Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strabismus merupakan efek penglihatan kedua mata tidak tertuju pada satu obyek, yang
menjadi pusat perhatian. Satu mata bisa terfokus satu obyek, pada satu obyek sedangkan mata yang
lain dapat bergulir kearah dalam, luar, atas, atau bawah.seseorang dengan mata juling tidak dapat
Dalam beberapa kasus, otot mata sering menjadi salah satu penyebab strabismus/juling.
Untuk menggerakkan bola mata digunakan enam macam otot mata. Bila otot itu tidak bekerja
normal, maka kedua mata itu tidak berfungsi secara seimbang. Sehingga jika diantara otot atau
saraf yang tidak normal, keadaan itu bisa menyebabkan seorang menjadi juling. Ada pula kasus
juling akibat infeksi toksoplasma yang ditularkan melalui kucing atau daging yang mengandung
B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang gangguan mata
khususnya strabismus penulis berharap pembaca mengerti akan pengertian dari strabismus, gejala,
C. Sasaran
Makalah ini penulis persembahkan kepada semua pembaca khususnya mahasiswa Akper
garis tengah 2,5 cm, bagian depannya bening terdiri dari 3 lapisan :
Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya lurus sementara dua yang lain agak
serong. Otot-otot itu terletak sebelah dalam orbita dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk
dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Biasanya sumbu kedua mata
mengarah secara serentak pada satu titikyang sama, tetapi akibat adanya paralise pada sebuah atau
beberapa otot maka mata tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka timbulah apa yang
Bagian-Bagian Mata
1. Sklrera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus, berfungsi untuk mempertahankan bentuk mata.
2. Khoroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah yang merupakan ranting-ranting arteria
oftalmika.
3. Retina adalah lapisan sarafi mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut yaitu sel-sel saraf,
batabg-batang dan kerucut yang berfunngsi untuk menghantarkan impuls saraf dari luar menuju
discus optic.
4. kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan
5. Bilik anterior (kamera anterior okuli) yang terletak diantara kornea dan irirs.
6. Iris adalah tirai berwarna didepan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua
kelompok serabut otot tidak sadar atau otot polos, kelompok yang satu mengecilkan ukuran,
7. Pupil adalah bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, melalui mana
8. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun
9. Aqueus humor adalah cairan yang berasal dari badan siliare dan diserap kembali ke dalam aliran
10. Lensa adalah sebuah benda transparan biconvex (cembung depan belakang) yang terdiri dari
beberapa lapisan.
11. Vitreus humor adalah darah sebelah belakang biji mata yang berfungsi untuk memberi bentuk dan
kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput khoroid dan
sklerotik.
Mata berfungsi sebagai indera penglihatan, mata dibentuk untuk menerima rangsangan
berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,
ISI
STRABISMUS
(Mata Juling)
A. Pengertian
Strabismus adalah keadaan dimana kedua mata tidak straight atau tidak terlihat lurus/posisi yang
Juling adalah suatu keadaan dimana terjadi kegagalan kedua mata untuk terletak lurus yang
mungkin diakibatkan karena tidak sempurnanya penglihatan kedua mata atau terjadi gangguan
Keadaan dimana sumbu penglihatan mata tidak dapat diraihkan pada satu titik kesemua arah
B. Etiologi
2. Penyebab antara lain trauma dan kelainan congenital, infeksi neoplasma atau kelainan vaskuler,
3. Gangguan penglihatan yang akan mengakibatkan mataglihatan yang akan mata menjadi juling :
Kelainan ukuran kaca mata antara mata kanan dan mata kiri.
Terdapatnya kelainan atau kekeruhan pada bagian mata yang dilalui sinar untuk melihat.
C. Klasifikasi
Ada dua tipe strabismus dipandang dari ketidakmampuan mengarahkan mata padasatu
Yaitu akibat kelumpuhan oto-otot ekstravaskular sendiri, kedua mata lurus kecuali bila berpindah
Yaitu suatu kelainan yang dimana mata bervariasi tanpa ada lesi neurologist sehingga gerakan
kedua mata biasanya tidak terganggu karena kelainan tidak disebabkan kelainan saraf.
1) Strabismus congenital
Dimana mata juling dimulai sejak bayi usia kurang dari 6 bulan dengan cirri-ciri :
Merupakan bentuk esotropia yang biasa ditemukan pada anak usia 2 tahun lebih dengan keadaan
mata untuk melihat lebih jelas. Juling ini dapat terjadi saat melihat jauh, dekat, atau keduanya. 3
3. Gabungan.
Yaitu juling keluar, paling sering terjadi saat anak berfokus pada obyek yang jauh. Biasanya hilang
timbul, tidak terdapat diplopia maupun kesalahan refraksi/myopia. Dapat juga muncul sewaktu-
waktu bila anak dalam keadan lelah. Penatalaksanaan biasanya dengan pembedahan. (Sidarta
Ilyas, 2004)
1. Heteroforia (laten), merupakn juling tersembunyi dimana mata akan juling dalam keadaan tertentu
2. Heterotropia, merupakan juling menetap dimana terdapat mata yang tidak searah terdapat pada
satu mata/bergantian.
