Vous êtes sur la page 1sur 29

Asuhan Keperawatan

Rabu, 20 Mei 2015


ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN. S DENGAN OLD
MIOKARD INFARK DI RUANG IGD RSUD KOTA SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


PADA TN. S DENGAN OLD MIOKARD INFARK DI RUANG IGD RSUD
KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
ARIES SUGIANTO 14080
BAYU D. PRATAMA 1408017
DIAH FATMAWATI 14080
NANI SRI IRYANI 1408099
RINAWATI 1408121
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirrobbil alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis

panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan

judul Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Klien Tn. S Dengan Diagnosa Old Miokard

Infark Di Ruang IGD RSUD Kota Semarang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah

ini sesuai dengan waktu yang diberikan.

Penulis menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya profesi

keperawatan.
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................. 1

Kata Pengantar............................................................................................ 2

Daftar Isi ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............... 5

B. Tujuan Penulisan............... 5

C. Metode Penulisan.................. 6

D. Sistematika Penulisan............ 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian .............. 7

2. Etiologi .............. 7

3. Klasifikasi .............. 10

4. Patofisiologi .............. 11

5. Pathway.............................................................................................. 13

6. Manifestasi Klinis .............. 15

7. Komplikasi ............. 16
8. Pemeriksaan Penunjang ............. 16

9. Penatalaksanaan ............. 17

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian .............. 17

2. Diagnosa Keperawatan .............. 20

3. Intervensi Keperawatan ............. 21

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ............. 28

B. Diagnosa Keperawatan ............. 41

C. Intervensi Keperawatan.................42

D. Implementasi Keperawatan ................... 45

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan .......................................................................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................ 72

B. Saran ............. 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk

menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/perawatan

selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan. Karena

sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk

memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita

dan keluarga yang menginginkan pelayanan secara cepat. Oleh karena itu diperlukan perawat

yang mempunyai kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat

darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam

kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai

kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan gawat

darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat darurat.

Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual
yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu : kondisi kegawatan seringkali tidak

terprediksi baik kondisi klien maupun jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat,

keterbatasan sumber daya dan waktu, adanya saling ketergantungan yang sangat tinggi diantara

profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk semua usia

dan sering dengan data dasar yang sangat mendasar, tindakan yang diberikan harus cepat dan

dengan ketepatan yang tinggi (Maryuani, 2009).

Infark miokardial merupakan nekrosis jaringan jantung akibat iskemia jantung tak

berubah. Penyakit ini sering disebut dengan serangan jantung. Kebanyakan pasien salah

mengartikan dengan mendeskripsikan serangan jantung sebagai jantung yang meledak. Dalam

hal ini, pasien harus diajari etiologi nyata mengenai infark miokard. Dalam menangani pasien

yang mengidap penyakit ini. Perawat harus secara rutin memonitir tanda vital, termasuk kadar

hemodinamis, dan suara detak jantung. Selama tahap infark akut, perawat perlu menyediakan

suasana yang tenang bagi pasien. Selain itu perawat juga harus mengkaji keberadaan nyeri dada.

Pada pasien dengan old infark miokard perlu penanganan khusus maka dari itu penulis

mengangkat kasus ini sebagai seminar kelompok dengan judul Asuhan Keperawatan Gawat

Darurat Pada Tn.S Dengan Diagnosa Medis Old Miokard Infark Di IGD RSUD Kota Semarang

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Old Miokard

Infark.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Old Miokard Infark
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Old Miokard Infark

c. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Old Miokard Infark

d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan Old Miokard Infark

e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan Old

Miokard Infark

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan

penjabaran masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur

yang ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan

BAB II :Tinjauan teoritis

BAB III :Laporan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB IV :Pembahasan BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri

koroner (Hudak & Gallo; 2007). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada

dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi

lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga

mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak & Gallo;

2007)

B. Etiologi

Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau

sebagian oleh emboli dan atau thrombus

Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah :

1. Faktor resiko yang dapat diubah

a. Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan (tinggi

lemak dan tingi kalori).

b. Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.

2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

a. Hereditas/keturunan

b. Usia lebih dari 40 tahun

c. Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.

C. Patofisiologi

Proses terjadinya infark

Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke

bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark,

kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable,

terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.

Mekanisme nyeri pada AMI

Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan

metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga

merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik

sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan

melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf

aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan

menyebabkan :

1. Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan frekuensi

denyut jantunglebih dari normal (takikardi).

2. Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.

3. Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di saluran

pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.

4. Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan

meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.

