Vous êtes sur la page 1sur 18

Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

ANALISIS HUBUNGAN AGRESIVITAS PELAPORAN


KEUANGAN DAN AGRESIVITAS PAJAK

Putri Almainda Kamila


Universitas Indonesia

ABSTRACT I. PENDAHULUAN

TThis research discusses the causal


relationship between tax aggressive-
ness and aggressive financial reporting
B erdasarkan UU Nomor 36 tahun 2008
tentang PPH pasal 1, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang
on the manufacturing company listed terutang oleh pribadi dan atau badan atas
on the Indonesia Stock Exchange in penghasilan yang diterima atau diper-
2008-. This research also analyzes the olehnya. Pajak yang dibayarkan merupakan
effect of tax rate reductions in tax ag- proses transfer kekayaan dari pihak
gressiveness and aggressive financial perusahaan kepada negara sehingga
reporting. This research showed a posi- besarnya pajak yang dibayarkan menjadi
tive relationship between tax aggres- biaya bagi perusahaan dan pemilik yang
siveness and aggressive financial report- nilainya cukup besar (Sari, 2010). Chen et.
ing. We find that tax aggressiveness in al (2010) menyatakan bahwa perusahaan
prior year before tax rate reduction is dan pemilik lebih suka untuk melakukan
relatively higher while aggressive finan- tindakan pajak agresif dengan manajemen
cial reporting is lower. laba. Tindakan pajak agresif adalah suatu
tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
Keywords: tax reporting aggressive- laba kena pajak melalui perencanaan pajak,
ness; permanen difference; book-tax baik menggunakan cara yang tergolong
differences; financialreporting aggres-
atau tidak tergolong tax evasion (Frank et.
siveness; earnings management;
discretionary accruals. al, 2009).
Namun di sisi lain, tindakan pajak
agresif dapat berdampak buruk bagi
perusahaan karena mengharuskan peru-
sahaan untuk melaporkan laba yang lebih
rendah. Hal ini dapat merusak reputasi
perusahaan di mata stakeholder seperti
kreditur, investor, dan pemegang saham.
Untuk mempertahankan reputasi yang baik
di mata stakeholder perusahaan cenderung
untuk memperlihatkan laba yang tinggi.
Seperti misalnya dengan motivasi mem-
peroleh hutang jangka panjang dari kreditur,
perusahaan pasti berusaha untuk mem-
perlihatkan laba yang tinggi. Begitu pula
untuk mendapatkan suntikan dana dari in-
vestor atau pemegang saham. Hal ini sering

228 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

dikenal dengan istilah agresivitas pelaporan jukkan tidak adanya book-tax trade-offyang
keuangan. Menurut Frank et.al (2009), diduga disebabkan karena semakin ba-
agresivitas pelaporan keuangan adalah nyaknya celah pajak yang mampu
kegiatan meningkatkan laba perusahaan dimanfaatkan oleh perusahaan akibat
melalui earning management yang sesuai perbedaan prinsip akuntansi dan peraturan
atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi perpajakan.
yang berlaku. Penelitian terkait agresivitas pajak
Kondisi di atas menunjukkan adanya belum banyak dilakukan di Indonesia.
trade-off antara tindakan pajak agresif dan Berdasarkan telaah literatur yang dilakukan,
agresivitas pelaporan keuangan (Shac- beberapa penelitian yang telah dilakukan
kelford dan Shevlin, 2001). Hal ini biasa di Indonesia terkait agresivitas pajak telah
disebut dengan istilah book-tax trade-off. dilakukan oleh Sari (2010) yang meng-
Erickson et al. (2004) mendukung per- aitkannya dengan karakteristik kepemilikan
nyataan ini melalui hasil penelitiannya yang perusahaan dan Mustikasari (2007) yang
menunjukkan bahwa beberapa perusahaan mengaitkannya dengan profitabilitas. Belum
bersedia untuk membayar pajak lebih ada penelitian yang secara spesifik meneliti
dengan melaporkan book income yang hubungan antara agresivitas pelaporan
lebih tinggi. keuangan dan agresivitas pajak. Oleh
Dalam penelitian terkini ditemukan karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
bahwa tidak selalu terdapat trade-off antara penelitian terkait dengan agresivitas pajak
keputusan pajak dan pelaporan keuangan. agar dapat mendukung dan membuktikan
Dalam kenyataannya banyak perusahaan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
yang melaporkan laba yang tinggi kepada sebelumnya
shareholder tapi membayar beban pajak Penelitian ini dilakukan dengan merujuk
yang rendah kepada otoritas pajak. pada penelitian yang dilakukan oleh Frank
Penelitian yang dilakukan di Amerika et. al (2009) terkait hubungan antara
melaporkan bahwa terus terjadi kenaikan agresivitas pelaporan keuangan dan
pada selisih antara laba komersil dan laba agresivitas pajak. Yang membedakan
fiskal sejak tahun 1990-an. Menurut Frank penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
et. al (2009) terus meningkatnya book-tax adalah penelitian ini fokus pada hubungan
difference ini mampu mensinyalir adanya agresivitas pelaporan keuangan pada
ketidaksesuaian antara prinsip akuntansi agresivitas pajak saja. Sementara penelitian
dan peraturan perpajakan yang berlaku yang dilakukan oleh Frank et. al (2009)
hingga menjadi peluang bagi perusahaan meneliti hubungan kedua variabel tersebut
untuk meningkatkan laba dan menurunkan secara 2 arah. Modifikasi lain yang dilakukan
laba kena pajak pada periode yang sama. adalah menambahkan variabel moderasi
Hubungan antara agresivitas pajak yaitu faktor-faktor insentif manajemen laba
dan pelaporan keuangan telah diteliti yang diperkirakan akan mempengaruhi
sebelumnya oleh Frank et. al (2009) di hubungan antara agresivitas pelaporan
Amerika. Penelitian dilakukan terhadap pada agresivitas pajak.
perusahaan dalam sample Graham dan
Tucker (2006) yang diduga terlibat kasus II.LANDASAN TEORI DAN
tax sheltering pada periode 1991-2005. Hasil PENGEMBANGAN HIPOTESIS
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat Pajak Agresif
hubungan positif antara agresivitas pajak Perilaku ketidakpatuhan sering kali
dan pelaporan keuangan. Hal ini menun- menjadi perhatian para peneliti dan

