Vous êtes sur la page 1sur 20

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis pengaruh Jumlah Penduduk,
Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun 2014 dengan tepat waktu. Tugas
ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Teknik
Analisa Kuantitatif.
Laporan ini merupakan penyampaian hasil pengaplikasian materi yang disajikan dalam
bentuk karya tulis. Wilayah yang menjadi objek survei penulis adalah lingkup wilayah
GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).
Makalah ini berisi pengaruh Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan
Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun
2014 dititinjau dari perencanaan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik
Analisa Kuantitatif serta kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dan membantu
dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri
serta kepada pembaca dalam rangka mengembangkan suatu kawasan perkotaan dimasa
mendatang. Pada akhirnya saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya, Mei 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Sasaran Penelitian..................................................................................... 2
1.3 Metode penelitian .......................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................. 2
1.5 Sistematika Pembahasan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 4
2.1 Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD) ..................................................................... 4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................... 4
2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................................ 4
2.2.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah........................................................................ 5
2.2.3 Jumlah Penduduk ................................................................................................... 5
2.2.4 Pajak Daerah ............................................................................................................ 6
2.3 Hubungan Faktor-Faktor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) .................. 7
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................................ 7
2.3.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah........................................................................ 7
2.3.3 Jumlah Penduduk ................................................................................................... 7
2.3.4 Pajak Daerah ............................................................................................................ 8
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 9
3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 9
3.2 Metode Analisis ............................................................................................................... 9
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................................... 10
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 13
5.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 14
LAMPIRAN (OUTPUT ANALISA) .............................................................................................. 15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anovatable hasil analisis ............................................................................................... 11


Gambar 2 Input Data ....................................................................................................................... 15
Gambar 3 Proses Drop Data ........................................................................................................... 15
Gambar 4 Proses penentuan fungsi ............................................................................................... 16
Gambar 5 proses Fungsi Normal .................................................................................................... 16
Gambar 6 Nilai RSquared ................................................................................................................ 16
Gambar 7 Proses Anovatable.......................................................................................................... 16

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penelitian ..................................................................................................................... 15

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004 yang
mengatur tentang pemerintah daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, daerah mendapatkan peran
untuk mencukupi kebutuhan setiap daerahnya sendiri. Pelaksanaan keberhasilan
desentralisasi fiskal pada umumnya dilihat dari besar kecilnya kontribusi daerah dalam
Pendapatan Asli Daerah.
Diwujudkannya Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Gerbangkertosusila berdasarkan
Perda Provinsi Jawa Timur No.4/1996 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur dan PP
No.47/1996 tentang RTRW Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan antar daerah di Provinsi Jawa Timur, SWP Gerbangkertasusila memiliki
potensi besar dalam keberhasilan desentralisasi fiskal. Satuan Wilayah Pembangunan SWP
Gerbang Kertasusila dengan Kota Surabaya sebagai pusat SWP diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan masing-masing daerah, salah satunya dari hasil Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Kawasan Gerbangkertasusila mempunyai PAD per kapita yang cukup tinggi
dibanding kota/kabupaten lain di Jawa Timur.
Melihat pertumbuhan perekonomian di SWP Gerbangkertasusila, potensi sumber-
sumber penerimaan PAD yang berasal dari PDRB juga tidak dapat diabaikan. Masing-
masing kota/kabupaten memiliki sumber PDRB dari 9 sektor ekonomi yaitu (i) pertanian,
(ii) pertambangan dan penggalian, (iii) industri pengolahan, (iv) Listrik, gas, dan air bersih,
(v) Bangunan/kontruksi, (vi) perdagangan, Hotel, dan Restoran, (vii) pengangkutan dan
komunikasi,(viii) jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (ix) jasa-jasa. PDRB dapat
digunakan sebagai pengkuruan kemajuan sebuah perkonomian .
Selain memperkiran potensi PAD yang berasal dari PDRB, tolak ukur berhasilnya
desentralisasi fiskal juga dapat dihitung dari penerimaan pajak setiap kota/kabupaten.
Peran sektor pajak dengan memperluas cakupan pungutan pajak maupun efisiensi biaya
pemungutan akan menghasilkan keefektifan mekanisme pengelolaan daerah dan
menambah Pendapatan Asli Daerah.
Pada dasarnya agar pendapatan daerah tersebut dapat optimal, pemerintah setiap
kabupaten/kota juga harus memikirkan pengeluaran yang dilakukan. Agar dalam
pengeluaran pemerintah daerah dengan pendapatannya tidak terjadi defisit anggaran.
Karena pengeluaran pemerintah yang seimbang akan menciptakan kondisi perekonomian
yang baik. Pengelolaan pengeluaran pembiayaan ini berpengaruh terhadap jumlah
pendapatan asli daerah.
Terlepas dari tolak ukur finansial daerah, penduduk sebagai fokusan utama tujuan
pembangunan daerah juga tidak dapat diabaikan. Kuantitas dan kualitasnya secara tidak
langsung berpengaruh terhadap PAD. Semakin produktif penduduk tersebut maka
semakin lancarnya perputaran aktifitas perekonomian di daerah. Dengan semakin
berkembangnya perekonomian wilayah SWP Gerbangkertasusila akan berdampak juga