D. Tanda dan Gejala Old Infark Miokard

Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :

1. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri,

kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk,

ditekan, tertindik.
2. Takhikardi

3. Keringat banyak sekali

4. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang

disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal

5. Dispnea

6. Abnormal Pada pemeriksaan EKG

E. Komplikasi

Adapun komplikasi akibat dari akut miokard infark, yaitu :

1. Edema paru akut

Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal

sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan merembes keluar.


2. Gagal jantung

Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas, sehingga jantung

tidak mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan

oksigen dan nutrisi.

3. Syok kardiogenik

Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga

menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah

rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab.

4. Tromboemboli

Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang

menyertai kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular

5. Disritmia

Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.

6. Rupture miokardium

Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi miokadium lain

yang menyebabkan otot jantung melemah.

7. Efusi pericardial / tamponade jantung

Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan gagal

jantung.

F. Pengobatan Infark Miokard Old

1. Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik secara

intra vena maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja

jantung dan after load.

2. Antikoagulan

Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu

pembekuan darah, sehingga mencegah thrombus Trombolitik

Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil

penyumbatan dan meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase,

aktifasi plasminogen jaringan dan amistropletase

3. Analgetik

Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat dan

antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV

G. Proses Keperawatan Old Infark Miokard

A. Pengkajian

Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan.

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini pasien,

sehingga setiap perubahan bisa diketahui sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus

sistematis dan ditunjukan untuk mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan

prioritas tadi.

Pengkajian sistematis pasien mencangkup riwayat yang cermat khususnya yang

berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dipnea), palpitasi, pingsan
(sinkop) atau keringat dingin (diaporesis). Masing-masing gejala harus di evaluasi waktu dan

durasinya serta factor yang mencetuskan dan yang meringankan.

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan:

nyeri dada dengan / tanpa penyebaran

wajah meringis

gelisah

delirium

perubahan nadi, tekanan darah.

2. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik

miokard.

3. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal,

peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan

utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar

edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea berat,

Gelisah, Sianosis, Perubahan GDA, Hipoksemia

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan

kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi

jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum

6. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi

penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup
ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang

dapat dicegah.

C. Intervensi Keperawatan

Misalnya Pada pasien dengan Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri

koroner.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau / catat karakteristik nyeri Identifikasi karakteristik nyeri dada secara
dada pasien : lokasi, radius, durasi, tepat akan menjadi acuan untuk melakukan
kualitas, dan faktor-faktor yang intervensi.
mempengaruhi.
2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam. supply O2 koroner yang adekuat dapat

dimanifestasikan dengan kestabilan tanda

vital.

3 Beri posisi semifowler Posisi semifowler dapat meningkatkan

ekspansi dada dan sirkulasi darah meningkat.

4 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supply O2

miokard.

5 Anjurkan dan bimbing pasien untuk Teknik relaksisi dibutuhkan untuk

tarik nafas dalam (teknik relaksisi), meminimalkan konsumsi O2 miokard dan

teknik distraksi, dan bimbingan meningkatkan supply O2 jaringan, teknik

imajinasi. distribusi dan imajinasi membantu

mengalihkan focus perhatian dari rasa nyeri.

6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap hari Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri

dan saat nyeri dada timbul. dada timbul berguna untuk mendiagnosa
NO INTERVENSI RASIONAL
luasnya infark.

7 Berikan terapi tirah baring (bedrest) Tirah bating/istirahat total dapat mengurangi

selama 24 jam pertama post konsumsi/demand O2 miokard.

serangan.

8 Ciptakan lingkungan yang tenang Stressor dari luar diminimalkan sehingga

kebutuhan O2 miokard berkurang.

D. Evaluasi

Hasil yang diharapkan

1. Pasien menunjukan pengurangan nyeri

2. Tidak menunjukan kesulitan dalam bernapas

3. Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat

4. Memperlihatkan berkurangnya kecemasan

5. Mematuhi program perawatan diri

6. Tidak menunjukan adanya komplikasi


BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS

a. Identitas pasien

Nama : Tn.S

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan :-

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Ds. KarangawenRt.02/06 Demak

Tanggal masuk RS : 19 April 2015

No.RM : 321620

Diagnosa Medis : OMI

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. T.S


Umur : 55 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan :-

Pekerjaan :-

Alamat :Ds. Karangawen Rt.02/06 Demak

Hubungan dg. Pasien : Istri

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama

Nyeri dada

P: Terjadi penyempitan pembuluh darah

Q: Terasa tertusuk-tusuk

R: Dada kiri

S: 6

T: Menetap

b. Riwayat kesehatan sekarang

keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas, sejak

satu minggu yang lalu, dan di bawa ke RSUD Kota Semarang di bawa tanggal 19-

04-2015 jam 14.00. lalu dari IGD dipindahkan ke nakula 3 pada jam 17.00

c. Riwayat kesehatan masa lalu


Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai riwayat darah tinggi maupun gula darah

atau dietus militus, keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah di rawat di rumah sakit

1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi

obat ataupun makanan.

d. Riwayat kesehatan keluarga

60

tahun

Ket:

= Laki-laki = Garis Perkawinan

= Perempuan = Garis keturunan

...... = Tinggal serumah X = Meninggal

Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

yang sama.
e. Riwayat alergi

klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.

