Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TUGAS
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakoterapi Terapan
Kelompok 5
Disusun Oleh:
Angelia Theodora 172211101056
Anita Meilina Akhmad 172211101057
Istiqomah Balya 172211101058
2017
SOAL FARMAKOTERAPI TERAPAN GAGAL GINJAL
Ny. ASM usia 56 tahun, masuk rumah sakit tanggal 13 Agustus 2017 setelah
mengeluh sesak nafas yang sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sesak nafas
memberat dalam 4 hari ini terutama saat digunakan untuk berjalan jauh, dan
berkurang kalau istirahat. Pasien juga mengeluhkan perutnya kembung dan terasa
penuh. BAB normal, BAK keluar hanya sedikit meskipun pasien minum banyak.
Terdapat luka pada telapak kaki kiri.
Pasien memiliki riwayat DM (14 tahun), Hipertensi (8 tahun). Pasien rutin
menggunakan glibenklamid dan metformin
Diagnosa pasien : CKD stage V, udema peritoneal, HT stage 2
Pemeriksaan TTV :
Parameter 13/8 14/8 15/8 16/8
Suhu (C) 36 46,5 36,1 36,4
TD (mmHg) 170/90 160/90 170/80 160/90
Nadi (x/menit) 92 92 90 88
RR (x/menit) 24 26 20 18
Pemeriksaan Laboratorium :
Parameter 13/8 14/8 15/8 16/8
GDA 262 283 223
GD2PP 209 258
GDP 190 200
Hb 7,8
Eritrosit 3,46
Hematokrit 26,8
Leukosit 13.000
Kreatinin 6,6 5,8
BUN 32 23
Albumin 3,4 3,2
K 3,2 3,1
Na 132 135
Ca 8,6
Terapi :
Obat Dosis (rute) 13/8 14/8 15/8 16/8
NS 0,9% 8 tpm (ivfd)
O2 2L/menit
Furosemid 2x40 mg (iv)
Metoklopramid 3x10 mg (iv)
Amlodipin 1x10 mg (po)
ISDN 3x5 mg (po)
Clonidin 2x0,15 (po)
Kalitake 2x1 sachet (po)
Anbacim 2x1 gram (iv)
Glibenklamid 1x5 mg (po)
Metformin 3x500 mg (po)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. ASM
Ruang :-
Umur : 56 tahun
Berat Badan :-
Tinggi Badan :-
Tanggal MRS : 13 Agustus 2017
Tanggal KRS :-
Diagnosa : CKD stage V, Udema peritoneal, HT stage 2
Farmasis :-
II. SUBYEKTIF
2.1. Keluhan Utama
a. Mengeluh sesak nafas yang sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sesak
nafas memberat dalam 4 hari ini terutama saat digunakan untuk berjalan jauh,
dan berkurang kalau istirahat.
b. Pasien juga mengeluhkan perutnya kembung dan terasa penuh.
c. BAB normal, BAK keluar hanya sedikit meskipun pasien minum banyak.
d. Terdapat luka pada telapak kaki kiri.
2.2. Keluhan Tambahan
-
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. DM (14 tahun)
b. Hipertensi (8 tahun)
2.4. Riwayat Pengobatan
a. Glibenklamid
b. Metformin
2.5. Riwayat Penyakit Keluarga
-
2.6. Alergi Obat
-
III. OBYEKTIF
3.1. Tanda Vital
Denyut 92 92 90 88
60-80 (Tidak (Tidak (Tidak (Tidak
Nadi
(wanita) normal) normal) normal) normal)
(x/menit)
Meningkatnya
dan menurunnya
24 26
RR nilai RR
16-20 (Tidak (Tidak 20 18
(x/menit) mengindikasikan
normal) normal)
pasien mengalami
CVD
[980,8(5620)]
/ = x 0,90= 9,44
6,6
Monitoring : Monitor
kadar K dan Ca
Diabetic foot S : Luka Anbacim Mengandung cefuroxim Dosis cefuroxim Plan :
(kaki luka pada yakni antibiotic untuk terapi pada Pemberian anbacim
karena DM) telapak kaki 2x1 g (iv) golongan cephalosporin infeksi kronis dan (cefuroxime) sebagai
kiri yang (generasi ke dua). komplikated adalah 3 terapi empiris
infeksi, dan Banyak digunakan untuk x 1,5 g secara iv dan ditingkatkan menjadi
riwayat mengatasi infeksi akibat untuk pasien dengan 1,5 g dua kali sehari.
