Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pengertian
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan
oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
I. Patogenesis Ensefalitis
II. Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan
saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan
menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi
selaput lendir permukaan atau organ tertentu.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84. PATO FISIOLOGI ENSEFALISTIS
85. Virus / Bakteri
86.
87.
88. Mengenai CNS
89.
90.
91. Insevalitis
92.
93.
94.
95. Tik Kejaringan Susu Non Saraf Pusat
Panas/Sakit kepala
96.
97.
98. Muntah- muntah Kerusakan- kerusakan susunan Rasa
Nyaman
99. Mual Saraf Pusat
100.
101.
102. BB Turun
103. - Gangguan Penglihatan Kejang Spastik
104. - Gangguan Bicara
105. Nutrisi Kurang - Gangguan Pendengaran Resiko Cedera
106. - Kekemahan Gerak Resiko Contuaktur
107.
108.
109. - Gangguan Sensorik
110. Motorik
111.
112. PATO FISIOLOGI GIZI KURANG
113. Asupan Makanan Kurang
114.
115.
116. Defisiensi Protein Energi ( EDP ) Defisiensi Vitamin A
117.
118.
119.
120.
121. gangguan Penurunan keadaan aktivitas Hb
sintensis ennim
122. pertumbuhan albumin fagosit
123.
124.
125. BB rendah oediem/asites Daya tahan thd anemia
ganguan Pencernaan
126. Infeksi dan
metabolisme
127. Gangguan
128. Pengankutan
O2
129. Nutrisi gangguan integritas mudah infeksi
gangguan nutrisi
130. Kurang kulit /terkena infeksi
131.
132.
133.
134.
135.
136. I. Pengkajian tanggal 16-07-2001
137. Nama : an . K
138. Jenis kelamin : Laki-laki
139. Tempat dan tgl lahir : Surabaya ,28-9-1997
140. Umur : 3th, 10 bulan
141. Anak ke : II
142. Nama Ayah : Tn. Lr
143. Nama Ibu : Ny. N
144. Pendidikan Ayah : S.M.P
145. Pendidikan Ibu : S D.
146. Agama : Islam
147. Suku Bangsa : Jawa
148. Alamat : Kedurus IV A/ 20
149. Tgl masuk : 7-7-2001
150. Diagnosa medis : Ensefalistis + gizi
kurang
151. Sumber informasi : Ibu pasien
152.
II. Riwayat Keperawatan.
1.1 Riwayat keperawatan penyakit sekarang
1.2 Mulai tgl 29-06 panas badan meningkat,napsu makan
menurun makan mau kurang lebih 2 sendok, dibawah ke.
Puskesmas tidak sembuh. Tgl 01-07. keluar gabagan
,panas mulai tiurun .tgl 04-07kejang dibawah ke RS.
sumber kasih MRS terus tgl 07-07 di rujuk MRS ke RS Dr
soetomo,R Anak.
1.3
1.4 Keluhan Utama
1.5 Pasien mengalami kejang spastik selama kurang lebih 10
menit dan kurang lebih 4x / jam.
1.6
1.7 Upaya untuk mengatasi
1.8 Selama kejang spastik di RS mendapatkan terapi :
- O2 nasal prong 2 lpm
- Delantin 3x 25 mg per oral (sonde)
- K.P valiun
-
- 2. Riwayat keperawatan sebelunya
-
2.1 Prenatal
2.2 Natel : umur kehamilan 9 bulan lahir spontan BB
lahir 3 kg, Pb 50 cm, waktu lahir anak segera menangis, napas
spontan
2.3 Aler gi
2.4 Menurut ibunya klien belum pernah alergi terhadap
makanan maupun minuman
2.5 Tumbuh kembang
2.6 Anak mulai berjalan umur 1 th, duduk umur 8 bl,
tengkurap
2.7 Umur 4 bl, 9 bl sudah ngoceh, 1 th mulai berbicara
mama,
2.8 Papa, dada sebelum sakit
2.9
2.10
2.11 Imunisasi : siudah lengkap
2.12 Bcrl 1x, Dtp 3x, Polio 4x, Campak 1x, Hepatitis 2x
belum boster
2.13 Status Gizi
2.14 B.B sebelum sakit 15 kg
2.15 Saat ini BB 11,9 kg
2.16 Seharusnya BB : 2x 310+8= 15,8 kg
2.17 Jadi 11,9kg / 15,8 kg = 75,3 %= gizi kurang.
2.18
2.19 3. Riwayat Kesehatan keluarga.
