Vous êtes sur la page 1sur 6

AKIBAT BERUAT MAKSIAT

1. Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah nur yang diberikan Allah ke suatu hati,
sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam Malik pernah
berkata kepada Imam Syafii muridnya: Sungguh aku telah melihat Allah memberikan
nur ke hatimu, maka jangan engkau matikan dengan kemaksiatan.

2. Kehilangan jatah rizkinya. Nabi bersabda: Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan
rizkinya sebab dosa yang dilakukannya. (HR. Ahmad dan Hakim dari Tsauban)

3. Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya. Dia akan
kehilangan kelezatan maiyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai dengan kenikmatan
duniawi. Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa mengobati kekeringan
jiwa seseorang.

4. Dia juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya dengan para pelaku kebaikan.
Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan manusia baik.

5. Semua perkaranya menjadi semakin susah. Maka dari itu, ia akan selalu mendapati
pintu tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa akan selalu
menemukan way out dari segala urusannya. Allah berfirman yang artinya: Siapa saja
yang bertakwa kepada Allah, maka Allah mejadikan segala urusanya menjadi lebih
mudah. (l

6. Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia merasakannya seperti saat berjalan pada
malam kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di matanya, lalu menjalar ke
mukanya dan akhirnya akan diketahui oleh semua orang.

7. Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati seseorang. Maka dari itu, ia tidak
memiliki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat kegentingan yang
memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya.
8. Kehilangan ketaatan dan banyak pahala. Karena dengan dosa tersebut, ia terhalang
untuk melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal ketaatan itu jauh lebih baik
daripada dunia seisinya.

9. Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan menghilangkan keberkahannya. Karena amal


kebajikan itu menambah umur seseorang maka kemaksiatan (amal bejat) dapat
mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang adalah waktu hidupnya. Sedangkan hidup
tidak berarti kecuali dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya, merasa nikmat
dengan mencintai dan mengingatNya serta lebih mendahulukan ridhaNya.

10. Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa. Sebagian ulama berkomentar:


Termasuk balasan amal buruk (maksiat) adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan
balasan amal baik (hasanat) ialah amalan baik selanjutnya.

11. Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya. Karena maksiat itu akan menguatkan
keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.

12. Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang biasa. Lalu lenyaplah rasa benci
kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya menjadi apatis tidak
menghiraukan suara dan pandangan masyarakat.

13. Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata Tuhan dan masyarakatnya. Allah
berfirman yang artinya: Dan siapa saja yang dihinakan oleh Allah, maka tidak ada lagi
yang memuliakannya. (QS. Al-Hajj: 18)

14. Kesialan akan menghantui pelakunya.

15. Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena kehormatan dan kemuliaan itu berada
pada naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang artinya: Siapa saja yang
menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik Allah. (QS.
Fathir: 10)

16. Kemaksiatan merusak otak. Karena pikiran itu memiliki nur sedangkan maksiat
fungsinya adalah memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah
kebriliannya.

17. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket di hati pelakunya dan
menjadikannya orang yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan ayat yang artinya:
(QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa di atas dosa.

18. Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat Rasulullah . Maka sungguh amat
merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang amat mustajab doanya.

19. Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para
malaikat.

20. Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam kerusakan bumi. Allah
berfirman yang artinya: Sungguh telah tampak jelas kerusakan di daratan dan lautan
sebab tingkah polah manusia (dengan dosanya) agar merasakan akibat tindakannya
tersebut dan mau kembali. (QS. Ar-Rum: 11)

21. Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam hati. Padahal ghirah itu merupakan
energi dan penawar hati. Manusia termulai adalah yang paling hebat kadar ghirahnya,
utamanya pada diri sendiri , keluarga dan seluruh umat.

22. Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu. Malu merupakan inti kehidupan hati
seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia kehilangan banyak hal. Nabi
bersabda: Rasa malu itu adalah kebaikan seluruhnya. (HR. Muslim)
23. Demikian pula dapat melemahkan rasa pengagungan terhadap Allah dalam hati
seseorang dan menghilangkan kewibawaanya di mata manusia. Karena termasuk balasan
dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan di mata orang lain, baik ia rela
atau tidak. Akhirnya ia tidak memiliki harga di mata mereka.

24. Kemaksiatan termasuk salah satu faktor dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang
dengan hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu, kebinasaan dan kehancuran saja yang
akan didapat. Allah berfirman yang artinya: Waha orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat apa yang telah
dipersembahkan untuk esok dan sekali lagi bertakwalah kepada Allah. Karena
sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja yang kalian kerjakan. Dan janganlah
kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan jiwa mereka.
Mereka itu adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Hasyr: 18-19)

25. Dosa dan maksiatu itu memperlemah jalan seseorang menuju Allah dan akhirat dan
bahkan menyebabkannya terputus.

26. Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena
termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenimatan yang datang
dan memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya, seorang hamba selalu
dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak mendapati malapetakan
melainkan karena dosa pula. Allah berfirman yang artinya: (QS. Al-Anfal: 53)
seorang penyair bersenandung:

27. Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah

28. karena kemaksiatan itu menghilangkan kenikmatan-kenikmatan

29. Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan menaatiNya

30. karena siksa dan ancamanNya amatlah cepat


31. Sebab kemaksiatan, Allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya.
Karena ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang memasukinya akan
mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku
kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran, sebab
dihantui perasaan dosanya terus menerus.

32. Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang dari komitmen dan konsisten kepada
inhiraf (melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu amat besar seperti sakit atas
badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya
bisa sembuh dengan meninggalkannya.

33. Kemaksiatan itu mematikan mata hati, meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu
dan menghalangi pintu hidayah.

34. Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal
taat mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya. Allah berfirman yang
artinya: Sungguh telah berbahagia orang yang (QS. As-Syams: 9-10)

35. Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang di sisi Allah dan di mata manusia.
Karena orang termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan yang paling
dekat denganNya ialah orang yang paling taat kepadaNya.

36. Kemaksiatan merampas nama terpuji dan kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat
mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi mendapatkan predikat
pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dll.

37. Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu
terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua faktor keburukan.
38. Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-keberkahan, baik keberkahan umur, rizki,
ilmu, pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan menghilangkan keberkahan agami dan
duniawi.

39. Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina. Padahal memiliki peluang menjadi
lebih terhormat. Nabi bersabda: Aku diutus dihadapan hari Kiamat. Rzkiku berada di
bawah tombakku dan ditimpakan orang yang tidak menaatiku kehinaan dan kekerdilan.
(HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr)

40. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari
itu, setan lebih berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas, kesedihan dan
kesusahan. Demikian pula setan manusia dan hewan lain.

41. Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam hal yang amat diperlukannya. Baik itu
dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada yang lebih
mulia.

42. Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya terhadap dirinya sendiri. Jika ia
melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya. Allah
berfirman yang artinya: Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan
Allah lalu Allah lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik.
(Al-Hasyr: 19). Juga dalam ayat: Mereka lupa Allah, maka Allah lupa mereka. (At-
Taubah: 67)

43. Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para penolongnya. Maka ia akan lebih dekat
kepada setan.

44. Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit di dunia, kubur dan siksa pedih di
akhirat. Allah berfirman yang artinya: Dan siapa saja yang berpaling dari mengingatKu,
maka sungguh ia akan menemui kehidupan susah. (Thoha: 124)

Vous aimerez peut-être aussi