Vous êtes sur la page 1sur 19

Struktur Bumi

A. Pengetahuan Awal Lapisan Bumi

Pengetahuan tentang lapisan dalam bumi sebagian besar didasarkan pada bukti tidak langsung.
Bukti-bukti tersebut didapatkan melalui penelitian-penelitian, terutama dengan cara geofisika.
Cara geofisika yang dipakai, yaitu dengan mengamati pola gelombang yang disalurkan ke
dalam bumi, dari gempa bumi, atau dari ledakan buatan. Salah satu peneliti yang berhasil
mengetahui lapisan dalam bumi adalah Andrija Mohorovicic (1909) seperti pada gambar di
bawah ini. Andrija Mohorovicic adalah orang yang menemukan teori Diskontinuitas
Mohorovicic (Mohorovicic Discontinuity).

Gambar. Andrija Mohorovicic, sumber: klik di sini

Diskontinuitas Mohorovicic berisi tentang cepat-rambat gelombang seismik di dalam bumi.


Cepat rambat gelombang seismik akan mengalami perubahan seiring dengan perbedaan
komposisi material dalam bumi. Perubahan kecepatan tersebut disebabkan oleh material dengan
densitas yang lebih tinggi pada kedalaman perut bumi. Semakin tinggi densitas suatu material,
semakin cepat pula gelombang seismik merambat melaluinya.

Material pembentuk bumi yang densitasnya lebih rendah, berada pada lapisan terluar,
kemudian dikenal sebagai kerak bumi. Material di bawahnya yang mempunyai densitas lebih
tinggi dikenal sebagai mantel bumi. Melalui perhitungan densitas yang teliti, Mohorovicic
menyimpulkan bahwa kerak samudera basaltik dan kerak benua granitik ditopang oleh material
yang serupa dengan batuan, seperti Peridotit.

Sampai saat ini, dalamnya lapisan kulit bumi belum mampu dijangkau oleh siapapun. Meskipun
demikian, para ahli sudah mampu menyimpulkan tentang lapisan yang menyusun kulit bumi.
kesimpulan tersebut berdasarkan dugaan-dugaan setelah mengamati dan menganalisis hasil
penelitian melalui uji coba rambat gelombang seismik di dalam bumi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, para ahli menyimpulkan tentang lapisan penyusun kulit bumi seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar. Visualisasi lapisan dalam bumi, sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012.

Gambar di atas menunjukkan salah satu bentuk visualisasi tentang lapisan penyusun bumi.
Lapisan penyusun atau struktur bumi terdiri dari tiga lapisan utama, yakni: lapisan inti, mantel,
dan kerak. Masing-masing lapisan memiliki ciri-ciri yang berbeda. Ciri-ciri tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.

B. Lapisan Bumi

Secara umum, lapisan penyusun kulit bumi dibagi menjadi 3, yaitu: lapisan kerak, selimut, dan
inti. Pembagian lapisan ini didasarkan atas sifat fisik dan kimia material penyusun lapisan-
lapisan tersebut. Penjelasan mengenai lapisan penyusun bumi akan diuraikan sebagai berikut.

1. Inti (core)
Lapisan inti disebut juga barisfer. Lapisan inti terdiri dari inti dalam yang padat dan inti luar
yang berbentuk likuid. Inti dalam komposisinya berupa besi (ferrum) dan nikel (niccolum)
sehingga disebut juga lapisan nife. Inti luar komposisinya berupa besi dan silikat.

Inti bumi memiliki jari-jari setebal 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900 km. Inti
dalam dan inti luar dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal 140 km. Inti bumi dibungkus oleh
mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg
Discontinuity.

