT

Sistem akuntansi pemerintahan pusat mempunyai tujuan sebagai berikut :


1. Melindungi kekayaan pemerintah pusat dan instansi-instansinya dengan cara
pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan pemerintah yang
konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum.
2. Memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya tentang
keuangan pemerintahan pusat, sebagai dasar penilaian kinerja, dan untuk
menentukan ketaatan pada anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
3. Memberikan informasi keuangan yang bermamfaat sebagai bahan perancanaan,
pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah.

D. CIRI-CIRI POKOK SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT

Ciri-ciri akuntansi pemerintahan pusat (Modul Sistem Akuntansi Instansi) antara


lain :
1. Basis Akuntansi
Cash towardAccrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrualuntuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas kas atau setara kas ditima atau dibayar.
2. Sistem Pembukuan Bernapas
Sistem Pembukuan Bernapas didasarkan atas persamaan dasar akuntansi yaitu: Aset
= Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah
perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait.
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional.
Dana tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksana Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilakukan secara berjenjang
oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
5. Bagan Perkiraan Standar
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
6. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam melakukan
pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi
keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

E. KLASIFIKASI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT


Sistem akuntansi pemerintah pusat terdiri dari (Modul Sistem Akuntansi Instansi):
1. Sistem Akuntansi Pusat (SIAP)
Sistem Akuntansi Pusat (SIAP) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan
(Ditjen PBN) dan terdiri dari:
a. SAKUN (Sistem Akuntansi Kas Umum Negara) yang menghasilkan Laporan Arus Kas
dan Neraca Kas Umum Negara (KUN).
b. SAU (Sistem Akuntansi Umum) yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca SAU. Pengolahan data dalam rangka penyusunan laporan keuangan SAU dan
SAKUN, dilaksanakan oleh unit-unit Ditjen PBN yang terdiri dari:
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN).
Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan.

2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)


Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga.
Kementerian negara/lembaga melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan
Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit
akuntansi keuangan (SAK) dan unit akuntansi barang (SABMN). Unit akuntansi
keuangan terdiri dari:
a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1).
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W).
d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).
e. Unit akuntansi barang terdiri dari:
Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB).
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1).
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W).
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).

Laporan-laporan keuangan yang dapat dihasilkan dari proses komputerisasi


SAPP adalah:
Sistem
Jenis Laporan: Pengguna laporan:
Akuntansi
Kepala KPPN
Kepala Kanwil Ditjen PBN
Laporan Arus Kas
Dirjen PBN
SAKUN Menteri Keuangan
Siap
Kepala KPPN
Neraca KUN Kepala Kanwil Ditjen PBN
Dirjen PBN
SAU Laporan Realisasi Anggaran Kepala KPPN
Kepala Kanwil Ditjen PBN
Dirjen PBN
Kepala KPPN
Neraca SAU Kepala Kanwil Ditjen PBN
Dirjen PBN
Kepala Kantor
Kepala Kanwil
Laporan Realisasi Anggaran Kepala Daerah
Pimpinan Eselon-1
SAI Menteri/Pimpinan Lembaga
Kepala Kantor
Ka. Kanwil. Kepala Daerah
Neraca SAI
Pimpinan Eselon-1
Menteri/Pimpinan Lembaga

Tabel 8

F. JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN PUSAT


Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN, maka laporan keuangan
pemerintah pusat yang sudah diaudit oleh BPK dismpaikan kepada DPR.
Jenis laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Perbandingan antara anggaran dan realisasi dalam satu periode yang terdiri dari
pendapatan, belanja, pembiayaan. Laporan Realisasi Anggaran merupakan konsilidasi
dari sekuruh Kementerian Negara/Lembaga yang relah direkonsiliasi.