3. PENGKAJIAN PRIMER

Airway : Tidak ada secret

Breathing : Look : Adanya pengembangan dada. Frekuensi

nafas 28x/ menit

Listen : Suara Nafas vesikuler

Feel: Terasa hembusan nafas, 02 3 lt

Circulating : Akral hangat CRT <2 detik nadi 104

Disability : Composmentis GCS 15

4. PENGKAJIAN SEKUNDER

a. Kesadaran : Composmentis

b. Penampilan : klien nampak lemas dan sesak nafas, terpasang oksigen dengan nasal

kanul 3 liter

c. Vital sign :

Tekanan darah : 110/70n mmHg

Nadi : 104

RR : 28

Suhu : 37,5%
d. Kepala : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan beruban, kulit kepala bersih

dan tidak ada lesi

e. Mata : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya kanan kiri positif,

konjungtivitas simetris, tidak menggunakan alat bantu

f. Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien terpasang kanul O2 3 liter

g. Telinga : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan pendengaran, tidak menggunakan

alat bantu pendenaran.

h. Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan tidak ada gangguan mengunyah

ataupun menelan, tidak ada pembesaran tonsil

i. Dada

Jantung

- Inspeksi : ictus cordis terlihat

- Palpasi : detak jantung tidak sama dengan nadi

- Perkusi : bunyi jantung sonor

- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi tambahan III (Mur-mur)

Paru-Paru

- Inspeksi : simetris kanan kiri

- Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan sama

- Perkusi : kanan kiri sonor

- Auskultasi : vesikuler

j. Abdoment

- Inspeksi : datar

- Palpasi : nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa


- Perkusi : timpani

- Auskultasi : peristaltik usus 9xmenit

k. Genetalia

- Inspeksi : Tidak ada kelainan

l. Ekstemitas

- Atas : Terpasang Infus RL 16 tpm di tangan kiri

CRT <2 detik

- Bawah :

Akral hangat, tidak ada udem.

m. Kulit

Turgor kulit elastis, kulit berwarna sawo matang, bersih.

n. Data Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Lab Hasil Analisa

Hb 15,3

Ht 45,30

Trombosit 381

Leukosit 12,3

GDS 100

Ureum/Kreatinin 30,6/0,9

Asam Urat 3,4

Colesterol total 17,1

Trigliserid 321 Hight


Bilirubin direc/ total 12,98/16,27 Hight

SGOT 50 Hight

SGPT 35 Hight

Alkali Phospate 364 Hight

Total protein 5,9

Albumin/ globulin 3,61/2,9

Natrium 139,0

Kalium 4,9

Calcium 1,2

CKMB 5,2 Hight

o. EKG tanggal 19 April 2015

Hasil : - Sinus rythm

- Ateroseptal Miocardiac Infaction, age undetermined

- Cannot rate out inferior myocardial infaretion, age undermined

- Twave abnormality, posible lateral ischemia

p. Therapy

- Inf RL 16 tpm

- Cefotaxime 3x1 gr

- Omeprazole 2x1 amp

- CPG 1x1
5.ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1DS : klien merasakan nyeri Gangguan Penyempitan
dada rasa nyaman pembuluh
P: Terjadi penyempitan nyeri darah arteri
pembuluh darah coroner
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap

DO :- klien terlihat
meringis menahan rasa
nyeri

2 Ds: klien mengatakan Intoleransi Tirah baring


merasa sesak nafas yang aktivitas kelemahan
hebat jika melakukan umum
aktivitas imobilisasi

Do: Tirah baring,terlihat Sesak nafas


lemah ditempat tidur
Terpasang o2 3
liter,terpasang infus RL
16 tpm
3 Ds : klien mengatakan Pola nafas Nyeri, sesak
sesak nafas dan nyeri tidak efektif nafas
dada