2. Mantel atau Selimut

Lapisan mantel terletak di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini
berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. lapisan mantel tebalnya mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian
bawah mantel mencapai 3.000 C, tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Gambaran lapisan mantel dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar. Ilustrasi bagian dalam bumi, sumber: klik di sini

Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa
lapisan mantel terdiri dari 3 lapisan, yaitu: litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Ketiga lapisan
tersebut memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda. Penjelasan mengenai ketiga lapisan
tersebut, secara lengkap diuraikan sebagai berikut.
a. Litosfer

Litosfer merupakan lapisan terluar dari mantel bumi dan tersusun atas materi-materi padat,
terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu
lapisan sial dan lapisan sima.

Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O. Batuan yang terdapat dalam
lapisan sial antara lain: Granit, Andesit, dan batuan metamorf.
Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima
lebih besar daripada lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan
magnesium.

b. Astenosfer

Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini tebalnya 100-
400 km. Lapisan ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Tingginya suhu di
lapisan ini (mencapai antara 1.400oC sampai 3.000oC) menyebabkan semua materi dalam
keadaan cair atau semicair.

c. Mesosfer

Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya
2.400 sampai 2.700 km. Mesosfer tersusun dari campuran batuan basa dan besi. Secara fisik,
material mesosfer bersifat padat. Gambar di bawah ini dapat menjelaskan tentang karakteristik
lapisan mantel.
Gambar. Pembagian lapisan mantel, sumber: klik di sini

Gambar di atas menunjukkan pembagian lapisan penyusun bumi yang didasarkan pada sifat
fisik dan kimia materialnya. Secara kimia, bumi terbagi dalam 3 lapisan, yaitu: lapisan inti,
mantel, dan kerak. Silikat merupakan material penyusun kerak dan mantel, sedangkan besi
sebagai material penyusun inti. Sebaliknya, secara fisik bumi terbagi menjadi 5 lapisan, yaitu:
lapisan inti dalam, inti luar, mesosfer, astenosfer, dan litosfer. Kelima lapisan tersebut
dibedakan bentuk fisiknya, yaitu: padat dan cair.

3. Kerak

Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Lapisan kerak bumi
tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan basa dan asam. Tebal lapisan ini berbeda
antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km,
sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100C. Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity (lihat gambar
1.5). Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak samudera dan benua.
Gambar. Ilustrasi posisi lapisan moho, sumber: klik di sini

a. Kerak samudera

Kerak samudera memiliki ketebalan sekitar 0-5 km atau bersamaan dengan air di atasnya
sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak bumi yang menyusun
lantai dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar 65% dari luas kerak bumi. Kedalaman dari
kerak samudera ini rata-rata sekitar 4.000 meter dari permukaan air laut, meskipun pada
beberapa palung laut kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km.

Batuan yang menyusun kerak samudera bersifat basa atau mafik. Bagian atas dari kerak
samudera dengan ketebalan sekitar 1,5 km disusun oleh batuan yang bersifat basa atau basaltik,
sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan batuan beku Gabro. Permukaan
kerak samudera ditutupi oleh endapan sedimen dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.

Serpentinit adalah batuan yang berasal dari lantai dasar samudera. Singkapan batuan
Serpentinit yang ada di Karangsambung merupakan contoh nyata dari material penyusun kerak
samudera. Serpentinit termasuk batuan metamorf yang berasal dari batu ultra basa hasil
pembekuan magma pada kerak samudera. Batu ultrabasa sendiri batuan asalnya dari Peridotit
dan Dunit. Serpentinit banyak mengandung mineral Olivin yang menyebabkan berwarna hijau.
Contoh batuan Serpentinit dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar. Singkapan batuan serpentinit di Karangsambung, sumber: klik di sini

Gambar di atas menunjukkan singkapan Serpentinit di Formasi Pucangan. Batu-batu ini


berubah ketika bersentuhan dengan air laut. Batu ultrabasa bergerak bersama lempeng
samudera, kemudian masuk zona subduksi. Selanjutnya, terjadi penunjaman disertai
metamorfosa kedua menjadi batu Serpentinit. Akhirnya, batuan tersebut muncul ke luar perut
bumi disertai retak-retak dikarenakan tekanan.

b. Kerak Benua

Mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak benua yang utama adalah
granit. Batuan ini tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua atau kerak kontinen, merupakan
kerak bumi yang menyusun daratan atau benua. Kerak benua ini menyusun sekitar 79% dari
volume kerak bumi. Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter dari
permukaan laut, meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih dari 8000 meter.