ISSN 1410-8623 229


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

dijadikan objek penelitian. Kebanyakan evasion. Tindakan pajak agresif tidak selalu
hasil penelitian menunjukkan perilaku ini berawal dari perilaku ketidakpatuhan akan
dilatarbelakangi oleh keinginan untuk peraturan perpajakan, tapi juga dari
mendapat keuntungan dengan menghitung penghematan pajak yang dilakukan sesuai
cost dan benefit secara rasional (Kagan dan dengan peraturan. Semakin perusahaan
Scholz, 1984). Hal ini berlaku pula dalam memanfaatkan celah peraturan untuk
konteks perpajakan. Perusahaan sebagai menghemat beban pajak maka perusahaan
wajib pajak sering kali tidak mematuhi dapat dianggap telah melakukan tindakan
ketentuan perpajakan yang berlaku demi pajak agresif meskipun tindakan tersebut
melakukan penghematan pajak. Terlebih tidak menyalahi peraturan yang ada.
lagi dengan adanya agency problemdan Definisi lain dikemukakan oleh Hite dan
contractual problem yang mampu memicu McGill (1992) yang menyatakan bahwa
dilakukannya penghematan pajak. agresivitas perencanaan pajak adalah suatu
Agency problem merupakan masalah situasi saat perusahaan mempunyai kewe-
yang dihadapi perusahaan karena adanya nangan dalam melakukan kebijakan pajak
benturan kepentingan antara pemilik atau dan terdapat kemungkinan kebijakan
pemegang saham dengan manajemen tersebut untuk tidak diaudit atau diper-
secara umum (Jensen dan Meckling, 1976). masalahkan dari sisi hukum. Tindakan ini
Masalah ini dapat terjadi karena tidak berisiko untuk menimbulkan ketidakjelasan
satunya visi antar kedua belah pihak posisi akhir apakah kebijakan tersebut
tersebut sehingga masing-masing pihak dianggap melanggar hukum atau tidak.
berusaha untuk memaksimalkan keun- Tindakan pajak agresif dapat dikla-
tungannya masing-masing. sifikasikan menjadi dua, pandangan
Dalam dimensi perusahaan, pem- tradisional dan kontemporer (Desai dan
bayaran pajak dianggap sebagai transfer Dharmapala, 2009). Pandangan tradisional
kekayaan dari perusahaan ke pemerintah. mengartikan tindakan pajak agresif sebagai
Beban pajak ini menjadi biaya yang sangat bentuk pengamanan kekayaan dimana
besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, tindakan pajak agresif dilakukan semata-
perusahaan cenderung untuk meminimalkan mata ditujukan untuk mengurangi beban
beban pajak tersebut melalui berbagai cara pajak. Dalam pandangan kontemporer
penghindaran atau penghematan pajak tindakan pajak agresif didefinisikan sebagai
guna meningkatkan nilai perusahaan itu bentuk rent extraction. Rent extraction
sendiri. Tindakan atau upaya meminimalkan adalah tindakan manajer yang dilakukan
beban pajak ini nantinya dapat meng- tidak untuk memaksimalkan kepentingan
hasilkan pelaporan pajak yang agresif pemilik atau pemegang saham, melainkan
(Hanlon dan Slemrod, 2007). Pendapat untuk kepentingan pribadi. Tindakan pajak
tersebut didukung dengan penelitian yang agresif dalam pandangan kontemporer
dilakukan oleh Chenet. al (2010) yang mempunyai dua tujuan. Tidak hanya untuk
menyatakan adanya preferensi yang dimiliki menutup-nutupi pendapatan dari otoritas
manajemen perusahaan untuk melakukan pajak, tapi juga untuk menutup-nutupi
tindakan pajak agresif. aktivitas tersembunyi yang dapat merugikan
Menurut Franket.al (2009), tindakan pemilik atau pemegang saham.
pajak agresif adalah tindakan yang ditujukan Tujuan utama dari dilakukannya pajak
untuk menurunkan laba kena pajak melalui agresif adalah untuk meminimalisir beban
perencanaan pajak, baik menggunakan cara pajak perusahaan. Beban pajak diperoleh
yang tergolong atau tidak tergolong tax dari mengalikan pendapatan kena pajak

230 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

dengan tax rate yang telah ditetapkan oleh bangkan cost dan benefit yang akan
negara. Pendapatan kena pajak sendiri diterima. Keuntungan utama yang jelas
diperoleh dari laba perusahaan dikurangi diperoleh adalah adanya penurunan beban
dengan koreksi pajak. Beban pajak yang pajak. Penurunan beban pajak ini secara
ditanggung perusahaan bergantung pada tidak langsung mampu meningkatkan nilai
koreksi pajak atau selisih antara laba dengan perusahaan. Strategi pajak agresif yang
pendapatan kena pajak (book-tax diffe- dilakukan perusahaan mampu memberikan
rence). Maka teknik dalam melakukan pajak pengaruh positif pada pasar dan membuat
agresif adalah dengan mengatur book-tax saham perusahaan lebih atraktif (Hanlon dan
difference. Slemrod, 2009).
Book-tax difference terdiri dari dua Menurut Chenet.al (2010), setidaknya
komponen, perbedaan permanen dan ada tiga keuntungan yang diperoleh dari
perbedaan temporer. Perbedaan permanen tindakan pajak agresif, baik keuntungan
adalah perbedaan secara substantive antara yang didapat pemilik atau pemegang
laba akuntansi dan laba fiskal sehingga saham maupun manajer. Keuntungan
perbedaan ini selamanya akan muncul. Pada pertama adalah adanya penghematan pajak
dasarnya perbedaan ini muncul karena yang dibayarkan perusahaan kepada
adanya kebijakan dari otoritas perpajakan negara, sehingga porsi yang dinikmati
yang menghendaki penghapusan peraturan pemilik atau pemegang saham menjadi
perundang-undangan agar tidak mem- lebih besar. Kedua, adanya bonus atau
beratkan salah satu sektor dari subsektor kompensasi yang mungkin diberikan
perekonomian sehingga menjadi insentif pemilik atau pemegang saham kepada
tersendiri bagi wajib pajak (Zain, 2008). manager atas tindakan pajak agresif yang
Perbedaan temporer adalah perbedaan telah dilakukannya dan menjadi keuntungan
waktu pengakuan pendapatan atau beban tersendiri bagi pemilik atau pemegang
menurut akuntansi dan pajak, sehingga saham. Ketiga, adanya kesempatan bagi
secara total tidak terjadi perbedaan tapi manager untuk melakukan rent extraction.
dalam satu periode terdapat perbedaan. Rent extraction adalah tindakan manajer
Menurut Zain (2008) perbedaan ini dapat yang dilakukan tidak untuk memaksimalkan
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kepentingan pemilik, melainkan untuk
penghasilan yang berdasarkan akuntansi kepentingan pribadi. Tindakan ini dapat
pajak diakui terlebih dahulu sedangkan berupa penyusunan laporan keuangan
menurut akuntansi merupakan penghasilan agresif atau melakukan transaksi dengan
yang masih akan diterima, penghasilan pihak istimewa.
menurut pajak merupakan penghasilan Biaya atau kerugian yang berpotensi
tetapi berdasarkan akuntansi merupakan timbul atas tindakan pajak agresif yang
penghasilan yang diterima di muka, beban dilakukan. Berdasarkan definisi pajak
yang berdasarkan pajak sudah dapat agresif yang dikemukakan Franket.al
dikurangkan sebagai biaya, tetapi ber- (2009), tindakan pajak agresif dapat
dasarkan akuntansi merupakan beban dilakukan melalui perencanaan pajak, baik
dibayar di muka dan beban berdasarkan menggunakan cara yang tergolong atau
pajak sudah dapat dikurangkan sebagai tidak tergolong tax evasion. Saat tindakan
biaya, tapi berdasarkan akuntansi meru- pajak agresif ditemukan ditempuh melalui
pakan beban yang masih akan dibayar. cara yang tergolong tax evasion atau
Dalam melakukan tindakan pajak disebabkan karena adanya ketidakpatuhan
agresif, perusahaan pasti mempertim- pada peraturan, perusahaan harus mene-

