Vous êtes sur la page 1sur 5

MORFOLOGI DAN HABITASI NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE

Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan nyamuk yang berperan sebagai vektor

Demam Berdarah Dengue (DBD). Aedes aegypti merupakan penyebab utama. Penyebaran

jenis ini meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti dan Aedes

albopictus menciptakan siklus persebaran dengue. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai warna

dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kakinya. Nyamuk Aedes

albopictus mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian dadanya,

tetapi pada thorax terdapat satu garis lurus dan tebal (Anggraeni, 2011).

Seperti halnya jenis nyamuk lainnya, Aedes aegypti mengalami metamorfosis

sempurna yaitu:

I. Stadium Telur

Telur Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval, hitam, berukuran 0,5-0,8

mm, dan tidak memiliki alat pelampung. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan

telur-telurnya pada permukaan air, biasanya pada tempat penampungan air bersih.

Telur di tempat kering dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur-telur ini kemudian

akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 1-2 hari (Herms, 2006).

II. Stadium Larva

Setelah menetas, telur akan berkembang menjadi larva. Kelangsungan hidup

larva dipengaruhi oleh suhu, PH air, cahaya serta kelembaban disamping fertilitas

telur itu sendiri. Dalam kondisi optimal waktu yang dibutuhkan sejak telur menetas

hingga menjadi nyamuk dewasa adalah 7 hari (Herms, 2006).

III. Stadium Pupa

Bentuk nyamuk dewasa timbul setelah sobeknya selongsong pupa oleh

gelembung udara karena gerakan aktif pupa. Pada stadium pupa ini akan dibentuk

alat-alat tubuh nyamuk seperti sayap, kaki, alat kelamin, dan bagian tubuh lainnya.
Pupa bernafas pada permukaan air melalui sepasang struktur pada toraks (Aradilla,

2009).

IV. Stadium Dewasa

Nyamuk Aedes aegypti memiliki ciri yang khas, yaitu dengan adanya garis-

garis dan bercak-bercak putih keperakan di atas dasar warna hitam (lyre shaped

marking). Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah

penampungan air bersih di dalam rumah ataupun berdekatan dengan rumah, dan

air bersih tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tanah (Depkes RI, 2007).

Nyamuk Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi hari

yaitu beberapa jam setelah matahari terbit yaitu pukul 09.00 sampai pukul 13.00

dan sore hari beberapa jam sebelum gelap yaitu pukul 15.00 sampai pukul 17.00.

Setelah menghisap darah, nyamuk mencari tempat untuk beristirahat yaitu pada

baju-baju yang bergantungan atau benda-benda lain di dalam rumah yang

remang-remang (Depkes RI, 2007).

PENGENDALIAN NYAMUK DEMAM BERDARAH

Pengendalian DBD adalah pemutusan rantai penularan. Pemutusan rantai penularan

dapat melalui pengendalian vektornya. Pengendalian terhadap nyamuk Aedes aegypti ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama adalah pengendalian fisik. Hal yang

termasuk dalam pengendalian fisik adalah modifikasi lingkungan dan modifikasi perilaku

manusia. Modifikasi lingkungan dapat dilakukan melalui kegiatan 4M (menguras, mengubur,

menutup, dan mengawasi). Sedangkan modifikasi perilaku manusia adalah melakukan

perubahan perilaku seperti mengurangi tidur siang agar menurunkan frekuensi kontak dengan

nyamuk. Cara yang kedua adalah pengendalian hayati, dilakukan dengan cara memelihara

predator nyamuk tersebut, seperti contoh ikan lele dan ikan mas. Cara ketiga adalah dengan

pengendalian kimiawi yaitu dengan insektisida (Kesumawati, 2000).


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D.S. 2011. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor: Cita Insan Madani.
Herms W. 2006. Medical entomology. The Macmillan Company, United State of
America.

Aradilla, A.S. 2009. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba
(Azhadirachta indica) terhadap Larva Aedes aegypti. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.

Depkes, RI., 2007, Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN
DBD), Edisi ke Tiga Jakarta
Kesumawati, U. Hadi, dan S.Saviana. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis dan
Pengendaliannya. Laporan Penelitian. Laboratorium Entomologi. Bagian Parasitologi.
Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Vous aimerez peut-être aussi