1
terhadap tarikan jumlah penduduk pada wilayah ini. Ketika kuantitasnya bertambah dapat
diindikasikan beban pemerintah daerah dalam membiayai daerahnya juga akan semakin
besar.
Oleh karena itu, Pendapatan Asli Daerah SWP Gerbangkertasusila dapat diasumsikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain :
besaran Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak. Sedangkan
PAD Kota Surabaya merupakan pendapatan secara riil yang didapatkan adanya berbagai
kebijakan untuk meningkatan pedapatan daerah serta harapan pemerintah pusat yaitu
pemerintah daerah lebih mampu dalam mengelola perekonomiannya dan tidak
bergantung pada pemerintah pusat.
1.2 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jumlah
Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila. Untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut adapun sasaran penelitian ini adalah :
Menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh PDRB terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh pajak daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
1.3 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
linear berganda. Sedangkan data diambil dari sumber sekunder yaitu BPS dan dinas
terkait.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengidentifikasi pengaruh antara variabel
independen berupa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Pengeluaran
Pemerintah Daerah, Jumlah Penduduk, dan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Adapun variasi data diambil dari data sekunder berupa kota/kabupaten
pada Kawasan GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
dan Lamongan) pada tahun 2014.
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, metode penelitian
ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan yang menjelaskan bagian-bagian dari
makalah secara terperinci.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi teori-teori dan kajian dari berbagai literatur terkait
studi kasus yang diambil
BAB III METODE PENELITIAN, berisi metode pengumpulan data dan metode analisis
yang digunakan
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai hasil analisis dan
pembahasan penelitian
BAB V PENUTUP, merupakan bab paling akhir yang berisi tentang kesimpulan dari
hasil pembahasan dan rekomendasi yang diberikan

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, Kabupaten dan Kota memiliki kewenangan
yang lebih luas. Seperti tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004, Otonomi daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mendukung terselenggaranya Otonomi Daerah yang
optimal maka diberlakukanlah perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Perimbangan keuangan ini diatur dalam UU No 33 Tahun 2004.
Desentralisasi fiscal yang di atur dalam UU Nomor 33 tahun 2004 terdiri dari tiga macam,
yaitu Pajak Daerah (Tax Assignment), Dana Bagi Hasil (Revenue Sharing) dan Dana Alokasi
Umum serta Dana Alokasi Khusus. Dengan desentralisasi fiskal ini, pemerintah daerah
diharapkan mampu mengoptimalkan penerimaan daerahnya sehingga Pemerintah
Daerah mandiri dalam pengelolaan keuangannya dan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pemerintah pusat. Kemandirian ini dapat di capai dengan mengoptimalkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah).
Pelaksanaan kebijakan pemerintahan Indonesia tentang otonomi daerah yang dimulai
secara efektif pada tanggal 1 Januari 2001 merupakan kebijakan yang dipandang sangat
demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya. Desentralisasi sendiri
mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan terhadap
masyarakat, pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan, dan
pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah. Pemerintah daerah dituntut
untuk lebih dewasa dan mandiri dalam pengelolaan keuangan dan mencari sumber-
sumber pembiayaan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan financial daerah
sebagai wujud suksesnya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada
masyarakat Sedangkan pendapatan asli daerah merupakan sumber pembiayaan yang
paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan
otonomi daerah. Oleh karena itu, suatu daerah harus memiliki sumber-sumber
pendapatannya sendiri karena salah satu indikator untuk melihat keadaan otonomi suatu
daerah terletak pada besar kecilnya kontribusi daerah tersebut dalam PAD.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha
dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya. Untuk menghitung
PDRB, terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :

4
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pendapatan
3. Pendekatan Pengeluaran

2.2.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah


Pengeluaran Pemerintah Daerah adalah semua kewajiban daerah yang di akui
sebagi pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan. Untuk mengembangkan daerahnya, pemerintah diberi wewenang
untuk mengelola atau mengatur keuangan daerahnya sendiri-sendiri. Komponen
pengeluaran daerah adalah sebagai berikut:
1. Belanja aparatur Negara
Meliputi belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan,
dan belanja modal.
2. Belanja pelayanan publik
Meliputi belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan,
dan 34 belanja modal.
3. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
4. Belanja tidak disangka
Pengeluaran pemerintah terdiri dari :
1. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan dan
penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja pegawai, belanja barang,
pembayaran bunga utang, subsidi dan pengeluaran rutin
lainnya(Mangkoesoebroto, 1994). Anggaran belanja rutin memegang peranan
penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta
upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya akan
menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan.
Kenaikan pengeluaran pemerintah biasanya dari pos belanja pegawai yang
dialokasikan untuk menaikan gaji pegawai dan pensiunan.
2. Pengeluaran Pembangunan
Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan untuk
membiayai pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan umum dan yang
bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik
prasarana fisik maupun non fisik yang dilaksanakan dalam periode tertentu.
Anggaran pembangunan secara fisik maupun nonfisik selalu disesuaikan
dengan dana yang dimobilisasi. Dana 36 ini kemudian dialokasikan pada
berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah direncanakan.
2.2.3 Jumlah Penduduk
Anata (2008:37) menjelaskan bahwa, penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan
atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap,

5
baik yang produktif atau tidak produktif. Penduduk yang produktif merupakan
harapan dari pemerintah daerah, semakin penduduk produktif maka semakin besar
kesempatan kerja yang tercipta, selain itu juga jumlah penduduk kota yang di
imbangi dengan SDM yang telah terdidik akan membantu membangun pemerintah
daerah. Oleh karena itu penduduk sangat menentukan perekonomian di
pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Jadi penduduk
diharapkan, tetapi di imbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian baru
yang kemudian pada jangka panjang akan lebih mengarah pada pembangunan
pemerintah.
Pada teori ekonomi publik tentang Pajak sendiri pada Peacock dan Wiseman
(dalam, Mangkoesoebroto, 2010: 173) merupakan, jumlah masyarakat mempunyai
suatu tingkat toleransi pajak, dan suatu tingkat pajak dimana masyarakat dapat
memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.
Selain itu karmer (dalam mankiw, 2006: 207) meyakinkan bahwa penduduk akan
mempengaruhi pemerintah daerah yang menjelaskan, apabila kemajuan teknologi
terjadi lebih cepat pada daerah dengan banyak jumlah penduduk sehingga ada
lebih banyak temuan, maka daerah dengan banyak jumlah penduduk akan
peningkatan pendapatan di dalam pemerintah daerah atau perkembangan yang
lebih cepat.
Adapun Hukum Wagner (dalam Mangkoesoebroto, 2010: 171) mengutarakan
bawah, dalam suatu perekonomian di dalam masyarakat, apabila jumlah
pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintahpun akan
meningkat karena disebabkan adanya penerimaan pendapatan yang melalui pajak
dan retribusi didalam kegiatan ekonomi.
2.2.4 Pajak Daerah
Prakosa (2003) Menjelaskan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh oran gpribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan pembanguna daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan UU dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Wewenang
pungutan pajak daerah berada ditangan pemerintah daerah. Menurut UU No. 28
tahun 2009, pajak daerah terdiri dari : (a) pajak hotel; (b) pajak restoran; (c) pajak
hiburan; (d) pajak reklame; (e) pajak penerangan jalan; (f) pajak parkir; (g) pajak air
tanah; (h) pajak bumi dan bangunan; (i) bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan.