ISSN 1410-8623 231


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

rima sanksi yang dikenakan oleh otoritas yang dapat menjadi motivasi perusahaan
perpajakan. Atas sanksi ini perusahaan harus untuk menampilkan laba yang baik di
menanggung reputational dan political cost laporan keuangannya, yaitu motivasi
(Hanlon dan Slemrod, 2009). Berita bonus, motivasi perjanjian hutang jangka
tersebut juga mampu menimbulkan kecu- panjang, motivasi politik, motivasi peme-
rigaan pada investor, yaitu selain melakukan nuhan ekspektasi investor dan reputasi,
tindakan pajak agresif yang ditujukan pada motivasi Initial Public Offering, motivasi
otoritas perpajakan perusahaan juga perubahan CEO. Berbagai motivasi tersebut
melakukan pelaporan keuangan agresif dapat melatarbelakangi perilaku pelaporan
untuk mengelabui investor. Hal ini dapat keuangan perusahaan cenderung agresif
berdampak pada menurunnya nilai peru- dengan memanipulasi laba yang dila-
sahaan di pasar yang tercermin melalui porkannya baik dengan membesar-be-
harga sahamnya. Penurunan harga saham sarkan atau mengecil-ngecilkan laba sesuai
ini dikarenakan pemegang saham lainnya dengan tujuan yang ingin dicapai.
mengetahui tindakan pajak agresif yang Kegiatan meningkatkan laba peru-
dijalankan manajer dalam rangka rent sahaan melalui earning management, baik
extraction (Desai dan Dharmapala, 2006). sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip
Sifat yang komplementer antara tindakan akuntansi yang berlaku dikenal dengan
pajak agresif dengan rent extraction serta istilah agresivitas pelaporan keuangan
begitu kompleksnya transaksi pajak yang (Frank et.al, 2009). Healy dan Wahlen
dilakukan menyebabkan investor melin- (1999) menjelaskan bahwa earning mana-
dungi dirinya dengan memberi harga yang gementterjadi saat manajer menggunakan
lebih rendah pada saham perusahaan. pendapat mereka dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan dan menge-
Pelaporan Keuangan Agresif lola transaksi yang terjadi sehingga
Perusahaan sebagai entitas publik mengubah laporan keuangan yang seha-
diwajibkan untuk menerbitkan laporan rusnya, baik untuk menyesatkan stake-
keuangannya secara berkala. Hal ini holder ataupun untuk mempengaruhi
diperuntukkan sebagai bentuk pertang- pengguna laporan keuangan lainnya yang
gungjawaban perusahaan pada stakeholder bergantung pada angka-angka yang
yang dimilikinya. Komponen laporan yang tercantum dalam laporan keuangan.Fischer
menjadi pusat perhatian dan dijadikan dan Rosenzweig (1995) memberikan definisi
acuan penilaian kinerja perusahaan adalah earning management sebagai suatu
laba perusahaan. Hal ini dikarenakan tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk
informasi tingkat laba yang diperoleh meningkatkan jumlah laba yang dilaporkan
perusahaan relatif mudah diidapatkan dan saat ini tanpa adanya kenaikan pada
dianggap mampu menghasilkan nilai profitabilitas jangka panjang perusahaan.
ekonomis saat ini dan di masa akan datang Pelaporan keuangan agresif atau
(Hutapea, 2009). manajemen laba dapat dilakukan dengan
Melihat pentingnya laba di mata berbagai cara yang baik yang diizinkan
pengguna laporan keuangan, manajemen maupun sebenarnya tidak diizinkan dalam
perusahaan cenderung untuk melaporkan standar akuntansi. Menurut Scott (2009)
laba yang besar guna memuaskan peng- beberapa teknik manajemen laba yang
guna laporan keuangan. Menurut Scott dapat dilakukan oleh manajemen peru-
(2009) dalam bukunya yang berjudul sahaan antara lain :taking a bath, mini-
Accounting Theory, terdapat beberapa hal malisasi pendapatan, maksimalisasi penda-

232 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

patan, income smoothing. Schroeder (2008) salah bagi stakeholder mengenai kinerja
mengemukakan beberapa teknik lain yang perusahaan.
dapat dilakukan untuk manajemen laba
yaitu :Cookie jar reserves, pengelolaan Pengembangan Hipotesis
akuntansi pembelian, pelanggaran konsep Penelitian terkait pajak agresif telah
materialitas dan pelanggaran prinsip beberapa kali dilakukan. Salah satunya
pengakuan pendapatan. adalah penelitian Desai dan Dharmapala
Teknik lain yang dapat ditempuh untuk (2006) yang meneliti hubungan antara tax
melakukan manajemen laba adalah melalui shelter dengan dengan rent extraction yang
akrual dan aktivitas riil. Metode akrual dilakukan oleh manajer. Penelitian ini
merupakan suatu metode dimana pene- menemukan sifat yang komplementer antara
rimaan yang dihasilkan baru diakui atau tindakan pajak agresif dengan rent extrac-
dicatat ketika terjadi, bukan ketika pem- tion.Kompleksitas transaksi pajak menye-
bayaran dilakukan atau diterima. Earning babkan investor melindungi dirinya dengan
management melalui akrual merupakan memberi harga yang lebih rendah pada
teknik mengelolaan laba yang dilakukan oleh saham perusahaan.
manajemen, tapi tidak memiliki konsekuensi Penelitian lain dilakukan oleh Wilson
langsung terhadap aliran kas perusahaan (2009) yang meneliti taxshelter dengan
(Roychowdhury, 2006). Adapun earning kaitannya pada karakteristik corporate gov-
management melalui aktivitas riil adalah ernance perusahaan. Ditemukan bahwa
tindakan yang dilakukan oleh manajer manajemen pajak cenderung ditemukan di
perusahaan yang menyimpang dari praktik perusahaan yang corporate gvernancenya
bisnis normal dengan memanipulasi kegiatan buruk. Hal ini mampu mengindikasikan
operasional perusaan yang berkaitan dengan adanya perilaku oportunis yang dimiliki
penjualan, produksi, dan pengeluaran biaya manajer sehingga mampu melakukan
diskresioner (Roychowdhury, 2006). pengaturan ajak demi kepentingannya.
Dalam mengambil keputusan, mana- Erickson et al. (2004) meneliti hubung-
jemen perusahaan pasti mempertim- an antara keduanya dengan menganalisis
bangkan cost dan benefit yang mungkin book-tax tradeoff. Penelitian ini dilakukan
terjadi. Keuntungan dari manajemen laba pada sampel perusahaan yang menurut
yang dilakukan dapat dilihat dari 2 SEC melakukan financial fraud. Hasil
perspektif, pelaporan keuangan dan penelitian menyimpulkan bahwa beberapa
kotraktual perspektif (Scott, 2009). Dalam perusahaan bersedia untuk membayar
perspektif pelaporan keuangan, posisi laba pajak lebih dengan melaporkan book in-
setelah dilakukannya manajemen laba akan come yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan
menjadi informasi yang digunakan public. bahwa masih terdapat trade-off antara
Healy dan Wahlen (1999) menambahkan pelaporan keuangan dan pajak.
manfaat lain yang mungkin timbul dari Namun penelitian-penelitian setelahnya
manajemen laba, yaitu adanya potensi mulai menunjukkan hasil yang berbeda,
peningkatan kredibilitas komunikasi yaitu perusahaan tidak selalu menghadapi
mengenai informasi manajemen yang dapat trade-off dalam melakukan pelaporan
dipercaya kepada eksternal stakeholder. keuangan dan pajak. Hal ini ditunjukkan
Namun demikian manajemen laba perusa- dengan semakin besarnya book-tax differ-
haan yang dilakukan juga berpotensi untuk ence atauselisih antara laba di laporan
memunculkan adanya misalokasi sumber keuangan dengan pendapatan kena pajak
daya, sehingga memberikan persepsi yang (Desai, 2002 ; Manzon dan Plesko, 2002;

