Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan di mulai dari rongga mulut masuk ke dalam lambung melalui faring
dan esophagus. Lalu kemudian masuk kedalam duodenum, jejunum dan ileum setelah di
lakukan penyerapan nutrisi maka zat sisa yang di hasilkan di bawa lagi ke kolon asendens,
kolon transversal, kolon desendens, kolon sigmoid, dan rectum dan terakhir keluar dalam
bentuk feses.
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem
pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus
(duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar
terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus,
terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon
transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang
merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut
caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Dalam keadaan normal kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap hari.
Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah selesai di usus halus, isi usus
disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misalnya
selulosa), komponen empedu yang tidak dapat diserap dan sisa cairan. Kolon mengekstraksi
H2O dan garam dari isi lumennya. Apa yang tersisa untuk dieliminasi di kenal sebagai
feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini sebelum defekasi.
Selulosa dan bahan-bahan lain dalam makanan yang tidak dapat dicerna membentuk
sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur
karena berp[eran menentukan volume isi kolon.
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini, diharapkan kita sebagai calon perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif sesuai dengan standar dan etika
keperawatan pada klien yang mengalami masalah kesehatan pada
sisitem gastrointestinal: Kanker Usus Besar (CA Colon)
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kanker usus besar (colon).
2. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dengan gangguan system gastrointestinal:
kanker kolon
3. Mahasiswa dapat mendiagnosa masalah dengan gangguan sistem gastrointestinal:
kanker kolon,
4. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan keperawatan dengan gangguan
sistem gastrointestinal: kanker kolon,.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Kanker adalah tumor seluler yang bersifat fatal, sel- sel kanker tidak seperti sel- sel
tumor jinak, menunjukan sifat invasive dan metastasis dan sangatlah anaplastik. (Kamus
Dorland)
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan di daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Kanker kolon adalah penyakit usus inflamasi kronis yang menyerang individu dan
kali lebih berat dibandingkan kanker rektal. (Smeltzer, 2002 : 1123)
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum,
penyakit ini adalah penyakit kedua yang mematikan.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute), dan organisasi
kanker lainnya.
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng atau panggang
Karbohidrat yang disaring (example:sari yang disaring)
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma
Colon : Tubular, Villous dan Tubulo Villous. Meskipun hampir sebagian besar kanker Colon
berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua Adenoma Colon menjadi manigna, Villous
Adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui,
poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini
di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari
kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 30
tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai Ulcerative Colitis atau penyakit Crohns juga
mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda
dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan
menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
C. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran
yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi
tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)
Hilangnya nafsu makan
Anemia, pasien tampak pucat
Sering merasa lelah
Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Gejala penyebarannya adalah :
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
Penderita tampak kuning
Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan
peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
(mirip dengan klasifikasi Dukes) :
Tumor pada kolon dan rektum (kolorektal) atau usus besar ada dua macam, yaitu tumor
jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).
Untuk menemukan tumor jinak ini, harus dilakukan pemeriksaan radiologis dan endoskopis
yang meliputi pemeriksaan sigmoidaskopi dan kolonoskopi. Pengobatan tumor jinak biasanya
dilakukan dengan cara operasi.
Sebagian besar penderita tumor jinak biasanya tidak mempunyai keluhan, kecuali jika telah
ada komplikasi tidak menyebabkan diare. Apabila letak tumor ada dibagian kolon paling
bawah, biasanya menimbulkan perdarahan. Keluhan lain, yang jarang terjadi, yaitu diare
berlendir yang kadang-kadang disertai dengan nyeri perut.