Contoh Format laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat


LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PEMERINTAH PUSAT
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1
dan 20X0
(Dalam Rupiah)
ANGGARAN REALISASI
No URAIAN (%)
20X1 20X1
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN PERPAJAKAN
3 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx xx
4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang xxx xxx xx
Mewah
5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx xx
6 Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx xx
7 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx xx
8 Pendapatan Bea Masuk xxx xxx xx
9 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xx
10 Pendapatan Cukai xxx xxx xx
11 Jumlah Pendapatan Perpajakan (3 s/d 10) xxx xxx xx
12
13 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
14 Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx xx
15 Pendapatan Pendidikan xxx xxx xx
16 Penjualan, Sewa, dan Jasa xxx xxx xx
17 Pendapatan Kejaksaan dan Pengadilan xxx xxx xx
18 Pendapatan Investasi xxx xxx xx
19 Pendapatan Lainnya xxx xxx xx
20 Jumlah Pendapata Negara Bukan Pajak (14 s/d 19) xxx xxx xx
21
22 PENDAPATAN HIBAH
23 Pendapatan Hibah xxx xxx xx
24 Jumlah Pendapatan Hibah (23 s/d 23) xxx xxx xx
25 JUMLAH PENDAPATAN (11 + 20 + 24) xxx xxx xx
26
27 BELANJA
28 BELANJA OPERASI xxx xxx xx
29 Belanja Pegawai xxx xxx xx
30 Belanja Barang dan Jasa xxx xxx xx
31 Bunga xxx xxx xx
32 Hibah xxx xxx xx
33 Subsidi xxx xxx xx
34 Bantuan Sosial xxx xxx xx
35 Belanja Lain-lain xxx xxx xx
36 Jumlah Belanja Operasi (39 s/d 35) xxx xxx xx
37
38 BELANJA MODAL
39 Belanja Tanah xxx xxx xx
40 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx
41 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx
42 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx
43 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx
44 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx
45 Jumlah Belanja Modal (39 s/d 44) xxx xxx xx
46 JUMLAH BELANJA (36 + 45) xxx xxx xx
47
48 TRANSFER
49 DANA PERIMBANGAN
50 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx
51 Dana Bagi Hasil xxx xxx xx
52 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx
53 Jumlah Dana Perimbangan (50 s/d 52) xxx xxx xx
54
55 TRANSFER LAINNYA (disesuaikan dengan program
yang ada)
56 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx
57 Dana Penyesuaian xxx xxx xx
58 Jumlah Transfer Lainnya (56 s/d 57) xxx xxx xx
59 JUMLAH TRANSFER (53 + 58) xxx xxx xx
60 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (46 + 59) xxx xxx xx
61
62 DANA CADANGAN
63 Pembentukkan Dana Cadangan xxx xxx xx
64 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx
65 PERUBAHAN DALAM DANA CADANGAN (63 64) xxx xxx xx

66 SURPLUS/DEFISIT (25 60 65)


67 xxx xxx xx
68 PEMBIAYAAN
69 PENERIMAAN
70 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
71 Penggunaan SILPA
72 Pinjaman sektor Perbankan xxx xxx xx
73 Privatisasi Perusahaan Negara xxx xxx xx
74 Penjualan Surat Utang Negara xxx xxx xx
75 Jumlah Pembiayaan Dalam Negeri (72 s/d 75) xxx xxx xx
76 xxx xxx xx
77 PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
78 Pinjaman Luar Negeri
79 Jumlah Pembiayaan Luar Negeri (79 s/d 79) xxx xxx xx
80 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN (76 + 80) xxx xxx xx
81 xxx xxx xx
PENGELUARAN
82 Pengeluaran Modal Pemerintah (PMP)
83 Pinjaman kepada Perusahaan Negara
84 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx
85 Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx xx
86 Pembayaran Surat Utang Negara xxx xxx xx
87 Pembayaran Pokok Utang Lainnya xxx xxx xx
88 JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN (84 +89) xxx xxx xx
89 PEMBIAYAAN NETO (81 90) xxx xxx xx
90 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67 91) xxx xxx xx

91 xxx xxx xx
92 xxx xx

2. Neraca Pemerintah
Neraca menunjukan posisi keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan ekuitas
dana. Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca
SAKUN.
Contoh Format Neraca Pemerintah Pusat (Basic Akrual)

