Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis pengaruh Jumlah Penduduk,
Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun 2014 dengan tepat waktu. Tugas
ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Teknik
Analisa Kuantitatif.
Laporan ini merupakan penyampaian hasil pengaplikasian materi yang disajikan dalam
bentuk karya tulis. Wilayah yang menjadi objek survei penulis adalah lingkup wilayah
GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).
Makalah ini berisi pengaruh Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan
Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun
2014 dititinjau dari perencanaan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik
Analisa Kuantitatif serta kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dan membantu
dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri
serta kepada pembaca dalam rangka mengembangkan suatu kawasan perkotaan dimasa
mendatang. Pada akhirnya saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penelitian ..................................................................................................................... 15
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004 yang
mengatur tentang pemerintah daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, daerah mendapatkan peran
untuk mencukupi kebutuhan setiap daerahnya sendiri. Pelaksanaan keberhasilan
desentralisasi fiskal pada umumnya dilihat dari besar kecilnya kontribusi daerah dalam
Pendapatan Asli Daerah.
Diwujudkannya Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Gerbangkertosusila berdasarkan
Perda Provinsi Jawa Timur No.4/1996 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur dan PP
No.47/1996 tentang RTRW Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan antar daerah di Provinsi Jawa Timur, SWP Gerbangkertasusila memiliki
potensi besar dalam keberhasilan desentralisasi fiskal. Satuan Wilayah Pembangunan SWP
Gerbang Kertasusila dengan Kota Surabaya sebagai pusat SWP diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan masing-masing daerah, salah satunya dari hasil Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Kawasan Gerbangkertasusila mempunyai PAD per kapita yang cukup tinggi
dibanding kota/kabupaten lain di Jawa Timur.
Melihat pertumbuhan perekonomian di SWP Gerbangkertasusila, potensi sumber-
sumber penerimaan PAD yang berasal dari PDRB juga tidak dapat diabaikan. Masing-
masing kota/kabupaten memiliki sumber PDRB dari 9 sektor ekonomi yaitu (i) pertanian,
(ii) pertambangan dan penggalian, (iii) industri pengolahan, (iv) Listrik, gas, dan air bersih,
(v) Bangunan/kontruksi, (vi) perdagangan, Hotel, dan Restoran, (vii) pengangkutan dan
komunikasi,(viii) jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (ix) jasa-jasa. PDRB dapat
digunakan sebagai pengkuruan kemajuan sebuah perkonomian .
Selain memperkiran potensi PAD yang berasal dari PDRB, tolak ukur berhasilnya
desentralisasi fiskal juga dapat dihitung dari penerimaan pajak setiap kota/kabupaten.
Peran sektor pajak dengan memperluas cakupan pungutan pajak maupun efisiensi biaya
pemungutan akan menghasilkan keefektifan mekanisme pengelolaan daerah dan
menambah Pendapatan Asli Daerah.
Pada dasarnya agar pendapatan daerah tersebut dapat optimal, pemerintah setiap
kabupaten/kota juga harus memikirkan pengeluaran yang dilakukan. Agar dalam
pengeluaran pemerintah daerah dengan pendapatannya tidak terjadi defisit anggaran.
Karena pengeluaran pemerintah yang seimbang akan menciptakan kondisi perekonomian
yang baik. Pengelolaan pengeluaran pembiayaan ini berpengaruh terhadap jumlah
pendapatan asli daerah.
Terlepas dari tolak ukur finansial daerah, penduduk sebagai fokusan utama tujuan
pembangunan daerah juga tidak dapat diabaikan. Kuantitas dan kualitasnya secara tidak
langsung berpengaruh terhadap PAD. Semakin produktif penduduk tersebut maka
semakin lancarnya perputaran aktifitas perekonomian di daerah. Dengan semakin
berkembangnya perekonomian wilayah SWP Gerbangkertasusila akan berdampak juga
1
terhadap tarikan jumlah penduduk pada wilayah ini. Ketika kuantitasnya bertambah dapat
diindikasikan beban pemerintah daerah dalam membiayai daerahnya juga akan semakin
besar.
Oleh karena itu, Pendapatan Asli Daerah SWP Gerbangkertasusila dapat diasumsikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain :
besaran Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak. Sedangkan
PAD Kota Surabaya merupakan pendapatan secara riil yang didapatkan adanya berbagai
kebijakan untuk meningkatan pedapatan daerah serta harapan pemerintah pusat yaitu
pemerintah daerah lebih mampu dalam mengelola perekonomiannya dan tidak
bergantung pada pemerintah pusat.
1.2 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jumlah
Penduduk, Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila. Untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut adapun sasaran penelitian ini adalah :
Menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh PDRB terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
Menganalisis pengaruh pajak daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) selama tahun 2014 di SWP Gerbangkertasusila
1.3 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
linear berganda. Sedangkan data diambil dari sumber sekunder yaitu BPS dan dinas
terkait.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengidentifikasi pengaruh antara variabel
independen berupa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Pengeluaran
Pemerintah Daerah, Jumlah Penduduk, dan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Adapun variasi data diambil dari data sekunder berupa kota/kabupaten
pada Kawasan GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
dan Lamongan) pada tahun 2014.