Kanker rektum atau kanker usus besar atau kolorektal termasuk penyakit ganas urutan ke-
10 tersering di dunia, termasuk Indonesia. Kanker rektumbiasanya ditemukan pada pria
dan wanita berusia di atas 50 tahun. Seiring dengan perubahan gaya hidup, pada saat ini, 50%
penderita kanker kolon berusia di bawah 40 tahun. Kanker kolon tergolong fatal karena
diperkirakan 50% penderitanya meninggal akibat penyakit ini.
vitamin (K, B, tiamin, riboflavin, dan bermacam gas yang menyebabkan flatus di dalam
Komposisi feses.
Normalnya terdiri dari air dan padatan (30% bakteri, 10-20% lemak, 10-20%
anorganik, 2-3% protein, 30% serat makan yang tak tercerna dan edull kering dari
pencernaan (pigmen empedu, sel epitel terlepas). Warna coklat dari feses disebabkan oleh
sterkobilin dan urobilin yang berasal dari bilirubin yang merupakan hasil kerja bakteri.
Apabila empedu tidak dapat masuk usus, warna tinja menjadi putih (tinja akolik). Asam
organic yang terbantuk dari karbohidrat oleh bakteri merupakan penyebab tinja menjadi asam
(pH 5.0-7.0). Bau feses disebabkan produk kerja bakteri (indol, merkaptan, skatol, hydrogen
sulfide). Komposisi tinja edulla tidak terpengaruh oleh variasi dalam makanan karena
sebagian besar fraksi massa feses bukan berasal dari makanan. Hal ini merupakan penyebab
mengapa selama kelaparan jangka panjang tetap dikeluarkan feses dalam jumlah bermakna.
f. Proses Defekasi
Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang
lemah 20 cm dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum serta sudut tajam
yang menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum,
kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan
massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1) sfingter ani interni; 2)
sfingter ani eksternus.
Refleks Defekasi. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum
mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan
eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks
intrinsic (diperantarai edull saraf enteric dalam dinding rectum.
Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal aferen
menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam
kolon descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses edulla anus. Ketika gelombang
peristaltic mendekati anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal penghambat dari
pleksus mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara edullar
sehingga terjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregang.
Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi edullar
dapat dicapai dengan secara edullar melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan
otot-otot abdomen (mengejan). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal
yang dengan sadar dapat dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi
atau melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.
Sebenarnya stimulus dari pleksus mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi,
sehingga diperlukan refleks lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla
spinalis). Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla
spinalis, kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid, rectum, dan anus
melalui serabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat
gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus. Sehingga mengubah refleks
defekasi intrinsic menjadi proses defekasi yang kuat.
Sinyal defekasi masuk ke edulla spinalis menimbulkan efek lain, seperti mengambil
napas dalam, penutupan glottis, kontraksi otot dinding abdomen mendorong isi feses dari
kolon turun ke bawah dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi dan menarik
keluar cincin anus mengeluarkan feses.
F. PATOFISIOLOGI
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian (Sthrock,
1991):
30 % pada rectum
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.
Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya, kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver.
Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
Kelenjar Adrenalin
Ginjal
Kulit
Tulang
Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi
tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum
dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah
menuju ke rongga peritonial.
G. KOMPLIKASI
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemoragi. Perforasi colon dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses
peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
H . PENCEGAHAN
Pencegahan Kanker Kolon.
1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
I. PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah
diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung
atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan
mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada
yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil
penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
b) Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan
suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada
beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan
dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk
kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan
untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah
paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi
tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
- Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor
dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi
- Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak
dapat direseksi)
d) Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
e) Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
BAB III
I. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono,1994 : 10)
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994). Meliputi:
Intervensi :
- Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang berat badan
tiap hari.