Batuan yang menyusun kerak benua pada umumnya granitik atau yang bersifat asam. Bagian
atas dari kerak benua ini disusun oleh batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen.
Adapun secara keseluruhan batuan beku dan batuan metamorf menyusun sekitar 95%, sisanya
yang 5% merupakan batuan sedimen.(d3d1sasmito)

Referensi:

Lutgens, Frederick K & Tarbuck, Edward J. 2012. Essentials of Geology 11th. New
Jersey: Pearson Prentice Hall. Pearson Education, Inc.
Mc Knight, Tom L & Hess, Darrel, 2008. Physical Geography: A Landscape
Appreciation 9th . Pearson Prentice Hall.
Sistem Tata Surya

Cobalah kamu menengadah ke angkasa pada malam hari. Benda-benda apa saja yang terlihat olehmu? Tentu
saja kamu akan melihat ribuan benda langit. Benda-benda langit yang berkedip-kedip disebut bintang, tetapi ada
juga yang tidak berkedap-kedip yang disebut planet.

Di abad modern ini, banyak para ilmuan sering mengadakan penelitian, seperti penelitian di bidang astronomi.
Dengan penelitian-penelitian di bidang astronomi, kita mampu mengenal tentang tata surya.

Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet,
meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan
planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Peredaran benda langit yang berupa planet
dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit)
berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar
planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya yang
disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.

Matahari

Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu
bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan
ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.

Planet

Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada sembilan planet dalam tata surya, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Secara umum planet-planet
bergerak dari barat ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi
yang berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang
diterima dari matahari. Pada tanggal 24 Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha,
Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet. Bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama Pluto
diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata
surya terdapat 8 planet. Ukuran antara planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap
matahari. Planet yang terdekat terhadap matahari mempunyai kala revolusi terkecil.

Komet

Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa
adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang
sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat
terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet, yaitu: 1) inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tetapi padat tersusun
dari debu dan gas. 2) koma, yaitu daerah kabut di sekeliling inti. 3) ekor komet, yaitu bagian yang memanjang
dan panjangnya mampu mencapai satu satuan astronomi (1SA = jarak antara bumi dan matahari). Arah ekor
komet selalu menjauhi matahari. Hal itu dikarenakan ekor komet terdorong oleh radiasi dan angin
matahari.132Kebanyakan komet tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus dengan menggunakan
teleskop. Komet yang terkenal adalah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul
setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut sebagai bintang berekor.

Asteroid

Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang terletak di antara orbit Mars dan Yupiter.
Asteroid disebut juga planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama adalah Ceres yang
ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati
bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.

Meteoroid

Meteoroid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan
ini banyak mengandung unsur besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer bumi karena pengaruh
gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan panas yang membakar habis batuan-batuan itu
sebelum sempat mencapai permukaan bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan
atmosfer bumi dan habis terbakar sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Adapun batuan-batuan
yang tidak habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut meteorit. Ada sebuah meteorit yang jatuh di
Arizona USA dengan ukuran yang sangat besar hingga membentuk sebuah kawah. Kawah tersebut dinamakan
Kawah Barringer. Contoh meteorit dapat dilihat di Museum Geologi, Bandung.

Bulan

Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari
matahari bersamaan dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian
bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada di dalam tata surya tersusun secara
rapi. Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi karena adanya gaya gravitasi
pada masing-masing benda langit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan
benda-benda langit teratur adalah gaya gravitasi.

