Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB III

KUBIS MERAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa
tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-
2000 SM) dan merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan
masyarakat Yunani Kuno. Mulanya kol merupakan tanaman pengganggu
(gulma) yang tumbuh liar disepanjang pantai laut Tengah, di karang-
karang pantai Inggris, Denmark dan pantai Barat Prancis (Aryo, 1990).
Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke 9 dan
dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa. Sentra Penanaman Kol banyak
ditanam di dataran tinggi dengan sentra terdapat di Dieng, Wonosobo,
Tawangmangu, Kopeng, Salatiga, Purbalingga, Malang, Brastagi,
Argalingga, Tosari, Cipanas, Lembang, Garut, Pengalengan dan beberapa
daerah lain di Bali (Hale, 1987).
Kubis sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan untuk keperluan
masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel, lotek dan lain-lain atau dimakan
langsung (lalapan) bersama menu lain. Manfaat lain dapat dibuat produk
makanan instan seperti mie, makanan ringan dan makanan cepat saji
lainnya. Di bidang kesehatan, dapat digunakan sebagai pencegah dan obat
sariawan, penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf,
lemahnya otot-otot, luka-luka pada tepi mulut, dermatitis bibir menjadi
merah dan radang lidah, kandungan niacin dapat mencegah penyakit
palagra dan pembentuk tulang dan gigi (Pracaya, 1981).
2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui budidaya kubis merah di polybag.
b. Mengetahui pengaruh POC terhadap pertumbuhan tanaman kubis
merah.

21
22

3. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari : Rabu
Tanggal : 8 Maret 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta

B. TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Adapun botani tanaman kol merah menurut Hale
(1987) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cricifeales
Family : Criciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. brotytis L. f. Rubra thell
Akar muncul dari belahan kulit biji yang muncul disekitar misofil.
Calon akar kemudian muncul dengan cepat kedalam tanah. Batang pada
tanaman kubis tidak terlalu keras dan berukuran kecil. Dudukan pada batang
tersusun daun dalam bentuk roset. Ketika dilakukan pemanenan maka
dilakukan pemotongan pada pangkal batang. Daun tanaman kubis relatif tebal
berwarna hijau dengan sedikit nuansa putih karena permukaannya ditumbuhi
rambut halus. Pada beberapa varietas daun tersusun dalam bentuk roset rapat
dan duduk pada batang. Sifat ini dimanfaatkan orang untuk merakit kubis dan
kubis tunas sehingga daun tersusun secara ekstrem dalam bentuk bulatan krop
berbentuk bulat berwarna merah keunguan dan permukaan luar daun tertutup
lapisan (Pracaya, 1981).
23

Bunga tersusun majemuk. Setiap kuntum memiliki empat mahkota


bunga, khas untuk semua Brassicaceae. Warnanya kuning, meskipun terdapat
mutan yang berwarna putih. Benang sari enam, tersusun dalam dua lingkaran.
Putik tunggal agak rendah sehingga penyerbukan sendiri sangat
dimungkinkan. Pada kubis bunga, karangan bunganyalah yang tersusun
secara roset dan sangat rapat. Pada brokoli sifat rosetnya masih agak moderat
Biji berukuran kecil (diameter sekitar 1mm) berbentuk bulatan dan
terbungkus oleh cangkang berwarna hitam (ada mutan yang berwarna kuning
atau coklat) yang permukaannya tidak rata. Biji ini tahan disimpan bertahun-
tahun (Jeprianto, 1999).
Buah bertipe siliqua dan dalam bahasa sehari-hari disebut "polong"
juga, karena agak mirip dengan tipe polong atau "legum" dari Fabaceae
(suku polong-polongan). Bentuknya langsing memanjang dengan dua ruang.
Satu polong memiliki sejumlah biji biasanya sekitar belasan hingga 20-an
(Hale, 1987).
Syarat tumbuh iklim pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan
dan evapotranspirasi tanaman. Laju angin yang tinggi dalam waktu lama
(kontinyu) mengakibatkan keseimbangan kandungan air antara tanah dan
udara terganggu, tanah kering dan keras, penguraian bahan-bahan organik
terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racun akibat tidak ada
oksidasi gas-gas beracun di dalam tanah. Disebutkan jumlah curah hujan 80%
dari jumlah normal (30 cm) memberikan hasil rata-rata 12% dibawah rata-
rata normal (Pracaya, 1981).
Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga
memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang
membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan
diperlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan
naungan. Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-240C dengan suhu
optimum 170 C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan
dingin (- 60C), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak kecuali kubis
berdaun kecil , merupakan racun bagi akar-akar tanaman (Hale, 1987).
24

Tanah Kandungan air tanah yang baik adalah pada kandungan air
tersedia, yaitu pH antara 2,5-4. Dengan demikian lahan tanaman kol
memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase). Tanaman
kubis menyukai tanah yang ber pH 5-5,5 serta tanah yang lembab dan
memiliki kesuburan yang baik dengan kandungan hara yang mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Tanaman kubis dapat
tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl. Untuk varietas dataran
tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000 m dpl (Sutarto, 1986).

C. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Cangkul
b. Sekop
c. Polybag
2. Bahan
a. Bibit kubis merah
b. Pupuk kandang ayam
c. Furadan
d. Pupuk phonska
e. Urine/glereside/PGPR
3. Cara Kerja
a. Mencampurkan tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan
1:1 dengan cangkul.
b. Memasukan campuran tana dan pupuk kedalam polybag dengan
menggunakan sekop kecil sebanyak 8 polybag.
c. Membuat lubang tanaman dengan tangan dan member furadan pada
lubang tanam tersebut.
d. Tanam kubis merah pada polybag yang sudah diberi lubang tanam
tersebut.
e. Siram kubis merah pagi dan sore hari.
f. Mencabuti gulma dan member pupuk urine sapi.
25

g. Panen kubis merah jika sudah siap diapanen.


D. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengamatan Kubis Merah
Penga- Sampel Rata-
Parameter
matan ke I II III IV V rata
Tinggi
tanaman 12 12,5 12,3 19 17,5 14,67
(cm)
Jumlah
10 11 9 14 12 11
1 daun
Panjang
5,7 6,9 5,5 10,6 10,5 7,84
daun (cm)
Lebar
5,1 5,4 4 9,4 8,3 6,44
daun (cm)
Tinggi
tanaman 17,2 15,3 13,2 19 21 17,14
(cm)
Jumlah
9 12 11 15 12 12
2 daun
Panjang
8,4 9,9 7,3 12,6 13,3 10,3
daun (cm)
Lebar
5,7 7,4 5,7 11,5 9,6 7,98
daun (cm)

E. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa budidaya
tanaman kubis merah menggunakan media tanam tanah dan pupuk kandang
didapatkan parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
panjang daun dan lebar daun. Pada budidaya kubis merah setia 1 minggu
sekali dilakukan pemberian urin sapi. Jumlah tanaman yang diamati yaitu 9
sampel dengan melakukan 2 kali pengamatan. Menurut hasil yang didapat,
rerata pengamatan pada pengamatan pertama diperoleh tinggi tanaman 14,67
cm, jumlah daun 11 helai, panjang daun 7,84 cm dan lebar daun 6,44 cm.
Pada pengamatan kedua diperoleh rerata tinggi tanaman sebesar 17,14 cm,
jumlah daun 12 helai, panjang daun 10,3 cm dan lebar daun 7,98 cm. Maka
dapat dilihat dari rata rata dari hasil pengamatan tersebut mengalami
peningkatan.
26

Pemberian urin sapi dan pupuk kandang ayam memberikan unsur


hara yang cukup bagi tanaman kubis merah. Kandunga unsur hara dalam urin
sapi yaitu Nitrogen (N) : 1,4 hingga 2,2 % , fosfor ( P ) : 0,6 hingga 0,7% ,
dan kalium ( K ) 1,6 hingga 2,1%. Sedangkan pupuk kandang ayam
merupakan pupuk kandang paling baik daripada pupuk kandang lainnya
dikarenakan unsur hara pada kandang ayam lebih lengkap dibandingkan
pupuk kandang lainnya. Kandungan pupuk kandang ayam yaitu 55% H2O,1
% N, 0,80% P2O5 dan 0,40% K2O.

F. Kesimpulan
1. Budidaya kubis merah menggunakan polybag dan pupuk kandang ayam
serta urin sapi.
2. Pertumbuhan tanaman kubis merah mengalami peningkatan tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun karena pemberian
pupuk kandang ayam dan urin sapi.
27

DAFTAR PUSTAKA

Aryo, P. 1990. Hortikultura. Andy Offset. Yogyakarta.

Hale, M.G. 1987. Budidaya Tanaman Kubis Merah. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Jeprianto, M. 1999. Teknologi Budidaya Kol Merah. Rajawali Press. Jakarta.

Pracaya. 1981. Kol Alis Kubis. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Sutarato, I.V. 1986. Cara Meningkatkan Produksi Kol Merah. UGM Press.
Yogyakarta.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document3 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document3 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document6 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara Ii
    Acara Ii
    Document10 pages
    Acara Ii
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Harus Diguna
    Harus Diguna
    Document1 page
    Harus Diguna
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document3 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara Vii
    Acara Vii
    Document7 pages
    Acara Vii
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Konservasi
    Konservasi
    Document1 page
    Konservasi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document3 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document1 page
    Kata Pengantar
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara Iii
    Acara Iii
    Document7 pages
    Acara Iii
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Peta Geologi Edit Lagi
    Peta Geologi Edit Lagi
    Document4 pages
    Peta Geologi Edit Lagi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara Vii Fian
    Acara Vii Fian
    Document12 pages
    Acara Vii Fian
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara I
    Acara I
    Document7 pages
    Acara I
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Perkembangan Alat Mesin Pertanian Di Negara Vietnam
    Perkembangan Alat Mesin Pertanian Di Negara Vietnam
    Document8 pages
    Perkembangan Alat Mesin Pertanian Di Negara Vietnam
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara I
    Acara I
    Document10 pages
    Acara I
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Bunga Abadi
    Bunga Abadi
    Document4 pages
    Bunga Abadi
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation
  • Acara I
    Acara I
    Document8 pages
    Acara I
    MuhAdibAmri
    Pas encore d'évaluation