ISSN 1410-8623 233


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

Mills et. al 2002; Boynton 2005; Hanlon et. ingin untuk menampilkan angka yang baik
al 2005). Besarnya book-tax difference dalam laporan keuangannya, terutama laba
mampu mengindikasikan terjadinya pajak atau net income. Hal ini dikarenakan laba
agresif dan pelaporan keuangan agresif merupakan bagian dari laporan keuangan
secara bersamaan. yang paling mendapat perhatian bagi para
Hubungan antara pajak agresif dan pengguna laporan keuangan. Tingkat laba
pelaporan keuangan dapat bersifat resipro- yang diperoleh serta perubahannya meru-
kal atau dua arah. Dengan kata lain pakan informasi yang mampu meng-
manajemen pajakdapatmempengaruhi gambarkan kemampuan perusahaan dalam
tindakan manajemen laba, begitu pula menghasilkan nilai ekonomis saat ini dan
manajemen laba dapat mempengaruhi di masa yang akan datang (Hutapea,
manajemen pajak yang dilakukan perusa- 2009). Oleh karena itu laba sering kali
haan. Hal ini dapat dilihat pada alasan dan dijadikan pertimbangan utama pengguna
motivasi dilakukannya manajemen laba dan laporan keuangan dalam membuat kepu-
manajemen pajak yang relatif sama. tusan yang nantinya akan berpengaruh
Manajemen pajak dikatakan mampu pada perusahaan itu sendiri.
mempengaruhi manajemen laba karena Melihat pentingnya laba di mata
salah satu upaya yang dilakukan dalam pengguna laporan keuangan, manajemen
manajemen laba adalah pengendalian perusahaan seringkali melakukan mana-
beban perusahaan, dimana salah satunya jemen laba atau earning management demi
adalah pajak. Hal ini sesuai dengan motivasi mempertahankan reputasinya di mata stake-
perpajakan yang menjadi salah satu pemicu holder atau memperoleh tujuan-tujuan
manajemen laba menurut Scott (2009). tertentu. Kegiatan meningkatkan laba
Begitu pula manajemen laba dapat meme- perusahaan melalui earning management
ngaruhi manajemen laba karena atas dapat dilakukan melalui cara yang baik
manajemen laba akan mengubah pendatan sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip
kenapa pajak yang nantinya mengubah akuntansi yang berlaku (Frank et. al, 2009).
beban pajak yang dibayarkan. Landasan Beban pajak merupakan salah satu jenis
teori dan pembuktian pada penelitian- beban yang dapat mengurangi laba
penelitian tersebut menjadi landasan perusahaan. Dalam upaya manajemen laba,
hipotesis penelitian ini, yaitu : beban pajak relatif lebih sulit dimanipulasi
H1: Agresivitas pelaporan keuangan karena besarannya tergantung pada
memiliki hubungan positif pada pendapatan perusahaan itu sendiri, atau
agresivitas pajak penghasilan kena pajak. Semakin besar
H2: Agresivitas pajak memiliki hubungan penghasilan kena pajak, semakin besar pula
positif pada agresivitas pelaporan beban pajaknya. Jika perusahaan berusaha
keuangan menurunkan beban pajak, perusahaan harus
menurunkan penghasilan perusahaan
III. METODOLOGI PENELITIAN terlebih dahulu. Perusahaan pasti mendapati
Kerangka Penelitian trade-off antara keduanya. Pernyataan tadi
Berdasarkan tujuan penelitian yang didukung oleh hasil penelitian yang
telah dikemukakan dan berdasarkan hasil dilakukan oleh Erickson et al. (2004). Pada
penelitian sebelumnya sebagaimana telah penelitiannya Ericksson et al. (2004) meneliti
diuraikan pada bab terdahulu,maka dikem- hubungan antara pajak dan laba dalam
bangkan rerangka pemikiran sebagaimana laporan keuangan dengan menganalisis
pada Gambar1. Perusahaan cenderung book-tax tradeoff.

234 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Dalam kenyataannya banyak peru- perusahaan mampu memiliki laba yang


sahaan yang melaporkan laba yang tinggi besar tanpa menanggung beban pajak yang
kepada shareholder dan laba kena pajak besar.
yang lebih rendah kepada otoritas pajak.
Hal ini menghapuskan persepsi selama ini Pengaruh agresivitas pelaporan
yang menganggap bahwa pajak selalu keuangan pada agresivitas pajak
dihadapkan dengan trade-off dengan besar Model penelitian yang digunakan
kecilnya laba. Hal tersebut juga didukung dalam penelitian ini adalah adaptasi dari
dengan penelitian terkini yang menunjukkan model penelitian Frank et. al(2009). Dalam
hasil yang sama. Penelitian yang dilakukan meneliti hubungan antara tindakan pajak
Frank, Lynch, dan Rego (2009) menun- agresif dan pelaporan keuangan agresif,
jukkan adanya selisih antara laba dan laba model ini mengontrol terhadap faktor
kena pajak atau book-tax difference yang ukuran perusahaan. Berikut adalah model
semakin besar. Hal ini mengindikasikan penelitian yang akan digunakan dalam
tidak adanya -book-tax trade-off, karena penelitian ini:

DPERMit = 0 + 1DACCit + 2PTROAit + 3LEVit + 4LCF_Dit + 5FOR_Dit + 6SIZEit + it


.(3.1)
dimana :
DPERMit : diskresi perbedaan permanenperusahaan i pada tahun t
DACCit : diskresi akrual perusahaan i pada tahun t
PTROAit : rasio pendapatan sebelum pajak terhadap total aset perusahaan i pada
tahun t
LCF_Dit : variabel dummy keberadaan loss carry forward perusahaan i pada tahun t
FOR_Dit : variabel dummy keberadaan operasi di luar negeri perusahaan i pada tahun t
LEVit : rasio total hutang terhadap total aset perusahaan i pada tahun t
SIZEit : logaritma natural dari total asset perusahaan perusahaan i pada tahun t
it : error

ISSN 1410-8623 235


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

Pengaruh agresivitas pajak pada gaimana dihipotesiskan pada hipotesis 2,


agresivitas pelaporan keuangan variabel dependen dan independen pada
Untuk mengetahui adanya hubungan model penelitian sebelumnya ditukar
resiprokal antara agresivitas pelaporan hingga menjadi seperti berikut :
keuangan dan agresivitas pajak seba-

DACCit = 0 + 1DPERMit + 2PTROAit + 3LEVit + 4LCF_Dit + 5FOR_Dit + 6SIZEit +


it.(3.2)

dimana :
DACCit : diskresi akrual perusahaan i pada tahun t
PTROAit : rasio pendapatan sebelum pajak terhadap total aset perusahaan i pada tahun
t
LCF_Dit : variabel dummy keberadaan loss carry forward perusahaan i pada tahun t
FOR_Dit : variabel dummy keberadaan operasi di luar negeri perusahaan i pada tahun
t
LEVit : rasio total hutang terhadap total aset perusahaan i pada tahun t
SIZEit : logaritma natural dari total asset perusahaan perusahaan i pada tahun t
it : error

Variabel dan Operasionalisasi Variabel pajak akan digunakan diskresi perbedaan


Variabel dependen adalah besarnya permanen. Untuk mengetahui dan meng-
tindakan agresif pajak untuk model 3.1 dan ukur besarnya diskresi perbedaan permanen
besarnya agresivitas pelaporan keuangan digunakan adopsi atas model Desai dan
untuk model 3.2. Sebagai proksi dari agresif Dharmapala (2006) sebagai berikut.

PERMDIFF it = 0 + 1INTANG it + 2UNCONit + 3MI it + 4CSTEit + 5"NOLit +


6LAGPERMit + it (3.3)
dimana :
PERMDIFFit = total perbedaanlaba komersial dan laba fiskal dikurangi perbedaan
temporer perusahaan i pada tahun t
INTANGit = goodwill dan aset tidak berwujud lainnya perusahaan i pada tahun t
UNCONit = laba (rugi) yang dilaporkan perusahaan i pada tahun t dengan metode
ekuitas
MIit = laba (rugi) yang ditanggung oleh pihak minoritas perusahaan i pada
tahun t
CSTEit = current state tax expense perusahaan i pada tahun t
NOLit = perubahan pada net operating loss carryforward perusahaan i tahun t
dengan t-1
LAGPERMit = lagged value of permanent different perusahaan i pada tahun t
it = diskresi perbedaan permanen(DTAX) perusahaan i pada tahun t

Semua varibel di atas diskalakan tercermin melalui manajemen laba yang


dengan total aset tahun t-1 dilakukan perusahaan. Ewert dan Wagen-
Agresivitas pelaporan keuangan dapat hofer (2005) menyatakan bahwa salah satu

236 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

cara yang dapat dilakukan perusahaan metode manajemen laba yang paling
untuk manajemen laba adakah melalui sederhana. Oleh karena itu untuk mengukur
penggunaan kebebasan atau diskresi untuk besarnya agresivitas pelaporan keuangan
memilih metode dan estimasi akuntansi digunakan proksi diskresi akrual yang
yang akan digunakan. Metode tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
disebut juga metode akrual dan merupakan Modified-Jones Model (Jones, 1991).