penyakit staphylococcus, strepto- nilai ClCr <10 (nilai
DM 14 thn coccus grup B, H. ClCr pasien 9,44 saat
influenzae (type A and masuk ke RS) adalah
O: - B), E. coli, Enterobacter, 2 kali sehari. Rentang
Salmonella, and pemberian dosis sudah
Klebsiella (DIH, 2009). tepat namun dosisnya
Pada pasien diabetes kurang tepat
yang dinyatakan infeksi (DIH,2009 dan Renal
maka terapi antibiotic drug handbook,2013)
empiris sangat penting
rekomendasi 1C (IDSA,
2012), dan terapi yang
diutamakan adalah
antibiotic yang peka
terhadaap Staphylo-
coccus aureus and -
haemolytic Strepto-
coccus (best practice
guidelines: wound
management in diabetic
foot ulcers, 2013)
Diabetes S: Riwayat - - Pasien mengalami Plan:
Melitus tipe 2 penyakit DM tetapi pasien
(14 thn) tidak mendapatkan Penambahan terapi
terapi pengobatan dengan insulin actrapid
O: GDA , untk menurunkan sebagai anti diabetic
GD2PP , kadar glukosa darah,
Actrapid merupakan
GDP ) sedangkan pasien
insulin aksi cepat
memiliki riwayat
(rapid-acting)
DM 14thn, dengan
digunakan untuk
riwayat pengobatan
terapi pada pasien
glibenklamid dan
hiperglikemia
metformin.
mengontrol gula
Dokter darah, biasanya
menghentikan terapi digunakan bersaaman
penggunaan dengan insulin
glibenklamid kerjapanjang atau
dikarenakan insulin basal
merupakan obat anti (DIH,2008)
diabetes golongan
Dosis yang digunakan
sulfonylurea yang
0,5-1 iu/kgBB/hari
dapat
(DIH,2008).
mengakibatkan
Diberikan 30 menit
hipoglikemi dan
sebelum makan
tidak
direkomendasikan Monitoring:
untuk pasien GDA, GDP, GD2PP
gangguan ginjal.
Sedangkan
metformin
merupakan obat
golongan biguanide
yang
dikontraindikasikan
pada gangguan
ginjal dan CHF.
(medscape.com)
Mencegah CVD S:- ISDN (Isosorbit ISDN adalah suatu obat - Plan: Terapi
(kardiovaskular) dinitrat) golongan nitrat yang dilanjutkan
O:- digunakan secara
3x5 mg (po) farmakologis sebagai
vasodilator (pelebar
pembuluh darah),
khususnya pada kondisi
angina pektoris, juga
pada CHF (congestive
heart failure), yakni
kondisi ketika jantung
tidak mampu memompa
cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan
tubuh.
ISDN mampu mencegah
serangan kardiovaskuler
akibat CKD (DIH 17th,
2008-2009).
Mual muntah S: perut Metoklopramid Metoclopramide Pada guideline terapi Plan :
(efek samping kembung, merupakan antiemetik utama untuk mual Terapi metoklopramid
terapi hemapo) tetapi belum 3x10 mg (iv) yang bekerja dengan muntah pada pasien dihentikkan karena
mengalami menghambat reseptor CKD cukup dengan tidak mengganggu
mual dopaminergik di trigger metoklopramide, aktivitas pasien.
muntah zone (CTZ) (Dipiro, 2008) tetapi pasien tidak
mengeluhkan efek Informasi :
O: - samping mual muntah Jika pasien tidak
tersebut oleh karena mengalami mual dan
itu terapi dengan muntah terapi
metoklopramid dihentikan, apabila
dihentikkan pasien mengalami
mual dan muntah
yang dapat
mengganggu aktivitas
terapi dapat
dilakukan.