P: arteriosclerosis
Q; terasa tertusuk-tusuk
R; dada kiri
S: Menetap

Do: rr ; 28x/menit
Pola nafas cepat dan
dangkal

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dan sesak nafas

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan atheriosklerosis arteri koroner


c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring kelemahan umum imobilisasi, sesak

nafas

7. INTERVENSI
Tgl/jam dx. Tujuan & Kriteria hasi Planning Ttd
Kep
1 Setelah dilakukan1. Observasi : - observasi status nyeri,
tindakan keperawatan reaksi ketidaknyamanan
selama .. . diharapkan2. Nursing:- tingkatkan istirahat
klien menunjukkan -kaji skala nyeri (P,Q, R, S, T)
kenyamanan/ nyeri3. Edukasi : - ajarkan klien teknik nafas
berkurang dengan criteria dalam.
hasil: - Anjurkan kompres hangat pada dada
Nyeri berkurang/ hilang 4. Kolaborasi: - pemberian analgesik
2 Setelah dilakukan 1. Observasi : - monitor TTV sebelum
tindakan keperawatan dansesudah aktivitas
selama . . . diharapkan 2. Nursing : - batasi aktivitas klien dan
klien menunjukkan tingkatkan istirahat.
intoleransi aktivitas
- Posisikan nyaman O2
berkurang dengan criteria 3. Edukasi : jelaskan pola peningkatan
hasil: bertahap dari aktivitas
- Tidak ada kelemahan 4. Kolaborasi : ke program rehabilitasi
- Aktivitas normal jantung
3 Setelah dilakukan1. Observasi : - obsevasi pola nafas
tindakan keperawatan - Kaji nyeri, sesak nafas
selama . . . diharapkan2. Nursing : - berikan posisi nyaman
klien menunjukkan pola3. Edukasi : - ajarkan teknik nafas
nafas yang efektifdengan dalam.
criteria hasil: - Kompres hangat pada dada
- Pola nafas efektif - Terapi O2
- Irama normal 4. Kolaborasi : - pemberian analgetik
D. IMPLEMENTASI
Tgl/ DX. Implementasi Respon TTD
jam Kep
17/4 1 - Mengobservasi status nyeri, DS: - Klien mengatakan nyeri dada
ketidaknyamanan - P : Aterosklerosis
- Q : terasa tertusuk
- R :Nyeri pada dada kiri
- S:6
- T : Nyeri menetap
- Merasa tidak nyama
DO: Klien terlihat menahan nyeri
1 - Ajarkan klien teknik nafas DS : -
dalam DO : Klien mengikuti instruksi
17/4 2 - Memonitor TTV DS: - klien mengatakan lemas
DO : Tekanan darah :
110/70n mmHg
Nadi : 104
RR : 28
Suhu : 37,5%

2 - Memberikan O2 DS: -
DO : O2 : 3 liter/ menit
17/4 3 - Mengobservasi pola nafas, DS: klien mengatakan sesak nafas
kaji nyeri dan sesak nafas dan nyeri dada kiri
- P: Arterosklerosis
- Q : Terasa tertusuk-tusuk
- R : nyeri pada dada kiri
- S: 6
- T : Menetap
DO: klien terlihat menahan nyeri dan
sesak , RR: 28x / menit
1,2,3 - Memberikan posisinyaman DS: -
dan ajarkan nafas dalam DO : - Posisiskan semifowler
- Klien mengikuti instruksi
2,3 - Memberikan terapi O2 DS: klien mengtakan sesak
DO : terpasang O2 3 liter/ menit
- Melakukan pemasangan Ds:
infuse Do: klien terpasang infuse rl pada
tangan kiri
- Melakukan perekaman
jantung (ECG)

E. EVALUASI SUMATIF
Tgl/ DX. Catatan Perkembangan TTD
jam Kep
1 S: Klien mengatakan nyeri dada
P : Arterosklerosis
Q : tertusuk-tusuk
R : nyeri pada dada kiri
S:6
T : nyeri terasa menetap
O : Klien terlihat menahan nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2 S : - Klien mengatakan lemas


- Klien mengatakan sesak
O : - Klien sulit beraktivitas
- Klien tampak berbaring
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri
- P : Arterosklerosis
- Q : terasa tertusuk-tusuk
- R : nyeri terasa nyeri pada dada sebelah kiri
- S:6
- T : Nyeri terasa menetap
O : RR : 28 X/ Menit
- Pola nafas : cepat dan dangkal
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Smeltzer,S.C& Bare,B.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC

Sudoyo,W.et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi 4.Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Intervensi NIC, kriteria hasil
NOC.Edisi 9.Jakarta : EGC

Vous aimerez peut-être aussi