TACCit = 0 + 1(REVit - ARit) + 2PPEit + it ....................... (3.4)


dimana :
TACCit = total akrual perusahaan i pada tahun t, yaitu selisih antara laba sebelum
pos luar biasa dan operasi yang dihentikan dengan arus kas dari operasi
REVit = perubahan pendapatan perusahaan i tahun t dengan t-1
ARit = perubahan piutang dagang perusahaan i tahun t dengan t-1
PPEit = nilai kotor aset tetap perusahaan i pada tahun t
it = diskresi akrual(DFIN)perusahaan i pada tahun t
Semua varibel di atas diskalakan dengan total aset tahun t-1

Variabel independen dalam penelitian Leverage (LEV), diukur dari hasil bagi
ini terdiri dari variabel independen utama antara total hutang dengan total aset.
dan variabel independen pengendali. Data ini diperoleh dari laporan
Variabel independen utama untuk model 3.1 keuangan perusahaan.
adalah pelaporan keuangan agresif dan Ukuran perusahaan (SIZE), diukur
untuk model 3.2 adalah pajak agresif. Untuk dengan menggunakan logaritma natural
pajak agresif dan pelaporan keuangan dari total aset perusahaan.
agresif proksi serta perhitungannya sama
dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Data dan Sampel
Dalam penelitian ini variabel inde- Data dari penelitian ini diambil dari
penden kontrol yang digunakan berjumlah laporan tahunan perusahaan yang listed di
5 variabel. Variabel kontrol ini dilihat dengan Bursa Efek Indonesia serta datastream
mengacu pada model yang digunakan oleh Thomson Reuters. Data laporan tahunan
Frank et.al (2009) dengan sedikit modifikasi, dan laporan keuangan dapat diperoleh dari
yaitu : situs resmi BEI (www.idx.co.id) ataupun situs
Pretax Return on Asset (PTROA), diukur resmi masing-masing perusahaan.
dari hasil bagi antara pendapatan Sampel dari penelitian ini merupakan
sebelum pajak dengan total asset. Data perusahaan manufaktur yang listed di Bursa
ini diperoleh dari laporan keuangan Efek Indonesia. Pada penelitian ini peru-
perusahaan. sahaan yang dijadikan sampel adalah
Loss Carry Forward (LCF_D), dimana perusahaan yang menyajikan laporan
akan diukur dengan variabel dummy. tahunan tahun 2008-2011. Pembatasan
Diberi nilai 1 jika perusahaan memiliki perusahaan dan periode pelaporan tahun
loss carry forward dan 0 jika sebaliknya. 2008-2011 dikarenakan adanya keter-
Kawasan operasi perusahaan (FOR_D), batasan waktu dan data penelitian. Kriteria
dimana akan diukur dengan meng- yang digunakan dalam memilih sampel
gunakan variabel dummy. Diberi nilai 1 adalah perusahaan yang tergolong ke
jika perusahaan memiliki operasi di luar dalam industri manufaktur, memiliki akhir
negeri dan 0 jika sebaliknya. tahun fiskal 31 Desember dan menyajikan

ISSN 1410-8623 237


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

data laporan keuangan secara lengkap dari perusahaan manufaktur. Agresivitas pajak
tahun 2008 2011. dan agresivitas pelaporan keuangan dilihat
masing-masing dari diskresi perbedaan
IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN permanen dan diskresi akrual, dimana
Pemilihan Sampel keduanya diukur dengan menggunakan
Sampel yang digunakan dalam peneli- variabel-variabel yang berasal dari laporan
tian ini berasal dari laporan tahunan keuangan perusahaan tahun 2008 - 2011.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Oleh karena itu perusahaan dengan data
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008- laporan keuangan yang tidak tersedia atau
2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk tidak lengkap, dikeluarkan dari sampel.
melihat hubungan antara agresivitas pajak Akhirnya diperoleh jumlah akhir sampel
pada agresivitas pelaporan keuangan penelitian sebanyak 113 perusahaan.

Tabel 1 Ikhtisar Pemilihan Sampel

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa


Efek Indonesia sejak tahun 2008 : 122 Perusahaan
Periode pelaporan keuangan tidak pada 31 Desember : (2) Perusahaan
Data tidak tersedia secara lengkap : (7) Perusahaan
Total sampel 113 Perusahaan
Jumlah tahun penelitian 4 Tahun
Total observasi 452

Statistik Deskriptif Variabel yang mengandung outlier adalah


Hasil statistik deskriptif padatabel 2 data yang nilainya lebih besar dari mean +
merupakan hasil statistik deksriptif variabel- (2 x standar deviasi) ataupun data yang
variabel setelah dilakukan winsorize pada nilainya lebih kecil dari mean (2 x standar
variabel-variabel yang mengandung outlier. deviasi).

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Variabel Mean Std Dev Minimum Maximum

DPERM -.0030331 .1073389 -.243813 .227923


DACC .0097102 .1109806 -.226631 .232022
PTROA .0837298 .137382 -.2236791 .3908531
LEV .2968543 .2546853 0 .9111219
LCF_D .3362832 .4729606 0 1
FOR_D .2455752 .4309047 0 1
SIZE 20.67461 1.695469 16.23346 25.44939

Observasi : 452 perusahaan tahun

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata- berasal dari beban yang tidak boleh
rata nilai diskresi perbedaan permanen dikurangkan (undeductible expense) dan
terhadap total aset t-1 adalah -0,3%. pendapatan bukan objek pajak. Beban
Perbedaan permanen dalam pajak dapat yang tidak boleh dikurangkan akan

238 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

menambah perbedaan permanen sedang- mengganti nilai outlier dengan nilai batas
kan pendapatan bukan objek pajak atas atau bawah. Nilai yang dianggap
sebaliknya. Tanda negatif dalam nilai rata- menjadi outlier adalah data-data yang
rata diskresi permanen menandakan bahwa nilainya lebih besar dari mean + (2 x standar
secara rata-rata perbedaan permanen deviasi) atau lebih kecil dari mean (2 x
dalam perusahaan sampel berasal dari standar deviasi). Dengan metode winsorize
pendapatan tidak kena pajak. Hal ini berarti ini data-data outlier tidak akan mengganggu
secara rata-rata perusahaan yang termasuk metode penelitian. Grafil hasil uji winsorize
dalam sampel penelitian melakukan dapat dilihat pada Lampiran 2.
manajemen pajak. Dapat dikatakan demi- Adapun untuk uji normalitas Shapiro
kian karena pendapatan tidak kena pajak Wilk dihasilkan bahwa dalam model
akan mengurangi laba komersil dalam penelitian terdapat residual (e) yang tidak
koreksi fiskal, sehingga nantinya laba kena terdistribusi secara normal. Hal ini diper-
pajak akan semakin kecil. lihatkan oleh nilai Prob>z yang kurang dari
Adapun nilai rata-rata diskresi akrual (0.0000 < 0.05) yang dapat dilihat pada
menunjukkan nilai 0,97%. %. Nilai rata-rata Lampiran 3. Meskipun begitu model
yang menunjukkan nilai yang positif ini penelitian ini dianggap sudah memenuhi
menandakan bahwa secara rata-rata pola asumsi distribusi normal dikarenakan jumlah
manajemen laba yang dilakukan peru- observasinya yang berjumlah besar yaitu
sahaan adalah dengan menaikkan laba. 452 observasi.
Meskipun begitu ada juga perusahaan yang
melakukan manajemen laba dengan Pengaruh agresivitas pelaporan
menurunkan laba. Hal ini ditunjukkan oleh keuangan pada agresivitas pajak
nilai minimum diskresi akrual yang bernilai (Model 1)
negatif, yaitu -22,6%. Berdasarkan LM Test, metode yang
digunakan adalah pooled least square.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Model telah dilakukan uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang telah dilakukan Model memiliki masalah heteroskedastisias
pada penelitian ini adalah uji outliers dan setelah diuji dengan modified Wald Test,
normalitas. Uji outliers yang dilakukan pada untuk itu digunakan metode Generalized
program STATA menunjukkan adanya data- Least Square (GLS) untuk mengatasinya.
data yang termasuk outliers. Hal ini telah Model telah terbebas dri masalah outoko-
diatasi dengan melakukan winsorize yaitu relasi dan multikolinearitas.