6
2.3 Hubungan Faktor-Faktor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Hubungan PDRB Konstan terhadap daerah mempunyai dampak positif yang
disebabkan adanya dampak aktifitas perekonomian di 9 sektor ekonomi pada
daerah. Jika aktifitas ekonomi 9 sektor itu terjadi kenaikan, tidak dimungkinkan
akan mempunyai pengaruh besaran PAD daerah, karena bahwa beberapa sektor
domestik dapat digunakan untuk mengukur atau mengestimasi pada
peningkatan pendapatan asli daerah secara langsung, seperti halnya penelitian
Adi (2006; 6) menyimpulkan: setiap adanya kenaikan PDRB maka akan
memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap PAD didalam
pemerintah daerah.
Santosa dan Rahayu (2005) Mengatakan Hubungan antara PAD dengan PDRB
merupakan hubungan fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD.
Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah
daerah untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan
mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang
diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya.
2.3.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan program yang memerlukan
keterlibatan segenap unsur satu lapisan masyarakat. Peran pemerintah dalam
pembangunan adalah sebagai katalisator dan fasilitator tentu membutuhkan
berbagai sarana dan fasilitas pendukung, termasuk anggaran belanja dalam
rangka terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Pengeluaran
tersebut sebagian digunakan untuk administrasi pembangunan dan segaian lain
untuk kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting.
Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat
dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi.
Optimalisasi penerimaan PAD harus didukung dengan upaya peningkatan
kualitas layanan publik. Berbagai belanja yang dialokasikan pemerintah
hendaknya yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Masyarakat
tidak akan membayar apabila kualitas dan kuantitas layanan publik tidak
mengalami peningkatan. Pemerintah daerah harus mampu menjalankan rumah
tangganya sendiri secara mandiri. Dalam rangka meningkatkan kemandiriannya,
pemerintah dituntut untuk meningkatkan pelayanan publik. Dengan tersedianya
fasilitas pelayanan public membuat masyarakat akan lebih aktif dan bergairah
dalam bekerja dan bertambahnya produktivitas masyarakat dan investor di
daerah, akan berdampak pada peningkatan PAD. (Mardiasmo, 2004).
2.3.3 Jumlah Penduduk
Adam Smith (dikutip oleh Santosa dan Rahayu, 2005) menjelaskan bahwa,
dengan didukung bukti empiris, pertumbuhan penduduk tinggi akan dapat
menaikkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi pasar baik pasar

7
dalam negeri maupun luar negeri. Santosa dan Rahayu (2005) mengatakan,
penambahan penduduk tinggi yang diiringi dengan perubahan teknologi akan
mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi.
Penambahan penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan dan bukan suatu
masalah, melainkan sebagai unsur panting yang dapat memacu pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya pendapatan dapat mempengaruhi
penduduk. Jika jtunlah penduduk meningkat mica pendapatan yang dapat ditarik
jugs meningkat.
Pendapatan suatu daerah dapat diperoleh dari aktifitas penduduk pada
perekonomian yang berupa penarikan pajak, retribusi, dan lain sebagainya.
Dengan adanya penduduk, memberikan dampak positif dalam meningkatkan
kegiatan perekonomian suatu daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
Seperti halnya yang telah dilakukan penelitian oleh Norfridwitya (2006:15) yang
menjelaskan pertumbuhan penduduk, besar kecilnya pendapatan dapat di
pengaruhi oleh jumlah penduduk. Apabila jumlah penduduk meningkat maka
pendapatan yang di terima akan meningkat karena adanya jumlah penduduk
yang produktif didalam perekonomian. Sedangkan pada Khusaini (2006:34)
menyebutkan bahwa, peranan pajak salah satu unsur pada PAD dan dalam
pembiayaan daerah yang sangat rendah, sangat bervariasi yang disebabkan
adanya perbedaan yang cukup besar dalam jumlah penduduk, kondisi geografis,
dan kemampuan masyarakat dalam mengelola perekonomian. Jadi, apabila
jumlah daerah mengalami peningkatan akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian yang pada waktu tertentu akan memberikan dampak
langsung terhadap perolehan pendapatan asli daerah, karena adanya
sumbangan pajak pendapatan penduduk ke pemerintah daerah.
2.3.4 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah salah satu elemen PAD yang memberikan kontribusi yang
besar terhadap penerimaan PAD. Menurut UU no. 34 Tahun 2000 adalah iuran
wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

8
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau berbagai literatur
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang di ambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) berupa Dokumen
Kota/Kabupaten Dalam Angka pada tahun 2014 dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) tahun 2014. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah:
1. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
GERBANGKERTASUSILA tahun 2014
2. Pengeluaran Pemerintah Daerah GERBANGKERTASUSILA tahun 2014
3. Jumlah Penduduk GERBANGKERTASUSILA tahun 2014
4. Pajak Daerah GERBANGKERTASUSILA tahun 2014
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) GERBANGKERTASUSILA tahun 2014