12.1 Komposisi keluarga
12.2 Keluarga yang tinggal dalam rumah adalah ayah, ibu
dan tiga orang anaknya.
12.3 Sebelum klien sakit kakaknya sakit dahulu.
12.4 Riwayat penyakit keturunan (kencing
manis,Hipertensi,jantung, penyakit jiwa,tidak ada)
12.5
12.6 Lingkungan Rumah dan Komunitas
12.7 Keadaan rumar bersih tapi ukuran kecil ukuran 3x5
m dihuni 5 orang lantai tekel biasa.
12.8 Kebiasaan mandi dengan air sumur, cuci baju, cuci
piring, dll dengan air sumur.
12.9 Sumber air minum dari PDAM mempunyai kamar
mandi dan wc sendiri.
12.10 Selokan sekitar rumah lancar, mengalir
dengan baik. Rumah berdekatan dengan tetangga.
12.11
12.12
12.13 4. Pengkajian dengan pendekatan pola
12.14
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2. Persepsi ibu tentang hidup sehat adalah keluarga
tidak sulit
3. Dan menyangkut pemberian makanan yang bergizi 4
sehat
4. 5 lima sempurna.
5.
6. Pola nutrisi dan metabolisme
1. Pemenuhan nutrisi .
2. Saat ini anak tidak dapat menelan , tidak
dapat makan / minum peroral . karena terjadi
paralysis
3. Pada nekvius vagus sehingga terjadi gangguan
proses menelan .
4. Makan dan minum per-sonde , yang
terdiri dari:
5. 3x100 cc tem sonde .
6. 1x1cc juice buah .
7. 5x1cc susu dancow .
8. 2. Status Gizi.
9. Yang berhubungan dengan ,keadaan
tubuh .
10. -postur tubuh, kurus , anak dalam
keadaan gizi
11. kurang : 75,3% dari BB normal, LLA13,5
cm
12. seharusnya 16 cm. BB 11,9 kg.
Seharusnya 15,8 kg
13. -
Ubun-ubun sudah menutup / tidak cekung
mulai
umur 18 bulan.
14. - Turgok normal,mulutagak
kering dan pecah-pecah
15.
16. 3. Pala eliminasi.
17. 1. Kebiasaan defikasi terjadi gangguan
frekuensi 1x sehari faeces keras,warna
kuning bau normal.
18. Upaya untuk mengatasi kesulitan untuk
defikasi
19. Minum juices kotes 1x 100 cc /hari dan K.P
20. Microlac.
21.
22. 2. Kebiasaan mictic sehari-hari :
23. mengalami gangguan,anak sering ngompol
6.
6.
6.
6. X6H? B }pxhx(3 9. Kognitif
6. Tidaw J
pwievaluasi karena anakva} 08.
Pola reprodoki14mm Testis
sudah turun i.!0lr0jemosis
6.
6. 11. Pol
u1414gh
6. cangan Stress
6. Pada anak K terjadi afasia anak tidak dapat
menangis, hanya dapat mengeluarkan air
mata
6.
6. . 12. Pola tata nilai dan kepercayaan
6. pada anak K belum dapat dievaluasi karena
6.
6.
6.
6.
6.
6.
6.
6.