Tabel 4.3 Hasil Regresi Model 1


Model Pengujian 1
DPERM=0 + 1DACCit + 2PTROAit + 3LEVit + 4LCF_Dit +
5FOR_Dit + 6SIZEit + it

Variabel Hipotesis Koefisien t-statistik p-value

DACC + .1026308 3.05 *0.002


PTROA - -.5242968 -16.15 *0.000
LEV + -.0046237 -0.27 0.789
LCF_D + .0215553 2.43 **0.015
FOR_D + .0192135 2.21 **0.027

ISSN 1410-8623 239


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

SIZE - .0055009 2.45 **0.014


CONS Tidak Ada -.0783871 -1.71 ***0.087

N 452
Adjusted R-square 0.4880
F-statistik 0.0000

*** signifikan pada alpha 1%


** signifikan pada alpha 5%
* signifikan pada alpha 10%
DACC = nilai absolut diskresi akrual;
DPERM = nilai absolut diskresi perbedaan permanen;
PTROA = rasio laba sebelum pajak terhadap total aset t-1;
LEV = rasio total hutang terhadap total aset;
LCF_D = bernilai 1 jika memiliki loss carry forward dan 0 jika sebaliknya;
FOR_D = bernilai 1 jika memiliki anak perusahaan di luar negeri dan 0 jika sebaliknya;
SIZE = logaritma natural dari total aset perusahaan.

Tabel 3 menunjukkan hasil regresi nilai perusahaan untuk mengatur laba atau pajak
probabilita F 0,0000 yang bernilai lebih kecil yang dibayarnya. Hasil penelitian ini
dari (0,05), artinya model penelitian mendukung penelitian sebelumnya yang
signifikan dalam menjelaskan tingkat dilakukan oleh Frank et.al (2009) di Amerika
diskresi perbedaan permanen atau dengan yang juga memperlihatkan hubungan yang
kata lain dengan tingkat keyakinan 95% positif antara agresivitas pelaporan ke-
seluruh variabel independen dan variabel uangan dan agresivitas pajak yang dila-
kontrol secara bersama-sama signifikan kukan oleh perusahaan.
mempengaruhi tingkat diskresi perbedaan Hubungan yang positif ini menepiskan
permanen. Nilai r2 atau koefisien determinasi asumsi selama ini yang mengatakan bahwa
untuk model penelitian adalah 0,4880 atau terdapat trade off antara manajemen laba
48,80%. Hasil ini menunjukkan bahwa dan manajemen pajak, dimana perusahaan
48,80% tingkat diskresi perbedaan per- dapat meninggi-ninggikan labanya tanpa
manen dapat dijelaskan oleh diskresi meningkatkan atau justru malah menu-
akrual, pretax return on asset, leverage, loss runkan laba kena pajak perusahaan. Hasil
carry forward, operasi di luar negeri, dan ini berkontradiksi dengan penelitian
ukuran perusahaan. Ericksson (2004) yang menemukan kecen-
Pada tingkat keyakinan 99% agresivitas derungan pada perusahaan-perusahaan
pelaporan keuangan memiliki hubungan yang melakukan manajemen laba untuk
positif yang signifikan terhadap agresivitas melaporkan pendapatan kena pajak yang
pajak yang dilakukan perusahaan. Hipotesis tinggi pula sehingga terdapat book tax
1 diterima karena didukung oleh hasil tradeoff. Salah satu hal yang mungkin
penelitian. Hal ini mengindikasikan bahwa memicu hal ini adalah pengadopsian
tindakan manajemen pajak biasanya juga standar akuntansi IFRS di Indonesia yang
didampingi tindakan manajemen laba memiliki banyak perbedaan dengan sistem
sehingga posisi keuangan perusahaan perpajakan Indonesia. Akibatnya menim-
terlihat baik. Dari sini dapat terlihat adanya bulkan perbedaan antara laba komersil
tingkat keleluasaan yang tinggi bagi dengan laba fiskal yang bersifat permanen

240 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

ataupun temporer sehingga menimbulkan kena pajak yang nantinya juga menurunkan
adanya pajak tangguhan aktiva/utang dan beban pajak (tax shield). Berbeda dengan
beban/pendapatan. Di dalam akuntansi penelitian sebelumnya, penelitian ini
pajak banyak terdapat perbedaan prinsip- menunjukkan hasil sebaliknya yaitu leverage
prinsip yang tidak sama dengan prinsip berpengaruh negatif pada agresivitas pajak.
akuntansi pada umumnya hingga akhirnya Di Indonesia, peraturan pajak terkait
menjadi penyebab utama PSAK kon- bunga utang sedikit berbeda dengan
vergensi IFRS tak sepenuhnya bisa diimple- peraturan pada umumnya. Di Indonesia
mentasikan pada peraturan perpajakan. tidak seluruh beban bunga atas pinjaman
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa 4 dari dapat dibebankan menjadi biaya bunga (tax
5 variabel kontrol yang digunakan menun- shield) melainkan tergantung pada beban
jukkan hasil yang signifikan terhadap bunga atas pinjaman yang ditempatkan
agresivitas pajak yang dilakukan peru- dalam deposito. Sebagaimana diatur dalam
sahaan. Rasio laba sebelum pajak terhadap SE-46/PJ.4/1995 beban bunga baru dapat
total aset menunjukkan hubungan negatif dibebankan sebagian jika bunga yang
yang signifikan. Hal ini sesuai dengan dibayar atau terutang atas rata-rata
hipotesis awal yang menyatakan bahwa pinjaman melebihi jumlah rata-rata bunga
perusahaan yang tingkat profitabilitasnya yang ditempatkan dalam deposito ber-
lebih rendah cenderung untuk melakukan jangka. Hal inilah yang mungkin menjadi
manajemen pajak guna memperlihatkan penyebab leverage tidak berpengaruh
posisi keuangan yang lebih baik. Dengan positif pada manajemen pajak di Indonesia.
melakukan manajemen pajak, laba bersih Akan tetapi pengaruh leverage dalam
yang diterima perusahaan akan semakin penelitianini tidak mempengaruhi agresivitas
besar dan meningkatkan tingkat profita- pajak secara signifikan. Hal ini ditunjukkan
bilitas, yaitu Return on Assets (ROA). oleh nilai p-value sebesar 0,789 yang jauh
Menurut Brigham dan Houston (2001) ROA lebih besar dari tingkat kepercayaan yaitu
merupakan salah satu rasio yang mampu 5%. Dengan kata lain dapat dikatakan
mencerminkan tingkat profitabilitas peru- bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
sahaan yang sering diperhatikan investor leverage dan manajemen pajak yang artinya
untuk menganalisis kinerja perusahaan. Hasil baik perusahaan dengan tingkat leverage
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan kecil atau besar sama-sama memiliki
oleh Frank et.al (2009) dan Bradley (1994). kecenderungan untuk melakukan manaje-
Tingkat leverage menunjukkan hasil men pajak.
yang berbeda dengan hipotesis sebe- Variabel kontrol lainnya yaitu keber-
lumnya. Penelitian sebelumnya yang adaan loss carry forward dan operasi di luar
dilakukan oleh Ozkan (2001), Choi (2003), negeri juga memperlihatkan hubungan
dan Frank et. al (2009) menunjukkan positif yang signifikan terhadap agresivitas
hubungan positif antara leverage dan pajak. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal
agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan tingkat yang menyatakan bahwa keberadaan loss
leverage yang besar atau tingkat hutang carry forward dan operasi di luar negeri
yang besar memang biasanya dimanfaatkan berpengaruh positif pada agresivitas pajak.
oleh perusahaan untuk melakukan mana- Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 pasal
jemen pajak. Karena di dalam hutang 6 ayat 2, kerugian perusahaan pada periode
terdapat beban tetap yang mampu menjadi sebelumnya dapat dikompensasikan pada
insentif pajak yaitu bunga. Pembebanan penghasilan tahun selanjutnya selama 5
bunga mampu menjadi pengurang laba tahun berturut-turut. Dengan kata lain loss