3.2 Metode Analisis


Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan regresi linear berganda yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB), Pengeluaran Pemerintah Daerah, Jumlah Penduduk, dan Pajak Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada kawasan GERBANGKERTASUSILA tahun
2014. Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk memproses analisis regresi linier
berganda ini adalah menggunakan Wolfram Mathematica 9.0.
Berikut ini adalah alur dalam metode analisa pada makalah penelitian ini:

Penetapan Mencari data- Kesimpulan


Membuat Memproses Interpretasi
tujuan data terkait dan hasil
tabulasi data data data
penelitian penelitian penelitian

9
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan proses analisa yang telah dilakukan mengenai pengaruh jumlah


penduduk, pengeluaran pemerintah daerah, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), dan
pajak terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) studi kasus GERBANGKERTASUSILA (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) tahun 2014 menggunakan software
Wolfram Mathematica 9.0 diperoleh persamaan regresi linier berganda yang diperoleh:
Y = 1.277730615512205 1018 9.126944180518997 1011 + 9888557.947798875
5910.656357346643 + 2.5347529573298444
Dimana :
Y : variable dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah
a : Jumlah Penduuduk
b : Pengeluaran Pemerintah Daerah
c : PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
d : Pajak
a, b, c dan d merupakan variable independen
Dari persamaaan regresi linier berganda diatas dapat diinterpretasikan bahawa:
Konstanta sebesar 1.277730615512205 1018 memiliki arti apabila tidak ada nilai pada
jumlah penduduk, pengeluran pemerintah daerah, PDRB dan pajak atau keempat variael
independen bernilai 0, maka nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sebesar Rp.
1277730615512205000,-
Koefisien jumlah penduduk sebesar 9.126944180518997 1011 memiliki arti bahwa
setiap penambahan 1 jiwa penduduk, maka terjadi pengurangan nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 912694418051,8997,-
Koefisien Pengeluaran Pemerintah Daerah sebesar 9888557.947798875 memiliki arti
bahwa setiap penambahan 1 (Rp.) pengeluaran pemerintah daerah, maka terjadi
penambahan nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp9888557.947798875,-
Koefisien PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sebesar 5910.656357346643 memiliki
arti bahwa setiap penambahan 1 (Rp.) PDRB, maka terjadi pengurangan nilai dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 5910.656357346643,-
Koefisien pajak sebesar 2.5347529573298444 memiliki arti bahwa setiap penambahan 1
(Rp.) pajak, maka terjadi penambahan nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
sebesar 2.5347529573298444 ,-

Keberadaan jumlah penduduk, pengeluaran pemerintah daerah, PDRB (Produk


Domestik Regional Bruto), dan pajak sangat berpengaruh terhadap PAD (Pendapatan Asli
Daerah) studi kasus GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan) tahun 2014. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Adjustmen RSquared
yaitu sebesar 0.999985 dimana semakin besar nilai R-Squared maka semakin tinggi pengaruh
independen terhadap variabel dependen (yang memiliki range nilai 0-1). Atau dengan kata
lain tingkat kebaikan model untuk menjelaskan variable adalah sebesar 99%, sisanya dijelaskan

10
oleh variable selain jumlah penduduk, pengeluaran pemerintah daerah, PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto), dan pajak. Kemudian untuk mengetahui nilai signifikansi dari
masing-masing variable independen terhadap variable dependent diketahui dari hasil
Anovatable pada kolom P-Value dengan ketentuan variable berpengaruh signifikan ketika
memiliki nilai P-Value < 0.05. Berikut ini hasil Aovatable yang diperoleh:

Gambar 1 Anovatable hasil analisis

Sumber : Hasil Analisis, 2016

a. Jumlah Penduduk sebagai variable a


Variable ini berpengaruh signifikan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah)
GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan)
tahun 2014 dengan nilai P-Value < 0.05 yaitu sebesar 0.00283082. Karena pada
kenyataannya keterlibatan penduduk dalam kontribusi PAD suatu daerah sangat tinggi,
bahkan penambahan jumlah penduduk merupakan salah satu hal yang dibutuhkan
sebagai unsur penting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, juga akan memberikan dampak
langsung terhadap perolehan pendapatan asli daerah, karena adanya sumbangan pajak
pendapatan penduduk ke pemerintah daerah.