Psedostrabismus
Psedostrabismus esotropia dapat terlihat pada anak dengan lipatan yang berat pada kulit kelopak
Psedostrabismus eksotropia dapat dilihat kadang-kadang pada anak dengan jarak bola mata jauh
yang lain tertuju pada obyek lain. Juga bila anak melirik, bergiliran bola matanya tidak sampai ke
ujung, itu bias terjadi karena terjadinya hambatan pada pergerakan bola mata sehingga mata tidak
Kadang-kadang anak dengan strabismus akan memiringkan satu mata disaat matahari
E. Pathofisiologi
Kedua bola mata manusia digerakan oleh otot-otot mata luar, sedemikian sehingga
bayangan benda yang menjadi perhatian akan jatuh tepat di kedua uvea sentralis. Kemudian secara
simultan dikirim kesusunan saraf pusat untuk diolah menjadi suatu sensasi berupa bayangan
Juling (crassed eyes) terjadi bila terdapat satu atau lebih otot pergerakan bola mata yang
tidak mengimbangi gerak otot-otot lainnya. Maka terjadilah gangguan keseimbangan gerak antara
kedua mata sehingga sumbu penglihatan menyilang pada tempat diluar letak benda yang menjadi
perhatiannya. Kehilangan kemampuan mengimbangi gerak otot-otot dari mata tersebut salah
satunya dapat disebabkan oleh rusaknya system pusak sensorik dan motorik oleh karena sebab
terinfeks virus, bakreri ataupun oleh sebab mengidap suatu penyakit. Kelainan otot seperti tumor
otot paralis otot-otot penggerak bola mata yang kesemuanya berjumlah 12 yang merupakan factor
Pengkajian ini dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap ketergantungan pada respon klien dari
cahaya
Saat seseorang menatap lurus kedepan seluruh obyek dalam lapang penglihatan perifer secara
a. Buat klien duduk / berdiri 2 kaki 60 cm jauhnya berhadapan dengan anda sejajar ketinggian mata.
b. Minta klien untuk menutupi / melapisi dengan perlahan satu mata menggunakan kartu indeks dan
menatap mata anda berlawanan arah (ex. Mata kiri pasien, mata kanan perawat).
c. Gerakan jari dengan jarak sebanding panjang lengan diluar lapang penglihatan, minta klien untuk
d. Perlahan tarik jari anda mendekat jari selalu dijaga tetap ditenga antara anda dan klien.
e. Ulangi prosedur pada sisi yang lain, atas dan bawah selalu harus membandingan titik dimana anda
melihat jari tersebut memasuki lapang penglihatan anda dan titik dimana klien dapat melihatnya.
tidak sama. Bia letaknya tidak sama dan pantuan sinar pada mata bila letaknya tidak sama dan
Bila letak sebelah dalam pada mata yang juling berarti mata juling keluar / ekstropia sedang bila
pantulan sinar pada mata karena terletak disebelah luar mata yang juling berarti mata juling
kedalam / ekstropia.
4. Pemeriksaan mata tutup buka (cover un cover) / tutup mata bergantian (alternate cover) berguna
Bila pada mata yang berfiskasi diletakkan filter merah dan kedua mata disuruh berfiksasi pada satu
a. Penderita melihat 2 sinar, yaitu satu merah yang dilihat mata yang berfiksasi dan satu lagi putih
yaitu dengan mata tanpa filter. Pada mata esotropia / juling ke dalam kedua bayangan ini tidak
bersilangan atau diplopia homonium. Pada mata extropia atau juling keluar. Kedua bayangan akan
b. Kedua mata melihat satu sinar yang berwra kemerah-merahan yang merupakan warna
penggabungan penglihatan merah dan putih. Keadaan ini normal, pada keadaan kedua mata
normal, keadaan ini dapat juga terjadi pada mata juling. Hal ini terjadi akibat pada mata yang lurus
bayangan terletak pada macula sedang pada mata yang juling sudah terdapat korespondensi retina
H. Penatalaksanaan
1. Non Operatif
Lakukan beberapa foto pada beberapa posisi dan perhatikan letak sentral titik cahaya kedua mata.
Penutupan mata yang sehat dengan harapan terjadi rangsangan dari mata sakit untuk dipakai.
2. Operatif
Dilakukan dengan melakukan tindakan pemotongan / pengurangan panjang otot mata dan
pembetulan letaknya.
Operasi sering dilakukan dengan alasan kosmetika dan psikologi untuk mengoreksi juling yang
disebabkan oleh esotropia dasar atau cacat esotropia akomodatif setelah dikoreksi dengan
kacamata, saat operasi berfariasi antara satu orang dan orang lain.
Operasi koreksi meliputi memindah / memendekkan otot preosedur baru adalah menjahit luka yang
dapat diatur.
Seperti juga pada pembedahan lainnya, operasi strabismus juga ada resiko termasuk diantaranya
infeksi, perdarahan jaringan perut yang berlebihan juga dapat terjadi gangguan penglihatan walau
amat jarang.
