Vous êtes sur la page 1sur 21

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN:

PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF


ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG DAGANG
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi

Dosen Pengampu : Juwenah, SE., M.Sc

Disusun Oleh:
Daswinih (114040272)
Aprilianti (114040279)
Sri Dewi Wulansari (114040287)

Kelas: 3 Akuntansi I

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2016
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN
PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN
UTANG DAGANG

1. Akun dan Klasifikasi Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah
untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan
jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.Terdapat tiga kelas
transaksi yang dimasukkan dalam siklus :
1) Akuisisi barang dan jasa
2) Pengeluaran kas
3) Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian
Sepuluh akun khusus yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang
ditunjukkan oleh akun-T.

Gambar 17-1 Akun-akun dalam Siklus Akusisi dan Pembayaran


2. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Pencatatan yang Terkait

Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang


diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa guna mengoperasikan suatu usaha.
Siklus ini biasanya diawali dengan tindakan pembelian oleh pegawai yang
membutuhkan barang atau jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang dagang.
Meskipun kita menggunakan contoh dari perusahaan manufaktur kecil yang
menjual produk ke pihak ketiga dalam pembahasan ini , namun sebenarnya
prinsip-prinsip dalam contoh tersebut dapat diterapkan pada perusahaan jasa,
entitas pemerintahan, dan jenis organisasi lainnya.

Tabel 17-1 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen Terkait dan
Pencatatan Siklus Akusisi dan Pembayaran

Klasifikasi Akun Fungsi-fungsi Dokumen dan


Transaksi bisnis Pencatatan
Akuisisi Persediaan, Pemprosesan Permintaan
Aset Tetap, pesanan pembelianPesanan
Beban dibayar pembelian pembelian
dimuka,
Penigkatan sewa Penerimaan Laporan
guna, barang dan Jasa penerimaan
Utang dagang,Beban Pengakuan utang Faktur dari
manufaktur,Beban vendor,
penjualan, Memo Debet,
Beban administrasi Voucher,
Berkas transaksi
akusisi,
Jurnal atau daftar
akusisi,
Berkas utama
utang dagang,
Neraca saldo
utang dagang,
Laporan dari
vendor
Pengeluaran kas Kas dibank (dari Pemrosesan dan Cek
pengeluaran kas), pencatatan Berkas transaksi
Utang dagang, pengeluaran kas pengeluaran kas
Diskon pembelian Jurnal atau daftar
pengeluaran kas
2.1 Pemrosesan Pesanan Pembelian
Titik awal dari siklus ini adalah permintaan terhadap barang dan jasa oleh
klien.Bentuk formulir permintaan dan lembar persetujuan bergantung pada sifat
barang dan jasadan juga kebijakan perusahaan. Dokumen tersebut meliputi:

a. Permintaan Pembelian (purchase requistion)


Permintaan pembelian digunakan dalam permintaan akan dibelinya barang
dan jasa oleh karyawan yang terotorisasi. Permintaan pembelian ini bisa saja
merupakan permintaan akuisisi material dari mandor atau penyelia bagian
penyimpanan, permintaan perbaikan dari pihak kantor atau pabrik, atau
permintaan asuransi dari wakil direktur penanggung jawab aset tetap. Perusahaan
biasanya bergantung pada spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi
untuk mengawali permintaan pembelia persediaan secara otomatis.

Gambar dokumen permintaan pembelian


b. Pesanan Pembelian

Pesanan pembelian merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan


barang dan jasa dari vendor. Dokumen tersebut meliputi deskripsi kuantitas, dan
informasi terkait lainnya dari produk dan jasa yang ingin dibeli oleh perusahaan.
Dokumen tersebut mengidentifikasikan otorisasi pembelian. Perusahaan biasanya
menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor yang
menyediakan pertukaran data elektronik (Elektronic Data Interchange/EDI).

Gambar dokumen pesanan pembelian

2.2 Penerimaan Barang dan Jasa


Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam
siklus ini karena pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi
dan utang yang terkait dalm pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan
pengendalian yang memadai untuk menguji deskripsi, kuantitas, waktu tiba, dan
kondisi barang yang dibeli. Laporan penerimaan adalah selembar kertas atau
dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang diterima. Laporan tersebut
mencakup deskripsi barang jumlah diterima, data yang diterima, dan data penting
lainnya.