NERACA
PEMERINTAH PUSAT
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No URAIAN 20x1 20x0
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Bank Indonesia xxx xxx
5 Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara xxx xxx
6 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
7 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
8 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
9 Piutang Pajak xxx xxx
10 Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak xxx xxx
11 Penyisihan Piutang (xxx) xxx
12 Belanja Dibayar Dimuka xxx (xxx)
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx
16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
18 Piutang Lainnya xxx xxx
19 Persediaan xxx xxx
20 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19) xxx xxx
21
22 INVESTASI JANGKA PANJANG
23 Investasi Nonpermanen
24 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
25 Dana Bergulir xxx xxx
26 Investasi dalam Obligasi xxx xxx
27 Invesatsi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
28 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
29 Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 28) xxx xxx
30 Investasi Permanen
31 Penyertaan Modal Pemerintah xxx xxx
32 Investasi Permanen (31 s/d 32) xxx xxx
33 Jumlah Investasi Permanen (31 s/d 32) xxx xxx
34 Jumlah Investasi Jangka Panjang (29 + 33) xxx xxx
35
36 ASET TETAP
37 Tanah xxx xxx
38 Peralatan dan Mesin xxx xxx
39 Gedung dan Bangunan xxx xxx
40 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
41 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
42 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx
43 Akumulasi Penyusutan xxx xxx
44 Jumlah Aset Tetap (37 s/d 43) xxx xxx
45
46 ASET LAINNYA
47 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
48 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
49 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
50 Aset Tk Berwujud xxx xxx
51 Aset Lain-lain xxx xxx
52 Jumlah Aset Lainnya (47 s/d 51) xxx xxx
53
54 JUMLAH ASET (20 + 34 + 44 + 52) xxxx xxxx
55
56 KEWAJIBAN
57
58 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
59 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
60 Utang Bunga xxx xxx
61 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Diterima xxx xxx
62 Dimuka xxx xxx
63 Utang Belanja xxx xxx
64 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
65 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (59 s/d 64) xxx xxx
66
67 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
68 Utang Luar Negeri xxx xxx
69 Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan xxx xxx
70 Utang Dalam Negeri Obligasi xxx xxx
71 Premiun (Diskonto) Obligasi xxx xxx
72 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx
73 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (68 s/d 72) xxx xxx
74 JUMLAH KEWAJIBAN (65 + 73) xxx xxx
75
76 EKUITAS DANA
77 EKUITAS DANA xxx xxx
78 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) xxx xxx

3. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi
Laporan Arus Kas, dari seluruh Kanwil Ditjen PBN.

Contoh Format Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat

LAPORAN ARUS KAS


PEMERINTAH PUSAT
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No URAIAN 20x1 20x0
1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2 Arus Masuk Kas
3 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx
4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx
5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx
6 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx
7 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx
8 Pendapatan Bea Masuk xxx xxx
9 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx
10 Pendapatan Cukai xxx xxx
11 Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx
12 Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx
13 Pendapatan Pendidikan xxx xxx
13 Pendapatan Penjualan, Sewa dan Jasa xxx xxx
14 Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan xxx xxx
15 Pendapatan Investasi xxx xxx
16 Pendapatan Lain-lain xxx xxx
17 Pendapatan Hibah xxx xxx
18 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 17) xxx xxx
19 Arus Keluar Kas
20 Belanja Pegawai xxx xxx
21 Belanja Barang dan Jasa xxx xxx
22 Bunga xxx xxx
23 Subsidi Bantuan xxx xxx
24 Sosial xxx xxx
25 Hibah xxx xxx
26 Belanja Lain-lain xxx xxx
27 Dana Bagi Hasil xxx xxx
28 Dana Alokasi Umum xxx xxx
29 Dana Alokasi Khusus xxx xxx
30 Dana Otonomi Khusus xxx xxx
32 Jumlah Arus Keluar Kas (20 s/d 30) xxx xxx
33 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (18 32) xxx xxx
35 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
36 Arus Masuk Kas
37 Pendapatan Penjualan atas Tanah xxx xxx
38 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin xxx xxx
39 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan xxx xxx
40 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx
41 Pendapatan Penjualan Aset Tetap Lainnya xxx xxx
42 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya xxx xxx
43 Jumlah Arus Masuk Kas (37 s/d 42) xxx xxx
44 Arus Keluar Kas
45 Belanja Tanah xxx xxx
46 BelanjaPeralatan dan Mesin xxx xxx
47 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx
48 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx
39 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx
50 Belanja Aset Lainnya xxx xxx
51 Jumlah Arus Keluar Kas (45 s/d 50) xxx xxx
52 Arus Kas Bersih dari Akt Inv Aset Nonkeu (13 - 51) xxx xxx
53 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
54 Arus Masuk Kas
55 Penerimaan Pinjaman Sektor Perbankan xxx xxx
56 Penerimaan Privatisasi Perusahaan Negara xxx xxx
57 Penerimaan Penjualan Surat Utang Negara / Obligasi xxx xxx
58 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx xxx
59 Jumlah Arus Masuk Kas (55 s/d 58) xxx xxx
60 Arus Keluar Kas
61 Pengeluaran Penyertaan Sektor Perbankan xxx xxx
62 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
63 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
64 Pemberian Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx
65 Pelunasan Surat Utang Negara / Obligasi xxx xxx
66 Pembayaran Pokok Utang Lainnya xxx xxx
67 Jumlah Arus Kas (61 s/d 66) xxx xxx
68 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (59 67) xxx xxx
69 Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran
70 Arus Masuk Kas
71 Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PPK) xxx xxx
72 Jumlah Arus Masuk Kas (71) xxx xxx
73 Arus Keluar Kas
74 Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PPK) xxx xxx
75 Jumlah Arus Keluar Kas (74) xxx xxx
76 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (72 75) xxx xxx
77 Kenaikan/Penurunan Kas (33 + 52 + 68 + 76) xxx xxx
78 Saldo Awal Kas di BUN xxx xxx
79 Saldo Akhir Kas di BUN xxx xxx
80 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
81 Saldo Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
82 Saldo Akhir Kas (79 + 80 + 81) xxx xxx
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas.