Tujuan pengobatan
Adalah untuk mempertahankan fungsi penglihatan, meluruskan mata dan memulihkan penglihatan
binokuler.
I. Pengkajian
2. Keluhan utama :
- Merasa mata tidak lurus, sakit kepala, mata seperti melihat ganda.
- Penyimpangan pengihatan
- Penggunaan kacamata dengan kelainan ruang yang jauh antara mata kanan dan kiri
- Mata hipermetropi
Adanya penyakit DM, stroke, hipertensi, trauma kepala, infeksi mata, pengobatan lase.
6. Pemeriksaan fisik
operasi
lelah
- Nyeri kepala
Persepsi sensori
suatu benda
J. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam gangguan persepsi sensori dapat teratasi
Intervensi
c. Observasi tanda-tanda disorientasi, pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh
dari ansietas.
Rasional : menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung / tak kenal ukuran tempat tidur
d. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi dan sering menyentuh, dorong orang terekat tinggal dengan
pasien.
Rasional : Memberikan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung
2. Gangguan citra tubuh perubahan penampilan mata sekunder terhadap strabismus / juling.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam gangguan citra tubuh dapat teratasi
b. Mendemontrasikan keinginan dan kemampuan untuk mengambil perawtan diri / tanggung jawab
peran.
Intervensi :
pandangan dirinya.
b. Penjelasan berbagai kesalahan konsep individu terhadap perawatan diri atau memberi perawatan.
d. Berikan kesempatan berbagi rasa dengan individu yang mengalami pengalaman sama
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam resti injuri dapat teratasi dengan criteria
hasil.
b. menunjukkan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktr resiko dan untuk melindungi diri dari
cedera.
Intervensi :
b. Penatalaksanaan ruang
d. Jelaskan pada pasien tentang orientasi ruangan dan factor yang memungkinkan resiko injuri
Rasional : Pasien memahami dan melakukan tindakan yang tida membahayakan dirnya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam ansietas dapat teratasi dengan criteria
hasil :
a. Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
a. Kaji tingkat ansietas, derjat pengalaman nyeri / timbulna gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi
saat ini.
Rasional : faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri potensi siklus ansietas dan
b. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati dengan cara memahami pasien, tekankan bahwa semua
Rasional : Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan / harapan yang akan datang
dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam resti infeksi dapat teratasi dengan criteria
hasil:
Intervensi :
Rasional : menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencega kontaminasi area operasi.
Rasional : infeksi mata terjadi 2 3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi adanya infeksi yang
meningkat.
Rasional : sediaan topical digunakan secara profilaksi, dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi
infeksi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kurang pengetahuan dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
Intervensi :
a. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, br tahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
c. Tekankan kebutuhan untuk menggunakan kaca pelindung selam hari pembedahan / penutup pada
matanya.
Rasional : mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan resiko peningkatan TIO sehubungan
d. Identifikasi tanda / gejala memerlukan upaya evaluasi medis contoh: nyeri tajam tiba-tiba
Kesimpulan
Strabismus adalah kesalahan arah penglihatan salah satu bola mata, sehingga kedua bola
mata terarah kejurusan yang berbeda. Mata juling dapat disebabkan oleh kelainan fungsi otot luar
bola mata oleh tajam penglihatan yang kurang, dapt juga disebabkan oleh kelainan otot. Gejala
utama mata juling adalah salah satu mata arahnya tidak lurus.
Macam-macam mata juling adalah esotropia (salah satu mata juling kedalam) dan
eksatropia (salah satu menjuling ke luar). Test diagnostic [ada strabismus dilakukan dengan cara
antara lain: pengkajian lapang penglihatan, pemeriksaan mata tutu buka. Juling dapat terjadi sejak
tunggal, sehingga dengan sendirinya secara kosmetik indah. Pengobatan strabismus tergantung
pada penyebab / jenis julingnya mata. Tapi secara garus besar pengobatan juling dapat dilakukan
dengan kaca mata, latihan dan operasi, sebaiknya pengobatan strabismus dilakukan tidak lama
Ilyas, Sidarta, 2004. Masalah Kesehatan Mata Anda, Fakultas kedonteran UI :Jakarta.
Istiqomah, Indriana N, 2004. Asuhan Keperawatan Pengkajian Tentang Mata. Fakultas Kedokteran :
Jakarta
www. mahendraindonesia.com
Posting Komentar
Arsip Blog
2013 (25)
o Apr (25)
HEMATOTHORAK
HERNIA
HIRSPRUNG / MEGA COLON
LIMFOMA NON HODGKIN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMAKAIAN KATETER CVP
KISTA COLEDOCAL
INKONTINENSIA URINE
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
MULTIPEL FRAKTUR
NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN
OBSTRUKSI USUS
PERIAPENDIKS INFILTAT
PERITONITIS
POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI
STENOSIS ANI
STRIKTUR URETRA
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
urolithiasis
FRAKTUR CRURIS
SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN
kanker
KOLESISTITIS
Trauma mata
Strabismus mata
Mengenai Saya
Agung Susanto
Lihat profil lengkapku