Karakteristik Matahari

Orang-orang zaman dahulu untuk dapat mencari dan menentukan arah dengan melihat rasi bintang di langit.
Tahukah kamu bintang apakah yang paling dekat dengan bumi?

Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga
yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain. Bintang
adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri (sumber cahaya). Matahari dan bintang mempunyai
persamaan, yaitu dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari merupakan sebuah bintang yang tampak sangat
besar karena letaknya paling dekat dengan bumi. Matahari memancarkan energi yang sangat besar dalam
bentuk gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet tersebut adalah gelombang cahaya tampak, sinar
X, sinar gamma, sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan gelombang mikro.

Sumber energi matahari berasal dari reaksi fusi yang terjadi di dalam inti matahari. Reaksi fusi ini merupakan
penggabungan atom-atom hidrogen menjadi helium. Reaksi fusi tersebut akan menghasilkan energi yang sangat
besar. Matahari tersusun dari berbagai macam gas antara lain hidrogen (76%), helium (22%), oksigen dan gas
lain (2%).

Lapisan-Lapisan Matahari

Matahari adalah bola gas pijar yang sangat panas. Matahari terdiri atas empat lapisan, yaitu inti matahari,
fotosfer, kromosfer, dan korona.

a. Inti Matahari. Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari. Pada bagian ini terjadi reaksi fusi sebagai
sumber energi matahari. Suhu pada inti matahari dapat mencapai 15000000 derajat celcius. Energi yang
dihasilkan dari reaksi fusi akan dirambatkan sampai pada lapisan yang paling luar, yang kemudian akan
terealisasi ke angkasa luar.

b. Fotosfer. Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu
memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mampu mencapai lebih kurang 16.000 derajat C dan
mempunyai ketebalan sekitar 500 km.

c. Kromosfer. Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer
mempunyai ketebalan 16.000 km dan suhunya mencapai lebih kurang 9.800 derajat C. Kromosfer terlihat
berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.

d. Korona. Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Suhu korona mampu mencapai lebih kurang
1.000.000 derajat C. Warnanya keabu-abuan yang dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat
suhunya yang sangat tinggi. Korona tampak ketika terjadi gerhana matahari total, karena pada saat itu hampir
seluruh cahaya matahari tertutup oleh bulan. Bentuk korona, seperti mahkota dengan warna keabu-abuan.

Gangguan-Gangguan pada Matahari

Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-gangguan pada
matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi). Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas
panas dari inti matahari ke permukaan. Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan bergumpal-gumpal.
b. Bintik Matahari (Sun Spot). Bintik matahari merupakan daerah tempat munculnya medan magnet yang
sangat kuat. Bintik-bintik ini bentuknya lubang-lubang di permukaan matahari di mana gas panas menyembur
dari dalam inti matahari, sehingga dapat mengganggu telekomunikasi gelombang radio di permukaan bumi.

c. Lidah Api Matahari. Lidah api matahari merupakan hamburan gas dari tepi kromosfer matahari. Lidah api
dapat mencapai ketinggian 10.000 km. Lidah api sering disebut prominensa atau protuberan. Lidah api terdiri
atas massa proton dan elektron atom hidrogen yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Massa partikel ini dapat
mencapai permukaan bumi. Sebelum masuk ke bumi, pancaran partikel ini tertahan oleh medan magnet bumi
(sabuk Van Allen), sehingga kecepatan partikel ini menurun dan bergerak menuju kutub, kemudian lama-
kelamaan partikel berpijar yang disebut aurora. Hamburan partikel ini mengganggu sistem komunikasi
gelombang radio. Aurora di belahan bumi selatan disebut Aurora Australis, sedangkan di belahan bumi utara
disebut Aurora Borealis.

d. Letupan (Flare). Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat menyebabkan
gangguan sistem komunikasi radio, karena letusan gas tersebut terdiri atas partikel-partikel gas bermuatan listrik.

