Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian Urine
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui prosesurinasi. Urine juga sering disebut dengan air kencing atau air seni.
Nama urine itu sendiri dikatakan seperti itu karena kandungan utama dari urine
adalah urea. Selain urea, urine juga, zat warna empedu, dan garam-garaman.
Normal tidaknya urine seseorang tergantung dari kandungandi dalam urine itu
sendiri. Karena itu urine dapat dijadikan sebagai indikator kondisi tubuh
seseorang, seperti dalam mendeteksi apakah seseorang menderita dehidrasi
ataupun untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus. Umumnya seseorang
memproduksi urine dari 1-2 liter per harinya. Namun ada keadaan poliuria
dimana seseorang memproduksi urine hingga lebih dari 2,5 liter per hari. Ada juga
keadaan penyakit oliguria yakni penderitanya hanya mampu memproduksi urine
sampai 400 mL. Selain itu, penderita anoria ginjalnya hanya biasa memproduksi
urine kurang dari 100 ml.
Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat-zat sisa metabolisme yang
tidak diperlukan lagi oleh tubuh, sehingga masyarakat umum mengatakan urine
adalah zat yang kotor, hal itu mungkin apabila urine yang dihasilkan berasal dari
ginjal dan saluran kencing yang terinfeksi serta mengandung bakteri. Secara
medis, apabila urine yang diproduksi berasal dari ginjal yang sehat dan saluran
kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan cukup steril. Bahkan di India ada
TerapiUrine Amaroli, yang membuktikan urine itu cukup steril digunakan dalam
pengobatan.
Cara benedict:
Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Pipet tetes
5. Corong
6. Pipet volume
7. Lampu spiritus/Bunsen
8. Beker glass
Bahan:
1. 5 cc larutan benedict
2. Urine patologis
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penampung yang bersih dan kering disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.
2. Cara-cara pengambilan sampel urin
3. Jenis sampel urin
4. Pengiriman sampel urin harus dilengkapi identitas pasien
Cara Kerja:
1. Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 cc
2. Campurkan urin patologis 5-8 tetes ke dalam tabung yang berisi benedict
3. Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan sampai
mendidih
4. Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak
Cara menilai hasil:
Negatif (-) : Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
Positif (++) : Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
Positif (++++) : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
2) Cara Fehling
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B.
Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat.
Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut,
sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling,
ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai
larutan CuO.
Alat:
a. Tabung reaksi;
b. Rak tabung reaksi;
c. Penjepit Tabung reaksi;
d. Timer
e. Spritus
f. Pipet volum
g. Pipet tetes
h. Kaki tiga
i. Beaker glas
Reagen:
a. Fehling A
1) Copper Sulfat (CUSO4.5H2O)
2) Aquadest ad
b. Fehling B
1) Garam saignetti (tatatris calico narici)
2) Hydratis natrici
3) Aquadest ad
Cara Kerja:
1. Memasukkan reagen fehling A dan B sama banyak, masing-masing 2 ml;
2. Menambahkan 1 ml urine;
3. Dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih;
4. Biarkan dingin dan dibaca hasilnya.
Cara menilai hasil:
Negatif (-) : Tetap biru
Positif (+) : Hijau dengan sedikit endapan kuning (kadar gula 100-500
mg/dl)
Positif (++) : Hijau dengan endapan kuning (kadar gula 500-1400mg/dl)
Positif (+++) : Jernih dengan endapan kuning kemerahan atau orange
(kadar gula 1400-2000 mg/dl)
Positif (++++) : Jernih dengan endapan merah bata (kadar gula >2000
mg/dl)
Urin sewaktu
1. Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu.
2. Celupkan strip reagen (dipstick) kedalam urin.
3. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan
cocokkan dengan bagan warna.
Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk
memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual. Dipstick mendeteksi
protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin
tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.
Spesimen urin 24 jam
1. Kumpulkan urin 24 jam
2. Masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin.
3. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet.
4. Ukur kadar protein dengan metodekolorimetri menggunakan fotometer
atau analyzer kimiawi otomatis.
http://ariakiki.blogspot.co.id/2016/05/makalah-glukosa-urine.html