Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Kata arsitektur dalam bahasa Yunani archi yang berarti kepala, ketua dan
tecton yang berarti tukang, sehingga architecton berarti kepala tukang, merujuk ke-
pada profesi, kemahiran dan keahlian menukang dalam hal bangunan.Pekerjaan
merancang dengan memperhitungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
rancang bangun, sehingga menjadikan arsitektur sebagi ilmu pengetahuan yang
menggabungkan seni dan teknologi. Arsitektur adalah cerminan dari kebudayaan,
oleh Karena itu, dari sebuah karya arsitektur, kita dapat mengetahui latar belakang
budaya satu bangsa, Hidayatun (2005)
1
BAB I
ARSITEKTUR KLASIK
A. Arsitektur Yunani
2
Gambar reruntuhan agora di Athena
3
Gambar Athens Parthenon, Yunani
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar
tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan)
gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-
bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan
struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa
(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepan-
nya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari
Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut diban-
gun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam
sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order.
4
Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani
Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)
5
Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesem-
purnaan, suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masya-
rakat Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:
- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, pa-
tung, dan arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan ke-
sempurnaan manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen ver-
tikal (kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geo-
metri yang sempurna
Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap
pertimbangan desainnya
6
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani
Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradi-
sional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pemban-
gunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka ma-
syarakat.
B. Arsitektur Romawi
7
saan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska (ne-
gara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,
menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan bebe-
rapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga
lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi be-
rupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi de-
8
nah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust
(bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pe-
mandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).
9
Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam bu-
dayanya bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora
bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik
Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru berupa par-
thenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai
dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua
kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru
batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani na-
mun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA
yang berbeda).
10
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (leng-
kungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
11
Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture
Predikat kata Klasik diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inhe-
ren (terkandung dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu me-
lekat dengannya) mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan
nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya
arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khu-
susnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.
Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh
yang sangat baik dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-
hatian dan seksama mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-
ukurannya, disertai dengan kehalusan seni craftmanship. Perlu diketahui bahwa
bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi,
revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya
bisa mencapai lebih dari 200 tahun. Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius
12
ternyata berlanjut terus dalam jaman Arsitektur Klasik ini. Hal ini dapat kita jumpai
dalam buku Ensiklopedi Romawi yang disusun oleh Marcus T. Varro, dimana Iso-
dore dari Seville menguraikan dan mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga un-
sur/elemen bangunan yaitu DISPOSITIO, CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despo-
sitio adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan survai lapangan ataupun
pekerjaan pada tapak yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan
dengan elemen-elemen yang ditambahkan pada bangunan demi memenuhi hasrat
akan rasa keindahan melalui seni ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini me-
nunjukan sudah adanya pergeseran pandangan dari Teori Vitruvius. Lebih jauh Iso-
dore menyatakan apa itu order sebagai berikut: Kolom, dinamakan begitu karena
tinggi dan bulat, menopang seluruh berat
beban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama menyatakan bahwa le-
barnya adalah sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom yaitu : Doric, Ionic,
Tuscan dan Corinthian, yang berbeda-beda satu dengan yang lain dalam ketinggian
dan diameternya. Jenis ke-5, dinamakan ATTIC yang berpenampang persegi-4
ataupun lebih besar dan dibuat dari bata-bata yang disusun. (Isodore dalam Varro,
19xx).
Pendapat Isodore ini dapat merupakan sejumlah aturan dan norma bagi
karya-karya arsitektur sesudahnya. Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temu-
kan pada bangunan-bangunan gereja yang sedang mengawali pertumbuhan dan
perkembangan sebagai agama yang baru dan menyebar hampir keseuruh benua
Eropa saat itu. Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia Sophia yang digambar-
kan dalam suatu konteks urban saat itu sebagai berikut: Demikianlah bangunan Ge-
reja ini berusaha memberikan sajian bentuk yang menakjubkan. sebab gedung ini
menggapai keatas langit sampai awan dan begitu menonjol diantara bangunan-ban-
gunan yang lain, dari atas gereja ini dapat melihat kebawah keseluruh pelosok kota
Konstantinopel. Hagia Sophia adalah bentuk yang demikian menyatu dengan kota
Konstantinopel, tetapi dilain pihak sedemikian bersinar dan indah, serta megah, khu-
susnya dalam wawasan perspektivis Bird Eye View. Dan semuanya ini menjadi
lengkap dan sempurna dengan dipergunakannya bangunan ini untuk kegiatan upa-
cara keagamaan (Isodore dalam Varro, 19xx). Teori arsitektur Klasik ini kemudian
berlanjut hingga jaman Gothic. Dan untuk meresapkan dan mengerti Arsitektur
Gothic ini diperlukan gambaran suasana masyarakatnya pada saat itu dimana timbul
spirit kejiwaan yang berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi. Spirit ke-
13
jiwaan ini dituangkan dalam suatu tema cahaya ke-Ilahian dalam ruang arsitektur
(Ven, 1991), Kualitas ruang Arsitektur Klasik Gothic ini dinyatakan sebagai keinda-
han visual yang atmosferik, seperti diaphanitas (kesemrawangan), densitas (kepe-
katan), obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan). Gambaran ruang Arsitektur
Gothic ini juga dinyatakan sebagai konsep kecerlangan atau kebeningan yang an-
tara lain dapat dilihat pada bentuk-bentuk jendela khususnya bentuk jendela mawar
stained-glass (rosetta) ataupun karya seni kaca timah lainnya.
15
BAB II
ARSITEKTUR MODERN
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi yang
diterapkan pada bangunan.