Karakteristik Bumi

Merkurius

Planet merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari pada sistem tata surya, planet ini berukuran kecil
dan hampir tidak mempunyai atmosfer, akibatnya langit kelihatan gelap seperti di angkasa lepas. Permukaannya
dipenuhi kawah (tampak berlubang-lubang) seperti permukaan sebuah bulan. Pada siang hari, suhu di
permukaan merkurius sangat panas, mencapai 400oC dan sebaliknya suhu pada malam hari sangat dingin
hingga -200oC. Periode planet ini kira-kira 88 hari, sedangkan periode rotasinya 59 hari. Diameter planet ini
adalah 4.880 km, dengan jarak rata-rata Merkurius ke matahari 58 juta km.

Venus
Planet ini tampak sangat mengkilap karena memiliki atmosfer yang tebal seperti
awan putih yang menyelubungi permukaan venus. Awan ini terjadi akibat dari pembakaran asam sulfat panas.
Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin
terdapat kehidupan. Suhu siang hari dapat mencapai 500oC. Venus sering disebut bintang pagi atau bintang
senja karena terlihat berkilauan di timur pada saat terbit matahari dan saat tenggelam di ufuk barat. Arah rotasi
Venus berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama
daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari. Kala revolusi planet venus adalah 224,7 hari,
sedangkan kala rotasinya 244 hari dengan diameternya 12.100 km.

Bumi

Bumi merupakan planet ketiga berdasarkan jaraknya dari matahari dalam tata surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer)
yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultra ungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan
udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran
gravitasi planet lain. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diseliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi mempunyai
diameter sepanjang 12.756 kilometer.

Mars
Planet mars mempunyai permukaan berbatu-batu yang terlihat merah yang disebabkan oleh kandungan oksida
besi didalamnya, sedangkan warna lainnya yang berubah ditimbulkan oleh adanya angin yang mengangkat debu
dari permukaannya.Suhu permukaannya lebih dingin daripada suhu permukaan bumi karena letaknya yang lebih
jauh dari matahari. Jarak mars ke matahari kira-kira 227,9 km. Mars mempunyai kutub es yang diberi nama
Olympus dengan ketinggian 23.000 m dari permukaan tanah sekitarnya. Planet ini mempunyai 2 satelit, yaitu
Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 686 hari dalam mengelilingi matahari. Dalam mitologi Yunani,
Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera

Jupiter

Planet jupiter adalah planet yang terbesar dalam tata surya.Diameternya 13.000 km, dengan jarak rata-rata ke
matahari 778,3 juta km. Jupiter memiliki periode rotasi selama 10 jam dan periode revolusi adalah 11,86 tahun.
Awan yang berputar pada jupiter bergerak dengan kelajuan 200 mil per jam. Atmosfer jupiter terdiri dari hidrogen
(H), helium (He),metana (CH4), dan amonia (NH3). Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai
dengan 21oC. Seperti planet lain, Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63
satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons)

Saturnus
Saturnus merupakan planet yang mudah dibedakan dengan planet lainnya,
karena planet ini mempunyai cincin. Cincin tersebut adalah bongkahan-bongkahan es meteorit dengan lebar
402.000 km dan tebal 15 km dengan Suhu di permukaan Saturnus adalah -170 oC. Saturnus berevolusi dalam
waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus, dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain
berrevolusi, Saturnus juga berrotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit. Saturnus memiliki
kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus tersusun atas gas amoniak dan metana. Hal ini tentu
tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh
diantaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah
Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet
Merkurius), dan Iapetus.

Uranus

Planet Uranus ditemukan oleh Wiliam Herschel pada tahun 1781, planet ini terselubung kabut tebal terutama
terdiri dari gas metan. Garis tengahnya kira-kira empat kali garis tengah bumi. Uranus merupakan planet
pemantul cahaya matahari yang baik. Oleh karena itu kita dapat mudah melihat planet itu berwarna biru.
Keunikan planet ini adalah poros putaranya hampir berimpit dengan bidang edarnya. Jarak rata-rata ke matahari
2.369 juta km. Kala revolusi planet uranus adalah 84 tahun, dengan kala rotasinya 17,25 jam Uranus memiliki
diameter mencapai 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa Bumi. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan
dengan permukaan berwarna hijau dan biru. Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya Ariel, Umbriel,
Miranda, Titania, dan Oberon.

