Vous êtes sur la page 1sur 3

Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan

penurunan jumlah sel darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah
merah yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan
zat besi akan dibahas lebih dalam.

Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai
hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk mengikat dan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu juga berperan dalam
pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel
darah merah, penyebaran oksigen dan pembuangan karbondioksida akan terganggu.

Anemia jenis ini umum terjadi pada orang di segala usia, termasuk anak-anak, dengan penderita
wanita lebih banyak dibanding pria. Sebagian besar kasus anemia terjadi di negara yang masih
berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang
paling umum.

Anemia Di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi menjadi
salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita yang berada
pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia.
Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia di Indonesia:

Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat
besi orang Indonesia masih kurang karena kurangnya asupan yang bersumber dari nutrisi
hewani. Nasi dan bahan nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang
Indonesia, padahal daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang
tinggi. Keragaman menu makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang
cukup.
Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam
tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang
tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan
penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang
sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit
maag atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan
akan mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru berdampak pada turunnya
penyerapan zat besi.

Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung menderita anemia. Hal ini terjadi karena
banyaknya darah yang terbuang, inilah yang menjadi penyebab anemia pada wanita di masa
subur.

Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita
meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar dapat
tumbuh secara normal.

Gejala Yang Muncul Akibat Anemia Defisiensi Besi

Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada
penderita yang mengalami hampir semua gejala, sedangkan ada beberapa yang hanya merasa
lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:

Mudah atau lebih cepat lelah


Mudah tersinggung
Kurang berenergi
Muka pucat
Sesak napas
Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
Pusing dan sakit kepala
Kaki dan tangan terasa dingin
Sensasi kesemutan pada kaki
Lidah membengkak atau terasa sakit
Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
Sakit pada dada
Jantung terasa berdetak dengan cepat

Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut
rontok, dan nafsu makan yang menurun.

Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan
langkah diagnosis anemia.

Pengobatan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi

Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam
tubuh. Tindakan ini sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi
makanan juga perlu ditingkatkan, hal ini demi menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang
normal. Ada beberapa makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:

Hati ayam dan hati sapi


Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
Tahu dan tempe
Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot

Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan. Konsumsi
makanan yang tinggi kandungan zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk,
kiwi dan tomat.

Pada dasarnya, penyebab anemia bisa bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis,
penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada umumnya
mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh penderitanya.

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa
menyebabkan komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem
kekebalan tubuh manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.

Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat kinerja
jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik.

Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang
bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal, dan
lahir prematur.

Vous aimerez peut-être aussi