6. Diagnosa keperawatan yang timbul :
6. 1. Ketidakefektipan bersihan jalan nafas b/d replek
batuk tidak ada (paralysis)
6. 2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
perubahan pola makan
6. 3. Resiko kontraktur b/d kejang spastik berulang
6. 4. Terjadi abstipasi b/d kurangnya mobilisasi dan intake
cair
6. 5. Resiko gangguan integritas kulit b/d daya tahan
tubuh terhadap infeksi turun dan immobilisasi
6. Resiko trauma b/d kejang spastik
6. Diagnosa keperawatan prioritas I
6. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b/d replek batuk
yang tidak
6. Ada
6.
6. Tujuan :
6. Jalan napas bebas ( bersih / selam perawatan )
6.
6. Kriteria Hasil
- Jalan nafas bebas ( bersih )
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada ronchi kanan / kiri
- Tidak ada whezing kanan /kiri
- R.R antara 20-28 x / menit
-
- Intervensi
1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab
-
ketidak efektifan yang akan diberikan
- R/ dengan diberi penjelasan diharapka ibu klien
mengerti dan mau membantu semua tindakan yang
diberikan.
- 2. berikan nebulezer 2x sehari(pagi sore)
- R/ mengencerkan riak
7. Lakukan seetion setiap ada riak / sekrit di mulut dan
tenggorokan
8. R/ sekrit atau ludah yang berada di mulut dan
tenggorokan hilang, jalan napas bebas.
9. 4. Abservasi tanda-tanda kardinal dan tanda-tanda
sumbutan jalan napas setiap 3jam (09 00-1200-1510-1800-
2100-2410-0310-0600)
10. R/ Diteksi dini agar dapat dilakukan intervensi
lanjutan.
11. Diagnosa keperwatan prioritas II
12. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
perubahan pola makan.
13. Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2 minggu)
14. Kriteria hasil :
- Berat badan naik,LLA bertambah
- Turgor baik
- Conjungtifa merah mudah
- Hb bertambah
-
-
-
- Intervensi
- 1.Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang
penyebab gangguan pemenuhan nutrisi, pentingnya
nutrisi bagi tubuh dan cara mengatasinya
- R/ Dengan diberi penjelasan keluarga diharapkan
mengerti,dapat mendukung program perawatan yang
diberikan
- 2.Berikan makan personde
- 3x100cc tim sonde
- 1x100cc juice buah
- 5x100cc susu dancow dengan rincian :
- Jam 0800 tim sonde 100cc
- Jam 1000 juice buah 100cc
- Jam 12 tim sonde 100cc
- Jam 1500 susu dancow 100cc
- Jam 1800 tim sonde 100cc
- Jam 2000 susu dancow 100cc
- Jam 2300 susu dancow 100cc
- Jam 0200 susu dancow 100cc
- Jam 0600 susu dancow 100cc
- R/ Dengan diberi makanan pen sonde diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi
-
- 3. Lakukan penimbangan berat badan setiap 3kali
sekali
- R/ Deteksi perubahan berat badan penurunan atau
kenaikan berat badan sehingga evaluasi pemberian diit.
-
15. Observasi gejala kardinal setiap 3jam(0900-1200-1500-
1800-2100-2400-0300-
16. 0600)
17. R/ Deteksi dini bila ada kelainan dapat dilakukan
intervensi segera
18.
19. Diagnosa keperawatan prioritas III
20. Resiko terjadi kontuaktur b/d kejang spastik berulang
21.
22. Tujuan :
23. Tidak terjadi kontruktur (2minggu)
24. Kriteria hasil :
- Tidak terjadi kotruktur
- Klien dapat menggerakkan anggota gerak
-
- Intervensi :
- 1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab
terjadinya spastikdan terjadinya kekakuan sendi
- R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga
mengerti dan mau mambantu rencana tindakan yang
akan diberikan
2. Lakukan latihan pasif secara bertahap mulai dari ujung
jari secara bertahap.
3. R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah
kontraktur.
4. Lakukan perubahan posisi setiap 2jam
5. R/ Dengan melakukan perubahan posisi di harapkan
melatih otot-otot.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.