Rasional : Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan
- Kaji tanda vital (TD, Nadi, Suhu)
Rasional : Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respons terhadap
dan/atau efek kehilangan cairan
- Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat
Rasional : Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi
- Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring; hindari kerja
Rasional : Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan
kehilangan cairan usus
- Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar
Rasional : Diet tak adekuat dan penurunan absorbsi dapat menimbulkan defisiensi
vit. K dan merusak koagulasi, potensial resiko pendarahan
- Kolaborasi pemberian cairan paranteral, transfusi darah sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan
untuk memperbaiki kehilangan/ anemia
- Kalaborasi pemberian obat sesuai indikasi: Antiemetik, mis, trimetobenzamida
(Tigan); hidroksin (Vistaril); proklorperazin (Compazine), Antipiretik, mis,
asetaminofen (Tyenol), Vitamin K
Rasional : Digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut,
Mengontrol demam, Merangsang pembentukan protrombin hepatik, menstabilisasi
koagulasi dan menurunkan resiko perdarahan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
hilang atau skala nyeri berkurang.
Intervensi :
- Pantau dan catat respon verbal dan non verbal klien yang menunjukan kecemasan.
Rasional : Mendapatkan informasi keefektifan terapi yang diberikan.
Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat dari produk sisa tubuh,
reduksi/peningkatan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi yang
optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, reduksi ansietas, penjelasan
informasi tentang diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah pulang dari rumah
sakit, pemeliharaan kesehatan dan tidak adanya komplikasi.
IV.EVALUASI
Yang diharapkan pada pasien dengan Ca Colon rectal setelah perawatan meliputi :
Diagnosa 1 : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai
Diagnosa 2 : Nyeri hilang atau skala nyeri berkurang
Diagnosa 3 : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dan Mencapai tingkat pemenuhan nutrisi
yang optimal
Diagnosa 4 : Pola eliminasi klien sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan
jumlah dan konsistensi serta mempertahankan eliminasi usus yang adekuat Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi dan Mencapai tingkat pemenuhan nutrisi yang optimal
Diagnosa 5 : tidak mengalami infeksi
Diagnosa 6 : Pasien tampak rilekx, ansietas berkurang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998).
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui
sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka
peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya.
Etiologi dari kanker kolon yaitu terdiri atas faktor resiko dan faktor predisposisi.
Faktor risiko terdiri dari usia, riwayat kanker pribadi, riwayat kanker colorectal pada
keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis, riwayat penyakit polip di usus, dan riwayat
penyakit crohn. Sedangkan faktor predisposisinya terdiri dari merokok, pola makan yang
tidak sehat (tinggi lemak dan rendah serat), kontak dengan zat-zat kimia, minuman
beralkohol, obesitas, dan bekerja sambil duduk seharian.
B. Saran
http://nurseenynopilestari.blogspot.co.id/2014/04/lp-dan-askep-kanker-kolon.html
http://perawathati.blogspot.co.id/2012/06/askep-ca-colon.html
http://nadya-levhodopha.blogspot.co.id/2011/10/makalah-tentang-ca-colon.html
Assalamualaikum.wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran allah SWT telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah-nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN CANCER COLON dengan baik.
Tujuan penulis makalah ini adalah untuk menambah nilai mata kuliah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH I serta merupakan bentuk tanggung jawab penulis pada tugas yang
dberikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dedi
Adha , selaku dosen mata kuliah KMB I dan pihak-pihak lain yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam pembuatan makalah ini,penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis berharap walaupun makalah ini belum sempurna, tetapi hendaklah makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Palu,September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................
B. TUJUAN.............................................................................................................
A. DEFENISI...........................................................................................................
B. ETIOLOGI.........................................................................................................
C. MANIFESTASI KLINIS....................................................................................
E. PATOFISIOLOGI..............................................................................................
F. PENCEGAHAN.................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...................................................................................
A. PENGKAJIAN..................................................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.....................................................................
C. INTERVENSI KEPERAWATAN..................................................................
D. IMPLEMENTASI...........................................................................................
E. EVALUASI....................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
KANGKER KOLON
NAMA KELOMPOK: I
ANITA SARI
ARISATYAWAN
NURFADILA
ARUM PRANASTI
FANI SAFITRI
CINDI EKA TRESNA
MOH. FAHRI
POLTEKKES KEMENKES PALU T.A 2017/2018