ISSN 1410-8623 241


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

carry forward atau kompensasi fiskal dapat ini juga dapat mengindikasikan bahwa
menjadi pengurang penghasilan yang juga political cost di Indonesia relatif besar
akan menurunkan beban pajak yang sehingga dihindari oleh perusahaan-
ditanggung (manajemen pajak). Adapun perusahaan. Hasil ini didukung oleh
untuk variabel operasi di luar negeri, penelitian Handayani dan Rachadi (2009)
perusahaan yang memiliki operasi di luar dan Watt dan Zimmerman (1986) yang
negeri memang diyakini memiliki insentif menunjukkan hasil penelitian yang sama.
lebih untuk melakukan manajemen pajak. Hubungan positif antara ukuran peru-
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tax sahaan dengan agresivitas pajak yang
rate antar negara sehingga perusahaan diperlihatkan oleh hasil penelitian ini dapat
dapat melakukan income shifting dari berarti perusahaan besar memiliki jumlah
negara yang tax rate-nyatinggi ke negara laba sebelum pajak yang besar dan memiliki
yang tax rate-nya rendah. insentif serta sumber daya yang lebih besar
Variabel kontrol ukuran perusahaan untuk melakukan manajemen pajak. Hasil
menunjukkan hubungan yang positif secara ini konsisten dengan penelitian yang
signifikan dengan agresivitas pajak semen- dilakukan oleh Rego (2005) yang juga
tara penelitian sebelumnya yang dilakukan menunjukkan hubungan yang positif antara
Frank et.al (2009) menunjukkan hasil negatif ukuran perusahaan dengan agresivitas
yang signifikan. Hasil ini menunjukkan pajak.
bahwa perusahaan yang cenderung mela-
kukan manajemen pajak adalah perusahaan Pengaruh agresivitas pajak pada
besar. Alasan yang mendasari dugaan agresivitas pelaporan keuangan
tersebut adalah perusahaan-perusahaan (Model 2)
besar pasti mendapat perhatian lebih dari Tabel 4.8 menunjukkan nilai probabilita
pemerintah atau pihak publik lainnya F 0,0000 yang bernilai lebih kecil dari
dibandingkan dengan perusahaan kecil. (0,05), berarti model penelitian signifikan
Perhatian khusus yang diberikan ini biasa dalam menjelaskan tingkat agresivitas
dikenal dengan istilah political cost. laporan keuangan. Seluruh variabel inde-
Perusahaan cenderung untuk menghindari penden dan variabel kontrol secara
political cost karena beresiko akan peme- bersama-sama signifikan mempengaruhi
riksaan dan perhatian publik. Untuk itu tingkat diskresi akrual sebagai proksi
biasanya perusahaan melakukan mana- agresivitas laporan keuangan. Nilai R2 atau
jemen laba dengan mengurangi laba koefisien determinasi untuk model penelitian
perusahaannya sehingga pajak yang adalah 0,0840 atau 8,4%.
dibayarkan sedikit (manajemen pajak). Hal

Tabel 4 Hasil Regresi Model 2


Model Pengujian 2
DACC= 0 + 1DPERMit + 2PTROAit + 3LEVit + 4LCF_Dit + 5FOR_Dit + 6SIZEit + it

Variabel Hipotesis Koefisien t-statistik p-value

DPERM + .1962764 3.05 *0.002


PTROA - .3338103 6.16 *0.000
LEV + .1010901 4.32 *0.000

242 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

LCF_D + .0045393 0.37 0.713


FOR_D + -.0185107 -1.54 0.125
SIZE - .0005467 0.17 0.861
CONS Tidak Ada -.057127 -0.90 0.368

N 452
Adjusted R-square 0.0840
F-statistik 0.0000

*** signifikan pada alpha 1%,


** signifikan pada alpha 5%,
* signifikan pada alpha 10%
DACC = nilai absolut diskresi akrual;
DPERM = nilai absolut diskresi perbedaan permanen;
PTROA = rasio laba sebelum pajak terhadap total aset t-1;
LEV = rasio total hutang terhadap total aset;
LCF_D = bernilai 1 jika memiliki loss carry forward dan 0 jika sebaliknya;
FOR_D = bernilai 1 jika memiliki anak perusahaan di luar negeri dan 0 jika sebaliknya;
SIZE = logaritma natural dari total aset perusahaan.

Berdasarkan tabel 4, hipotesis kedua ditutup-tutupi . Penelitian ini menemukan


diterima, yang berarti manajemen laba bahwa tingkat profitabilitas justru berpe-
yang dilakukan oleh perusahaan dipe- ngaruh positif pada manajemen laba.
ngaruhi oleh tindakan manajemen pajak Artinya semakin profitable suatu perusahaan
yang dilakukan. Hal ini juga membuktikan maka akan semakin cenderung untuk
dalam melakukan manajemen laba, pajak melakukan manajemen laba. Hal ini
merupakan salah satu komponen dalam mungkin terjadi karena semakin profitable
laporan keuangan yang diatur jumlahnya perusahaan semakin besar pula ekspektasi
sehingga dapat menampilkan nilai akhir laba publik terhadap kinerja perusahaan. Selain
perusahaan yang tinggi. Hubungan positif itu perusahaan juga harus semakin mem-
yang ditunjukkan antara manajemen laba pertahankan reputasinya di mata publik.
dengan manajemen pajak atau sebaliknya Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
dapat mengindikasikan 2 hal, yaitu terdapat besar cenderung untuk melakukan mana-
celah-celah dalam peraturan perpajakan jemen laba.
dan akuntansi yang dimanfaatkan untuk Seperti yang dijelaskan pada subbab
manajemen laba dan manajemen pajak atau sebelumnya, tingkat profitabilitas berpe-
perusahaan melakukan manajemen laba ngaruh negatif pada manajemen pajak.
dan manajemen pajak dengan cara-cara Jika dibandingkan antara pengaruh tingkat
ilegal yang tidak sesuai dengan peraturan. profitabilitas pada manajemen pajak yang
Tingkat profitabilitas justru berbeda telah dijelaskan sebelumnya dengan
dengan hipotesis sebelumnya yang mem- manajemen laba, dapat disimpulkan bahwa
prediksikan arah yang negatif. Hal ini terdapat perbedaan pola pikir dalam
dikarenakan pada umumnya perusahaan pengambilan keputusan antara perusahaan
yang melakukan manajemen laba meru- dengan profitabilitas tinggi dan rendah.
pakan perusahaan-perusahaan yang tingkat Perusahaan dengan tingkat profitabilitas
profitailitasnya rendah dan berusaha untuk yang kecil lebih memilih untuk melakukan