2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari
alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan
hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi
dan segala bentuk pranatanya.
3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik
& estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu
satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan orna-
men ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern di-
ketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira kira tahun
1920 hingga 1960 .
16
Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari
bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara
mutlak.
17
digunakan fungsi apa saja. Typical Concept mulai berkembang yaitu ruang- ruang
dibuat standar dan berlaku universal.
Pemakaian bahan terutama baja, beton dan kaca dengan bentuk polos.
Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hu-
bungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya.
(gaya universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah di-
adakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux dArchitecture Moderne)
yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa,
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan za-
man mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern
serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasya-
rakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan san-
gat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNC-
TION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri se-
bagai berikut:
2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa
lampau (tanpa ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
Louis Sullivan.
18
Le Corbusier
Walter Gropius
2. PERIODE II (1930-1939).
Alvar Aalto
Arne Jacobsen
Oscar Niemeyer.
19
3. PERIODE III (1945 1958)
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-
an di sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam
hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi kompo-
nen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasiona-
litas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan ge-
jala ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat
Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan ar-
tistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen
dengan alasan antara lain:
20
3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan ba-
han-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas ber-
beda.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedo-
man mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai
bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada ke-
butuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin,
menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi ben-
tuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
21
Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah
dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya:
bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang
pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jika-
lau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, se-
gitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton prace-
tak. Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda
yaitu:
22
4. Sistem cantilever dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.
2. Aliran bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan, bila ada bagian yang perlu di-
tonjolkan akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Ali-
ran ini bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar
Aalto).
1. Aliran Brutalisme, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh
Le Corbusier pada bangunan Unite dHabitation di Marseilles. Bangunan yang
dibuat dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang ka-
sar, seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis terma-
suk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
23
Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris),
lebih mementingkan etika dari pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan
indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan
merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan
dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn,
Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebab-
kan oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya
sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien.
24
- Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tu-
juan semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
- Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi
empat.
- Konstruksi diperlihatkan.
- Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen
atau ditempel - tempel.
- Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
- Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan
sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di da-
lam bangunan.
25
Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang
sama.
Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari
Arsitektur Modern tetap dipakai.
Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,
Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Mod-
ern dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya
Gerakan Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan secara umum
yang sama yaitu menuntut kebebasan karena sebelum masa pemberontakan terse-
but pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai
pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian mahasiswa dihar-
gai. Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan munculnya
demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya cuma
merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri merupakan aliran Mod-
ern karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan , tampak dan struktur ban-
gunan,sedangkan Post Modern sautu mutasi karena mencoba memasukkan kembali
nilai-nilai sejarah dan tradisional dalam arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya san-
gat ditentang Modernisme.
Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks
pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan drama-
tis arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan
Less is More diubah menjadi Less is Bore oleh Venturi . Istilah Post Modern
pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan dalam konteks Arsitektur . Kemudian
dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949
dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk menggambar-
kan suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang
saling berdampingan satu dengan yang lainnya .
26
Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitek-
tur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post
modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca
modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan ha-
sil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.
Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian arsitek-
turpost modern, Charles Jencks memberikan daftar ciriciri sebagai berikut:
1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk
memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern,
ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur
post modern bisa lebih terarah dan sistematis.
a) Double coding of Style
Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu
: Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
b) Popular and pluralist
Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu,
tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gaga-
san tunggal.
c) Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentukbentuk yang ter-
cipta menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
d) Tradition and choice
Merupakan halhal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuai-
kan dengan maksud atau tujuan perancang.
e) Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum
(extern) Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami se-
cara umum.
f) Elitist and participative
Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis se-
perti dalam arsitektur modern.
27
g) Piecemal
Penerapan unsurunsur dasar, secara subsub saja atau tidak menyeluruh.
Unsurunsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain
lain.
h) Architect, as representative and activist
Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif
berperan serta dalam perancangan.
2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan seba-
gainya) yang khusus. Pengertian gaya gaya dalam arsitektur post modern
adalah suatu pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus men-
genai arsitektur post modern:
a) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsurunsur modern
dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan
contextual.
b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideologyideology dan ciriciri
post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampil-
kan perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati,
mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.
c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruangruang yang tercipta
akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior
dan lainlain.
d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional
dan bentuk-bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap ar-
tiinya.
e) Eclectic adalah Campuran langgamlanggam yang saling berintegrasi se-
cara kontinu untuk menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and
semaic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan
fungsi yang tidak mengacaukan fungsi.
h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan se-
suatu yang hidup dan kaya ornamen.
i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciriciri yang gamblang se-
hingga dapat memperjelas arti dan fungsi.
28
j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentukbentuk tertentu yang dite-
rapkan pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan
fungsi bangunan.
k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap
rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.
l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak un-
tuk lebih menikmatinya.
m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti
dan yang dikehendaki perancang.
3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain
dalam Arsitektur Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang menda-
sari Arsitektur Post Modern.
a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas
yang berkaitan dengan suatu lingkungan urban.
b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan
dalam perancangan.
c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.
d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.
e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asime-
tris-dinamis.
f) Street Building.
g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi
masih unity dalam fungsi.
h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang
berkesan keasimetrisan yang seimbang.
29
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-
gacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno
pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari
bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-bangunan klasik saat ini.
Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan ro-
mawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan
keahlian arsitektur handal.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-kla-
sik_21.html
http://rurucoret.blogspot.com/2008/12/architecture-modern.html
http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html
http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-arsitektur-modern/
31