Neptunus
Neptunus merupakan saudara kembar dari Uranus yang ditemukan pada
Agustus 1846. Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Pada planet ini tidak
terdapat kehidupan dengan suhu permukaan planet -120 oC. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km
dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adaah 16,1 jam., sedangkan periode revolusi
adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat.
Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di
antaranya Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa.

Lapisan Kerak Bumi (Litosfer)

Litosfer adalah lapisan terluar kulit bumi (kerak bumi), memiliki ketebalan 1.200 km dan terdiri atas lapisan
Silisium dan Aluminium (SiAl) serta Silisium dan Magne-sium (SiMg).

Batuan Pembentuk Litosfer

1. Batuan beku: terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat proses pendinginan.

Batuan beku dalam (abisis, plutonis): pembekuan magma di dalam kulit bumi. Contoh: batu granit, diorit,
gabro.

Batuan beku korok (hypoabisis): pembekuan magma di celah-celah/retakan bumi. Contoh: batu granit
porfirit, seinit porfirit.

Batuan beku luar (effusif): pembekuan magma setelah mencapai permukaan. Contoh: andesit, basalt,
riolit, obsidian.
2. Batuan sedimen: terbentuk karena terjadinya pelapukan batuan yang kemudian terendapkan hingga
membentuk batuan.
a) Berdasarkan proses terjadinya

Sedimen klastik/mekanik: diangkut dari tempat asal kemudian diendapkan tanpa mengalami proses
kimiawi. Contoh: batu breksi (kerikil dengan sudut tajam), konglomerat (kerikil dengan sudut tumpul),
pasir.

Sedimen kimiawi: endapan hasil pelarutan kimiawi. Contoh: gips, batu garam.

Sedimen organik: dipengaruhi unsur organik. Contoh: batu bara, batu gamping.

b) Berdasarkan tenaga pengangkutnya Sedimen aquatis: diendapkan oleh air. Contoh: batu pasir, lumpur.

Sedimen aeolis: diendapkan oleh angin. Contoh: tanah loss, pasir.

Sedimen glasial: tenaga gletser., Contoh: morena, tanah lim.

Sedimen marine: oleh air laut., Contoh: delta.

c) Berdasarkan tempat diendapkannya

Sedimen teritis: di darat, contoh: tanah loss, batu tuff, breksi.

Sedimen fluvial: di dasar sungai, contoh: pasir.

Sedimen marine: di dasar laut, contoh: batu karang, batu garam.

Sedimen palludal/limnis: di rawa/danau, contoh: gambut, tanah lim.

Sedimen glasial: di daerah es, contoh: batu morena.

Sedimen marginal: di pantai.

3. Batuan metamorf/malihan: batuan beku endapan yang telah berubah sifatnya, pengaruh suhu tinggi, tekanan,
dan waktu.

Batuan metamorf kontak: adanya kontak atau pengaruh suhu tinggi atau dekat dengan magma. Contoh:
batu pualam (marmer) dari batu kapur.

Batuan metamorf dinamo: adanya tekanan lapisan di atasnya dalam waktu lama. Contoh: batu sabak
dari tanah liat antrasit.

Batuan metamorf pneumatolistis: pengaruh suhu tinggi, tekanan di sekitarnya dan waktu yang lama
serta masuknya.

Lapisan Udara Bumi (Atmosfer)


Atmosfer yaitu lapisan udara yang menyelimuti bumi. Lapisan udara tersebut ikut berotasi dan berevolusi.