ISSN 1410-8623 243


Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan dan Agresivitas Pajak (Putri Almainda Kamila)

manajemen pajak agar pajak yang dibayar- manajemen laba. Hal ini berbeda dengan
kannya berkurang. Hal ini ditujukan agar penelitian sebelumnya yang menemukan
tidak memperburuk kondisi perusahaan. hubungan negatif yang signifikan antara
Lain halnya dengan perusahaan dengan ukuran perusahaan dengan manajemen
tingkat profitabilitas tinggi, mereka lebih laba. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
cenderung untuk meningkatkan labanya karakteristik ukuran yang khusus pada
demi menjaga reputasi perusahaan di mata perusahaan yang melakukan manajemen
publik. Konsekuensi pajak atas pelaporan laba, baik perusahaan besar maupun kecil
pajak yang tinggi tidak menjadi masalah melakukan manajemen laba.
bagi perusahaan besar karena mereka
memiliki sumber daya yang cukup untuk V. KESIMPULAN, KETERBATASAN,
membayar beban pajak tersebut. DAN SARAN
Pada tabel 4 dapat dilihat adanya Tingkat manajemen pajak dan mana-
pengaruh positif yang signifikan antara le- jemen laba yang dilakukan relatif rendah,
verage dan manajemen laba yang dilaku- yaitu -0,3% dan 0,9%. Namun demikian nilai
kan perusahaan. Hal ini sesuai dengan ini terus mengalami kenaikan secara
dengan motivasi debt covenant yang bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa
menyatakan kecenderungan perusahaan perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak
untuk menghindari pelanggaran kesepa- menghadapi book tax trade off dalam
katan atas pinjaman. Dalam kesepakatan pengambilan keputusannya terkait pajak
hutang yang dibuat pada umumnya ataupun keuangan perusahaan. Hal ini
terdapat kesepakatan-kesepakatan terkait dapat berarti peraturan perpajakan dan
pencapaian kinerja perusahaan dimana akuntansi di Indonesia memiliki banyak
salah satunya adalah laba. Perusahaan celah yang dapat dimanfaatkan untuk
sebagai debitur diharuskan untuk memenuhi memaksimalkan keuntungan perusahaan
kesepakatan tersebut dan tidak boleh atau perusahaan menggunakan cara-cara
melanggarnya. Atas pelanggaran yang yang tidak diperbolehkan sehingga mampu
dilakukan perusahaan beresiko meng- melakukan memaksimalkan pajak tanpa
hadapi biaya yang jauh lebih besar lagi melakukan pembayaran yang besar.
sehingga perusahaan cenderung untuk Berdasarkan hasil pengujiaan data
menjauhi terjadinya pelanggarandebt cov- ditemukan bahwa terdapat hubungan positif
enant. Salah satu cara yang dilakukan oleh antara manajemen laba pada manajemen
perusahaan adalah dengan menunjukkan pajak, dan sebaliknya. Terdapat hubungan
kinerja yang baik dengan melaporkan resiprokal yang kuat di antara kedua
tingkat pendapatan yang tinggi. Sehingga variabel tersebut yang berarti kedua variabel
semakin besar jumlah hutang aatu leverage itu saling mempengaruhi. Terdapat beberapa
semakin besar kemungkinan perusahaan variabel kontrol yang memiliki pengaruh
untuk melakukan manajemen laba. berbeda pada kedua variabel tersebut.
Variabel loss carry forward dan foreign Variabel kontrol itu adalah leverage dan
operation menunjukkan hasil yang signifi- profitabilitas. Perusahaan yang leveragenya
kan. Hal ini sudah sewajarnya karena kedua tinggi cenderung untuk melakukan mana-
variabel tersebut tidak berhubungan jemen laba (hubungan positif signifikan) tapi
langsung dengan manajemen laba melain- tidak melakukan manajemen pajak (hu-
kan dengan manajemen pajak. Variabel bungan negatif tidak signifikan). Adapun
ukuran perusahaan juga ditemukan tidak perusahaan yang tingkat profitabilitasnya
berpengaruh secara signifikan pada rendah cenderung untuk melakukan mana-

244 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember 2014

jemen pajak tapi tidak manajemen laba, tahun 2007-2010. Skripsi program studi
begitu pula sebaliknya. akuntansi Fakultas Ekonomi Universi-
Sampel yang digunakan hanya terbatas tas Indonesia. Depok.
untuk industri manufaktur dalam jangka Frank, M., L. Lynch, & S. Rego. (2009). Tax
waktu 4 tahun (2008-2011), untuk penelitian reporting aggressiveness and its rela-
selanjutnya dapat dilakukan pada industrib tion to aggressive financial reporting.
yang berbeda dengan rentang waktu yang The Accounting Review, 84(2), 467-496.
lebih lama agar dapat bernar-benar melihat Gamayuni, Rindu Rika. (2009). Perkem-
perubahan manajemen laba dan manajemen bangan standar akuntansi keuangan
pajak di Indonesia. Tingkat manajemen laba indonesia menuju International Finan-
terbatas pada manajemen yang dilakukan cial Reporting Standards (IFRS). Jurnal
dengan tindakan akrual. Untuk penelitian Akuntansi dan Keuangan, 14 (2), 153-
selanjutnya dapat mempertimbangkan 166.
aktivitas riil sebagai proksi lain manajemen Hanlon, M. dan Slemrod, J. (2009).What
laba. Tingkat manajemen pajak terbatas does tax aggressive signal? Evidence
pada manajemen pajak yang dilakukan from stock price reactions to news
melalui diskresi perbedaan permanen. about tax shelter environment. Journal
Untuk penelitian selanjutnya dapat digu- of Public Economics.
nakan proksi lain seperti effective tax rate, Hutapea, Della C. (2009). Analisis pengaruh
book tax difference, dan cash tax effective perbedaan laba akuntansi dan laba
rate. fiskal terhadap persistensi laba, akrual,
arus kas, dan manajemen laba. Tesis
DAFTAR PUSTAKA program studi magister akuntansi
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, Fakultas Ekonomi Universitas Indone-
T. (2010). Are family firms more tax ag- sia. Depok.
gressive than non-family firms?.Journal Manzon, G. & Plesko, G. (2002). The rela-
of Financial Economics, 95, 41-61. tion between financial and tax report-
Cohen, D.A & Zarowin, P. (2010). Accrual- ing measures of income. Tax Law Re-
based and real earnings management views, 55, 175-214.
activities around seasoned equity of- Roychowdhury, Sugata. (2006). Earnings
ferings. Journal of Accounting and Eco- Management Through Real Activities
nomics, 50, 219. Manipulation.Journal of Accounting
Dechow, P., Soan, R. & Sweeney, A. (1995). and Economics, 42, pp 335370.
Detecting earning management. The Sari, D. (2010). Karakteristik kepemilikian
Accounting Review, 70, 193-225. perusahaan, corporate governance,
Desai M. A. & Dharmapala, D. (2006). Cor- dan tindakan pajak agresif. Tesis pro-
porate tax avoidance and high-pow- gram studi magister akuntansi Fakultas
ered incentives. Journal of Financial Ekonomi Universitas Indonesia. Depok.
Economics, 79, 145-179. Scott,William R. (2009). Financial Account-
Fatharani, N. (2012). Pengaruh karakteristik ing Theory, 5th edition. Prentice Hall Inc.
kepemilikan, reformasi pajak, dan Shackelford, D. & T. Shevlin. (2001). Em-
hubungan politik terhadap tindakan pirical tax research in accounting. Jour-
pajak agresif pada perusahaan yang nal of Accounting and Economics 31
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada (1-3): 321-387.

***

ISSN 1410-8623 245

Vous aimerez peut-être aussi