Metoklopramid
diminum 30 menit
sebelum makan
Anemia S: - - Anemia pada Ny. ASM Terapi belum di Plan :
terjadi karena pengaruh resepkan dokter untuk Terapi anemia
O: Hct, penyakit kronik mengatasi anemia ditambahkan dengan
eritrosit , kerusakan ginjal, juga pada pasien menggunakan Hemapo
leukosit dapat terjadi defisiensi mengandung Epoetin
Fe. Alfa yang digunakan
Anemia of chronic untuk mengobati
disease (ACD) diterapi anemia pada penyakit
menggunakan gagal ginjal.
Erythropoietin yang Meningkatkan kadar
dapat meningkatkan nilai Hb, Hct
Hct, obat ini juga cocok First line terapi untuk
digunakan untuk anemia pada penyakit
beberapa tingkatan gagal ginjal
anemia. Dosis 75-4500
Erythropoietin Unit/kg per mingu
diindikasikan untuk (AHFS Drug
anemia yang terjadi pada Information, 2008)
CKD end stage (AHFS Efek samping :
Drug Information, 2008). hipertensi, demam,
pusing, insomnia,
pening, mual,
konstipasi (DIH)
Monitoring :
Hct, eritrosit dan
leukosit pasien, dan
efek samping yang
mungkin terjadi
Hypokalemia S: - NS 0,9% NS 0,9% merupakan Karena NS 0,9% Plan :
8 tpm (ivfd) garam yang berperan dikontraindikasikan Terapi diganti dengan
O: Na, K penting dalam pada pasien RL (Ringer laktat)
memelihara tekanan hypokalemia, merupakan larutan Infus
osmosis darah dan hipernatremia, untuk
jaringan. asidosis mengembalikan
Indikasi: Untuk (www.drugs.com) keseimbangan elektrolit
mengembalikan sehingga tidak sesuai pada keadaan dehidrasi
keseimbangan elektrolit untuk terapi pada dan syok hipovolemik.
pada dehidrasi pasien dengan Dosis 20 tpm
hypokalemia.
Monitoring :
Cairan elektrolit
O: -
Hypoalbumin O: Kadar Keadaa
Transfusi Albumin: Untuk pasien Plan :
Albumin hipoalbuminemia dapat gangguan ginjal Jika kadar albumin
turun Albumin Human 25 digunakan dengan sudah tecapai terapi
% (100 ml) iv 2 terjadi pada keadaan
hati-hati karena beban dihentikan
ml/menit asisosis yang dialami
protein dapat memicu
pasien dengan azotemia yaitu Monitoring:
komplikasi CKD (DIH). meningkatnya kadar Kadar albumin
Albumin Human kreatinin dan BUN
digunakan untuk dalam darah dan Informasi :
mengatasi berkaitan dengan Pasien diharapkan dapat
penurunan laju filtrasi mengonsumsi makanan
hipoalbuminemia.
glomerulus (DIH) yang tinggi albumin
Trans. Albumin untuk contoh : ikan gabus,
pencegahan putih telur dll.
hemokonsentrasi &
pemeliharaan
keseimbangan elektrolit.
Hypoproteinemia
dengan atau tanpa edema
(MIMS)
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009,
Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association
AHFS. 2011. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health
System Pharmacists
British National Formulary. 2011. British National Formulary 61. Bnf.org.
UK:Pharmaceutical Press.
Charles, F., Lora, L., Marton, P., and Leonard, L. 2009. Drug Information
Handbook. 18th edition. Lexi-Comp. American.
David S. Tatro. 2003. A to Z Drug Facts. Fact and Comparisons.
Dipiro, J.C., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M.
2011. Pharmacoteraphy. A Pathophysiolog Approach, 8th edition. USA.
Koda-Kimble, dan Youngs. 2013. Applied Therapeutics 10th edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.
Neal, M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Erlangga Medical
Series.
www.drugs.com (Diakses 19 September 2017)
www.medscape.com (Diakses 19 September 2017)