Bagian-bagian udara

Udara tersusun atas campuran gas, debu dan uap air. Penyusun udara antara lain gas Nitrogen (N2) sebanyak
78 % yang Sangat penting untuk tumbuh-tumbuhan sebagai penyubur tanah, gas Oksigen (O2) sebanyak 21 %
Sangat penting untuk pembakaran makanan dalam tubuh melalui proses pernapasan, dan gas-gas mulia lainnya
(Argon, karbon dioksida, kripton, neon, hidrogen, helium dan lain sebagainya) 2. Lapisan-lapisan atmosfer
Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan bumi, lapisan atmosfer semakin tipis. Lapisan atmosfer dapat dibagi
menjadi:

1. Troposfer merupakan lapisan udara yang paling dekat dengan permukaan bumi, yang mempunyai
ketinggian sampai 10 km. Hampir 80% massa seluruh gas penyusun atmosfer berada pada lapisan ini.
Pada lapisan ini terjadi gejala cuaca, seperti suhu, tekanan udara, dan angin.

2. Stratosfer , berada di atas lapisan troposfer dengan ketinggian antara 10 km sampai 50 km dari
permukaan bumi. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang mempunyai daya serap yang kuat
terhadap radiasi sinar ultraviolet dari matahari.

3. Mesosfer, berada pada ketinggian 50 km sampai 80 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini terdapat
lapisan yang berfungsi melindungi bumi dari meteor, dengan cara mmbakar setiap meteor yang masuk
ke atmosfer bumi.

4. Termosfer, berada pada ketinggian 80 km sampai 480 km dari permukaan bumi. Pada lapisan terdapat
lapisan ionosfer pada ketinggian 80 km sampai 360 km. Pada ionosfer terjadi ionisasi yang
memantulkan partikel ion. Partikel ini berfungsi sebagai pemantul gelombang suara dan cahaya dari
bumi, sehingga digunakan untuk pemancar gelombang radio.

5. Eksosfer, lapisan terakhir penyusun atmosfer bumi, yang paling luar. Pada lapisan ini hampir tidak ada
tekanan udara. Akibatnya molekul-molekul gas pada lapisan ini dapat meninggalkan atmosfer menuju
angkasa luar.

Pemanasan Udara oleh Matahari


Sinar matahari yang sampai ke atmosfer, 36% dipantulkan kembali ke angkasa, 19% diserap dan 45% sampai
ke permukaaan bumi. Panas yang sampai ke permukaan bumi inilah yang memanasi daratan, lautan, tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Panas yang sampai ke bumi sebagian besar diserap bumi dan sebagian kecil dipantulkan.
Factor yang menentukan banyaknya sinar matahari yang diserap antara lain:

1. Sifat muka bumi

2. Kemiringan sinar matahari

3. Lama penyinaran

4. Keadaan awan

Sinar yang diserap oleh bumi, hampir semuanya dipancarkan kembali sehingga menyebabkan suhu
dipermukaan bumi stabil.

Cuaca

Cuaca yaitu keadaan lapisan udara troposfer di suatu tempat yang tidak luas pada saat tertentu dan dalam kurun
waktu tertentu. Adapun cuaca rata-rata pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lama di sebut iklim.
Unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca:

1. suhu udara

2. tekanan udara

3. kelembapan udara

4. arah dan kecepatan angin

5. awan

6. curah hujan

Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan gejala kenaikan suhu di muka bumi. Hal ini dikarenakan jumlah karbon dioksida
makin naik seiring dengan kemajuan teknologi antara lain pemakaian bahan bakar fosil pada mesin-mesin
industri dan makin berkurangnya populasi tumbuhan. Peningkatan kandungan karbon dioksida dapat
menghasulkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan suhu atmosfer bumi semakin naik dan akhirnya akan
mengakibatkan es di kutub mencair. Pemanasan global juga dapat disebabkan oleh penggunaan freon (CFC)
yang dapat mengikis lapisan ozon.

Vous aimerez peut-être aussi