Contoh:
Catatan atas laporan keuangan negara, dan bagaimanapun pola penerimaan dan
pengeluaran kas negara yang dilaporkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas., satu hal adalah pasti.
Semua itu merupakan hasil dari suatu sistem akuntansi pemerintah. Jika sistem
akuntansi pemerintah adalah black box, maka ada banyak hal di dalam sistem tersebut
dan di sekitar sistem tersebut yang masih memerlukan Klarifikasi-Klarifikasi inilah
yang diupayakan untuk diungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Beberapa hal pokok yang seyogyanya dimuat dalam Catatan atas Laporan
Keuangan secara memadai adalah mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
1. Perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan dibandingkan dengan
anggaran yang pertama kali disahkan oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada
dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap
perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca laporan keuangan.
2. Kinerja keuangan entitas pelaporan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Ikhtisar
indikator dan pencapaian kinerja kegiatan operasional yang berdimensi keuangan dalam
suatu periode pelaporan.
3. Dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi.
4. Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang mendasari penyusunan laporan
keuangan.
5. Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi yang disesuaikan dengan kondisi
entitas pelaporan yang dimaksudkan untuk menggambarkan realisasi ekonomi entitas
pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.
6. Informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan lainnya serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
penyajian wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-
komitmen lain.
7. Informasi lain yang belum disajikan dalam bagian lain laporan keuangan.
8. Informasi yng bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.

Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada Catatan atas Laporan


Keuangan dapat disajikan secara neratif, dilengkapi dengan bagan, grafik, daftar dan
skedul atau bentuk lain yang lazim yang mengikhtisarkan secara ringkas dan padat
kondisi dan posisi keuangn entitas pelaporan. Apapun caranya, Catatan atas Laporan
Keuangan harus dapat membantu pembacanya untuk dapat memahami: kondisi dan
posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan.
Penyampaian laporan realisasi anggaran dan Neraca, paling lambat akhir bulan
Maret tahun baerikutnya, disampaikan kepada BAKUN.

Pertanyaan:
1. Apa saja tugas Badan Pengawas Keuangan (BPK)?
2. Jelaskan ruang lingkup akuntansi pemerintahan pusat!
3. Jelaskan sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP)!
4. Sebut dan jelaskan tentang laporan keuangan akuntansi pemerintahan pusat!
5. Apa peran Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN) dalam sistem akuntansi
pemerintah pusat?

Vous aimerez peut-être aussi