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, metode penelitian
ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan yang menjelaskan bagian-bagian dari
makalah secara terperinci.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi teori-teori dan kajian dari berbagai literatur terkait
studi kasus yang diambil
BAB III METODE PENELITIAN, berisi metode pengumpulan data dan metode analisis
yang digunakan
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai hasil analisis dan
pembahasan penelitian
BAB V PENUTUP, merupakan bab paling akhir yang berisi tentang kesimpulan dari
hasil pembahasan dan rekomendasi yang diberikan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pendapatan
3. Pendekatan Pengeluaran
5
baik yang produktif atau tidak produktif. Penduduk yang produktif merupakan
harapan dari pemerintah daerah, semakin penduduk produktif maka semakin besar
kesempatan kerja yang tercipta, selain itu juga jumlah penduduk kota yang di
imbangi dengan SDM yang telah terdidik akan membantu membangun pemerintah
daerah. Oleh karena itu penduduk sangat menentukan perekonomian di
pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Jadi penduduk
diharapkan, tetapi di imbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian baru
yang kemudian pada jangka panjang akan lebih mengarah pada pembangunan
pemerintah.
Pada teori ekonomi publik tentang Pajak sendiri pada Peacock dan Wiseman
(dalam, Mangkoesoebroto, 2010: 173) merupakan, jumlah masyarakat mempunyai
suatu tingkat toleransi pajak, dan suatu tingkat pajak dimana masyarakat dapat
memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.
Selain itu karmer (dalam mankiw, 2006: 207) meyakinkan bahwa penduduk akan
mempengaruhi pemerintah daerah yang menjelaskan, apabila kemajuan teknologi
terjadi lebih cepat pada daerah dengan banyak jumlah penduduk sehingga ada
lebih banyak temuan, maka daerah dengan banyak jumlah penduduk akan
peningkatan pendapatan di dalam pemerintah daerah atau perkembangan yang
lebih cepat.
Adapun Hukum Wagner (dalam Mangkoesoebroto, 2010: 171) mengutarakan
bawah, dalam suatu perekonomian di dalam masyarakat, apabila jumlah
pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintahpun akan
meningkat karena disebabkan adanya penerimaan pendapatan yang melalui pajak
dan retribusi didalam kegiatan ekonomi.
2.2.4 Pajak Daerah
Prakosa (2003) Menjelaskan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh oran gpribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan pembanguna daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan UU dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Wewenang
pungutan pajak daerah berada ditangan pemerintah daerah. Menurut UU No. 28
tahun 2009, pajak daerah terdiri dari : (a) pajak hotel; (b) pajak restoran; (c) pajak
hiburan; (d) pajak reklame; (e) pajak penerangan jalan; (f) pajak parkir; (g) pajak air
tanah; (h) pajak bumi dan bangunan; (i) bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan.
6
2.3 Hubungan Faktor-Faktor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Hubungan PDRB Konstan terhadap daerah mempunyai dampak positif yang
disebabkan adanya dampak aktifitas perekonomian di 9 sektor ekonomi pada
daerah. Jika aktifitas ekonomi 9 sektor itu terjadi kenaikan, tidak dimungkinkan
akan mempunyai pengaruh besaran PAD daerah, karena bahwa beberapa sektor
domestik dapat digunakan untuk mengukur atau mengestimasi pada
peningkatan pendapatan asli daerah secara langsung, seperti halnya penelitian
Adi (2006; 6) menyimpulkan: setiap adanya kenaikan PDRB maka akan
memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap PAD didalam
pemerintah daerah.
Santosa dan Rahayu (2005) Mengatakan Hubungan antara PAD dengan PDRB
merupakan hubungan fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD.
Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah
daerah untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan
mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang
diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya.
2.3.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan program yang memerlukan
keterlibatan segenap unsur satu lapisan masyarakat. Peran pemerintah dalam
pembangunan adalah sebagai katalisator dan fasilitator tentu membutuhkan
berbagai sarana dan fasilitas pendukung, termasuk anggaran belanja dalam
rangka terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Pengeluaran
tersebut sebagian digunakan untuk administrasi pembangunan dan segaian lain
untuk kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting.
Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat
dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi.
Optimalisasi penerimaan PAD harus didukung dengan upaya peningkatan
kualitas layanan publik. Berbagai belanja yang dialokasikan pemerintah
hendaknya yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Masyarakat
tidak akan membayar apabila kualitas dan kuantitas layanan publik tidak
mengalami peningkatan. Pemerintah daerah harus mampu menjalankan rumah
tangganya sendiri secara mandiri. Dalam rangka meningkatkan kemandiriannya,
pemerintah dituntut untuk meningkatkan pelayanan publik. Dengan tersedianya
fasilitas pelayanan public membuat masyarakat akan lebih aktif dan bergairah
dalam bekerja dan bertambahnya produktivitas masyarakat dan investor di
daerah, akan berdampak pada peningkatan PAD. (Mardiasmo, 2004).