b. Pengeluaran Pemerintah Daerah sebagai variable b


Nilai P-Value menunjukkan angka 0.00768731 yang artinya pengeluaran pemerintah
daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah)
GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan)
tahun 2014, karena nilai tersebut < 0.05. Salah satu bentuk pengeluaran pemerintah
digunakan untuk penyediaan berbagai layanan public yang erat kaitannya dengan
optimalisasi penerimaan PAD.

c. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sebagai variable c


Variable PDRB memiliki nilai P-Value < 0.05 yaitu sebesar 0.0122925 artinya PDRB
berpengaruh signifikan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) GERBANGKERTASUSILA

11
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) tahun 2014, Variable PDRB
menentukan besarnya PAD secara signifikan.

d. Pajak sebagai variable d


Sama seperti ketiga variable independen lainnya, variable pajak juga berpengaruh
signifikan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) GERBANGKERTASUSILA (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) tahun 2014 karena nilai dari P-
Value < 0.05 yaitu sebesar 0.00830964. Hal tersebut disebabkan karena pajak merupakan
salah satu sector yang membentuk PAD dengan kontribusi terbesar, sehingga apabila
pajak semakin besar PAD juga besar begitu sebaliknya.

12
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh Jumlah Penduduk,
Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun 2014, semua variable independent
berpengaruh secara signifikan terhadap variable depent terbukti dengan nilai P-Value
masing-masing variable independent < 0.05. Hasil interpretasi persamaan regresi lininer
berganda yang diperoleh adalah:
Apabila tidak ada nilai pada jumlah penduduk, pengeluran pemerintah daerah, PDRB
dan pajak atau keempat variabel independen bernilai 0, maka nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah sebesar Rp. 1277730615512205000,-
Setiap penambahan 1 jiwa penduduk, maka terjadi pengurangan nilai dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 912694418051,8997,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) pengeluaran pemerintah daerah, maka terjadi
penambahan nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
Rp9888557.947798875,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) PDRB, maka terjadi pengurangan nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebesar 5910.656357346643,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) pajak, maka terjadi penambahan nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah sebesar 2.5347529573298444 ,-

5.2 Rekomendasi
Setelah dilakukannya analisis, rekomendasi yang diberikan terkait Pendapatan Asli
Daerah (PAD) SWP GERBANGKERTASUSILA yaitu perlu adanya program pemerintah
dalam upaya peningkatan efektivitas pengeluaran daerah terutama untuk pembangunan
dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Iwan. 2014. Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Studi Kasus Kota Malang Tahun 1998-2012. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Hendarto, R. Mulyo. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah


(PAD) Kota Semarang.

Rosdiana, Novia. 2014. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja dan Investasi
Daerah Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2
(2014).

14
LAMPIRAN (OUTPUT ANALISA)

1. Data Penelitian

Tabel 1 Data Penelitian

2. Input data ke dalam software Wolfram Mathematica 9.0

Gambar 2 Input Data

3. Drop data, yaitu mengeluarkan data data yang tidak digunakan dalam tahapan analisa
dengan menghilangkan kolom pertama yang berisi nama Kota/Kabupaten dan baris
pertama mengenai keterangan dari masing-masing data.

Gambar 3 Proses Drop Data

15
4. Menentukan fungsi dengan memasukkan keseluruhan variable independen yang
disimbolkan angka sesuai jumlah variable, dalam studi kasus ini berjumlah 4 sehingga
digunakan huruf a,b,c dan d

Gambar 4 Proses penentuan fungsi

5. Menentukan fungsi normal dari studi kasus

Gambar 5 proses Fungsi Normal

6. Menentukan nilai RSquared sehingga akan diketahui seberapa besar tingkat kebaikan
model, semakin mendekati angka satu maka kebaikan model dalam menjelaskan
variable juga semakin besar dari studi kasus

Gambar 6 Nilai RSquared

7. Menentukan besar pengaruh masing-masing variable independent terhadap variable


dependent dengan ketentuan variable berpengaruh signifikan ketika memiliki nilai P-
Value < 0.05 dilihat melalui hasil Anovatable.

Gambar 7 Proses Anovatable

16

Vous aimerez peut-être aussi