Gambar dokumen penerimaan barang dan jasa

2.3 Pengakuan Utang


Pengakuan yang memadai atas munculnya utang pada saat penerimaan
barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan awal
memengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas akrual; oleh karena itu,
perusahaan harus berhati-hati dalam memasukkan seluruh transaksi pembelian,
yaitu hanya mencatat pembelian yang benar-benar terjadi dan pada jumlah yang
benar. Dokumen dan pencatatan pada umumnya meliputi :

a. Faktur Vendor
Faktur vendor merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukan jumlah terutang atas transaksi pembelian. Faktur tersebut berisi
deskripsi dan jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos
angku), persyaratan diskon tunai, tanggal penagihan, dan jumlah total. Faktur
vendor sangat penting karena menunjukan jumlah yang tercatat dalam berkas
transaksi pembelian. Untuk perusahaan yang menggunakan EDI, faktur vendor
dikirimkan secara elektronik, sehingga cara mengauditnya akan berbeda.

Gambar faktur vendor

b. Memo Debet
Memo debet juga merupakan dokumen dari vendor yang berisi
pengurangan atas jumlah terutang kepada vendor, karena adanya barang yang
diretur atau cadangan yang diberikan. Memo debet biasanya menggunakan
formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi informasi didalamnya adalah
tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan penambahan.
c. Voucher
Voucher biasanya digunakan oleh organisasi untuk menerbitkan
pencatatan dan pengendalian akuisisi secara formal, terutama dengan menyusun
setiap transaksi pembelian dalam suatu urutan nomor. Voucher meliputi lembaran
kertas atau suatu bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian,
salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah
pembayaran, salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut.

d. Berkas Transaksi Akuisisi


Berkas ini merupakan berkas terkomputerisasi yang mencakup seluruh
transaksi pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi pada suatu periode,
seperti harian, mingguan, atau bulanan. Berkas tersebut berisi seluruh informasi
yang dimasukkan dalam sistem dan meliputi informasi untuk setiap transaksi,
seperti nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah
barang dan jasa yang dibeli. Berkas transaksi akuisisi juga meliputi retur dan
cadangan pembelian atau berkas terpisah untuk transaksi tersebut. Informasi
dalam berkas ini sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan, menggunakan
bermacam-macam pencatatan, daftar atau laporan, seperti jurnal akuisisi, berkas
utama utang dagang, dan transaksi untuk saldo akun atau divisi tertentu.
e. Jurnal atau Daftar Akuisisi
Daftar atau laporan yang dibuat dari berkas transaksi akusisi dan berkas
terkait meliputi nama vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi
untuk setiap transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau
peralatan. Jurnal atau daftar akuisisi meliputi total setiap nomor akun dalam setiap
periode. Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga di-posting
secara simultan ke buku besar dan juka termasuk utang, maka dimasukkan dalam
berkas utama utang dagang.

Gambar jurnal atau daftar akuisisi

f. Berkas Utama Utang Dagang


Berkas utama utang dagang mencatat pembelian, pengeluaran kas, dan
transaksi retur dan cadangan pembelian untuk setiap vendor. Berkas utama
diperbarui dari berkas komputer untuk transaksi pembelian, retur dan cadangan
dan pengeluaran kas. Total masing-masing saldo akun utang dagang dalam buku
besar. Hasil cetak berkas utama utang dagang menunjukan, diurutkan per vendor,
saldo awal utang dagang, setiap pembelian, retur dan cadangan pembelian,
pengeluaran kas, dan saldo akhir.
Gambar Berkas Utama Utang Dagang

g. Neraca saldo Utang Dagang


Daftar ini meliputi jumlah utang setiap vendor atau setiap tagihan atau
voucher pada suatu waktu. Daftar ini dibuat langsung dari berkas utang dagang.

Gambar saldo utang dagang


h. Laporan Vendor
Laporan vendor merupakan dokumen yang dibuat bulanan oleh vendor
dan berisi informasi saldo awal, pembelian, retur dan cadangan, pembayaran
kepada vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan
representasi vendor dalam transaksi periode tertentu, bukan reprensentasi klien.
2.4 Proses dan Pencatatan Pengeluaran Kas
Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas penting bagi
seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara langsung mengurangi saldo akun utang,
terutama utang dagang. Dokumen yang berhubungan dengan proses pengeluaran
kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas:
a. Cek
Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar pembelian ketika
tagihan telah jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan cek berbasis
komputer berdasarkan informasi yang dimasukkan dalam berkas transaksi akuisisi
pada saat barang dan jasa diterima. Cek tersebut biasanya disiapkan dalam banyak
salinan, dengan lembar asli diberikan kepada pihak yag dibayar, satu salinan
disimpan bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan salinan
lainnya disimpan secar urut nomor.
Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek tersebut menjadi
aset. Oleh karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh
pihak yang menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika
diuangkan oleh vendor dan dikliring oleh bank klien, cek ini disebut cek yang
dibatalkan. Pada saat itu, cek bukan lagi menjadi aset, tetapi mejadi dokumen.