2.3.3 Jumlah Penduduk
Adam Smith (dikutip oleh Santosa dan Rahayu, 2005) menjelaskan bahwa,
dengan didukung bukti empiris, pertumbuhan penduduk tinggi akan dapat
menaikkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi pasar baik pasar
7
dalam negeri maupun luar negeri. Santosa dan Rahayu (2005) mengatakan,
penambahan penduduk tinggi yang diiringi dengan perubahan teknologi akan
mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi.
Penambahan penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan dan bukan suatu
masalah, melainkan sebagai unsur panting yang dapat memacu pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya pendapatan dapat mempengaruhi
penduduk. Jika jtunlah penduduk meningkat mica pendapatan yang dapat ditarik
jugs meningkat.
Pendapatan suatu daerah dapat diperoleh dari aktifitas penduduk pada
perekonomian yang berupa penarikan pajak, retribusi, dan lain sebagainya.
Dengan adanya penduduk, memberikan dampak positif dalam meningkatkan
kegiatan perekonomian suatu daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
Seperti halnya yang telah dilakukan penelitian oleh Norfridwitya (2006:15) yang
menjelaskan pertumbuhan penduduk, besar kecilnya pendapatan dapat di
pengaruhi oleh jumlah penduduk. Apabila jumlah penduduk meningkat maka
pendapatan yang di terima akan meningkat karena adanya jumlah penduduk
yang produktif didalam perekonomian. Sedangkan pada Khusaini (2006:34)
menyebutkan bahwa, peranan pajak salah satu unsur pada PAD dan dalam
pembiayaan daerah yang sangat rendah, sangat bervariasi yang disebabkan
adanya perbedaan yang cukup besar dalam jumlah penduduk, kondisi geografis,
dan kemampuan masyarakat dalam mengelola perekonomian. Jadi, apabila
jumlah daerah mengalami peningkatan akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian yang pada waktu tertentu akan memberikan dampak
langsung terhadap perolehan pendapatan asli daerah, karena adanya
sumbangan pajak pendapatan penduduk ke pemerintah daerah.
2.3.4 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah salah satu elemen PAD yang memberikan kontribusi yang
besar terhadap penerimaan PAD. Menurut UU no. 34 Tahun 2000 adalah iuran
wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
8
BAB III METODE PENELITIAN
9
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
10
oleh variable selain jumlah penduduk, pengeluaran pemerintah daerah, PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto), dan pajak. Kemudian untuk mengetahui nilai signifikansi dari
masing-masing variable independen terhadap variable dependent diketahui dari hasil
Anovatable pada kolom P-Value dengan ketentuan variable berpengaruh signifikan ketika
memiliki nilai P-Value < 0.05. Berikut ini hasil Aovatable yang diperoleh:
11
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) tahun 2014, Variable PDRB
menentukan besarnya PAD secara signifikan.
12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh Jumlah Penduduk,
Pengeluaran Pemerintah Daerah, PDRB dan Pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
studi kasus SWP GERBANGKERTOSUSILA tahun 2014, semua variable independent
berpengaruh secara signifikan terhadap variable depent terbukti dengan nilai P-Value
masing-masing variable independent < 0.05. Hasil interpretasi persamaan regresi lininer
berganda yang diperoleh adalah:
Apabila tidak ada nilai pada jumlah penduduk, pengeluran pemerintah daerah, PDRB
dan pajak atau keempat variabel independen bernilai 0, maka nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah sebesar Rp. 1277730615512205000,-
Setiap penambahan 1 jiwa penduduk, maka terjadi pengurangan nilai dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 912694418051,8997,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) pengeluaran pemerintah daerah, maka terjadi
penambahan nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
Rp9888557.947798875,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) PDRB, maka terjadi pengurangan nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebesar 5910.656357346643,-
Setiap penambahan 1 (Rp.) pajak, maka terjadi penambahan nilai dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah sebesar 2.5347529573298444 ,-
5.2 Rekomendasi
Setelah dilakukannya analisis, rekomendasi yang diberikan terkait Pendapatan Asli
Daerah (PAD) SWP GERBANGKERTASUSILA yaitu perlu adanya program pemerintah
dalam upaya peningkatan efektivitas pengeluaran daerah terutama untuk pembangunan
dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Iwan. 2014. Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Studi Kasus Kota Malang Tahun 1998-2012. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Rosdiana, Novia. 2014. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja dan Investasi
Daerah Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2
(2014).
14
LAMPIRAN (OUTPUT ANALISA)
1. Data Penelitian
3. Drop data, yaitu mengeluarkan data data yang tidak digunakan dalam tahapan analisa
dengan menghilangkan kolom pertama yang berisi nama Kota/Kabupaten dan baris
pertama mengenai keterangan dari masing-masing data.
15
4. Menentukan fungsi dengan memasukkan keseluruhan variable independen yang
disimbolkan angka sesuai jumlah variable, dalam studi kasus ini berjumlah 4 sehingga
digunakan huruf a,b,c dan d
6. Menentukan nilai RSquared sehingga akan diketahui seberapa besar tingkat kebaikan
model, semakin mendekati angka satu maka kebaikan model dalam menjelaskan
variable juga semakin besar dari studi kasus
16