b. Berkas Transaksi Pengeluaran Kas


Berkas ini dikeluarkan oleh komputer dan memasukkan seluruh transaksi
pengeluaran kas yang diproses dalam sistem akuntansi untuk satu periode, sepeti
harian, mingguna, dan bulanan. Berkas ini memiliki jenis informasi yang sama
seperti yang dibahas dalam berkas transaksi akuisisi.

c. Jurnal atau Daftar Pengeluaran Kas


Daftar atau laporan ini diperoleh dari berkas transaksi pengeluaran kas
yang memasukkan seluruh transaksi pada seluruh periode. Untuk transaksi yang
sama, termasuk seluruh transaksi terkait, dimasukkan dalam berkas utama utang
dagang dan buku besar.
3. Pengaruh E-Commerce Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk


memproses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya yang berhubungan
dengan manajemen mata rantai pasokan.Informasi mengenai deskripsi produk,
penetapan harga, skedul pengiriman, dan informasi lainnya telah tersedia di
internet melalui website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah
lainnya. Beberapa perusahaan menggunakan jejaring ekstra, yang merupakan
jaringan kerja pribadi yang dibangun atas dasar teknologi internet, sehingg
penjual dan pembeli dapat berkomunikasi serta melakukan bisnis secara langsung
dalam setting yang aman. Pengguna ekstranet dapat meningkatkan kemampuan
untuk melakukan bisnis dengan rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang
sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Perusahaan lainnya menggunakan lelang
business-to-business yang diselenggarakan internet untuk menegosiasikan
pembelian perlengkapan dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka. Banyak
yang berpendapat bahwa penggunaan internet untuk memperoleh barang dan jasa
menimbulkan efisiensi pasar dan harga yang lebih murah karena pasar online akan
memungkinkan jumlah pemasok dan pelanggan yang lebih besar untuk
menegosiasikan pembelian serta penjualan produk dan jasa.

4. Tujuan Audit pada Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Asersi Tujuan Audit Transaksi Tujuan Audit-Terkait


Pembelian Pengeluaran Kas
Keterjadian Akuisisi yang dicatat adalah Pencatatan pengeluaran kas
barang dan jasa yang diterima, untuk barang dan jasa yang
konsisten dengan kepentingan benar-benar diterima.
utama klien.
Kelengkapan Hanya mencatat pembelian Transaksi pengeluaran kas sudah
yang benar benar ada. dicatat.
Akurasi Pencatatan transaksi akuisisi Pencatatan transaksi pengeluaran
dilakukan secara akurat kas dilakukan secara akurat
Posting dan Transaksi akuisisi dimasukkan Transaksi pengeluaran kas secara
ringkasan ke berkas utama utang dagang benar dimasukkan dalam berkas
dan persediaan dengan benar utang dagang dan diringkas
dan diringkas dengan benar dengan benar
(posting dan ringkasan)
Klasifikasi Transaksi akuisisi Transaksi pengeluaran kas
diklasifikasikan dengan benar diklasifikasikan dengan benar.
Waktu Transaksi akuisisi dicatat pada Transaksi pengeluaran kas
tanggal yang benar dicatat pada tanggal yang benar

5. Metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang


Ada 6 metodologi desain pengujian saldo utang dagang, dan terbagi
menjadi 3 tahap, yaitu:

Penjelasan:
(Tahap 1)
a. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi utang dagang
Usaha untuk menyelaraskan pembelian barang dan jasa, termasuk
penekanan pada pembelian persediaan just in time (JIT), meningkatkan adanya
pembagian informasi dengan penjual dan pemanfaatan teknologi dan e-commerce
untuk transaksi bisnis, mengubah sekuruh aspek siklus akuisisi dan pembayaran
pada banyak perusahaan. Misalnya, penjual bisa memiliki akses pada pencatatan
utang dagang, sehingga mereka dapat memonitor status saldo utang dan
melakukan rekonsiliasi transaksi. Pihak ketiga juga dapat mengakses pencatatan
akuntansi, yang dapat menimbulkan salah saji jika akses ini tidak dikendalikan
dengan benar. Maka dari itu auditor harus memahami perubahan sistem untuk
menilai apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen akan
menimbulkan kemungkinan terjadinya salah saji material dalam utang dagang.

b. Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan mengevaluasi resiko bawaan.
Transaksi yang berjumlah besar dapat memengaruhi utang dagang. Saldo
transaksi tersebut biasanya berjumlah besar, dihasilkan dari banyak vendor, dan
biaya auditnya yang relatif mahal. Untuk alasan ini, auditor biasanya menetapkan
salah saji yang dapat diterima yang tinggi untuk utang dagang, dan biasanya
menetapkan risiko bawaan sebagai resiko menengah atau tinggi.

(Tahap 1 dan 2 ) Menilai Resiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan


Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.

Pengaruh pengendalian internal klien pada pengujian utang dagang dapat di


ilustrasikan dengan dua contoh berikut.
1. Asumsikan bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat efektif
terhadap pencatatan dan pembayaran atas transaksi akuisis. Penerimaan barang
segera di dokumentasikan menggunakan laporan bernomor urut; voucher
bernomor urut juga di buat dengan cepat dan efisien dan di catatan dalam berkas
transaksi akuisisi dan berkas utama uatang dagang. Pengeluaran kas di lakukan
segera pada saat jatuh tempo dan dicaatatan dalam berkas transaksi pengeluaran
kas dan berkas utama akun utang dagang. Masing-masing saldo akun utang
dagang dalam berkas utama direkonsiliasi per bulan dengan laporan vendor dan
komputer merekonsiliasi berkas utama dengan buku besar secara otomatis.
Berdasarkan kondisi tersebut, jika auditor menyimpulkan bahwa kontrol internal
berlangsung efektif , maka tindakan audit tidak memerlikan usaha terlalu keras.

2. Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan dan klien menunda


mencatat akuisisi sampai pengeluaran kas di lakukan. Oleh karena kekurangan
kas, tagihan sering dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuh tempo. Ketika
auditor menghadapi situasi seperti ini, ada kemungkinan utang akan tertunda
pembayarannya. Oleh karena itu, pengujian yang ekstensif atas perincian utang
diperlukan untuk menentukan apakah saldo utang dengan benar dinyatakan pada
tanggal neraca.

(Tahap 3)

1. Mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk utang dagang

Prosedur Analitis Salah saji yang mungkin terjadi


Membandingkan akun terkait akuisisi Salah saji untuk utang dagang dan
dengan tahun-tahun sebelumnya. beban.
Menelaah daftar utang dagang untuk Salah saji untuk klasifikasi untuk utang
utang yang tidak lazim, nonvendor, dan non-dagang.
utang yang berbunga.
Membandingkan masing-masing utang Tagihan yang tidak tercatat atau tidak
dagang dengan tahun-tahun sebelumnya ada, atau salah saji.
Menghitung rasio, seperti pembelian Tagihan yang tidak tercatat atau tidak
dibagi dengan utang dagang dan utang ada, atau salah saji.
dagang dibagi dengan utang lancar.
2. Mendesain pengujian perincian utang dagang untuk memenuhi tujuan audit
terkait saldo.

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur umum Komentar


untuk pengujian
perincian saldo
Utang dagang dalam daftar Menambahkan kembali Semua halaman tidak
dagang sesuai dengan berkas atau menggunakan perlu dijumlahkan
utama terkait, dan totalnya komputer untuk kebawah jika
sudah ditambahkan dengan menentukan total daftar penjumlahan
benar dan sesuai dengan buku utang dagang. dilakukan manual.
besar.
(Kecocokan Perincian) Menelusuri total ke Penelusuran ke berkas
buku besar. utama sebaiknya
dibatasi kecuali
Menelusuri masing pengendalian
masing faktur vendor dianggap lemah.
ke berkas utama untuk
nama dan jumlahnya.
Utang dagang dalam daftar Menelusuri dari daftar Biasanya tidak
utang dagang benar-benar ada. utang dagang ke diperhatikan karena
(Keberadaan) laporan dan faktur fokus utama terletak
vendor. pada kurang saji.

Mengkonfirmasi utang
dagang, dengan
mengutamakan nilai
yang besar atau tidak
lazim.
Utang dagang yang ada Melekukan pengujian Merupakan pengujian
dimasukkan seluruhnya dalam utang lewat waktu yang penting dalam
daftar utang dagang utang dagang.
(Kelengkapan)
Utang dagang dalam daftar Melakukan prosedur Biasanya, fokus dalam
utang dagang jumlahnya yang sama dengan prosedur ini pada
akurat. yang digunakan dalam kurang saji, bukan
(akurasi) tujuan keberadaan dan pada penghapusan.
pengujian utang lewat
waktu.
Utang dagang dalam daftar Menelaah daftar dan Pengetahuan akan
utang dagang sudah berkas utama untuk bisnis klien
diklasifikasikan dengan benar. pihak terkait, catatan merupakan hal penting
(Klasifikasi) atau utang berbunga, dalam pengujian ini.
utang jangka panjang,
dan saldo debet.
Transaksi dalam siklus Melakukan pengujian Hal ini merupakan
akuisisi dan pembayaran utang lewat waktu pengujian penting
dicatat pada periode yang dalam audit utang
benar. Melakukan pengujian dagang disebut
(Pisah Batas) perincian sebagai pengujian pisah batas.
bagian dari pengamatan
fisik atas persediaan.

Melakukan juga
pengujian atas
persediaan dalam
perjalanan.
Perusahaan memiliki Memeriksa laporan Biasanya bukan
kewajiban membayar utang vendor dan menjadi fokus dalam
yang termasuk dalam utang mengkonfirmasi utang audit utang dagang
dagang(Kewajiban) dagang. karena seluruh utang
dagang adalah
kewajiban.

6. Program Pengujian Substantif terhadap Utang Dagang


6.1 Tujuan pengujian substantif terhadap utang dagang
Tujuan audit terhadap utang dagang adalah:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan utang dagang.
2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang dagang di
neraca.

6.2 Program pengujian substantif terhadap utang usaha


Program pengujian substantif terhadap utang usaha berisi prosedur audit
yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Tahap-tahap prosedur audit di mulai
dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang
bersifat rinci. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:
1) Prosedur audit awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan
diuji lebih lanjut:
a. Usut saldo utang usaha yang tercantum didalam neraca ke saldo
akun uatang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun utang usaha
d. Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
e. Usut posting pendebitan akun utang usaha kedalam jurnal yang
bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun control utang usaha dalam buku besar
ke buku pembantu utang usaha
2) Prosedur analitik
Lakukan prosedur analitik:
a. Hitung ratio berikut ini :
(1) Tingkat perputaran utang usaha
(2) Ratio utang usaha dengan utang lancer
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang di
dasarkan pada data masa lalu, data industry, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
c. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu
atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar
3) Pengujian terhadap transaksi rinci
1. Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen
yang mendukung timbulnya utang usaha:
a. Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen
pendukung: bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat
order pembelian, atau document pendukung lain
b. Periksa pendebitan akun utang usaha ke document pendukung:
bukti kas masuk, memo debit untuk retur pembelian
2. Lakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi pembelian:
a. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam
minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama
setelah tanggal neraca
3. Lakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi pengeluaran kas
a. Periksa dokumen yang medukung transaksi pembayaran utang
usaha dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu
pertama setelah tanggal neraca
4. Lakukan pencarian utang yang belum di catat:
a. Periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas
yang dicatat setalah tanggal neraca
b. Periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca
c. Periksa catatan sediaan barang konsinyasi masuk
d. Pelajari peraturan perpajakan yang menyangkut bisnis klien
e. Lakukan review terhadap anggaran modal (capital budget),
perintah kerja (work order), dan kontak pembangunan untuk
memperoleh bukti adanya utang yang belum di catat
4) Pengujian terhadap saldo akun rinci
1. Lakukan konfirmasi utang:
a. Lakukan identifikasi penjual besar dengan mereview register
bukti kas keluar atau buku pembantu utang, arsip induk utang,
dan kirimkan konfirmasi kepada kreditur yang akun utang klien
kepadanya memiliki karakteriktik berikut ini:
(1) Bersaldo besar
(2) Terdapat kegiatan pembelian yang luar biasa
(3) Bersaldo kecil atau nol
(4) Bersaldo debit
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha
setelah tanggal neraca
2. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke
pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur
5) Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima
umum:
a. Periksa klasifikasi utang usaha di neraca
b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha
c. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang nonusaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang
belum di ungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan
yang bersangkutan dengan utang tersebut.

Vous aimerez peut-être aussi